• (GFD-2020-3681) [BERITA] 49 WN Tiongkok yang Masuk ke Sultra Ternyata Orang Baru, Bukan Pekerja Lama

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Ini adalah koreksi artikel sebelumnya : https://turnbackhoax.id/2020/03/16/salah-video-jokowi-biarkan-tka-china-yg-datang-dari-pusat-wabah-corona-utk-masuk-tinggal-di-indonesia/
    ================================================================

    Transit di dan dikarantina di Thailand. Dikarantina di area perusahaan tempat kerja, berkoordinasi dan dijaga oleh yang berkaitan.

    Kepala Kantor Perwakilan Kemenkumham Sultra, Sofyan, mengonfirmasi bahwa 49 TKA asal China yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu (15/3/2020), adalah TKA yang berangkat dari China, dan bukan TKA lama yang berangkat dari Jakarta. Sofyan juga mengatakan bahwa warga negara Tiongkok itu memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku. Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengaku sudah memerintahkan agar melakukan karantina di area perusahaan tempat mereka berkerja.

    Sebelumnya, Kepala Polda Sultra Brigjen Pol Merdisyam mengatakan bahwa para TKA tersebut berangkat dari Jakarta, dan merupakan TKA lama yang belum pulang ke negara asalnya, China.Pernyataan Kapolda itu, menurut Sofyan, adalah hasil penyelidikan awal. “Itu praduga awal, namanya penyelidikan, bukan tidak benar, namanya penyelidikan, sebagai pendapat awal sah sah saja. Setelah ada penyelidikan awal, kami mendalami serta berkoordinasi, dan inilah hasilnya,” katanya.

    ================================================================

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Sofyan, kepada wartawan, Senin malam (16/3), mengatakan bahwa para TKA itu adalah TKA baru yang berangkat dari China, transit ke Thailand, sebelum akhirnya tiba di Indonesia. Sofyan lalu menjelaskan kronologi keberangkatan TKA tersebut dari China, kemudian ke Thailand, lalu tiba di Jakarta, sebelum akhirnya tiba di Bandara Kendari.

    Pertama, para TKA itu menggunakan visa kunjungan yang diterbitkan pada 14 Januari 2020 di KBRI Beijing untuk kegiatan calon TKA dalam rangka uji coba kemampuan berkerja. Lalu, berdasarkan cap tanda masuk pihak Imigrasi Thailand yang tertera pada paspor, mereka tiba di Thailand pada 29 Februari 2020.

    Berdasarkan surat sertifikat kesehatan pemerintah Thailand, sejak 29 Februari hingga 15 Maret 2020, para TKA itu telah dikarantina di Thailand, dan surat tersebut sudah di verifikasi oleh Perwakilan RI di Bangkok, Thailand, pada 15 Maret 2020. Selanjutnya, TKA China tersebut keluar dari Thailand pada 15 maret 2020, dan menuju ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

    Pada 15 Maret 2020, 49 TKA China tersebut tiba di Bandara Sukarno Hatta, dan kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta. Kemudian, pihak KKP menerbitkan surat rekomendasi berupa kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang tersebut.

    “Jadi 49 orang itu sudah masuk di KKP semua,” terang Sofyan.

    Selanjutnya, petugas Imigrasi Bandara Soekarno Hatta memberi izin masuk kepada para TKA tersebut pada tanggal 15 Maret 2020 setelah menunjukkan surat rekomendasi dari KKP Bandara Soekarno Hatta. “Kalau tidak ada surat rekomendasi dari KKP, ya jelas tidak akan bisa masuk,” kata Sofyan.

    Setelah tiba di Jakarta, para TKA tersebut langsung berangkat menuju Kendari, dan tiba di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu, 15 Maret 2020 sekitar pukul 20.00 WITA menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA696.

    Sofyan menyebut, bahwa 49 TKA asal China itu belum menjalani karantina sejak tiba di Indonesia, dan hanya mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan dari KKP Bandara Soekarno Hatta.

    Padahal, dalam Peraturan Menkumham Nomor 7 tahun 2020, pada Pasal 3 Ayat 2 mewajibkan seluruh TKA yang tiba di Indonesia harus menjalani karantina selama 14 hari. “Belum, belum di karantina,” akunya.

    Mengetahui bahwa puluhan TKA tersebut belum dilakukan karantina, Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengaku sudah memerintahkan jajarannya dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan karantina di area perusahaan tempat mereka berkerja.

    “Saya merinding juga pas tau begitu (tidak di karantina saat tiba di Jakarta). Sudah, sudah saya perintahkan semua, Dinas Kesehatan, dokter, sudah semua. Mereka ada disana (area perusahaan). Ada Polisi, dari Brimob juga sudah disana. Jadi mereka (49 TKA) kita lockdown disana. Tidak boleh keluar,” ujarnya.

    Diketahui, ke 49 TKA tersebut akan berkerja di perusahaan smelter milik di PT Virtue Dragon Nickel Industry (PT VDNI) yang ada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3680) [SALAH] “Alkohol Bisa Membunuh Coronavirus Covid-19”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Gambar hasil suntingan / editan. Gambar tersebut berasal dari situs pembuat template meme. Template itu sengaja diproduksi untuk dipakai sebagai parodi. Menurut WHO, ketika virus telah memasuki tubuh seseorang, menyemprotkan alkohol atau bahkan meminumnya tidak akan bisa membunuh virus tersebut.

    Akun Ronald Charles Rorimpandey (fb.com/ronald.rorimpandey) mengunggah sebuah gambar ke grup Tetengkoren Sulut – Manguni 123 (fb.com/groups/1100060526675401) dengan narasi:

    “Wowww …Ayooo … terus Budaya dari leluhur minuman Cap Tikus harus ditiadakan … ??? Mikir dulu apa … !!! Peace … Note : Selengkapnya untuk info ini saya dapat dari mana bisa langsung ke Facebook saya ya .
    Terima kasih .”

    Di gambar itu, terdapat logo CNN, juga narasi “Alcohol kill coronavirus”

    Alkohol obat covid

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, menurut verifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta Afrika Timur, PesaCheck, gambar itu palsu.

    Berdasarkan penelusuran Tempo dengan reverse image tool Yandex dan Google, gambar tersebut berasal dari situs pembuat template meme. Template itu sengaja diproduksi untuk dipakai sebagai parodi. Situs yang menyediakan template itu salah satunya adalah Astrologymemes.com.

    Dilansir dari Times of India, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak benar minum alkohol bisa membunuh virus Corona Covid-19. Ketika virus telah memasuki tubuh seseorang, menyemprotkan alkohol atau bahkan meminumnya tidak akan bisa membunuh virus tersebut.

    WHO menegaskan bahwa alkohol dan klorin bisa dipakai untuk mendesinfeksi permukaan sebuah benda. Namun, keduanya tetap harus digunakan di bawah rekomendasi yang tepat. “Jadi, salah jika Anda mengatakan bahwa mengkonsumsi produk alkohol atau bir dapat membantu mencegah Covid-19,” ujar WHO.

    Untuk melindungi diri dari penularan virus Corona, WHO merekomendasikan untuk sering mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan (hand sanitizer) dengan kandungan alkohol lebih dari 60 persen. Selain itu, WHO juga menyarankan untuk menghindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan.

    Berdasarkan arsip berita Tempo, para dokter pun memperingatkan bahwa alkohol tidak berpengaruh terhadap penularan virus Corona Covid-19. Menurut mereka, cara untuk menghindari penyebaran virus Corona adalah dengan mematuhi imbauan kesehatan serta tidak melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi.

    Sayangnya, sejumlah warga Iran mempercayai klaim “minum alkohol bisa membunuh virus Corona Covid-19” itu dan akhirnya meninggal. Hal ini diketahui setelah sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, menerima banyak pasien dalam beberapa hari terakhir yang keracunan karena minum alkohol dengan harapan dapat mencegah infeksi virus Corona.

    Dilansir dari Kompas.com, hingga 10 Maret 2020, tercatat sebanyak 44 warga Iran di Khuzestan dan Alborz tewas akibat keracunan alkohol. Mereka meninggal karena menelan etanol dan metanol tingkat industri. Sementara itu, lebih dari 100 orang dirawat di rumah sakit di Khuzestan.

    Menurut laporan ABC, karena Iran melarang warganya meminum alkohol yang terdapat dalam minuman, korban meminum alkohol yang berasal dari industri yang biasa digunakan sebagai sanitizer. “Salah satu korban jadi buta dan korban lainnya dalam kondisir kritis,” ujar juru bicara Fakultas Ilmu Pengetahuan Medis Universitas Ahwaz, Ali Ehsanpour.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3679) [SALAH] “Dua orang Terinfeksi Virus Corona Di Parepare”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Warga Parepare digegerkan dengan munculnya unggahan sebuah akun Facebook yang menyebut bahwa telah ditemukan dua orang positif terjangkit virus corona atau COVID-19 di Parepare. Sontak unggahan tersebut pun menjadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat sekitar. Namun belakangan diketahui bahwa unggahan yang dibarengi dengan narasi telah ditemukan dua orang positif corona di Parepare adalah tidak benar. Hal tersebut diklarifikasi oleh pihak kepolisian setempat dan pihak RSUD Makkasau Parepare selaku Rumah Sakit rujukan pasien virus corona.

    NARASI: Dua orang Terinfeksi Virus Corona Di Parepare… Waspada ki semua… Tidak main main ini

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN: Sebuah akun Facebook membagikan informasi dengan klaim bahwa telah ditemukan dua pasien yang terjangkit virus corona atau COVID-19 di wilayah Parepare. Informasi tersebut diunggah oleh akun Facebook @VinaOctavianiRachmat pada 15 Maret 2020, dan sempat menjadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Dalam narasi yang disebarkan, pemilik akun meminta masyarakat Parepare untuk berhati-hati lantaran telah ditemukannya dua orang yang terinfeksi corona.

    Namun belakangan diketahui bahwa unggahan milik akun Facebook @VinaOctavianiRachmat adalah tidak benar. Melansir dari detik.com, pihak RSUD Makkasau selaku rumah sakit rujukan untuk pasien virus corona menyatakan bahwa narasi dalam unggahan tersebut tidak benar. Hal tersebut dibantah langsung oleh Direktur RSUD Andi Makkasau, Renny Angraeny Sari. Renny menyatakan bahwa narasi tersebut tidak benar alias hoaks.

    “Informasi itu hoaks, sampai sekarang kami belum pernah menangani pasien yang terinfeksi virus corona, ruang isolasi kami kosong, bisa dicek, hoaks itu,” tegas Renny.

    Renny juga menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Pasalnya pihak RSUD Makkasau akan melaporkan perihal unggahan tersebut kepada pihak berwajib untuk dilakukan penyelidikan.

    “Kami akan koordinasi ke pimpinan untruk dilaporkan, karena ini menimbulkan kepanikan,” jelas Renny.

    Melansir dari situs serupa yakni detik.com, pihak kepolisian juga telah melakukan penyelidikan terkait persebaran informasi palsu perihal dua warga terinfeksi corona di Parepare. Kapolres Parepare, AKBP Budi Santoso menyatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan anggota untuk menelusuri unggahan tersebut.

    “Saya sudah perintahkan anggota untu cek dan di-tracking (pelacakan),” jelas Budi.

    Pasca unggahan miliknya ramai menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Parepare, akun @VinaOctavianiRachmat pun menghapus unggahannya tersebut dan meminta maaf atas apa yang ia unggah sebelumnya. Akun @VitaOctavianiRachmat menjelaskan bahwa ia mengaku salah menerima informasi, sehingga menyebarkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta. Unggahan milik @VinaOctavianiRachmat mengarah kepada narasi yang menyesatkan atau biasa disebut dengan misleading content.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3678) [SALAH] “orang karangturi,balak cawas,sudah tertular virus corona”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Klaten, Anggit Budiarto mengatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar atau hoaks. Sampai saat ini belum ada warga Klaten yang dilaporkan terpapar Virus Corona atau Covid-19.

    Akun Suwandi Kenger Sitek (fb.com/suwandikenger.sitek) mengunggah sebuah gambar yang berisi narasi:

    “Bpk ibu,orang karangturi,balak cawas,sudah tertular virus corona,dia plng dari jepang,di bw ke rsi tugu,lalu sekarang di rujuk ke tglyoso,hati2 bpk ibu jaga keluarga kita masing2 biar du jauhkan dari virus yg berbahaya itu.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Klaten, Anggit Budiarto mengatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar atau hoaks. Sampai saat ini belum ada warga Klaten yang dilaporkan terpapar Virus Corona atau Covid-19.

    “Beritanya tidak benar itu, hoax,” kata Anggit Budiarto ketika dihubungi TribunSolo.com, Minggu (15/3/2020).

    Dia menghimbau masyarakat agar jangan mudah percaya dengan pesan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan apalagi melalui aplikasi whatsapp yang tidak jelas sumbernya.

    “Sesuai dengan pernyataan Bupati Klaten masih aman, jangan mudah percaya dengan kabar tidak benar,” papar Anggit.

    Anggit meminta agar masyarakat Klaten tetap tenang dan selalu menerapkan pola hidup sehat terlebih cuci tangan pakai sabun.

    Rujukan