(GFD-2021-8740) Keliru, Video Senator Amerika Mengumumkan Corona Adalah Penipuan
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Potongan video yang merupakan unggahan dari platform SnackVideo memperlihatkan senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan beredar di aplikasi pengiriman pesan.
Video tersebut diberikan narasi “Senator Amerika Mengumumkan Corona adalah penipuan. Mereka telah menutupi kebenaran Big Phanama (pengelola obat) Big Tach (facebook, Microsoft, dan lain lain), Big Media (CNN, BBC, ECT) WHO dan lain-lain adalah pengkhianat yang bertanggung jawab atas perkara ini”
Apakah benar video tersebut merupakan pernyataan terbuka senator Amerika Serikat tentang corona adalah penipuan?
Tangkapan layar video dengan klaim pengumuman penipuan corona oleh senat USA
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video diatas menjadi beberapa bagian foto dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya foto hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google, TinEye Reverse Image Search dan Yandex.
Hasilnya, video tersebut merupakan konferensi pers senator Amerika Serikat, Marsha Blackburn pada 11 Juni 2021. Video itu pernah diunggah Senator Marsha Blackburn di akun youtube nya pada 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan berarti Senator Blackburn bergabung dengan konferensi pers untuk membahas asal-usul dan kebenaran tentang COVID-19.
Video serupa juga muncul pada platform Vimeo pada 14 Juni 2021. dengan keterangan dalam bahasa jerman yang jika diterjemahkan berarti Konferensi Pers Senator Marsha Blackburn, Senat AS, 11 Juni 2021.
Konferensi pers Senator Marsha Blackburn bahkan disiarkan secara langsung Fox News pada kanalnya di facebook 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan yang berarti Senator Marsha Blackburn dan Senator GOP mengadakan konferensi pers tentang sensor Big Tech asal COVID-19.
Dikutip dari laman resmi senator AS Marsha Blackburn, konferensi pers yang dilakukannya merupakan pernyataan terbuka yang mempertanyakan bagaimana big tech melakukan sensor terhadap informasi asal-usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
Marsha Blackburn mengatakan, teknologi besar seperti facebook dan youtube benar-benar telah melampaui batas dengan melakukan sensor terhadap informasi terkait asal-usul COVID-19. Facebook baru-baru ini mengubah keputusan untuk menghapus segala jenis informasi yang mengatakan COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, YouTube sebelumnya juga telah mengumumkan akan melarang konten apapun yang bertentangan dengan Organisasi Kesehatan Dunia yang dikelola Beijing dan didanai China. YouTube bahkan menghapus video dari beberapa dokter medis yang mempertanyakan nilai penguncian ini.”
Dalam konferensi persnya Marsha Blackburn juga mendesak Dr. Anthony Fauci untuk mengundurkan diri dan menyingkir dari tanggung jawabnya di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan menghadap Kongres untuk memberikan penjelasan terkait Informasi terkait COVID-19.
“Saya pikir sudah sepatutnya Dr. Fauci menyingkir dari tanggung jawabnya di NIAID dan dia membuat dirinya tersedia untuk Kongres untuk mencari tahu persis bagaimana dia bersekongkol dengan Mark Zuckerberg dan teknologi besar. Apa yang terjadi di sana? Apakah orang Amerika mendengar beberapa kebenaran tetapi tidak seluruh kebenaran?”
Dilansir dari Y'all Politics, media berita politik berkedudukan di Mississippi, Amerika Serikat, konferensi pers Marsha Blackburn mempertanyakan keputusan teknologi besar yang melakukan sensor terhadap informasi COVID-19 secara sepihak. Facebook bahkan menangguhkan akun mantan Presiden Donald Trump. Twitter juga bergerak untuk menyensor liputan apapun yang mereka pikir dapat menyebabkan kepanikan yang meluas.
“Bagaimana platform internet multi-kaya yang kuat bisa membuat keputusan itu,” kata Senator Wicker.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, Potongan video yang memperlihatkan sekelompok senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan, keliru. Video tersebut diketahui merupakan konferensi pers senator Marsha Blackburn dari republik pada 11 Juni 2021 yang mempertanyakan keputusan perusahaan teknologi besar seperti Facebook, Youtube melakukan sensor sepihak terhadap informasi terkait asal usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=zYDN8gwVfdM&t=1s
- https://vimeo.com/562991324
- https://www.facebook.com/FoxNews/videos/956541515112132 %20
- https:/www.blackburn.senate.gov/2021/6/blackburn-leads-press-conference-demanding-answers-from-big-tech
- https://yallpolitics.com/2021/06/10/wicker-joins-press-conference-on-big-tech-censorship-of-covid-19-origins/
(GFD-2021-8739) Keliru, Sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol Lupa Dipasangi Elevator
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan gedung pencakar langit di Spanyol beredar di media sosial. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa gedung 47 lantai di Spanyol itu diabngun tanpa elevator. Klaim ini beredar seiring rampungnya pembangunan gedung tersebut pada Agustus 2021.
Di Instagram foto tersebut dibagikan akun ini pada 20 Agustus 2021. Berikut narasi lengkapnya:
“Bisa membayangkan jika sebuah bangunan yang memiliki lebih dari 20 lantai tidak mempunyai lift? Tentu teman akan kesulitan untuk melakukan aktifitas dan perlu tenaga ekstra dalam naik turun bangunan tersebut.
Aneh tapi nyata hal tersebut terjadi di Spanyol, sebuah perusahaan yang bergerak di bidak konstruksi bangunan di Negeri Matador tersebut, lupa menyediakan ruang untuk lift pada bangunan yang sedang dibuatnya. Dan lucunya hal tersebut baru disadari setelah gedung pencakar langit itu hampir selesai dibuat.Kekeliruan yang sangat fatal tersebut terjadi dalam proyek pembangunan apartemen megah bernama InTempo di kota tepi Pantai Benidorm, Spanyol, awal Agustus 2013. Apartemen setinggi 200 meter dengan memiliki lantai sebanyak 47 ini jika rampung merupakan apartemen tertinggi di Eropa. Pembangunan dari InTempo sendiri adalah simbol harapan untuk kebangkitan perekonomian Spanyol yang kala itu terepuruk karena krisis moneter. Beberapa bulan menjelang proyek pembangunan InTempo selesai, kontraktor menyadari ada yang kurang. Mereka lupa membangun jalur untuk elevator, alias lift untuk para penghuni. Mereka kebingungan karena sudah tidak ada ruangan yang cukup untuk membangun akses lift beserta mesin-mesinnya yang besar di gedung ini. Hal tersebut dimungkinkan karena awalnya InTempo hanya didesain sebagai bangunan 20 lantai saja. Tapi pihak pengembang yang ambisius meminta jumlah lantai ditambah hingga dua kali lipat dari rencana awal. Tapi karena resesi yang melanda Eropa pada 2008 membuat proyek konstruksi tersebut kacau. Arsitek yang membangun InTempo mengundurkan diri, sedangkan para pekerja kontruksi pada tahun 2010 tidak mendapatkan bayaran selama empat bulan. Dan lebih parahnya lagi saat pembangunan, para pekerja menaiki lantai tanpa menggunakan lift.”
Apa benar sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol Lupa Memasang Elevator?
Tangkapan layar unggahan yang diklaim sebagai Gedung 47 lantai tanpa elevator di Spanyol
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan tool reverse image Source, Google dan Yandex. Selanjutnya penelusuran dilanjutkan melalui pemberitaan sejumlah media kredibel.
Hasilnya, gedung tersebut merupakan Apartemen Intempo di Kota Benidorm, Spanyol. Informasi terkait tidak tersedianya lift atau elevator bermula dari pemberitaan media setempat, El Pais pada Juli 2013 dengan judul, “InTempo, una incompetencia de altura.”
Menurut El Pais, sampai 23 lantai pertama dibangun, gedung tersebut tidak menempatkan forklift untuk 41 pekerja yang naik turun tangga. Pada April 2011, dengan beton dipasang hingga lantai 46, rencana untuk lantai 47 belum siap.
Pada Juli, forklift jatuh dengan 13 pekerja di dalamnya. Namun, ambulans tidak dapat mengakses tempat itu karena tak ada pintu masuk kendaraan untuk menghemat biaya. Padahal pekerja yang menjadi korban dalam kondisi terluka parah.
Dilansir dari Der Spiegel, tak lama setelah pembangunan gedung dimulai, krisis melanda negara itu. Proyek ini pun ikut menjadi sedikit kacau karena arsitek lupa menyesuaikan gedung dengan poros lift yang memadai.
Gedung In Tempo semula direncanakan hanya memiliki 20 lantai. Karena ingin mendapat lebih banyak penyewa dan pembeli, klien meminta agar gedung ditambah ketinggiannya. Jadi arsitek menambahkan 27 lantai mendadak tanpa mengadaptasi poros elevator dan mesin pengangkat yang sesuai.
Pengawasan itu seharusnya tidak terlihat sampai Januari 2012 ketika bangunan itu sudah setinggi 110 meter. Mekanisme pengangkatan yang awalnya dipasang untuk bangunan tersebut telah dirancang untuk melayani 20 lantai saja.
Ketika keputusan dibuat untuk menambah lantai tambahan, arsitek hanya memperpanjang poros yang ada tetapi gagal mempertimbangkan fakta bahwa lebih banyak lantai juga berarti lebih banyak penggunaan atau ruang tidak akan cukup untuk jumlah peralatan pengangkat tambahan yang diperlukan.
Dilansir dari dezeen.com, Rafael Ballesta, manajer penjualan untuk menara perumahan Edificio Intempo mengatakan, berbagai pemberitaan media yang ada terkait apartemennya, 'konyol'. "Kami sedang membangun gedung pencakar langit perumahan tertinggi di Eropa jadi bagaimana mungkin membangun tanpa lift?" katanya.
Dezeen adalah salah satu dari beberapa publikasi yang menampilkan cerita tersebut, yang awalnya dilaporkan oleh surat kabar Spanyol El Pais.
"Wartawan dari El Pais mengeluarkan beberapa berita palsu dan semua orang hanya menyalin dan menempelkannya," kata Ballesta kepada Dezeen. "Orang-orang tidak boleh percaya berita palsu ini".
Sebuah akun Twitter yang didedikasikan untuk gedung Edificio Intempo, ikut menanggapi beberapa publikasi yang melaporkan berita tersebut dengan mencuit pernyataan bahwa pemberitaan itu salah dan liftnya berfungsi.
Cuitan lain menautkan ke dokumen yang diterbitkan oleh insinyur Florentino Regalado & Asociados yang menunjukkan pemandangan bagian bangunan, termasuk poros elevator.
Crossbow mengatakan menara memiliki enam lift "generasi terbaru", dengan masing-masing menara terdapat tiga lift.
Seorang jurnalis Spanyol yang telah mengunjungi gedung tersebut memposting di situs webnya bahwa dia telah naik lantai 45 gedung tersebut menggunakan lift dan menyertakan foto yang menunjukkan panel operasi lift yang belum selesai.
Situs web proyek juga menampilkan foto pintu lift di dalam gedung.
Dikutip dari The Guardian, setelah 17 tahun mengalami kemunduran, diharapkan pencakar langit Intempo akan membantu mengubah resor menjadi Miami di Mediterania.
Bagaimanapun, setelah 17 tahun mengalami kemunduran, gedung pencakar langit raksasa Intempo akhirnya selesai. Gedung apartemen itu pun menjadi gedung tertinggi di Uni Eropa dengan tinggi 187 meter. Menara kembarnya juga diklaim memiliki lift tercepat di Spanyol, dengan kecepatan 4,2 meter per detik dan dapat mencapai lantai puncak dalam 52 detik.
Pusat pariwisata massal Spanyol juga ikut merayakan selesainya Intempo. Meski sempat terhambat krisis, apartemen dua menara yang memiliki 256 unit itu segera menerima sertifikat penyelesaiannya, dan EL PAÍS adalah organisasi berita pertama yang diundang untuk mengunjungi gedung itu sekarang setelah pekerjaan selesai.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol dipasangi elevator atau lift, keliru. Gedung pencakar langit Intempo bukan tidak memiliki elevator atau lift, melainkan lift awalnya disediakan hanya untuk 20 lantai sebagaimana rencana awal arsitektur gedung ini. Ketika arsitek menambahkan 27 lantai, mereka tidak mengadaptasi poros elevator dan mesin pengangkat yang sesuai sehingga lift yang terpasang sempat runtuh. Saat ini pembangunan gedung Intempo telah rampung dengan fasilitas elevator atau lift yang diklaim sebagai yang tercepat di Spanyol.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/CSy6Qr-l1nz/?utm_source=ig_embed&ig_rid=0ae81e72-b293-44e3-b123-37351cafc573
- https://elpais.com/economia/2013/07/20/actualidad/1374340685_911593.html
- https://www.spiegel.de/international/europe/architect-forgets-elevator-for-47-floor-skyscraper-in-spain-a-916082.html
- https://www.dezeen.com/2013/08/20/elevators-skyscraper-with-no-elevators-not-true/
- https://devacacionesypuentes.com/2013/04/30/in-tempo-tocar-el-cielo-en-benidorm/
- https://www.theguardian.com/world/2021/jul/20/tallest-apartment-building-in-eu-finally-completed-in-benidorm
- https://english.elpais.com/economy-and-business/2021-07-16/benidorm-gets-a-little-closer-to-the-sky.html
(GFD-2021-8738) Keliru, Vaksin Asal Cina sebagai Senjata Pemusnah Massal
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Video berjudul Ulama Bongkar Vaksin Senjata Pemusnah Massal diunggah oleh salah satu kanal Youtube pada 18 Agustus 2021. Video berdurasi 8:10 menit ini berisi klaim bahwa vaksin asal Cina digunakan untuk membantai orang Indonesia.
Secara utuh, unggahan tersebut berisi gabungan dari beberapa video, di antaranya video pernyataan seorang pria diduga ulama, video pelaksanaan vaksinasi dan video kedatangan tenaga kerja dari Cina.
Pada bagian awal, pria yang disebutkan sebagai anak Kiai Haji Maimoen Zubair menyebutkan bahwa Cina ingin menguasai Indonesia.
“Cina memang ingin menguasai Indonesia, menggantikan orang pribumi dengan mereka. Tidak dengan perang, tapi dengan vaksin,” katanya.
Unggahan ini beredar di tengah upaya pemerintah meningkatkan program vaksinasi Covid-19. Hingga 24 Agustus 2021, video itu ditonton lebih dari 422 ribu kali.
Tangkapan layar video dengan klaim vaksin asal cina merupakan senjata pemusnah massal
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, vaksin Sinovac asal Cina yang digunakan oleh Indonesia bukanlah senjata pemusnah massal. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19.
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), vaksin telah menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Vaksin bekerja dengan melatih dan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dan bakteri yang menjadi targetnya. Setelah vaksinasi, jika tubuh kemudian terkena kuman penyebab penyakit tersebut, tubuh segera siap untuk menghancurkannya, mencegah penyakit.
Seperti vaksin lainnya, vaksin Covid-19 yang direkomendasikan penggunaannya oleh WHO, terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat COVID-19. Ini adalah salah satu bagian dari penanganan COVID-19, selain tindakan pencegahan utama dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, menutupi batuk atau bersin di siku, sering membersihkan tangan, memakai masker, dan menghindari ruangan atau ruangan yang berventilasi buruk.
Setiap vaksin diproses dengan cukup ketat. Sebelum menerima validasi dari WHO dan badan pengatur nasional, vaksin COVID-19 harus menjalani pengujian ketat dalam uji klinis untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut memenuhi tolok ukur keamanan dan kemanjuran yang disepakati secara internasional.
Keamanan Vaksin Sinovac
Sejumlah negara seperti Brasil dan Indonesia, menggunakan vaksin Sinovac asal Cina yang dikembangkan oleh Sinovac atau China National Pharmaceutical Group. Kelompok Ahli Penasihat Strategis Badan Kesehatan Dunia (SAGE) untuk Imunisasi pada 2 Juni 2021, menyatakan, merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac. Rekomendasi itu berdasarkan penilaian data kualitas, keamanan dan kemanjuran vaksin secara menyeluruh.
Hasil aman vaksin digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas hingga usia 60 tahun. Sedangkan data keamanan vaksin untuk orang yang berusia di atas 60 tahun, masih terbatas karena sedikitnya jumlah peserta dalam uji klinis.
Di Brasil, sesuai hasil uji coba fase 3 menunjukkan bahwa dua dosis, yang diberikan dengan selang waktu 14 hari, memiliki kemanjuran 51% terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Vaksin Sinovac juga memiliki kemanjuran 100% terhadap COVID-19 yang parah, dan 100% terhadap rawat inap mulai 14 hari setelah menerima dosis kedua.
Kementerian Kesehatan juga telah mengkaji cepat efektivitas vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19. Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari-18 Maret 2021 melibatkan lebih dari 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, dengan usia di atas 18 tahun.
Hasil kajian cepat menunjukkan, vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, video dengan klaim bahwa vaksin Sinovac asal Cina menjadi senjata pemusnah massal adalah keliru. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19. Hasil kajian cepat Kemenkes terhadap 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, menunjukkan vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=pSxY_vAIJvU
- https://www.tempo.co/tag/cina
- https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronavirus-disease-(covid-19)-vaccines-safety
- https://www.tempo.co/tag/who
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/the-sinovac-covid-19-vaccine-what-you-need-to-know
- https://www.tempo.co/tag/sinovac
- https://www.kemkes.go.id/article/view/21051300001/kajian-cepat-kemenkes-vaksin-sinovac-efektif-cegah-kematian.html
(GFD-2021-8737) Keliru, Milisi Taliban Membantai Rakyat Afghanistan Pasca Menduduki Ibu Kota Kabul
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 24/08/2021
Berita
Potongan video diklaim sebagai aksi pembantaian rakyat Afganistan oleh milisi taliban pasca pendudukan Ibu Kota Kabul beredar pada aplikasi percakapan. Video berdurasi 51 menit tersebut memperlihatkan sekelompok milisi bertopeng dan bersenjata sedang menembaki puluhan orang yang dalam keadaan terikat secara brutal.
Video tersebut dibagikan dengan menambahkan narasi “Kaget lihat didor sadis dan kejam... Kasian orang2 afganistan tdk berdosa...padahal mereka beragama Islam juga dan Sholat pastinya lihat Tembak2 terus menerus sambil menghabiskan peluru... Jahanam Taliban Teroris”.
Video dan narasi ini beredar di tengah kondisi negara Afghanistan yang kini dikuasai kelompok nasionalis Taliban setelah Amerika Serikat dan NATO menarik pasukannya. Benarkah video tersebut adalah aksi pembantaian milisi taliban terhadap rakyat Afghanistan pasca pendudukan Ibu Kota Kabul ?
Tangkapan layar video yang diklaim sebagai momen pembantaian milisi Taliban kepada warga Afghanisatan
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video diatas menjadi beberapa bagian foto dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya foto hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google dan Yandex.
Hasilnya, video tersebut merupakan video lawas yang tidak terkait dengan kondisi Afghanistan saat ini. Potongan video ini pernah beredar di Youtube yang diunggah oleh akun Samuel José Moreno Calderón pada 20 Mei 2014. Pada unggahannya itu dituliskan keterangan dalam bahasa spanyol yang jika diterjemahkan berarti “Ayah kita!!! Jangan dilihat!!!”;
Tak hanya itu, video serupa juga pernah beredar di Vimeo yang diunggah oleh akun Santhosh Santhu pada 28 Agustus 2014. Vimeo sendiri adalah situs layanan berbagi video yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah, berbagi, dan menonton video. Situs ini diciptakan oleh Jake Lodwick dan Zach Klein pada November 2004 serta berkantor pusat di New york, Amerika Serikat.
Laporan media berbahasa spanyol LA Gazzetta DF menyebutkan, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di Kota Aleppo, Suriah 350 kilometer utara Damaskus. Sumber militer di sana mengkonfirmasi pembantaian itu dilakukan Front Al Nusra atau atau Jabhat al-Nusra-kelompok milisi dan cabang Al Qaeda yang sedang bertempur di Suriah melawan Presiden Bashar Assad. Serangan mortir oleh kelompok itu dan afiliasi lainnya telah merenggut nyawa lebih dari 100 penduduk sipil Aleppo,
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti dikutip dari CNBC Indonesia, bahwa sebanyak 900 ribu warga Suriah harus mengungsi akibat terjadinya perang. Di Provinsi Aleppo sendiri ada 1,5 juta dari sekitar 3 juta orang yang sudah mengungsi dari bagian lain negara itu. Serangan yang dimulai akhir tahun lalu telah menyebabkan perpindahan tunggal terbesar warga sejak konflik dimulai pada 2011. Perang tersebut setidaknya sudah menewaskan lebih dari 380 ribu orang sejak meletus hampir sembilan tahun lalu.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, video diklaim sebagai aksi pembantai rakyat Afganistan oleh milisi Taliban pasca pendudukan ibukota kabul, keliru. Video tersebut diketahui merupakan video lawas yang tidak berkaitan dengan kondisi Afghanistan saat ini. Video itu pernah diunggah di youtube pada Mei 2014.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/afghanistan
- https://www.tempo.co/tag/kabul
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=7tlFGYjGveE
- https://vimeo.com/104680684
- https://lagazzettadf.com/noticia/2016/08/13/terroristas-asesinan-40-personas-alepo-siria/
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20200218162407-4-138757/perang-suriah-pbb-krisis-kemanusiaan-paling-mengerikan
Halaman: 4695/6296