(GFD-2024-21787) Cek Fakta: Hoaks Patung Naga Raksasa Dibangun di IKN
Sumber:Tanggal publish: 12/08/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim patung naga raksasa dibangun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 30 Juli 2024.
Dalam foto tersebut sebuah patung naga raksasa berwarna abu-abu berdiri kokoh. Patung tersebut berada di tengah-tengah jalanan kota. Patung naga raksasa itu disebut-sebut telah dibangun di IKN.
"Sebuah patung naga raksasa di ibu kota kalimantan timur sbgai bentuk penghormatan terakhir kekuasaan utk kokoh JOKOWISME dkk yg telah berjasa utk pembangunan IKN yg baru ditanah air🤣🤣," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 1 komentar dari warganet.
Benarkah dalam foto tersebut patung naga raksasa dibangun di IKN? Berikut penelusurannya.
Â
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim patung naga raksasa dibangun di IKN. Penelusuran dilakukan dengan dengan mengunggah foto tersebut ke situs hivemoderation.com. Situs tersebut bisa mengidentifikasi sebuah gambar apakah hasil rekayasa atau asli.
Hasilnya, foto yang diklaim patung naga raksasa dibangun di IKN ternyata hasil rekayasa digital dengan menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Hasil yang sama juga didapatkan ketika menelusuri gambar lewat situs isitai.com. Situs tersebut menyimpulkan bahwa foto patung naga itu merupakan hasil rekayasa digital.
Berikut gambar tangkapan layanya.
Dilansir dari Antara, berdasarkan data di laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam desain peta IKN tidak terdapat desain atau rencana desain bangunan patung naga raksasa di IKN.
Â
Kesimpulan
Postingan yang diklaim patung naga raksasa dibangun di IKN ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut. Selain itu, foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan teknologi AI.
Rujukan
(GFD-2024-21786) Cek Fakta: Hoaks Artikel Liputan6.com Berjudul "Presiden Palestina Sebut Indonesia Lebih Banyak Bantu Hamas Bukan Bantu Warga Palestina"
Sumber:Tanggal publish: 12/08/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Liputan6.com berjudul "Presiden Palestina sebut Indonesia lebih banyak bantu Hamas Bukan Bantu Warga Palestina". Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 3 Agustus 2024.
Dalam postingannya terdapat tangkapan layar artikel Liputan6.com berjudul "Presiden Palestina sebut Indonesia lebih banyak bantu Hamas Bukan Bantu Warga Palestina."
Akun itu menambahkan narasi:
"Jadi bagaimana orang 🇮🇩 yang koar2 bantu palestina..Sampai ada yang jual rumah,motor,tanah dll untuk Disumbangkan kesana.
Salah sasaran sumbangan kalian itu..Presiden Palestina aja bilang Indonesia lebih banyak bantu Hamas bukan Palestina."
Lalu benarkah postingan artikel Liputan6.com berjudul "Presiden Palestina sebut Indonesia lebih banyak bantu Hamas Bukan Bantu Warga Palestina"?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Artikel itu diunggah pada 15 Januari 2018.
Namun dalam artikel asli berjudul "Presiden Abbas Tolak Ide Abu Dis Jadi Ibu Kota Palestina". Kesamaan terdapat pada foto dan narasi dalam foto tersebut.
Berikut isi artikelnya:
"Liputan6.com, Ramallah - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan respons atas dugaan kabar yang menyebut bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menawarkan agar Palestina merelokasi ibu kota mereka ke Abu Dis -- yang berdekatan dengan Yerusalem -- sebagai 'ibu kota masa depan negara Palestina'.
Merespons dugaan kabar itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
"Yerusalem adalah ibu kota abadi negara Palestina," kata Abbas di hadapan delegasi sebuah pertemuan pada hari Minggu 14 Januari 2018, seperti dikutip dari CNN (15/1/2018).
Pertemuan itu dikabarkan membahas keputusan sepihak Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dalam pertemuan itu, Abbas melanjutkan, "Kami berada di saat yang kritis dan masa depan kami berada dalam kondisi yang berbahaya ... kami saat ini telah ditawarkan Abu Dis sebagai ibu kota."
Gedung Putih tak segera menanggapi komentar Abbas tersebut.
Pertemuan di Ramallah
Pertemuan di Ramallah yang dihadiri oleh Presiden Mahmoud Abbas itu mencakup semua faksi politik di Palestina, terkecuali Hamas dan Islamic Jihad -- yang tak tergabung dalam Palestine Liberation Organization (PLO).
Peserta pertemuan dikabarkan membahas konsekuensi pengakuan dan strategi AS terahadap Yerusalem, menurut kantor berita resmi Wafa.
Sementara itu, pidato Abbas dalam pertemuan tersebut dilihat sebagai kesempatan untuk memetakan jalan Palestina ke depan usai keputusan sepihak Trump terhadap Yerusalem.
Lebih lanjut, Abbas juga meminta agar, "Palestine Central Council (legislatif) merevisi semua kesepakatan yang ditandatangani antara PLO dan Israel, karena Israel telah membawa kesepakatan ini ke jalan buntu."
Arab Saudi dikabarkan mengajukan sebuah inisiatif perdamaian antara Israel dan Palestina dengan menawarkan Abu Dis sebagai ibu kota masa depan Palestina. Padahal selama ini, Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka.
Seperti dilansir middleeastmonitor.com pada 6 Desember 2017, The New York Times hari Minggu melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menggagas prakarsa perdamaian tersebut saat kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Riyadh bulan lalu.
Berdasarkan inisiatif perdamaian tersebut, rakyat Palestina akan mendapatkan sebuah negara yang tidak bersebelahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza di mana mereka hanya memiliki kedaulatan parsial. Sementara, mayoritas permukiman Israel di Tepi Barat akan tetap ada.
Prakarsa perdamaian tersebut tidak memberikan pengungsi Palestina dan keturunan mereka yang hidup di negara lain hak untuk kembali ke Israel.
Menurut surat kabar The New York Times, Pangeran Mohammed bin Salman memberikan tenggat dua bulan bagi Abbas untuk merespons tawarannya.
Abu Dis adalah kota Palestina di dekat Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Menurut Kesepakatan Oslo, kota itu diklasifikasikan sebagai Area B yang dikelola oleh dua belah pihak, yakni Israel dan Otoritas Palestina.
Inisiatif perdamaian yang ditawarkan Putra Mahkota Arab Saudi tersebut dikabarkan memicu kemarahan publik. Para aktivis dilaporkan membuat tagar "Jerusalem is our Capital" sebagai bentuk protes."
Kesimpulan
Postingan artikel Liputan6.com berjudul "Presiden Palestina sebut Indonesia lebih banyak bantu Hamas Bukan Bantu Warga Palestina" adalah hoaks. Faktanya judul dalam artikel itu telah disunting.
Rujukan
(GFD-2024-21785) [SALAH] Gambar Almarhum Harry Mulyono
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 12/08/2024
Berita
“PHOTO ALMARHUM HARRY MULYONO DI WAKTU USIA MUDA
-Harry Mulyono mantap segalanya.
Dia tak bisa baca tanpa kacamata.
_ Rambutnya indah okay banget…
Wajahnya Ganteng banget.
Kumisnya aduhai menawan hati
Bibirnya idola bagi para Wanita..
Mulutnya bagus, kece dan imut.
Hidungnya sangat sempurna.
Matanya sayup dan redup
Dia memakai kacamata Min.
Pintar dan sangat berwibawa.
Polos, Lugu dan Jujur.
Cerdas dan Super Multitalenta.”
-Harry Mulyono mantap segalanya.
Dia tak bisa baca tanpa kacamata.
_ Rambutnya indah okay banget…
Wajahnya Ganteng banget.
Kumisnya aduhai menawan hati
Bibirnya idola bagi para Wanita..
Mulutnya bagus, kece dan imut.
Hidungnya sangat sempurna.
Matanya sayup dan redup
Dia memakai kacamata Min.
Pintar dan sangat berwibawa.
Polos, Lugu dan Jujur.
Cerdas dan Super Multitalenta.”
Hasil Cek Fakta
Akun anonim di Facebook pada 26 Juli 2024 pukul 22.21 memposting sebuah gambar seorang pria berkacamata dan berkumis. Pada gambar yang diposting terdapat keterangan bahwa foto tersebut merupakan foto almarhum Harry Mulyono di waktu usia muda.
Setelah gambar tersebut ditelusuri menggunakan Google Image ditemukan gambar yang mirip pada salah satu artikel milik liputan6.com dengan judul “7 Potret Lawas Presiden Joko Widodo, Penampilan saat Remaja Curi Perhatian” 01 Mei 2020 pukul 19.29 WIB. Artikel tersebut memuat beberapa foto lawas milik Joko Widodo yang salah satunya mirip dengan gambar postingan Facebook. Didapatkan informasi bahwa foto seorang pria berkacamata tersebut merupakan Presiden Jokowi yang sedang foto berdampingan dengan Ibu Iriana. Menurut keterangan pada artikel momen tersebut diambil ketika Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana menikah. Gambar tersebut diambil dari Instagram Iriana Joko Widodo.
Dengan demikian gambar tersebut merupakan gambar dari Harry Mulyono merupakan Informasi yang tidak benar. Gambar tersebut merupakan gambar Presiden Joko Widodo yang diambil saat momen pernikahan dengan Ibu Iriana, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah gambar tersebut ditelusuri menggunakan Google Image ditemukan gambar yang mirip pada salah satu artikel milik liputan6.com dengan judul “7 Potret Lawas Presiden Joko Widodo, Penampilan saat Remaja Curi Perhatian” 01 Mei 2020 pukul 19.29 WIB. Artikel tersebut memuat beberapa foto lawas milik Joko Widodo yang salah satunya mirip dengan gambar postingan Facebook. Didapatkan informasi bahwa foto seorang pria berkacamata tersebut merupakan Presiden Jokowi yang sedang foto berdampingan dengan Ibu Iriana. Menurut keterangan pada artikel momen tersebut diambil ketika Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana menikah. Gambar tersebut diambil dari Instagram Iriana Joko Widodo.
Dengan demikian gambar tersebut merupakan gambar dari Harry Mulyono merupakan Informasi yang tidak benar. Gambar tersebut merupakan gambar Presiden Joko Widodo yang diambil saat momen pernikahan dengan Ibu Iriana, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, gambar tersebut merupakan gambar Presiden Joko Widodo yang diambil saat momen pernikahan dengan Ibu Iriana.
Rujukan
(GFD-2024-21784) [SALAH] “Perihal Pemindahan Ibukota, Jokowi: Kita Bisa Jual Separuh Dari Pulau Kaltim”
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 12/08/2024
Berita
“Perihal Pemindahan Ibukota, Jokowi: Kita Bisa Jual Separuh Dari Pulau Kaltim”
Hasil Cek Fakta
Beredar pesan Whatsapp berupa gambar sebuah tangkapan layar artikel ReportaseIndonesia.com berjudul “Perihal Pemindahan Ibukota, Jokowi: Kita Bisa Jual Separuh Dari Pulau Kaltim”.
Penelusuran langsung tertuju pada website ReportaseIndonesia.com namun artikel dengan judul tersebut tidak ditemukan. Penelusuran berlanjut dengan memasukkan judul artikel ke Google, kemudian menghasilkan beberapa artikel yang membahas mengenai hal tersebut salah satunya artikel milik tempo berjudul “[Fakta atau Hoaks] Benarkah Presiden Jokowi Akan Jual Separuh Kaltim untuk Pemindahan Ibu Kota?” Jumat 13 Maret 2020 pukul 17.13 WIB. Melansir dari artikel tersebut, Tim CekFakta Tempo menemukan artikel asli pada situs Reportase Indonesia saat melakukan penelusuran 4 tahun yang lalu. Saat dibaca secara menyeluruh, tidak terdapat Penjelasan bahwa presiden Jokowi akan menjual separuh Kalimantan Timur untuk pemindahan ibu kota. Dalam artikel tersebut hanya menyebutkan Pak Jokowi mempunyai rencana menjual sebagian lahan ibukota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim. Luas dijual hanya 30 ribu hektare, sedangkan luas yang diperuntukkan bagi ibu kota baru yaitu 180 0.000 hektare.
Lebih lanjut, reportaseindonesia.com tidak terdaftar di dewanpers. Isi artikel dari reportaseindonesia.com identik dengan isi berita iNews.id berjudul “Biayai Pemindahan Ibu Kota Rp466 T, Jokowi Usul Jual Tanah Negara di Kaltim” yang dimuat pada 4 September 2019.
Luas wilayah daratan Kalimantan Timur mencapai 12.734.692 hektare menurut Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Kaltim. Jika separuhnya berarti 6.367.346 hektare, hal tersebut jauh lebih besar dibandingkan luas lahan di ibukota baru yang akan direncanakan untuk dijual yaitu 30 ribu hektare.
Dengan demikian informasi mengenai Jokowi akan menjual separuh Kaltim merupakan Informasi yang tidak benar. Memang mempunyai rencana untuk menjual sebagian lahan ibukota baru di Penajam panser Utara dan Kutai Kartanegara Kaltim namun luasnya bukan setengah luas Kaltim namun seluas 30 hektar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Penelusuran langsung tertuju pada website ReportaseIndonesia.com namun artikel dengan judul tersebut tidak ditemukan. Penelusuran berlanjut dengan memasukkan judul artikel ke Google, kemudian menghasilkan beberapa artikel yang membahas mengenai hal tersebut salah satunya artikel milik tempo berjudul “[Fakta atau Hoaks] Benarkah Presiden Jokowi Akan Jual Separuh Kaltim untuk Pemindahan Ibu Kota?” Jumat 13 Maret 2020 pukul 17.13 WIB. Melansir dari artikel tersebut, Tim CekFakta Tempo menemukan artikel asli pada situs Reportase Indonesia saat melakukan penelusuran 4 tahun yang lalu. Saat dibaca secara menyeluruh, tidak terdapat Penjelasan bahwa presiden Jokowi akan menjual separuh Kalimantan Timur untuk pemindahan ibu kota. Dalam artikel tersebut hanya menyebutkan Pak Jokowi mempunyai rencana menjual sebagian lahan ibukota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim. Luas dijual hanya 30 ribu hektare, sedangkan luas yang diperuntukkan bagi ibu kota baru yaitu 180 0.000 hektare.
Lebih lanjut, reportaseindonesia.com tidak terdaftar di dewanpers. Isi artikel dari reportaseindonesia.com identik dengan isi berita iNews.id berjudul “Biayai Pemindahan Ibu Kota Rp466 T, Jokowi Usul Jual Tanah Negara di Kaltim” yang dimuat pada 4 September 2019.
Luas wilayah daratan Kalimantan Timur mencapai 12.734.692 hektare menurut Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Kaltim. Jika separuhnya berarti 6.367.346 hektare, hal tersebut jauh lebih besar dibandingkan luas lahan di ibukota baru yang akan direncanakan untuk dijual yaitu 30 ribu hektare.
Dengan demikian informasi mengenai Jokowi akan menjual separuh Kaltim merupakan Informasi yang tidak benar. Memang mempunyai rencana untuk menjual sebagian lahan ibukota baru di Penajam panser Utara dan Kutai Kartanegara Kaltim namun luasnya bukan setengah luas Kaltim namun seluas 30 hektar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Informasi mengenai Jokowi akan menjual separuh Kaltim merupakan Informasi yang tidak benar. Faktanya, memang Jokowi mempunyai rencana untuk menjual sebagian lahan ibukota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim namun luasnya bukan setengah luas Kaltim namun seluas 30 hektare.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/670/fakta-atau-hoaks-benarkah-presiden-jokowi-akan-jual-separuh-kaltim-untuk-pemindahan-ibu-kota
- https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers
- http://web.archive.org/web/20200319145720/
- https://reportaseindonesia.com/m/berita-8803-perihal-pemindahan-ibukota-jokowi-kita-bisa-jual-separuh-dari-pulau-kaltim.html
Halaman: 485/5303