Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB. Kabar tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
Berikut informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB:
*Ambil 50GB Kuota Internet Free dari Operator! *
1. Subsidi akan segera berakhir
2. Buka websitenya dan segera daftarkan nomor ponsel anda untuk mendapatkan 50GB.
3. Periode Akhir Tahun ! Klik pada link di bawah untuk mendaftar:
https://www.bagipulsa.my.id/?v=105GigaBytes
Setelah mendaftar pada link diatas, kuota internet akan disubsidikan setelah 1 jam!"
(GFD-2021-7918) [SALAH] Kemendikbud Bagikan Kuota Internet Periode Akhir Tahun 50 GB
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 30/11/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB, dengan menghubungi pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud, Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, infomasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB hoaks.
"Hoaks," kata Hasan, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Hasan pun sebelumnya sempat menyatakan, situs resmi tentang bantuan kuota internet bekajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id, dengan begitu tautan yang dicantumkan pada informasi tersebut tidak benar.
"Situs resmi hanya ada di kuota-belajar.kemdikbud.go.id" tutupnya.
Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud, Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, infomasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB hoaks.
"Hoaks," kata Hasan, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Hasan pun sebelumnya sempat menyatakan, situs resmi tentang bantuan kuota internet bekajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id, dengan begitu tautan yang dicantumkan pada informasi tersebut tidak benar.
"Situs resmi hanya ada di kuota-belajar.kemdikbud.go.id" tutupnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Kemendikbud bagikan kuota internet periode akhir tahun 50 GB tidak benar alias hoaks.
Besaran kuota yang diberikan Kemendikbud untuk pelajar dan pengajar tidak mencapai 50 GB dan situs resmi tentang bantuan kuota internet belajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id.
Besaran kuota yang diberikan Kemendikbud untuk pelajar dan pengajar tidak mencapai 50 GB dan situs resmi tentang bantuan kuota internet belajar adalah kuota-belajar.kemdikbud.go.id.
Rujukan
(GFD-2021-7917) [SALAH] Link Hadiah Pospay (Pos Indonesia)
Sumber: Tangkapan Layar Tautan LinkTanggal publish: 30/11/2021
Berita
link mengatasnamakan Pospay yang merupakan layanan pembayaran milik Pos Indonesia
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah link mengatasnamakan Pospay yang merupakan layanan pembayaran milik Pos Indonesia. Link tersebut membagikan hadiah dengan cara mengisi data pada sebuah form yang terdapat pada link tersebut.
Setelah ditelusuri pada Instagram resmi Pos Indonesia ditemukan klarifikasi langsung bahwa link yang mengatasnamakan Pospay dengan modus membagikan hadiah adalah link palsu. Masyarakat diminta waspada terhadap link palsu yang mengatasnamakan Pos Indonesia dengan dan selalu cek kebenaran melalui akun resmi Pos Indonesia terverifikasi, website resmi www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.
“? WASPADA PENIPUAN!
Sahabat, kamu harus selalu waspada ya~ terhadap link palsu, mengatasnamakan Pos Indonesia dengan modus hadiah, contohnya ini!
Kamu harus selalu cek kebenarannya~ bisa via DM akun official Pos Indonesia, cek website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161
Di ingat selalu ya Sahabat, Waspadalah … waspadalah ?
.
. #PosIndonesia #BeritaHoax #Hoax #Penipuan #InfoPos Deliveryourlove.”, bunyi pernyataan Pos Indonesia dalam akun Instagram resmi @posindonesia.ig.
Dengan demikian link hadiah dari Pospay merupakan hoaks, sehingga masuk dalam konten palsu.
Setelah ditelusuri pada Instagram resmi Pos Indonesia ditemukan klarifikasi langsung bahwa link yang mengatasnamakan Pospay dengan modus membagikan hadiah adalah link palsu. Masyarakat diminta waspada terhadap link palsu yang mengatasnamakan Pos Indonesia dengan dan selalu cek kebenaran melalui akun resmi Pos Indonesia terverifikasi, website resmi www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.
“? WASPADA PENIPUAN!
Sahabat, kamu harus selalu waspada ya~ terhadap link palsu, mengatasnamakan Pos Indonesia dengan modus hadiah, contohnya ini!
Kamu harus selalu cek kebenarannya~ bisa via DM akun official Pos Indonesia, cek website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161
Di ingat selalu ya Sahabat, Waspadalah … waspadalah ?
.
. #PosIndonesia #BeritaHoax #Hoax #Penipuan #InfoPos Deliveryourlove.”, bunyi pernyataan Pos Indonesia dalam akun Instagram resmi @posindonesia.ig.
Dengan demikian link hadiah dari Pospay merupakan hoaks, sehingga masuk dalam konten palsu.
Kesimpulan
hasil periksa fakta Rahmah A N (UIN Sunan Ampel Surabaya)
Link tersebut palsu, Pos Indonesia melalui akun Instagram resminya mengunggah pernyataan bahwa Informasi yang beredar merupakan penipuan atau hoaks. informasi resmi hanya melalui ke akun-akun resmi Pos Indonesia, website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.
Link tersebut palsu, Pos Indonesia melalui akun Instagram resminya mengunggah pernyataan bahwa Informasi yang beredar merupakan penipuan atau hoaks. informasi resmi hanya melalui ke akun-akun resmi Pos Indonesia, website resmi di www.posindonesia.co.id atau telepon Halopos 1500 161.
Rujukan
(GFD-2021-7916) [SALAH] Jepang Menggunakan Ivermectin dan Menghentikan Vaksin untuk Memberantas Virus Covid-19
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 30/11/2021
Berita
“ Japan drops vax rollout, goes to Ivermectin, ENDS COVID almost overnight
The ongoing COVID-19 nonsense here in the United States exists solely and exclusively because our governments have failed to use the correct treatment. They used so-called “vaccines” when Japan has just proven, in less than ONE MONTH, that Ivermectin can wipe out the disease.”
The ongoing COVID-19 nonsense here in the United States exists solely and exclusively because our governments have failed to use the correct treatment. They used so-called “vaccines” when Japan has just proven, in less than ONE MONTH, that Ivermectin can wipe out the disease.”
Hasil Cek Fakta
Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi yang dimuat dalam salah satu media online bernama Hal Turner Radio show yang menjelaskan tentang keberhasilan Jepang untuk menangani Covid-19 selama satu bulan dengan menggunakan Ivermectin sebagai obat yang diklaim mampu melenyapkan Covid-19 di Jepang. Dikatakan pula bahwa Pemerintah Jepang juga telah memberhentikan distribusi dan penggunaan vaksin di Jepang karena telah beralih untuk menggunakan Ivermectin sebagai obat yang digunakan untuk mengobati Covid-19.
Melansir dari japan.kantei.go.jp, yaitu situs web Kantor Perdana Menteri Jepang, Pemerintah Jepang hingga tanggal 21 November 2021 masih memberikan dosis vaksin kepada seluruh masyarakat Jepang, baik itu dosis vaksin pertama maupun dosis vaksin kedua. Selain itu, melansir dari ourworldindata.org, yaitu situs publikasi online ilmiah yang berfokus pada masalah global besar seperti kemiskinan, penyakit, kelaparan, perubahan iklim, perang, risiko eksistensial, dan ketidaksetaraan. Penerima vaksin di Jepang terus mengalami peningkatan, bahkan apabila dibandingkan dengan persentse pada satu minggu sebelumnya, yaitu pada tanggal 14 November 2021, penerima dosis vaksin di Jepang berada pada angka 78.7%, tetapi pada tanggal 21 November 2021 persentasenya meningkat mejadi 79.0%. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Jepang masih memberikan dosis vaksin bagi masyarakatnya.
Melansir dari factcheck.afp.com, juru bicara PMDA mengatakan bahwa uji coba klinis Ivermectin masih dilakukan. Tetapi Ivermectin tidak terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19). Lalu, Menteri Kesehatan Jepang, Norihisa Tamura juga mengatakan bahwa perlu lebih banyak bukti untuk menunjukkan bahwa Ivermectin efektif untuk dapat diresepkan sebagai obat untuk mengobati Covid-19.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait jepang menggunakan Ivermectin dan menghentikan vaksin untuk memberantas virus covid-19 ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Melansir dari japan.kantei.go.jp, yaitu situs web Kantor Perdana Menteri Jepang, Pemerintah Jepang hingga tanggal 21 November 2021 masih memberikan dosis vaksin kepada seluruh masyarakat Jepang, baik itu dosis vaksin pertama maupun dosis vaksin kedua. Selain itu, melansir dari ourworldindata.org, yaitu situs publikasi online ilmiah yang berfokus pada masalah global besar seperti kemiskinan, penyakit, kelaparan, perubahan iklim, perang, risiko eksistensial, dan ketidaksetaraan. Penerima vaksin di Jepang terus mengalami peningkatan, bahkan apabila dibandingkan dengan persentse pada satu minggu sebelumnya, yaitu pada tanggal 14 November 2021, penerima dosis vaksin di Jepang berada pada angka 78.7%, tetapi pada tanggal 21 November 2021 persentasenya meningkat mejadi 79.0%. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Jepang masih memberikan dosis vaksin bagi masyarakatnya.
Melansir dari factcheck.afp.com, juru bicara PMDA mengatakan bahwa uji coba klinis Ivermectin masih dilakukan. Tetapi Ivermectin tidak terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19). Lalu, Menteri Kesehatan Jepang, Norihisa Tamura juga mengatakan bahwa perlu lebih banyak bukti untuk menunjukkan bahwa Ivermectin efektif untuk dapat diresepkan sebagai obat untuk mengobati Covid-19.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait jepang menggunakan Ivermectin dan menghentikan vaksin untuk memberantas virus covid-19 ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta). Informasi tersebut salah. Faktanya, dalam Japanese Pharmaceutical and Medical Devices Agency (PMDA), yaitu sebuah badan yang bertugas untuk mengawasi regulasi obat-obatan di Jepang. Ivermectin tidak terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk menyembuhkan Covid-19.
Rujukan
(GFD-2021-7915) [SALAH] Telegram Membagikan Voucher Pulsa Gratis Bagi Pengguna Senilai Rp500 Ribu
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 30/11/2021
Berita
“Assalamualaikum kk🙏🏻Kami dari layanan ID. Telegram Indonesia.
Selamat, nomor ponsel kakak yang terdaftar di TELEGRAM nya mendapatkan apresiasi dari kantor TELEGRAM
Berhak terima Bonus voucher pulsa gratis dari TELEGRAM senilai Rp.500.000.-
Dalam rangka meningkatkan pengguna aplikasi TELEGRAM
Yang sudah mencapai 500 jt+ pengguna.
Balas OK untuk SETUJU.
(No SN 02327400000593253875)”
Pulsa 500.000 dari telegram
Selamat, nomor ponsel kakak yang terdaftar di TELEGRAM nya mendapatkan apresiasi dari kantor TELEGRAM
Berhak terima Bonus voucher pulsa gratis dari TELEGRAM senilai Rp.500.000.-
Dalam rangka meningkatkan pengguna aplikasi TELEGRAM
Yang sudah mencapai 500 jt+ pengguna.
Balas OK untuk SETUJU.
(No SN 02327400000593253875)”
Pulsa 500.000 dari telegram
Hasil Cek Fakta
Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi melalui pesan WhatsApp terkait dengan pemberian voucher pulsa gratis bagi para pengguna aplikasi Telegram. Pesan tersebut dikirimkan secara personal oleh sebuah nomor WhatsApp dengan mengatasnamakan bahwa nomor tersebut ialah nomor resmi dari pihak Telegram. Selain itu, nomor tersebut pula menggunakan foto profil berupa lambang aplikasi Telegram, sehingga hal tersebut membuat pihak yang dihubunginya lebih yakin atas kebenaran informasi yang disampaikan oleh pihak yang mengatasnamakan Telegram tersebut.
Lalu pada isi pesan yang dibagikan, nomor WhatsApp yang mengatasnamakan Telegram itupun memberitahukan bahwa pihak yang dihubunginya telah berhasil mendapatkan hadiah berupa voucher pulsa gratis senilai Rp500 ribu, dan voucher tersebut dapat diterima apabila pihak yang dihubungi membalas “OK”. Setelah pihak yang dihubungi sebelumnya telah membalas “OK”, maka pihak yang mengatasnamakan Telegram itupun akan membagikan sebuah link agar pihak yang dihubungi dapat melakukan konfirmasi dengan cara memasukkan kode verifikasi Telegram yang telah dikirimkan melalui SMS.
Melansir dari liputan6.com, Deputy Client Manager Edelman Indonesia (Perusahaan biro konsultansi pemasaran dan hubungan masyarakat) mewakili Telegram, Ricky Alexander mengatakan bahwa informasi terkait dengan pembagian voucher pulsa senilai Rp500 ribu dari pihak Telegram kepada pegguna ialah informasi yang tidak benar. Ia juga menegaskan bahwa pihak Telegram tidak akan approach kepada pengguna memalui WhatsApp seperti itu kalaupun pihak Telegram secara resmi membagikan voucher pulsa gratis bagi pengguna.
Selain itu, melansir dari turnbackhoax.id, informasi salah terkait Telegram membagikan voucher pulsa kepada penggunanya juga telah ada sebelumnya, baik itu dengan nominal yang sama, yaitu sebesar Rp500 ribu ataupun dengan nominal yang berbeda, misalnya seperti Rp300 ribu.
Lalu terkait dengan kode verifikasi yang dimiliki oleh pengguna Telegram juga sifatnya sangat rahasia, sehingga ketika pihak Telegram membagikan kode verifikasi tersebut kepada masing-masing akun, maka pengguna diimbau untuk tidak membagikan kode tersebut kepada siapapun. Melansir dari kompas.com, kode verifikasi yang terdiri dari lima angka tersebut adalah kode login ketika seseorang berusaha membuka akun Telegram orang lain dari perangkat lain, misalnya seperti dari komputer atau ponsel. Fungsi kode tersebut pun ialah untuk melakukan verifikasi keaslian dan keamanan pemilik akun saat membuka Telegram dari perangkat lain.
Biasanya para pelaku penipuan akan meminta kode tersebut untuk meretas akun Telegram orang lain agar dapat meretas nomor-nomor kontak kerabat yang tersimpan di dalam ponsel seseorang. Lalu pelaku penipuan akan memanfaatkan nomor kontak tersebut untuk melakukan aksi kejahatan, misalnya seperti meminjam uang kepada orang-orang yang ada pada kontak pemilik akun dengan mengatasnamakan pemilik akun yang sebelumnya telah diretas.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait Telegram Membagikan Voucher Pulsa Gratis Bagi Pengguna Senilai Rp 500 Ribu ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten palsu.
Lalu pada isi pesan yang dibagikan, nomor WhatsApp yang mengatasnamakan Telegram itupun memberitahukan bahwa pihak yang dihubunginya telah berhasil mendapatkan hadiah berupa voucher pulsa gratis senilai Rp500 ribu, dan voucher tersebut dapat diterima apabila pihak yang dihubungi membalas “OK”. Setelah pihak yang dihubungi sebelumnya telah membalas “OK”, maka pihak yang mengatasnamakan Telegram itupun akan membagikan sebuah link agar pihak yang dihubungi dapat melakukan konfirmasi dengan cara memasukkan kode verifikasi Telegram yang telah dikirimkan melalui SMS.
Melansir dari liputan6.com, Deputy Client Manager Edelman Indonesia (Perusahaan biro konsultansi pemasaran dan hubungan masyarakat) mewakili Telegram, Ricky Alexander mengatakan bahwa informasi terkait dengan pembagian voucher pulsa senilai Rp500 ribu dari pihak Telegram kepada pegguna ialah informasi yang tidak benar. Ia juga menegaskan bahwa pihak Telegram tidak akan approach kepada pengguna memalui WhatsApp seperti itu kalaupun pihak Telegram secara resmi membagikan voucher pulsa gratis bagi pengguna.
Selain itu, melansir dari turnbackhoax.id, informasi salah terkait Telegram membagikan voucher pulsa kepada penggunanya juga telah ada sebelumnya, baik itu dengan nominal yang sama, yaitu sebesar Rp500 ribu ataupun dengan nominal yang berbeda, misalnya seperti Rp300 ribu.
Lalu terkait dengan kode verifikasi yang dimiliki oleh pengguna Telegram juga sifatnya sangat rahasia, sehingga ketika pihak Telegram membagikan kode verifikasi tersebut kepada masing-masing akun, maka pengguna diimbau untuk tidak membagikan kode tersebut kepada siapapun. Melansir dari kompas.com, kode verifikasi yang terdiri dari lima angka tersebut adalah kode login ketika seseorang berusaha membuka akun Telegram orang lain dari perangkat lain, misalnya seperti dari komputer atau ponsel. Fungsi kode tersebut pun ialah untuk melakukan verifikasi keaslian dan keamanan pemilik akun saat membuka Telegram dari perangkat lain.
Biasanya para pelaku penipuan akan meminta kode tersebut untuk meretas akun Telegram orang lain agar dapat meretas nomor-nomor kontak kerabat yang tersimpan di dalam ponsel seseorang. Lalu pelaku penipuan akan memanfaatkan nomor kontak tersebut untuk melakukan aksi kejahatan, misalnya seperti meminjam uang kepada orang-orang yang ada pada kontak pemilik akun dengan mengatasnamakan pemilik akun yang sebelumnya telah diretas.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait Telegram Membagikan Voucher Pulsa Gratis Bagi Pengguna Senilai Rp 500 Ribu ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta). Informasi tersebut salah. Deputy Client Manager Edelman Indonesia mewakili Telegram, Ricky Alexander mengatakan bahwa informasi pembagian voucher pulsa oleh Telegram senilai Rp500 ribu itu tidak benar.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4683854/cek-fakta-hoaks-pihak-telegram-bagikan-pulsa-rp-500-ribu
- https://turnbackhoax.id/2021/09/16/salah-hadiah-voucher-pulsa-dari-telegram-senilai-500-ribu-rupiah/
- https://turnbackhoax.id/2021/07/17/salah-anda-berhak-terima-hadiah-cashback-voucher-pulsa-gratis-dari-telegram-senilai-300-000/
- https://www.kompas.tv/article/218603/waspada-peretasan-telegram-via-whatsapp-untuk-penipuan-begini-modusnya?page=all
Halaman: 4696/6092