• (GFD-2021-8719) Keliru, Klaim Garam yang Dimasak Bisa Berubah Jadi Racun

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/08/2021

    Berita


    Sebuah pesan berantai tentang cara mengkonsumsi garam yang benar beredar di Whatsapp, Senin 9 Agustus 2021. Pesan tersebut berisi klaim bahwa garam yang dimasak bersama makanan akan mengubah garam menjadi racun/toksin.
    “Kesalahan kita (kebanyakan orang Indonesia) ialah kita memasak garam yaitu memasukkan garam kedalam masakan ketika masakan sedang MENDIDIH /  PANAS. Hal tersebut akan menyebabkan garam menjadi racun/ toksik. Jika garam dimasak dengan cara di atas, garam akan menyebabkannya ber-asid dan membahayakan kesehatan serta mengundang berbagai penyakit, selain itu kandungan yodium pada garam juga akan hilang dengan percuma. Ingat yodium sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita,” demikian sebagian isi dari pesan tersebut. 
    Selain itu, pesan berantai tersebut juga mengklaim bahwa garam mentah dapat mengobati asam lambung.  

    Hasil Cek Fakta


    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo menunjukkan, bahwa pesan berantai yang mengklaim garam yang dimasak bersama makanan akan menyebabkan garam menjadi racun/toksin beredar sejak 2017. Sejumlah ahli menyebut bahwa klaim ini tidak berdasarkan fakta. Termasuk klaim soal garam bisa menyembuhkan penyakit asam lambung. 
    Tempo menemukan beberapa pemberitaan sejak 2017 yang membantah klaim tersebut. Situs Viva salah satunya, menerbitkan artikel berjudul Garam Dimasak Jadi Racun, Hoax atau Bukan? pada 4 Januari 2017. Isi artikel itu memuat wawancara dokter ahli gizi dr. Inge Permadhi yang menyatakan bahwa memasak garam tidak akan mengubahnya menjadi racun. 
    Pesan yang sama juga beredar di tahun 2018, seperti yang pernah dimuat oleh situs cekfakta.com berjudul [HOAKS] Garam Tidak Boleh Dimasak Karena Menjadi Racun edisi 7 Mei 2018.  
    Garam yang dimasak tidak menjadi racunDikutip dari situs kesehatan Hello Sehat, memasak garam tidak akan mengubah mineral ini menjadi racun karena kandungan garam terdiri dari beragam mineral. Mineral dalam makanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh proses memasak yakni kalsium, natrium, yodium, zat besi, zinc (seng), mangan, dan kromium.
    Beragam mineral tersebut tidak berubah menjadi racun atau zat berbahaya selama komposisi garam merupakan bahan yang aman alias tidak diberikan campuran tertentu oleh produsennya.
    Meski garam tidak berubah menjadi racun saat dimasak, akan tetapi para ahli kesehatan mengingatkan bahaya apabila mengkonsumsi garam secara berlebihan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA membatasi konsumsi garam atau natrium maksimal 2.300 miligram setiap hari.
    Konsumsi garam memang perlu dibatasi karena bisa berdampak pada kesehatan. Kebanyakan orang tahu bahwa efek kebanyakan garam adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi, tapi tak banyak yang menyadari bahwa ini juga bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi.
    Garam tidak bisa mengobati asam lambungDekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Ari Fahrial Syam pernah menjelaskan bahwa mengonsumsi garam justru dapat menyebabkan pasien sakit maag akan kambuh. "Sudah banyak pasien korban yang tidak jelas dengan info ini," kata Ari Fahrial dalam artikel Tempo berjudul Jangan Percaya Isu Makan Garam Mentah Baik untuk Kesehatan, Ini Faktanya, edisi 26 Agustus 2020. 

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim yang menyebut bahwa garam yang dimasak dapat menjadi racun adalah keliru. Demikian juga dengan klaim bahwa garam mentah dapat mengobati asam lambung. Menurut para ahli, garam yang dimasak bersama makanan tidak akan mengubah kandungan mineral yang dikandungnya. Meski demikian, mereka mengingatkan agar konsumsi garam tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu kesehatan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA membatasi konsumsi garam atau natrium maksimal 2.300 miligram setiap hari.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8718) Keliru Klaim Video SBY Dalangi Aksi Mahasiswa Menolak Kebijakan PPKM

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/08/2021

    Berita


    Sebuah video berdurasi 10.05 menit memperlihatkan aksi mahasiswa diklaim sebagai aksi penolakan kebijakan PPKM yang didalangi mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono beredar di facebook. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi otak dibalik aksi mahasiswa yang menolak kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). SBY dianggap ikut mendanai aksi itu hingga Rp 190 triliun. 
    Di Facebook video tersebut dibagikan akun ini pada 27 Juli 2021 dengan menambahkan narasi “Berita Terkini ~ Ini Akan Terjadi,SBY Dalam Masalah B3sar,G4ra² D3m0 G4gal Dana 190 Triliun M3layang”.
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 160 ribu kali tayangan online dan mendapat lebih dari 1600 komentar serta 5 ribu reaksi.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, video di atas merupakan kumpulan sejumlah cuplikan video yang berbeda. Hasil penelusuran, beberapa bagian video aksi mahasiswa ini identik dengan video aksi mahasiswa pada Senin, 28 Oktober 2019. Saat itu aksi mahasiswa tersebut menuntut Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) sebagai langkah hukum membatalkan perubahan Undang Undang KPK yang sudah disahkan DPR.
    Aksi mahasiswa ini dilaporkan BBC Indonesia pada 29 Oktober 2019. Ada pula beberapa bagian video yang identik dengan aksi dalam rangka memperingati hari buruh pada 1 Mei 2019 yang dilakukan konfederasi serikat buruh seluruh indonesia.
    Dikutip dari liputan6.com, aksi penolakan PPKM yang dilakukan mahasiswa sepenuhnya adalah hoaks yang tidak sepenuhnya benar.  Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan masyarakat diminta untuk tidak mempercayai terkait aksi penolakan PPKM. Saat ini Polda Metro Jaya tengah memburu otak di balik penyebaran informasi di media sosial tentang seruan aksi nasional bertajuk 'Jokowi End Game'. Aksi demo yang dijadwalkan pada 24 Juli 2021 itu salah satunya untuk menolak kebijakan (PPKM).  
    Dilansir dari Suara.com, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya tidak pernah memberikan izin untuk aksi apapun selama pandemi. Polisi akan menindak tegas pihak-pihak yang tetap melaksanakan aksi unjuk rasa. Khususnya jika aksi tersebut telah dianggap mengganggu ketertiban umum. 
    Menkopolhukam, Mahfud MD dalam satu siaran televisi nasional mengatakan aksi penolakan kebijakan PPKM merupakan aksi iseng yang dilakukan kelompok yang tidak murni. Kelompok ini tidak memiliki pengikut dan cenderung tidak ada yang menggerakan.  Pemerintah memilih tak akan mengambil langkah hukum untuk aksi ini. 
    Laporan Republika menyebutkan, salah satu akun yang menyebarluaskan informasi aksi serentak berhari-hari menolak kebijakan PPKM adalah @blokpolitikpelajar. Dalam unggahan akun tersebut, aksi diklaim berlangsung di wilayah Jakarta, Tangerang, Semarang, Bogor, Brebes, Sukoharjo, Bekasi, Kediri, Indramayu, Medan, Kudus, Padang, Surabaya, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak dan Solo.
    SBY sendiri membantah tuduhan tersebut dan memilih diam. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan diam dan tidak akan merespon tuduhan tersebut. SBY lebih memilih melakukan hal positif di tengah pandemi. 
     Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga ikut membantah keterlibatannya SBY dalam aksi mahasiswa menolak kebijakan PPKM. Pihaknya tidak akan mengambil pusing atas tuduhan tersebut. Demokrat memilih tak ambil pusing dengan fitnah yang dilancarkan para pendengung pendukung pemerintah. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim aksi mahasiswa menolak kebijakan PPKM didalangi mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, keliru. Menkopolhukam, Mahfud MD dalam satu siaran televisi nasional mengatakan, aksi penolakan kebijakan PPKM merupakan aksi iseng yang dilakukan kelompok yang tidak murni. Aksi ini tidak ada tokoh yang menggerakan dan mendanai. Polisi bahkan tidak pernah memberikan izin untuk aksi apapun selama pandemi. 
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8717) Keliru, Klaim Video Prabowo Resmi Gantikan Ma'ruf Amin Sebagai Wakil Presiden

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 05/08/2021

    Berita


    Sebuah video dengan thumbnail yang memperlihatkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat negara di depan Istana Merdeka, beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Prabowo resmi gantikan Ma’ruf Amin jadi Wapres Jokowi.
    Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 1 Agustus 2021. Akun ini pun menuliskan narasi, “AKHIRNYA TERJADI!! PRABOWO RESMI DUDUKI ISTANA, PRABOWO RESMI GANTIKAN MA'RUF AMIN JADI WAPRES JKW.”
    Pada Thumbnail video tersebut Wapres Ma’ruf Amin ditandai dengan lingkaran berwarna merah dan sebuah petunjuk berupa anak panah. Terlihat pula beberapa karangan bunga. Thumbnail tersebut disertai narasi, “ Prabowo Duduki Istana!!! Akhirnya Terjadi!! Prabowo Resmi Duduki Istana, Prabowo Resmi Gantikan Ma’ruf Amin Jadi Wapres JKW?”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 2.200 kali serta mendapat lebih dari 1.300 komentar. Apa benar ini video Prabowo resmi menggantikan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden?
    Tangkapan layar video dengan klaim Prabowo resmi gantikan Wakil Presiden ma'ruf Amin.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim video di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya, gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
    Hasilnya, dalam video berdurasi 8 menit 50 detik tersebut sama sekali tidak memperlihatkan adanya peristiwa saat Prabowo menggantikan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden.
    Video di atas hanya menampilkan cuplikan beberapa pidato Prabowo. sementara narasi yang dibacakan pengisi suara hanya mengutip pernyataan beberapa pengamat politik terkait isu Ma’ruf Amin akan mundur dari jabatannya sebagai Wapres.
    Video tersebut pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Rahasia Politik pada 1 Agustus 2021 dengan judul, “AKHIRNYA TERJADI!! PRABOWO RESMI DUDUKI ISTANA, PRABOWO RESMI GANTIKAN MA'RUF AMIN JADI WAPRES JKW?”.
    Pada bagian awal video tersebut memperlihatkan cuplikan video Prabowo yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal chaly kriting pada 15 Mei 2019 dengan judul, “#Prabowosubianto #Pemilu2019 Prabowo Subianto bikin surat wasiat di keterangan”.
    Menurut kanal tersebut, Capres Prabowo Subianto berencana mengundang sejumlah ahli hukum ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan malam ini. Dia menyebut akan membuat surat wasiat.
    Hal itu disampaikan Prabowo dalam simposium nasional tentang klaim kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2019. Ia tidak memerinci isi surat wasiat yang akan dibuatnya.
    "Saudara-saudara sekalian, setelah ini sore ini saya ke Kertanegara, akan saya kumpulkan ahli hukum. Saya akan buat surat wasiat saya," kata Prabowo.
    Video berikutnya menampilkan cuplikan pidato Menhan Prabowo saat meresmikan Patung Jendral Soedirman di Sleman Yogyakarta. Video yang identik pernah dimuat kanal Resmi CNN Indonesia pada 11 November 2019.
    Cuplikan video pidato Prabowo selanjutnya juga pernah dimuat ke Youtube oleh kanal Catatan Politik pada 25 Februari 2019 dengan judul, “Pidato Terbaru Prabowo Di Sumatera Utara, PESIMIS LAGI !!”.
    “Pidato Kontroversial Terbaru Prabowo Di Sumut : SAYA MELIHAT BANGSA INDONESIA DI UJUNG PUNAH,” bunyi keterangan kanal tersebut.
    Pada bagian berikutnya dari video di atas, pengisi suara membacakan narasi yang bersumber dari artikel yang dimuat situs Gelora.co pada 8 Juli 2021 dengan judul, “Ramai Isu Ma'ruf Amin Mundur dari Wapres RI, Prabowo Disebut Paling Tepat jadi Pengganti”.
    Pengisi suara membacakan kutipan dari pernyataan Direktur Rumah Politik Indonesia atau RPI, Fernando Emas yang mengatakan jika Ma'ruf tidak menunjukkan kesungguhannya dalam bekerja selama dua tahun menjabat sebagai wapres. Akibatnya, Presiden Joko Widodo terkesan menjalankan roda pemerintahan seorang diri.
    Catur mengatakan memang ada kemungkinan Ma'ruf Amin mundur sebelum masa jabatannya berakhir. Menurutnya, sosok yang paling tepat untuk menggantikan posisi Ma'ruf adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
    Narasi berikutnya bersumber dari artikel yang dimuat situs wartaekonomi.co.id pada 7 Juli 2021 dengan judul, “Jika Ma'ruf Amin Lengser, Nama Prabowo Subianto Disebut-sebut…”
    Pengisi suara membacakan kutipan pernyataan dari peneliti Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho yang menyebut jika Prabowo menjadi Wapres, akan cukup terasa kinerjanya.
    Catur lebih lanjut menjelaskan bahwa Prabowo memiliki jaringan luas yang menjadi salah satu keunggulannya. Dengan jaringan tersebut, kata dia, Prabowo akan sangat mungkin berpengaruh dalam menangani pandemi Covid-19.
    Kendati demikian, Catur mengaku bahwa kesempatan tersebut memang masih jauh, lantaran pengunduran diri Wapres tidak bisa segera dilakukan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa Menhan Prabowo Subianto resmi menggantikan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden RI, keliru. Video tersebut sama sekali tidak menampilkan maupun memuat pernyataan resmi pemerintah yang menyebutkan bahwa Prabowo menggantikan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden. Video tersebut hanya berisi cuplikan beberapa pidato Prabowo dan pernyataan beberapa pengamat politik terkait kinerja Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8716) Keliru, Klaim Video Presiden Jokowi Berpamitan Kepada Seluruh Rakyat Indonesia

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 05/08/2021

    Berita


    Sebuah video dengan thumbnail yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo di antara pengunjukrasa di sekitar Istana beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Presiden Jokowi dengan berat hati berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia.
    Di Facebook video tersebut dibagikan akun ini pada 22 Juli 2021. Akun inipun menuliskan narasi “BERITA TERKINI ~ DENGAN BERAT HATI JKW BERPAMITAN KE SELURUH RAKYAT ~ NEWS VIRAL JOKOWI DODO”.
    Video itu juga mencantumkan teks "DENGAN PENUH KESADARAN JOKOWI KELUAR DARI ISTANA. JOKOWI BENAR-BENAR PASRAH. INGIN DI LENGSERKAN SECARA TERHORMAT.”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 130ribu kali dan mendapat lebih dari 1.200 komentar.
    Benarkahini video Presiden Jokowi berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia?
    Tangkapan layar video yang diklaim sebagai video Presiden Jokowi berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selajutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, video di atas merupakan kumpulan sejumlah cuplikan video berbeda dan tak satupun yang menampilkan pernyataan mundur atau berpamitan dari Presiden Jokowi.
    Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Berita Negara Terkini pada 22 Juli 2021 dengan judul, “BERITA TERKINI ~ DNGN BERAT HATI JKW BERPAMITAN KE SELURUH RAKYAT ~ NEWS VIRAL JOKOWI DODO.”
    Video di atas terdiri dua segmen. Segmen pertama memperlihatkan seorang pria sedang menunjuk-nunjuk ke arah kamera. Selanjutnya memperlihatkan seorang pria lainnya tengah memegang cangkul. Pada bagian lainnya terdapat video yang memperlihatkan dua orang secara bergiliran menyampaikan kritik atas kepemimpinan Jokowi.
    Tempo menemukan jejak digital video identik yang pernah dimuat di Youtube oleh kanal DO'A NUSANTARA  pada 8 Juni 2020 dengan judul, “MENGHINA PRESIDEN DENGAN BAR BAR TAK PUNYA RASA TAKUT SEDIKIT PUN.”
    Sementara video yang memperlihatkan seorang pria tengah memegang cangkul identik dengan video yang pernah diunggah ke TikTok oleh akun @kak.Jefri pada 3 Februari 2021 dengan judul, “Pesan Penggali Kubur.”
    Segmen kedua dari video di atas memperlihatkan cuplikan video pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin disertai narasi yang dibacakan pengisi suara.
    Narasi yang dibacakan pengisi suara pada video tersebut bersumber dari dua tulisan opini yang dimuat situs oposisicerdas.com.
    Opini pertama merupakan tulisan dari Damai Hari Lubis yang dimuat pada 18 Juli 2021 dengan judul, “Idealnya Jokowi Segera Pamit kepada Seluruh Anak Bangsa”.
    Berikut isi tulisan opini tersebut:
    “Koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebagai tokoh utama yang dihandalkan presiden, sudah berwacana minta bantuan negara asing untuk tangani kasus Covid 19. Hal ini dia sampaikan resmi kepada masyarakat melalui media publik. Artinya LBP sudah tidak mampu. Sebaiknya Jokowi, jangan paksakan dia terus menjabat. Ini menyangkut nasib nyawa anak bangsa. Oleh sebab kegagalan ini tidak mesti dipertanggungjawabkan terhadap LBP pribadi, melainkan kolektif termasuk pengelola pemerintahan yang tertinggi negara RI. Karena tugas ini merupakan kewajiban dalam bentuk koordinasi kabinet dan sinergi, yakni presiden dan para menteri lainnya. Maka tepat momentum Presiden Jokowi dan seluruh jajaran menyatakan pamit kepada rakyat dengan meletakan jabatan. Alasan mundur tentu kompleks, selain faktanya tak mampu melindungi kesehatan anak bangsa akibat Covid-19 sesuai kewajiban yang diperintahkan konstitusi, juga nampak bentuk gejala lainnya yang cukup transparan, terkait kegagalan secara merata dalam banyak bidang, utamanya pada bidang pembangunan ekonomi (utang melilit) dan keterkaitan kesejahteraan hidup masyarakat menengah serta kebawah, temasuk pada sisi penegakan hukum yang banyak tidak sesuai konstitusi bahkan melanggar sumber konstitusi (UUD 1945).”
    Tulisan kedua merupakan opini dari M. Rizal Fadilah berjudul “Andai Jokowi Mundur Atau Dimundurkan” yang dimuat pada 10 Juli 2021.
    Baik tulisan opini pertama dan kedua juga dicantumkan disclaimer berbunyi:
    “Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.”

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Presiden Jokowi berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia, keliru. Video tersebut sama sekali tidak memperlihatkan atau menampilkan Presiden Jokowi sedang berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia. Video tersebut hanya berisi cuplikan video beberapa orang yang mengkritik kepemimpinan Jokowi. Narasi yang dibacakan pengisi suara dalam video tersebut juga bersumber dari tulisan opini.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan