KOMPAS.com - Di media sosial, beredar sebuah video yang menginformasikan mengenai penyelundupan 30 ton organ ginjal berkedok pengiriman sayur ke Kamboja.
Narator dalam video menyebutkan, polisi mencegat sebuah truk dari Jepara menuju Medan.
Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi mengenai penyelundupan 30 ton ginjal berkedok pengiriman sayur ke Kamboja disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut teks yang tertera dalam video berdurasi sekitar 5 menit, yang diunggah salah satu akun pada Sabtu (2/8/2025):
Tertangkap, mobil box angkut 30 ton ginjal manusia
di duga, milik TKI ygn hilng skitar 2000 psang ginjal siap kirim
akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Sabtu (2/8/2025), mengenai penyelundupan 30 ton ginjal berkedok pengiriman sayur ke Kamboja.
(GFD-2025-28274) [HOAKS] Penyelundupan 30 Ton Ginjal Berkedok Pengiriman Sayur ke Kamboja
Sumber:Tanggal publish: 04/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com memastikan keaslian video menggunakan Hive Moderation.
Tools tersebut dapat membantu mengecek campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam suatu konten audio, video, gambar, bahkan teks.
Sampel suara narator teridentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Sejauh ini tidak ada pemberitaan mengenai kasus jual beli ginjal ke Kamboja mencapai 30 ton.
Adapun video yang beredar di Facebook merupakan potongan dari unggahan di kanal YouTube Bicara Saja yang diunggah pada 17 Juli 2025.
Video aslinya berdurasi 53 menit. Namun di bagian awal, pembuat video sudah memberi disclaimer atau penafian bahwa konten itu fiksi.
Berikut penafiannya:
Video ini dibuat untuk tujuan hiburan semata. Cerita, tokoh, dan kejadian dalam video ini adalah fiksi atau telah didramatisasi. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau peristiwa dengan kejadian nyata, itu semua semata-mata kebetulan dan tidak disengaja. Penonton diharapkan untuk menyikapi konten ini dengan bijak.
Namun disclaimer itu tidak disertakan dalam unggahan di Facebook sehingga mengaburkan kejernihan informasinya.
Adapun mengenai kasus jual beli ginjal ke Kamboja, pernah terjadi pada 2023.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menyampaikan, Indonesia telah mengirim nota diplomatik kepada Kamboja menyusul adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan ginjal jaringan internasional.
Sebelumnya, tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 tersangka sindikat jual beli ginjal ke Kamboja.
Mereka memberangkatkan korban donor untuk kemudian diambil ginjalnya ke Kamboja.
Namun kasus ini telah diselesaikan secara komprehensif atas kerja sama pemerintah Indonesia dan Kamboja.
Tools tersebut dapat membantu mengecek campur tangan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) dalam suatu konten audio, video, gambar, bahkan teks.
Sampel suara narator teridentifikasi memiliki probabilitas 99,8 persen dihasilkan oleh AI.
Sejauh ini tidak ada pemberitaan mengenai kasus jual beli ginjal ke Kamboja mencapai 30 ton.
Adapun video yang beredar di Facebook merupakan potongan dari unggahan di kanal YouTube Bicara Saja yang diunggah pada 17 Juli 2025.
Video aslinya berdurasi 53 menit. Namun di bagian awal, pembuat video sudah memberi disclaimer atau penafian bahwa konten itu fiksi.
Berikut penafiannya:
Video ini dibuat untuk tujuan hiburan semata. Cerita, tokoh, dan kejadian dalam video ini adalah fiksi atau telah didramatisasi. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau peristiwa dengan kejadian nyata, itu semua semata-mata kebetulan dan tidak disengaja. Penonton diharapkan untuk menyikapi konten ini dengan bijak.
Namun disclaimer itu tidak disertakan dalam unggahan di Facebook sehingga mengaburkan kejernihan informasinya.
Adapun mengenai kasus jual beli ginjal ke Kamboja, pernah terjadi pada 2023.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menyampaikan, Indonesia telah mengirim nota diplomatik kepada Kamboja menyusul adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan ginjal jaringan internasional.
Sebelumnya, tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 tersangka sindikat jual beli ginjal ke Kamboja.
Mereka memberangkatkan korban donor untuk kemudian diambil ginjalnya ke Kamboja.
Namun kasus ini telah diselesaikan secara komprehensif atas kerja sama pemerintah Indonesia dan Kamboja.
Kesimpulan
Video penyelundupan 30 ton ginjal berkedok pengiriman sayur ke Kamboja merupakan konten manipulatif.
Unggahan di media sosial bersumber dari konten kisah fiktif di YouTube. Suara narator dalam video juga teridentifikasi dihasilkan AI.
Kasus jual beli ginjal ke Kamboja pernah terjadi pada 2023, tetapi tidak ada catatan kasus atau mengenai pengiriman 30 ton ginjal.
Unggahan di media sosial bersumber dari konten kisah fiktif di YouTube. Suara narator dalam video juga teridentifikasi dihasilkan AI.
Kasus jual beli ginjal ke Kamboja pernah terjadi pada 2023, tetapi tidak ada catatan kasus atau mengenai pengiriman 30 ton ginjal.
Rujukan
- https://www.facebook.com/raffasyah.564400/videos/24059082793733258/
- https://www.facebook.com/reel/1112852694089849
- https://www.facebook.com/reel/1973044076772906
- https://www.facebook.com/reel/4106732149596785
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://www.youtube.com/watch?v=leG69zRYU94
- https://nasional.kompas.com/read/2023/08/01/18440041/kasus-jual-beli-ginjal-kemenlu-kirim-nota-diplomatik-ke-kamboja
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28273) [HOAKS] Tautan Pendaftaran PKH Mengatasnamakan Kominfo
Sumber:Tanggal publish: 04/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim sebagai akses untuk mendaftar program bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH).
Tautan itu berada dalam unggahan yang tayang pada akhir Juli 2025, dan mengatasnamakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Akan tetapi, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.
Tautan mengatasnamakan Kominfo yang diklaim untuk pendaftaran bansos PKH dibagikan oleh akun Facebook ini pada 31 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
BANSOS PKH 2024-2025
Anggaran 28,31 T untuk 10jt keluarga di seluruh Indonesia.
Bagi yang belum menerima bansos PKH langsung daftar kan diri anda sekarang juga melalui tautan resmi dari KOMINFO,
Link pendaftaran di bawah
Tautan itu berada dalam unggahan yang tayang pada akhir Juli 2025, dan mengatasnamakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Akan tetapi, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.
Tautan mengatasnamakan Kominfo yang diklaim untuk pendaftaran bansos PKH dibagikan oleh akun Facebook ini pada 31 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
BANSOS PKH 2024-2025
Anggaran 28,31 T untuk 10jt keluarga di seluruh Indonesia.
Bagi yang belum menerima bansos PKH langsung daftar kan diri anda sekarang juga melalui tautan resmi dari KOMINFO,
Link pendaftaran di bawah
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sejumlah kekeliruan pada informasi yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut.
Pertama, Kominfo sudah tidak eksis dan berganti nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Selain itu, PKH dikelola oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Kemudian, Kompas.com juga menemukan indikasi phishing atau pencurian data pribadi. Biasanya, pelaku akan memancing korban untuk memberikan data pribadinya.
Tautan itu mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan data diri dan nomor akun Telegram.
Informasi itu jelas keliru. Sebab, syarat utama untuk memperoleh berbagai jenis bantuan dari Kemensos adalah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, pendaftaran DTKS dapat dilakukan secara online via aplikasi Cek Bansos atau secara offline melalui kelurahan/desa.
Dokumen yang dibutuhkan antara lain, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta alamat email dan nomor telepon.
Pertama, Kominfo sudah tidak eksis dan berganti nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Selain itu, PKH dikelola oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Kemudian, Kompas.com juga menemukan indikasi phishing atau pencurian data pribadi. Biasanya, pelaku akan memancing korban untuk memberikan data pribadinya.
Tautan itu mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan data diri dan nomor akun Telegram.
Informasi itu jelas keliru. Sebab, syarat utama untuk memperoleh berbagai jenis bantuan dari Kemensos adalah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, pendaftaran DTKS dapat dilakukan secara online via aplikasi Cek Bansos atau secara offline melalui kelurahan/desa.
Dokumen yang dibutuhkan antara lain, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta alamat email dan nomor telepon.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan mengatasnamakan Kominfo yang beredar di Facebook dan diklaim untuk pendaftaran bansos PKH adalah hoaks.
Tautan tersebut terindikasi phishing dan mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan data diri serta nomor akun Telegram.
Tautan tersebut terindikasi phishing dan mengarah ke situs yang meminta pengunjung memasukkan data diri serta nomor akun Telegram.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0om5M7pq4bqcRBRk982i3QaBdBpuWpjGEhYusF3pzggRvwQgL7jeVHQuz23xKdL28l&id=61578378839279
- https://www.komdigi.go.id/
- https://www.kompas.com/jawa-barat/read/2025/07/30/101500488/ingin-dapat-bansos-dari-kemensos-ini-cara-daftar-dan-cek-dtks-2025?page=all
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28272) [KLARIFIKASI] Video Kapal Terempas Ombak Ini Bukan akibat Gempa Rusia
Sumber:Tanggal publish: 04/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Gempa berkekuatan magnitudo 8,7 berpusat di Semenanjung Kamchatka, Rusia terjadi pada Selasa (29/7/2025) pukul 23.24 waktu setempat atau Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.
Peristiwa itu kemudian dijadikan narasi untuk sejumlah informasi keliru, terutama di media sosial.
Di media sosial, sebuah video menampilkan sebuah kapal terombang-ambing di laut, lantas terempas ombak hingga terbalik. Pengguna media sosial, menyebutkan ombak itu terbentuk akibat gempa Rusia.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan narasi keliru.
Video kapal terempas ombak akibat gempa Rusia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (2/7/2025):
Gempa Dahsyat di Rusia Gempa Rusia 8,7 Setelah gempa besar berkekuatan 8,7 melanda Semenanjung Kamchatka Rusia, gelombang tsunami kini kemungkinan besar menuju Hawaii dan pesisir Pasifik yang lebih luas.
Peristiwa itu kemudian dijadikan narasi untuk sejumlah informasi keliru, terutama di media sosial.
Di media sosial, sebuah video menampilkan sebuah kapal terombang-ambing di laut, lantas terempas ombak hingga terbalik. Pengguna media sosial, menyebutkan ombak itu terbentuk akibat gempa Rusia.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan narasi keliru.
Video kapal terempas ombak akibat gempa Rusia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (2/7/2025):
Gempa Dahsyat di Rusia Gempa Rusia 8,7 Setelah gempa besar berkekuatan 8,7 melanda Semenanjung Kamchatka Rusia, gelombang tsunami kini kemungkinan besar menuju Hawaii dan pesisir Pasifik yang lebih luas.
Hasil Cek Fakta
Jejak digital video dapat ditelusuri dengan metode reverse image search. Tangkapan layar video dicek melalui pencarian gambar di Google.
Hasil pencarian mengarahkan ke sejumlah video dk kanal YouTube KHOU 11 dan KGW News.
Peristiwa dalam video merupakan rekaman penjaga pantai Oregon, Amerika Serikat (AS) saat hendak melakukan penyelamatan.
Kejadian itu diwartakan sejumlah media, seperti The Guardian dan Fox San Antonio.
Seorang pria bernama Jericho Labonte mencuri kapal di Pantai Oregon pada Jumat, 3 Februari 2023 pagi.
Ketika kapalnya berada di dekat Cape Disappointment, ia dihadang runtutan ombak besar, lantas mengirimkan panggilan darurat atau mayday melalui kapal.
Penjaga pantai menerbangkan helikopter untuk melakukan penyelamatan.
Kapal sempat terbalik sebelum kapal sempat dievakuasi. Ketika berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit lokal, baru diketahui bahwa ia memiliki catatan kriminal.
Pria itu kemudian ditangkap pihak berwenang karena terlibat kasus pelecehan dan tindakan kriminal lainnya.
Hasil pencarian mengarahkan ke sejumlah video dk kanal YouTube KHOU 11 dan KGW News.
Peristiwa dalam video merupakan rekaman penjaga pantai Oregon, Amerika Serikat (AS) saat hendak melakukan penyelamatan.
Kejadian itu diwartakan sejumlah media, seperti The Guardian dan Fox San Antonio.
Seorang pria bernama Jericho Labonte mencuri kapal di Pantai Oregon pada Jumat, 3 Februari 2023 pagi.
Ketika kapalnya berada di dekat Cape Disappointment, ia dihadang runtutan ombak besar, lantas mengirimkan panggilan darurat atau mayday melalui kapal.
Penjaga pantai menerbangkan helikopter untuk melakukan penyelamatan.
Kapal sempat terbalik sebelum kapal sempat dievakuasi. Ketika berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit lokal, baru diketahui bahwa ia memiliki catatan kriminal.
Pria itu kemudian ditangkap pihak berwenang karena terlibat kasus pelecehan dan tindakan kriminal lainnya.
Kesimpulan
Video detik-detik penyelamatan kapal di Oregon, AS menggunakan helikopter disebarkan dengan konteks keliru.
Seorang pria mencuri kapal di Pantai Oregon pada 3 Februari 2023, lalu mengirimkan panggilan darurat karena kapalnya dihadang ombak besar.
Peristiwa dalam video tidak ada kaitannya dengan gempa yang berpusat di Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Seorang pria mencuri kapal di Pantai Oregon pada 3 Februari 2023, lalu mengirimkan panggilan darurat karena kapalnya dihadang ombak besar.
Peristiwa dalam video tidak ada kaitannya dengan gempa yang berpusat di Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1241691634029574
- https://www.facebook.com/prabu.377197/videos/707633958928508/
- https://www.facebook.com/reel/719813671055711
- https://www.facebook.com/reel/1925717004879983
- https://www.google.com/search?source=lns.web.gsbubb&vsdim=320,574&gsessionid=VGkt1c73gDUabgx0T3asG82xCI87mk3DVtBNZRI2jUvl5oKmp78ixA&lsessionid=NuSEBoLzTJ-HhDU0_AYGlU0ItZFyYnS_9Em8usP_0CWedTNLHmA9dw&lns_surface=26&authuser=0&biw=1600&bih=790&hl=en-ID&vsrid=CL-DncmB583koAEQBhgBIiQ5QzQ2NTVCRi03NzFBLTQ1NTYtODU1Ri1CODI1N0U2NTJFRDgyBiICdHAoEDjCk_yeoOuOAw&udm=26&q&vsint=CAQqCgoCCAcSAggHIAE6IwoWDQAAAD8VAAAAPx0AAIA_JQAAgD8wARDAAhi-BCUAAIA_&lns_mode=un&qsubts=1754107666963&stq=1&cs=1&lei=D4-NaPGcOtHR1e8PvN76sAw
- https://www.youtube.com/watch?v=XNZJysxydI8
- https://www.youtube.com/watch?v=svkwGGpJIx8
- https://www.theguardian.com/world/video/2023/feb/05/us-coast-guard-rescues-man-yacht-flipped-over-huge-wave-video
- https://foxsanantonio.com/newsletter-daily/caught-on-camera-man-rescued-by-coast-guard-after-allegedly-stealing-a-boat
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28271) Cek Fakta: Hoaks Tautan Pendaftaran untuk Menjadi Karyawan KFC Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 05/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan tautan pendaftaran untuk menjadi karyawan KFC Indonesia. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mempostingnya pada 4 Agustus 2025.
Berikut isi postingannya:
"LOWONGAN KERJA KFC 2025
JADWAL KERJA:
Dari jam 7 pagi-jam 4 sore Dari jam 7 sore-jam 11malam
Gaji 5jt sampai 7jt/perbulan Lembur20.000 perjam
PERSYARATAN:
Laki laki/Perempuan
Tidak ada batas usia
Pengalaman dan ijazah tidak di utamaka
+Disediakan mess bagi yang ingin nginap
POSISI:
Karyawan
Koki
Kasir
Cleaning service
DLL"
Dalam kolom komentar akun tersebut juga meminta kita mengisi tautan yang disertakan dalam postingan.
Lalu benarkah postingan tautan pendaftaran untuk menjadi karyawan KFC Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi tautan yang disertakan dalam postingan. Hasilnya tautan tersebut bukan merupakan website resmi KFC Indonesia.
Bahkan dalam website tersebut kita diminta untuk memasukkan data pribadi seperti nama lengkap dan juga nomor Telegram.
Ini merupakan indikasi pencurian data atau bisa menghubungkan kita ke pinjaman online ilegal.
Penelusuran dilanjutkan dan kami menemukan website resmi untuk pendaftaran karyawan KFC Indonesia yang beralamat di hr.ffi.co.id. Di sana belum terdapat informasi lowongan pekerjaan seperti yang ada dalam postingan.
Dalam website resmi ini kita juga diminta untuk membuat akun terlebih dahulu sebelum bisa mendaftar lowongan pekerjaan yang diinginkan.
Di sisi lain KFC Indonesia dalam akun Instagramnya pernah membuat imbauan agar menghindari penipuan mencatut nama restoran cepat saji tersebut.
Berikut isinya:
Kesimpulan
Postingan tautan pendaftaran untuk menjadi karyawan KFC Indonesia adalah hoaks.
Rujukan
Halaman: 490/6916
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5305689/original/000396200_1754363811-cek_fakta_kfc_indonesia.jpg)