“Studi baru peer review Swiss: Vaksin Covid menurunkan fertilitas pria.
Data resmi dari Jakarta: Kelahiran turun secara drastis setelah vaksinasi memulai.
Kebetulan?”
(GFD-2022-10126) [SALAH] Vaksin Covid-19 menurunkan fertilitas pria
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 20/07/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar di media sosial Twitter klaim bahwa vaksin Covid-19 menurunkan kesuburan pria. Cuitan oleh @GratisTerbaik tersebut sudah diposting kembali sebanyak 312.
Mengutip dari Suara.com laki-laki yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna Covid-19 tidak mengalami penurunan jumlah atau kualitas sperma. Menurut peneliti di University of Miami yang mempelajari kualitas sperma dari 45 sukarelawan sehat sebelum suntikan pertama dan 70 hari setelah suntikan kedua. Mereka menemukan tidak ada “penurunan signifikan dalam parameter sperma” setelah mengambil dua dosis vaksin mRNA.
“Karena vaksin mengandung mRNA dan bukan virus hidup, kecil kemungkinan vaksin tersebut akan mempengaruhi parameter sperma,” kata penulis studi Dr. Ranjith Ramasamy, direktur kedokteran dan bedah reproduksi pria di University of Miami Health System.
Menurut Satgas Covid-19, WHO mengungkapkan jika vaksin tidak menimbulkan masalah kesuburan pada laki-laki maupun perempuan.Menurut penelitian yang terus dikembangkan oleh WHO, hingga kini belum ada bukti nyata yang menyebutkan vaksin Covid-19 menimbulkan masalah pada organ-organ reproduksi manusia. Di sisi lain, bukti manfaat dan khasiat vaksin untuk mencegah paparan Covid-19 justru semakin banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang vaksin Covid-19 menurunkan kesuburan pria adalah salah dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Mengutip dari Suara.com laki-laki yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna Covid-19 tidak mengalami penurunan jumlah atau kualitas sperma. Menurut peneliti di University of Miami yang mempelajari kualitas sperma dari 45 sukarelawan sehat sebelum suntikan pertama dan 70 hari setelah suntikan kedua. Mereka menemukan tidak ada “penurunan signifikan dalam parameter sperma” setelah mengambil dua dosis vaksin mRNA.
“Karena vaksin mengandung mRNA dan bukan virus hidup, kecil kemungkinan vaksin tersebut akan mempengaruhi parameter sperma,” kata penulis studi Dr. Ranjith Ramasamy, direktur kedokteran dan bedah reproduksi pria di University of Miami Health System.
Menurut Satgas Covid-19, WHO mengungkapkan jika vaksin tidak menimbulkan masalah kesuburan pada laki-laki maupun perempuan.Menurut penelitian yang terus dikembangkan oleh WHO, hingga kini belum ada bukti nyata yang menyebutkan vaksin Covid-19 menimbulkan masalah pada organ-organ reproduksi manusia. Di sisi lain, bukti manfaat dan khasiat vaksin untuk mencegah paparan Covid-19 justru semakin banyak.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang vaksin Covid-19 menurunkan kesuburan pria adalah salah dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Para peneliti di University of Miami tidak menemukan adanya “penurunan signifikan dalam parameter sperma” setelah mengambil dua dosis vaksin mRNA.
Para peneliti di University of Miami tidak menemukan adanya “penurunan signifikan dalam parameter sperma” setelah mengambil dua dosis vaksin mRNA.
Rujukan
(GFD-2022-10125) [SALAH] PPATK Keluarkan Sertifikat untuk Keamanan Dana Investasi
Sumber: FacebookTanggal publish: 20/07/2022
Berita
Beredar di media sosial postingan foto sertifikat mengatasnamakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan RI (PPATK) untuk keamanan dana investasi. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 6 April 2022.
Dalam akun itu terdapat foto dengan tulisan:
"Sertifikat PPATK
Penanaman modal asing dalam negeri sudah diatur (Pasal 1 Ayat 4 UU No 25 Tahun 2007)
Seperti yang telah tercatat dalam UU mengenai dana investasi yang masuk ke Republik Indonesia wajib memiliki Legalitas Hukum berupa surat sertifikat untuk penerima sebagai Hak Resmi untuk keamanan dana tersebut digunakan bertransaksi dalam negara kesatuan Republikepublik Indonesia."
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 6 April 2022.
Dalam akun itu terdapat foto dengan tulisan:
"Sertifikat PPATK
Penanaman modal asing dalam negeri sudah diatur (Pasal 1 Ayat 4 UU No 25 Tahun 2007)
Seperti yang telah tercatat dalam UU mengenai dana investasi yang masuk ke Republik Indonesia wajib memiliki Legalitas Hukum berupa surat sertifikat untuk penerima sebagai Hak Resmi untuk keamanan dana tersebut digunakan bertransaksi dalam negara kesatuan Republikepublik Indonesia."
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi PPATK di Instagram, @ppatk_indonesia yang sudah bercentang biru atau terverifikasi.
Di sana terdapat bantahan untuk postingan tersebut. Bantahan itu diunggah pada 5 Februari 2022 lalu.
Berikut isinya:
"Waspadalah FIUtizen!
Penipuan mengatasnamakan PPATK dengan modus meminta sejumlah dana kepada masyarakat melalui whatsapp tengah marak. Pelaku mengaku dari PPATK dan menunjukkan berbagai dokumen seperti sertifikat, bilyet giro, ataupun atribut memyerupai dokumen resmi PPATK lainnya.
Abaikan, dan jangan melakukan transaksi apapun!Jaga seluruh informasi pribadi anda seperti KTP, rekening, nomor telepon, dan dokumen pribadi lainnya."
Di sana terdapat bantahan untuk postingan tersebut. Bantahan itu diunggah pada 5 Februari 2022 lalu.
Berikut isinya:
"Waspadalah FIUtizen!
Penipuan mengatasnamakan PPATK dengan modus meminta sejumlah dana kepada masyarakat melalui whatsapp tengah marak. Pelaku mengaku dari PPATK dan menunjukkan berbagai dokumen seperti sertifikat, bilyet giro, ataupun atribut memyerupai dokumen resmi PPATK lainnya.
Abaikan, dan jangan melakukan transaksi apapun!Jaga seluruh informasi pribadi anda seperti KTP, rekening, nomor telepon, dan dokumen pribadi lainnya."
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim PPATK mengeluarkan sertifikat untuk keamanan dana investasi adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2022-10124) [SALAH] Herd Imunity, Pandemi sudah Berakhir
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 19/07/2022
Berita
“Saat ini, dengan >90% Rakyat Indonesia sudah terpajan Virus COVID19, baik dari infeksi secara langsung maupun dari Vaksinasi, artinya sudah terjadi HERD IMMUNITY.Karena itu tidak usah khawatir dan tidak perlu ragu lagi untuk menyatakan bahwa Pandemi sudah BERAKHIR.Kita kembali kepada kehidupan normal seperti sebelum tahun 2020, sebelum terjadi Pandemi.Salam sehat,Dokter Tifa#herdimmunity #pandemiberakhir #pandemicovid19 #covid19#kembalikehidupannormal #fyp”
Hasil Cek Fakta
Beredar video melalui akun Tiktok @doktertifa yang menjelaskan terkait herd imunity atau kekebalan komunal yang sudah dicapai rakyat Indonesia, maka tidak perlu ragu lagi untuk menyatakan bahwa pandemi sudah berkahir.
Setelah ditelusuri, mengutip Voaindonesia.com memang benar bahwa telah dilakukan sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI). Sero survei tersebut dilakukan di 21 kabupaten/kota dan tujuh provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta dan Bali pada akhir Maret 2022, dengan hasil setidaknya 99,2 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di Jawa-Bali sudah memiliki antibodi COVID-19.
Namun, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan dengan adanya hasil sero survei tersebut bukan berarti bahwa Indonesia telah memasuki fase kekebalan komunal (Herd Imunity). Menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk memenuhi itu seperti, cakupan vaksinasi (dua dosis) minimal harus 70 persen, kemudian kita harus lihat indikator-indikator lainnya seperti misalnya tingkat penularan atau angka reproduksi virus masih satu, harusnya di bawah satu untuk kurun waktu yang lama. Nadia melaporkan, masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi COVID-19 baru 54 persen, sedangkan untuk Jawa-Bali sendiri baru 64 persen masih belum mencapai 70 persen sebagai syarat kekebalan komunal (Herd Imunity).
Dikutip dari covid19.go.id level situasi pandemi di Indonesia masih berada di level 2, dengan definisi insiden sedang, kasus yang didapat secara lokal dan tersebar luas yang terdeteksi dalam 14 hari terakhir; transmisi sudah tidak terlalu terfokus pada subkelompok populasi tertentu. Risiko infeksi sedang untuk populasi umum. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 31 P/HUM/2022, juga tidak ditemukan pernyataan tentang berakhirnya pandemi Covid-19.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang tercapainya herd imunity dan berakhirnya pandemi adalah salah dan termasuk dalam kategori konteks yang salah.
Setelah ditelusuri, mengutip Voaindonesia.com memang benar bahwa telah dilakukan sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI). Sero survei tersebut dilakukan di 21 kabupaten/kota dan tujuh provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta dan Bali pada akhir Maret 2022, dengan hasil setidaknya 99,2 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di Jawa-Bali sudah memiliki antibodi COVID-19.
Namun, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan dengan adanya hasil sero survei tersebut bukan berarti bahwa Indonesia telah memasuki fase kekebalan komunal (Herd Imunity). Menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk memenuhi itu seperti, cakupan vaksinasi (dua dosis) minimal harus 70 persen, kemudian kita harus lihat indikator-indikator lainnya seperti misalnya tingkat penularan atau angka reproduksi virus masih satu, harusnya di bawah satu untuk kurun waktu yang lama. Nadia melaporkan, masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan dua dosis vaksinasi COVID-19 baru 54 persen, sedangkan untuk Jawa-Bali sendiri baru 64 persen masih belum mencapai 70 persen sebagai syarat kekebalan komunal (Herd Imunity).
Dikutip dari covid19.go.id level situasi pandemi di Indonesia masih berada di level 2, dengan definisi insiden sedang, kasus yang didapat secara lokal dan tersebar luas yang terdeteksi dalam 14 hari terakhir; transmisi sudah tidak terlalu terfokus pada subkelompok populasi tertentu. Risiko infeksi sedang untuk populasi umum. Dalam Putusan Mahkamah Agung No. 31 P/HUM/2022, juga tidak ditemukan pernyataan tentang berakhirnya pandemi Covid-19.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim tentang tercapainya herd imunity dan berakhirnya pandemi adalah salah dan termasuk dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan dengan adanya hasil sero survei setidaknya 99,2 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di Jawa-Bali sudah memiliki antibodi COVID-19, bukan berarti bahwa Indonesia telah memasuki fase kekebalan komunal (Herd Imunity). Menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk memenuhi itu.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan dengan adanya hasil sero survei setidaknya 99,2 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di Jawa-Bali sudah memiliki antibodi COVID-19, bukan berarti bahwa Indonesia telah memasuki fase kekebalan komunal (Herd Imunity). Menurutnya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk memenuhi itu.
Rujukan
(GFD-2022-10123) [SALAH] Vaksin covid-19 fungsinya untuk mengontrol manusia bukan untuk kesehatan
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 19/07/2022
Berita
Beredar sebuah postingan oleh akun Twitter @dinagustavsson pada 10 Juni 2022. Postingan tersebut memperlihatkan cuplikan video pendeta yang sedang menjelaskan mengenai vaksin yang terdapat microchip 666, dengan narasi sebagai berikut:
NARASI:
Pendeta Lukas Sutrisno.
Pemasangan microchip pada tubuh manusia, microchip yang dimasukkan kedalam tubuh manusia yang disuntikan melalui Vaksin covid-19 fungsinya untuk mengontrol manusia bukan untuk kesehatan.
corona ada chip
NARASI:
Pendeta Lukas Sutrisno.
Pemasangan microchip pada tubuh manusia, microchip yang dimasukkan kedalam tubuh manusia yang disuntikan melalui Vaksin covid-19 fungsinya untuk mengontrol manusia bukan untuk kesehatan.
corona ada chip
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim mengenai vaksin yang terdapat microchip 666 adalah tidak benar.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
“Kedua, microchip itu harus memiliki sumber daya yang terkait, dan selain itu, sumber daya itu harus mengirimkan sinyal melalui setidaknya satu inci otot, lemak, dan kulit ke perangkat jarak jauh, yang sekali lagi, tidak bisa. Maka teori ini tidak masuk akal”
Informasi tersebut pernah beredar sebelumnya di awal kemunculan covid-19 di Indonesia. Salah satu artikel tersebut diverifikasi di laman turnbackhoax.id pada 7 Mei 2020 berjudul “[SALAH] menteri kesehatan America sdh menandatangani persetujuan penggunaan chip 666 untuk virus corona”. Dengan demikian, klaim vaksin terdapat microchip 666 adalah tidak benar dan masuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
“Kedua, microchip itu harus memiliki sumber daya yang terkait, dan selain itu, sumber daya itu harus mengirimkan sinyal melalui setidaknya satu inci otot, lemak, dan kulit ke perangkat jarak jauh, yang sekali lagi, tidak bisa. Maka teori ini tidak masuk akal”
Informasi tersebut pernah beredar sebelumnya di awal kemunculan covid-19 di Indonesia. Salah satu artikel tersebut diverifikasi di laman turnbackhoax.id pada 7 Mei 2020 berjudul “[SALAH] menteri kesehatan America sdh menandatangani persetujuan penggunaan chip 666 untuk virus corona”. Dengan demikian, klaim vaksin terdapat microchip 666 adalah tidak benar dan masuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.
Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
Rujukan
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211006125253-37-281826/ini-alasan-vaksin-covid-19-tidak-mungkin-disusupi-microchip
- https://turnbackhoax.id/2021/05/21/salah-vaksin-covid-19-mengandung-microchip-magnetik-2/
- https://turnbackhoax.id/2020/05/07/salah-menteri-kesehatan-america-sdh-menandatangani-persetujuan-penggunaan-chip-666-untuk-virus-corona/
Halaman: 4700/6645