KOMPAS.com - Di media sosial beredar pemberitahuan yang diklaim berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) terkait imbauan untuk tidak keluar malam.
Dalam pesan itu disebutlkan bahwa mulai 1 sampai 10 September 2025 akan ada penembakan misterius (Petrus).
Namun, setelah ditelusuri unggahan itu tidak benar atau hoaks.
Pesan berupa imbauan dari BEM UI untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan misterius salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan pesan yang isinya demikian:
Pengumuman untuk seluruh masyarakat ????
BEM UI.#Pemberitahuan untuk tidak keluar malm mulai malm ini hingga -tgl 10 september 2025.di jam 22.00 keatas .
Mulai malam ini,Seruan dari interpol' &Polisi akan diberlakukan (PETRUS)Penembak Misterius bagi yg anarkis!!.Ingatkan sanak keluarga untuk tidak keluar malam sehingga tidak salah sasaran perintah TEMBAK MATI DITEMPAT..
info ini resmi dari INTEL menyampaikan ke teman -teman Mahasiswa .Jadi dihimbau jam 22 .00.malam matikan lampu lampu yg sekitar yg mengundang kerumunan/tongkrongan disekitar Rumah. Selalu waspada dan diam di rumah ????
#semua_orang#fbpro_teksAkun Facebook Tangkapan layar Facebook pemberitahuan yang diklaim dari BEM UI terkait akan adanya penembakan misterius pada 1 sampai 20 September 2025
(GFD-2025-28816) [HOAKS] Pemberitahuan dari BEM UI untuk Tidak Keluar Malam karena Ada Penembakan Misterius
Sumber:Tanggal publish: 01/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah dicek, di media sosial resmi BEM UI tidak ditemukan informasi soal imbauan untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan misterius.
Unggahan terbaru BEM UI di Instagram-nya pada 1 September 2025 berisi kecaman terhadap aparat yang melakukan tindakan represif saat aksi demonstrasi di depan Polda Metro Jaya pada 29 Agustus 2025.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasi pesan terkait imbauan untuk tidak keluar malam itu ke narahubung BEM UI, Irdina Alin.
Melalui pesan WhatsApp, Irdina memastikan bahwa informasi itu tidak benar dan bukan berasal dari BEM UI.
"hoaks,"ujar Irdina Senin (1/9/2025).
Adapun, penembakan misterius atau Petrus adalah kasus pembunuhan yang terjadi antara tahun 1983 dan 1985 di bawah rezim Orde Baru.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, penembakan misterius merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia, karena telah mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.
Saat itu siapa saja yang dinilai sebagai pelaku kriminal atau kejahatan, seperti preman, perampok dibunuh dengan cara ditembak.
Unggahan terbaru BEM UI di Instagram-nya pada 1 September 2025 berisi kecaman terhadap aparat yang melakukan tindakan represif saat aksi demonstrasi di depan Polda Metro Jaya pada 29 Agustus 2025.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasi pesan terkait imbauan untuk tidak keluar malam itu ke narahubung BEM UI, Irdina Alin.
Melalui pesan WhatsApp, Irdina memastikan bahwa informasi itu tidak benar dan bukan berasal dari BEM UI.
"hoaks,"ujar Irdina Senin (1/9/2025).
Adapun, penembakan misterius atau Petrus adalah kasus pembunuhan yang terjadi antara tahun 1983 dan 1985 di bawah rezim Orde Baru.
Sebagaimana pernah ditulis Kompas.com, penembakan misterius merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia, karena telah mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.
Saat itu siapa saja yang dinilai sebagai pelaku kriminal atau kejahatan, seperti preman, perampok dibunuh dengan cara ditembak.
Kesimpulan
Pesan berupa imbauan dari BEM UI untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan misterius merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Setelah ditelusuri, BEM UI tidak pernah mengeluarkan pesan tersebut.
Narahubung BEM UI, Irdina Alin juga memastikan bahwa imbauan untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan misterius adalah hoaks.
Setelah ditelusuri, BEM UI tidak pernah mengeluarkan pesan tersebut.
Narahubung BEM UI, Irdina Alin juga memastikan bahwa imbauan untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan misterius adalah hoaks.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/p/19tTFk2qay/
- https://www.facebook.com/share/p/1Gba8r6iTq/
- https://www.facebook.com/share/p/1XpEia6ua3/
- https://www.facebook.com/share/p/1YPdWQotwX/
- https://www.instagram.com/bemui_official/?hl=en
- https://www.instagram.com/p/DODADlXk_K_/?hl=en&img_index=1
- https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/05/120000579/penembakan-misterius-petrus-latar-belakang-dan-dampaknya
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-28815) [KLARIFIKASI] TNI-Polri Bantah Pengakuan Tersangka Provokator Penyerangan Mako Brimob Cikeas
Sumber:Tanggal publish: 01/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Polisi telah menangkap empat orang provokator rencana penyerangan Mako Satuan Latihan (Satlat) Brigade Mobil Kepolisian RI di Cikeas, Kabupaten Bogor.
Di media sosial, beredar video pengakuan salah satu tersangka. Dia mengaku disuruh anak salah satu anggota TNI.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, informasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video tersangka provokator penyerangan Mako Brimob mengaku disuruh anak anggota TNI disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Video serupa juga beredar di TikTok dan YouTube.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (31/8/2025):
Provokator suruhan akhirnya ketangkap.Ngaku disuruh tentara loreng ijo berpangkat komandan, bahkan diarahkan ke markas Brimob Cikeas.
Pertanyaannya:Kalau yang nyuruh justru orang berseragam, siapa sebenarnya dalang kerusuhan?Kenapa rakyat kecil lagi-lagi yang jadi tumbal?
akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Minggu (31/8/2025), mengenai tersangka provokator penyerangan Mako Brimob mengaku disuruh anak anggota TNI.
Di media sosial, beredar video pengakuan salah satu tersangka. Dia mengaku disuruh anak salah satu anggota TNI.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, informasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video tersangka provokator penyerangan Mako Brimob mengaku disuruh anak anggota TNI disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Video serupa juga beredar di TikTok dan YouTube.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (31/8/2025):
Provokator suruhan akhirnya ketangkap.Ngaku disuruh tentara loreng ijo berpangkat komandan, bahkan diarahkan ke markas Brimob Cikeas.
Pertanyaannya:Kalau yang nyuruh justru orang berseragam, siapa sebenarnya dalang kerusuhan?Kenapa rakyat kecil lagi-lagi yang jadi tumbal?
akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Minggu (31/8/2025), mengenai tersangka provokator penyerangan Mako Brimob mengaku disuruh anak anggota TNI.
Hasil Cek Fakta
Tersangka yang membuat video pengakuan berinisial M. Ia ditangkap oleh anggota Satlat Brimob Cikeas yang sedang berpatroli pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Dalam sebuah video, M mengaku diperintahkan seseorang berinisial B, yang merupakan anak dari personel TNI berinisial P.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Polres Bogor dibantu Korem 061 Suryakencana, Kodim 0621 Kabupaten Bogor, dan Denpom 31 Bogor mencari personel TNI yang dimaksud.
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto mengungkapkan hasil investigasi tersebut. Tim lantas menyimpulkan bahwa niat atau provokasi yang dilakukan tersangka M murni atas inisiatifnya sendiri.
Niat itu muncul setelah menerima pesan berantai untuk menyerang Mako Satlat Brimob, Cikeas.
"Dari pendalaman dan konfrontasi dari kedua belah pihak, ternyata apa yang disampaikan oleh tersangka M yang sudah divideokan dan viral di beberapa media sosial itu tidak benar," ungkap Wikha pada Minggu (31/8/2025).
Diketahui bahwa M merupakan karyawan dari B. Tersangka M menyebut nama anak personel TNI karena berharap dilepaskan oleh anggota Brimob yang menangkapnya.
Narasi yang beredar di media sosial berpotensi memicu perpecahan antara TNI dan Polri.
Kasi Intel Korem 061 Suryakencana Bogor Kolonel Infanteri Syafrinaldi mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing narasi bernada provokatif.
"Jadi, kami di sini, TNI-Polri di wilayah Bogor, kami masih tetap solid, dan kami juga berharap masyarakat jangan mau dan jangan mudah mendengar berita-berita hoaks yang bisa memprovokasi," kata dia.
Dalam sebuah video, M mengaku diperintahkan seseorang berinisial B, yang merupakan anak dari personel TNI berinisial P.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Polres Bogor dibantu Korem 061 Suryakencana, Kodim 0621 Kabupaten Bogor, dan Denpom 31 Bogor mencari personel TNI yang dimaksud.
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto mengungkapkan hasil investigasi tersebut. Tim lantas menyimpulkan bahwa niat atau provokasi yang dilakukan tersangka M murni atas inisiatifnya sendiri.
Niat itu muncul setelah menerima pesan berantai untuk menyerang Mako Satlat Brimob, Cikeas.
"Dari pendalaman dan konfrontasi dari kedua belah pihak, ternyata apa yang disampaikan oleh tersangka M yang sudah divideokan dan viral di beberapa media sosial itu tidak benar," ungkap Wikha pada Minggu (31/8/2025).
Diketahui bahwa M merupakan karyawan dari B. Tersangka M menyebut nama anak personel TNI karena berharap dilepaskan oleh anggota Brimob yang menangkapnya.
Narasi yang beredar di media sosial berpotensi memicu perpecahan antara TNI dan Polri.
Kasi Intel Korem 061 Suryakencana Bogor Kolonel Infanteri Syafrinaldi mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing narasi bernada provokatif.
"Jadi, kami di sini, TNI-Polri di wilayah Bogor, kami masih tetap solid, dan kami juga berharap masyarakat jangan mau dan jangan mudah mendengar berita-berita hoaks yang bisa memprovokasi," kata dia.
Kesimpulan
Video tersangka provokator penyerangan Mako Brimob mengaku disuruh anak anggota TNI, memuat informasi keliru.
Tersangka M menyebut seseorang berinisial B yang merupakan anak personel TNI, berharap dilepaskan oleh anggota Brimob yang menangkapnya.
TNI dan Polri di Kabupaten Bogor memastikan tetap solid dan mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing narasi provokatif di media sosial.
Tersangka M menyebut seseorang berinisial B yang merupakan anak personel TNI, berharap dilepaskan oleh anggota Brimob yang menangkapnya.
TNI dan Polri di Kabupaten Bogor memastikan tetap solid dan mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing narasi provokatif di media sosial.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100081569239068/videos/1560638755310537/
- https://www.facebook.com/reel/755588383883096
- https://www.facebook.com/reel/2257109008064136
- https://www.facebook.com/reel/1353266753050315
- https://www.tiktok.com/@rakyatmerahputih5/video/7544567509819641095?is_from_webapp=1&web_id=7182753080588600834
- https://www.youtube.com/shorts/9FIhFMmrRTw
- https://bandung.kompas.com/read/2025/09/01/060840978/provokator-ngaku-disuruh-anak-tni-rencana-serang-mako-brimob-cikeas-polisi?page=all
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-28814) Cek Fakta: Tidak Benar Sniper Ditempatkan di Atas Gedung di Mataram dengan Target Tembakan Acak
Sumber:Tanggal publish: 02/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram dengan target tembakan acak, informasi tersebut diunggah salah satu akaun Facebook, pada 31 Agustus 2025.
Klaim sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram dengan target tembakan acak, berupa tulisan sebagai berikut.
"Hati-hati weee sak ilek Mataram jerah sugul julep ngerap bai ina arak2 doang gamak caren: Titik Sniper ( atas gedung ) Area mataram kota
Hotel gran madani
Hotel prime park
Hotel golden place
Hotel fizz lombok
Hotel aston
Lombok epic Centrum mall
Masjid raya hablul wathon
_*Tolong sebarkan pada keluarga/kerabat/teman mu jangan sampai keluar rumah di atas jam 10 malam. Karna penembakan akan acak & tidak memilih².*_ #teks"
Benarkah klaim sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram dengan target tembakan acak? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram dengan target tembakan acak, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kabar Sniper Ditempatkan di Gedung Tinggi Mataram Cuma Hoaks, Ini Penjelasan Polisi" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 2 September 2025.
Dalam artikel situs Liputan6.com, Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Kombes Pol. Hendro Purwoko menyatakan informasi tentang adanya penempatan sejumlah penembak jitu dari atas gedung dengan target secara acak adalah hoaks.
"Saya Kapolresta Mataram menegaskan bahwa informasi adanya petugas kepolisian yang menembak dari atas gedung secara acak itu adalah tidak benar (hoaks)," kata Kombes Hendro, dikutip Selasa (2/9/2025).
Menanggapi informasi tentang penempatan sniper tersebut, Hendro meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak cepat terprovokasi dengan segala bentuk isu dan informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Jangan terprovokasi, segera klarifikasi apabila menerima informasi mencurigakan," ucapnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram dengan target tembakan acak tidak benar.
Nusa Tenggara Barat Kombes Pol. Hendro Purwoko membantah informasi tentang adanya penempatan sejumlah penembak jitu dari atas gedung dengan target secara acak.
(GFD-2025-28813) Cek Fakta: Tidak Benar Video Anggota Brimob Mengundurkan Diri
Sumber:Tanggal publish: 02/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar postingan klaim video anggota Brimob menyatakan mengundurkan diri. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 1 September 2025.
Dalam video tersebut, terdapat tulisan:
"Anggota brimob Mulai tau Politik kapolri"
Sedangkan isi videonya, terlihat 1 orang yang menggunakan seragam dan bersenjata menyampaikan pernyataan mengundurkan diri, ditemani beberapa rekannya.
Berikut pernyataannya:
Kepada Listyo Sigit kami mengundurkan diri, kami tidak ingin bertarung antarsaudara, anda duduk nyaman di sana, kami berdarah di sini. Kamu makin kaya, kita makin sengsara. Kamu enak-enakan sama keluarga, kita nangis takut pulang tinggal nama.
Lihat yang berdemo meminta keadilan, bukan jabatan, apalagi jabatan rangkap seperti bapak.
Kalau rakyat demo temui, jangan diabaikan. ini sengaja mengorbankan kami setiap ada demo nggak pernah ditemui, anda asyik bagi bagi jabatan kami disini kau bentur benturkan
Tugas kami itu mengamankan menertibkan melindungi melayani dan mengayomi masyarakat. Anda mentang mentang punya jabatan seenaknya merubah aturan tapi hidup dari rakyat senjata dari rakyat, penghasilan kami ngemis kepada rakyat
Kami minta anda nggak ngotak jenderal. Ingat nyawa kita rela berkorban untuk bangsa tapi tidak untuk sesama anak bangsa.
Sedangkan caption pada unggahan tersebut:
Brimob yang sudah paham politik kapolri,memilih mengundurkan diri,dari pada bentrok dengan mahasiswa masyarakat pendemo🤗✌️👍#Vidioreels #jangkauanluas #pengikut
Benarkah klaim video anggota Brimob menyatakan mengundurkan diri? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video anggota Brimob menyatakan mengundurkan diri. Penelusuran mengarah kepada pernyataan dari Divisi Humas Polri melalui akun Instagram resminya @divisihumaspolri.
"Telah beredar video personel Brimob Polri berseragam lengkap mengundurkan diri, Divisi Humas Polri menegaskan video tersebut adalah hoaks hasil rekayasa digital. Manipulasi AI kini kian makin canggih, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu cek fakta dahulu agar tidak terprovokasi. Mari Bersama Kita Ciptakan Suasana Sejuk Sampaikan Aspirasi dan #WujudkanIndonesiaDamai," demikian pernyataan Divisi Humas Polri yang dikutip pada Selasa (2/9/2025).
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video anggota Brimob menyatakan mengundurkan diri tidak benar.
Divisi Humas Polri menegaskan video tersebut adalah hoaks hasil rekayasa digital.
Halaman: 487/7049
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5335534/original/029624700_1756797222-sniper_mataram.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334986/original/031168400_1756784450-14efb4e6-c079-450b-b4ff-35345deb6e2b.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2384752/original/017506500_1539682711-hoax.jpg)