• (GFD-2020-3885) [SALAH] “Aamir Khan Mendonasikan 1kg Tepung dan 15000 Rupee Kepada Warga yang Membutuhkan di Masa Lockdown”

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 03/05/2020

    Berita

    Akun Instagram @aamirfansindonesia mengunggah foto yang menampilkan aktor Bollywood Aamir Khan disandingkan dengan foto tepung. Dalam narasinya disebutkan bahwa aktor tersebut memberikan donasi di pinggir kota New Delhi dengan cara memasukkan uang sebesar 15 ribu Rupee ke dalam 1kg kantung tepung. Berikut kutipan narasinya:

    “Aamir Khan mendonasikan masing-masing 1Kg tepung dan 15000 rupee kepada warga yang membutuhkan di masa lockdown ini ????
    .
    Dia mengirimkan tepung itu dengan truk di pinggir kota New Delhi. Namun, tidak banyak orang yang mengambilnya karena bagi mereka 1 kg tepung tidak berarti bagi kehidupan mereka sehari-hari. Beruntunglah mereka yang mengambilnya karena di dalam tepung tersebut terdapat uang 15000 rupee atau sekitar 3 juta rupiah.
    .
    I love your golden heart ????❤
    .
    .
    .
    #AamirKhan #KiranRao #AamirKhanFansClubIndonesia #AamirKhanIndonesia #LaalSinghChaddha #Artist #Movie #Film #InfiaShowbiz #InfoFilm #IDNTimes #IndozoneMovie #PotonganFilm #CatatanFilm #ZeeBioskop #MVPFilms #BollywoodManiaClubIndonesia #ZonaBollywood #AreaBollywood #DuniaBollywood #FaktaBollywood #BollywoodIndonesia #Bollywood”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim narasi tersebut tidak benar. Dilansir dari thequint.com, melalui wawancara dengan manajemen Aamir Khan, diketahui bahwa aktor tersebut tidak melakukan donasi semacam itu.

    Lalu, melalui hasil penelusuran lebih lanjut, ditemukan pembahasan dalam laman facthunt.in. Berdasarkan hasil penelusuran facthunt.in, diketahui bahwa donasi berupa memasukkan uang sebesar 15 ribu Rupee ke dalam 1kg kantung tepung ditemukan dalam berita di sandesh.com pada 20 April 2020. Dalam pemberitaan tersebut, tidak disebutkan nama Aamir Khan.

    Adapun, diketahui bahwa aksi donasi yang dilakukan oleh Aamir Khan ialah melalui beberapa lembaga donasi yang ada di India. Melansir dari hindustantimes.com, Aamir Khan melakukan donasi melalui Prime Minister Narendra Modi’s PM-Cares fund, Maharashtra chief minister’s relief fund, asosiasi pekerja film di India, dan sejumlah NGO.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten yang menyatakan bahwa Aamir Khan melakukan donasi melalui 1kg kantung tepung berisikan uang sebesar 15 ribu Rupee tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3884) [SALAH] “Jutaan Produksi Rokok Yang Terpapar Covid-19 Beredar Luas Di Masyarakat”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/05/2020

    Berita

    Akun Hansen Latuconsina membagikan postingan yang mengklaim bahwa jutaan produksi rokok yang terapapar Covid-19 beredar luas di masyarakat. Pada narasi akun tersebut juga disebutkan pabrikan rokok Sampoerna dan tiga tautan pemberitaan. Berikut kutipan narasinya:

    “Jutaan Produksi Rokok Yang Terpapar Covid-19 Beredar Luas Di Masyarakat
    Setelah sebelumnya 3 pabrik rokok besar terpapar Virus Corona, kini pabrik rokok Sampoerna terinfeksi Covid-19.
    Ambisi China untuk menebar Covid-19 di Indonesia dilakukan dengan segala cara.
    Bukan hanya dari masuknya jutaan WNA China, namun berbagai produk yang berasal dari pabrik-pabrik milik Konglomerasi China pun menjadi sarana penebar senjata biologis mematikan tersebut.
    Sumber : Komunitas Intelijen
    https://www[dot]suarasurabaya[dot]net/kelanakota/2020/kompleks-pabrik-sampoerna-terinfeksi-covid-19-ditutup-500-karyawan-diliburkan/?amp&__twitter_impression=true
    Tribunnews: 100 pegawai pabrik rokok positif Covid-19:
    https://jatim[dot]tribunnews[dot]com/2020/04/29/100-pegawai-pabrik-rokok-sampoerna-rungkut-surabaya-positif-covid-19-versi-rapid-test-besok-swab
    Forbes : Konglomerat terkaya adalah pemilik usaha rokok:
    https://bisnis[dot]tempo[dot]co/read/797722/3-konglomerat-terkaya-di-indonesia-adalah-pengusaha-rokok”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, klaim pada narasi postingan tidak benar. Sebab, tiga tautan yang disertakan dalam postingan tersebut tidak membahas mengenai jutaan produksi rokok terpapar Covid-19 beredar di masyarakat. Adapun, pemberitaan dalam tautan tersebut berasal dari tiga sumber berita dengan judul berbeda.

    Tautan pemberitaan pertama berjudul “Kompleks Pabrik Sampoerna Terinfeksi Covid-19 Ditutup, 500 Karyawan Diliburkan” yang tayang di suarasurabaya.net pada 29 April 2020. Dalam artikel berita tersebut tidak membahas mengenai jutaan produk rokok terpapar Covid-19.

    Berita tersebut hanya membahas penutupan salah satu kompleks pabrik PT HM Sampoerna. Tbk di kawasan Rungkut, Surabaya lantaran dua karyawan meninggal terjangkit Covid-19. Berikut kutipan beritanya:

    […] Kompleks Pabrik Sampoerna Terinfeksi Covid-19 Ditutup, 500 Karyawan Diliburkan

    Salah satu kompleks Pabrik PT HM Sampoerna Tbk di kawasan Rungkut, Surabaya, ditutup setelah dua orang karyawan meninggal terjangkit Covid-19. Kurang lebih 500 karyawan diliburkan.

    Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim menyebutkan hasil koordinasinya dengan pimpinan PT Sampoerna, di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/4/2020) malam.

    “Tracing sedang berjalan. Kira-kira ada 500 orang di Pabrik itu (yang berpotensi tertular). Manajemen sudah menutup sementara kompleks itu. Ya, karyawannya juga diliburkan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Dokter Joni membenarkan ada dua orang karyawan PT HM Sampoerna Tbk Rungkut meninggal pada 18 April lalu. Keduanya, berdasarkan hasil tes PCR, terjangkit Covid-19.

    Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim menindaklanjuti temuan itu dan sudah menetapkan sembilan orang karyawan di kompleks pabrik itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

    “Sembilan orang ini sudah menjalani perawatan di rumah sakit,” katanya.

    Saat itu juga, tenaga medis mengambil sampel swab terhadap 163 orang karyawan lainnya untuk diperiksa dengan metode PCR di laboratorium. Hasilnya diperkirakan keluar satu dua hari mendatang.

    Tim tracing juga sudah menjalankan rapid test (tes cepat Covid-19) terhadap 323 orang karyawan lain di pabrik itu. Hasilnya, 100 orang di antaranya reaktif atau positif rapid test.

    “Tadi malam (Selasa 28 April) jumlah yang dilaporkan 63 orang yang positif rapid test, sore ini (Rabu) ada tambahan menjadi 100 orang. Semuanya sudah diisolasi di hotel yang disediakan perusahaan,” ujarnya.

    Belum diketahui dari mana dua orang karyawan PT HM Sampoerna Tbk yang meninggal itu tertular virus SARS CoV-2. “Ini sedang di-tracing lebih lanjut,” kata Joni.(den) […]

    Lalu, pada tautan kedua berasal dari Tribun Jatim (jatim.tribunnews.com) dengan berita berjudul “100 Pegawai Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut Surabaya Positif Versi Rapid Test: Besok Swab” yang tayang pada tanggal 29 April 2020. Artikel itu tidak membahas mengenai produk rokok terpapar Covid-19, melainkan membahas mengenai pengujian rapid test karyawan Pabrik Rokok Sampoerna di Rungkut.

    Dan, pada tautan terakhir mengacu kepada pemberitaan dari Tempo.co berjudul “3 Konglomerat Terkaya di Indonesia Adalah Pengusaha Rokok” yang tayang pada 22 Agustus 2016. Pada artikel tersebut sama sekali tidak ada pembahasan mengenai Covid-19 lantaran di tahun itu virus penyebab wabah tersebut belum ditemukan.

    Artikel tempo.co itu lebih membahas pada masuknya tiga konglomerat Indonesia masuk daftar orang terkaya menurut Forbes. Ketiga Konglomerat tersebut merupakan pengusaha rokok.

    Terkait, klaim pada narasi postingan, pihak PT HM Sampoerna pun sudah memberikan klarifikasinya. Direktur, PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita menyatakan, Sampoerna telah melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen dewasa.

    Karantina tersebut dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European Centre for Disease Prevention and Control (European CDC) dan World Health Organization (WHO). Yaitu, COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.

    "Selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna telah memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaan," kata Elvira.

    Menurutnya, sejak pemerintah melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di pertengahan bulan Maret2020, Sampoerna telah melakukan berbagai upaya yang sesuai dengan anjuran Pemerintah Indonesia dan WHO.

    Beberapa langkah yang diambil dan dilakukan bagi karyawan produksi sebagai berikut:

    Membatasi akses ke fasilitas produksi, melakukan pengecekan suhu temperatur tubuh ketika memasuki area kantor produksi, meningkatkan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi, menyediakan masker dan hand-sanitizer.

    Memberikan informasi yang menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, menerapkan physical-distancing di seluruh area dan fasilitas produksi seperti kantin, tempatberibadah, serta area berkumpul lainnya.

    "Hal ini juga diterapkan di alat transportasi karyawan yang disediakan oleh perusahaan," tutupnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim pada narasi postingan tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3883) [SALAH] Vietnam Tidak Ada Korban Meninggal Covid-19 Karena Teh dan Lemon

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 02/05/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyatakan bahwa di Vietnam korban virus Corona atau Covid-19 tidak ada yang mati lantaran kebiasaan meminum teh panas dicampur perasan lemon. Disebutkan pula komposisi pembuatan campuran minuman teh dan lemon dalam narasi yang beredar.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Kabar gembira dan istimewa.. Vietnam korban covid 19 tidak ada yng mati...Berita super.. obat virus covid 19 sudah tercapai informasi dari negara Vietnam.. virus covid 19 tidak menyebabkan kematian.. ternyata resepnya sangat sederhana tapi sangat ampuh.. hanya 1 teh..2 lemon..minumlah teh panas setelah di campur perasan lemon..dapat segera membunuh virus covid 19..dan dapat sepenuhnya menghilangkan virus covid 19 dari tubuh...2 bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa.. karena ketika malam tiba sistem tubuh menjadi asam.. kemampuan detensif juga akan berkurang.. itulah sebabnya orang Vietnam santai saja dengan menyebarnya virus covid 19... Di Vietnam rata2 semua orang minum segelas air panas dengan sedikit lemon di malam hari... Karena telah terbukti membunuh virus covid 19 secara total... Bagikan resep sakti ini kepada siapapun untuk memburu pahala... Resep sederhana ini sangat efektif karena tidak akan terinfeksi virus covid 19.. Atas izin Tuhan YME...Selamat mencoba...”

    *KABAR GEMBIRA & ISTIMEWA*

    di *PALESTINA* korban Covid-19🦠 tidak ada yang mati:v:

    _Berita Super_
    Obat virus Covid-19 sudah tercapai :+1:

    Informasi dari Negara Islam Palestina :loudspeaker:
    Virus Covid-19 tidak menyebabkan Kematian.

    Ternyata resepnya sangat sederhana tapi sangat ampuh.

    hanya dengan :
    1. *Teh* :coffee:
    2. *lemon* :melon:

    Minumlah teh panas setelah dicampur dengan perasan *lemon*.

    Dapat segera membunuh virus covid-19 dan dapat sepenuhnya menghilangkan virus dari tubuh🦠

    dua bahan ini membuat system kekebalan tubuh menjadi bersifat basa, karena ketika malam tiba system tubuh menjadi bersifat asam.
    Kemampuan defensif juga akan berkurang.
    Itulah sebabnya orang Palestina santai saja dengan menyebarnya virus covid-19.

    Di Palestina semua orang minum segelas air panas dengan sedikit lemon di malam hari karena telah terbukti membunuh virus covid-19 secara total.

    Bagikan resep sakti ini kepada siapapun untuk memburu pahala.
    Resep sederhana ini sangat efektif karena tidak akan terinfeksi virus covid-19 *atas izin ALLAH*

    *Selamat Mencoba*:+1::+1::+1:

    Covid lemon

    Covid 19 vietnam

    Vietnam tidak ada korban meninggal karena covid
    vietnam
    vietnam bebas covid
    Vietnam korban covid 19 tidak ada yang mati
    Korban Covid-19 Vietnam
    Covid-19 Vietnam

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim narasi itu tidak benar. Sebab, klaim campuran teh dan lemon untuk mengobati Covid-19 sudah diperiksa faktanya dalam artikel “[SALAH] Obat Virus Corona Ditemukan Hanya Berbahan Lemon dan Teh Hangat” bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa campuran teh dan lemon dapat digunakan untuk mengobati Covid-19.

    Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih sudah pernah memberikan pernyataan terkait isu teh dan lemon sebagai obat Covid-19. Ia menyatakan bahwa hal tersebut belum terbukti benar dan belum ada penelitian ilmiahnya.

    "Belum ada bukti yang membenarkan hal tersebut," kata Faqih.

    Selain itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSi, untuk memastikan kebenaran narasi tersebut. Inggrid pun langsung menyebutkan bahwa informasi tersebut adalah informasi palsu atau hoaks. "Ini (narasi yang beredar) hoaks," kata Inggrid melalui pesan singkat, Senin (20/4/2020).

    Lebih lanjut Inggrid menjelaskan, lemon dan teh masing-masing memang bersifat antioksidan. Jika dicampur, maka sifat antioksidan dalam campuran tersebut akan lebih tinggi lagi. "Bahan alam yang bersifat antioksidan, biasanya bersifat meregulasi sistem imun dengan menangkal radikal bebas pada proses peradangan," ujar dia.

    Adapun, perihal strategi Vietnam untuk mengatasi Covid-19 sehingga tidak ada korban meninggal tidak terkait dengan penggunaan campuran teh dan lemon, melainkan kebijakan cepat tanggapnya. Berikut kutipan berita yang membahas kebijakan Vietnam dalam mengatasi Covid-19:

    […] Resep Vietnam Perangi Corona hingga Nol Korban Jiwa

    Jakarta - Vietnam mulai bisa bernapas lega karena pertarungannya melawan Corona sepertinya akan segera berakhir. Hingga kini tak ada laporan kasus kematian akibat Corona di sana dan penerbangan akan segera dibuka.

    Penanganan COVID-19 di negara itu memang patut diacungi jempol. Vietnam yang berbatasan dengan China yang sempat menjadi pusat penyebaran COVID-19 mampu dianggap mampu menekan laju penyebaran virus tersebut.

    Sejak pandemi COVID-19 mulai menyebar, Pemerintah Vietnam telah menyatakan 'perang' melawan COVID-19. Kebijakan-kebijakan untuk mencegah penyebaran pun dilakukan di Vietnam.

    "Memerangi epidemi ini, berarti memerangi musuh," kata PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc dalam pertemuan Partai Komunis sebelum pandemi itu menyerang Vietnam, dilansir DW pada Minggu (12/4/2020).

    Lantas, bagaimana Vietnam bisa melakukan itu semua?

    Karantina dan Pelacakan yang Ketat

    Salah satu kebijakan yang dilakukan untuk melakukan perlawanan terhadap COVID-19 adalah kebijakan karantina yang ketat, dan melakukan penelusuran lengkap semua orang yang kontak dengan pasien COVID-19 tersebut. Langkah-langkah ini dilaksanakan jauh lebih awal dari China, di mana penguncian seluruh kota digunakan sebagai upaya terakhir untuk menjaga agar virus tidak menyebar lebih jauh.

    Sebagai contoh, pada tanggal 12 Februari, Vietnam menempatkan seluruh kota di dekat Hanoi di bawah karantina selama tiga minggu. Kala itu, hanya ada 10 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di seluruh Vietnam. Pihak berwenang juga secara luas dan cermat mendokumentasikan siapa saja yang berpotensi melakukan kontak dengan virus.

    Vietnam juga melacak kontak tingkat kedua, ketiga dan keempat dengan orang yang terinfeksi. Semua orang ini kemudian ditempatkan di bawah level pergerakan dan pembatasan kontak yang ketat secara berurutan.

    Dan sejak awal, siapa pun yang tiba di Vietnam dari daerah berisiko tinggi akan dikarantina selama 14 hari. Semua sekolah dan universitas juga telah ditutup sejak awal Februari.

    Pada akhir Maret, PM Phuc juga telah memerintahkan isolasi selama 15 hari untuk seluruh wilayah Vietnam. Warga harus tinggal di rumah dan hanya boleh keluar untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan.

    Warga juga dilarang berkumpul lebih dari dua orang. Setiap orang wajib menjaga jarak setidaknya 2 meter.

    Semua orang di Vietnam diharuskan memakai masker di tempat umum seperti supermarket, stasiun bus, bandara, dan kendaraan angkutan umum.

    Larangan Penerbangan

    Vietnam telah melarang penerbangan domestik sejak 30 Maret 2020 kecuali untuk rute dari Hanoi ke Kota Ho Chi Minh, dan dari Hanoi / Kota Ho Chi Minh ke Da Nang dan Phu Quoc. Rute-rute ini akan dipertahankan dengan frekuensi maksimum satu perjalanan pulang pergi per hari untuk setiap maskapai.

    Vietnam juga melarang penerbangan dari luar negeri. Visa untuk para pelancong juga dihentikan. Aturan itu mengikuti larangan penerbangan yang jauh sebelumnya telah diterapkan, seperti larangan penerbangan dari China dan sejumlah negara.

    Pengawasan Ketat

    Alih-alih bergantung pada obat-obatan dan teknologi untuk mencegah wabah COVID-19, aparat keamanan negara Vietnam yang sudah kuat telah menerapkan sistem pengawasan publik yang luas. Pengawasan itu dibantu oleh militer.

    Pejabat keamanan atau mata-mata Partai Komunis dapat ditemukan di setiap jalan dan persimpangan di setiap lingkungan dan di setiap desa. Militer juga mengerahkan tentara dan material dalam perang melawan COVID-19.

    Retorika Perang

    Vietnam juga menerapkan semacam retorika perang dalam perangnya melawan COVID-19. PM Phuc mengatakan "Setiap bisnis, setiap warga negara, setiap area perumahan harus menjadi benteng untuk mencegah epidemi."

    Media yang dikontrol pemerintah juga telah meluncurkan kampanye informasi besar-besaran. Kementerian Kesehatan bahkan mensponsori sebuah lagu di YouTube tentang mencuci tangan yang benar yang telah menyebar.

    Mengikuti Aturan

    Meskipun tidak ada penelitian untuk membuktikannya, suasana di media sosial dan percakapan dengan orang Vietnam menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat setuju dengan langkah pemerintah. Warga Vietnam pun mematuhi kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintahnya.

    Ancaman Denda dan Pidana Bagi Pelanggar

    Dilansir kantor berita pemerintah Vietnam News Agency (VNA), siapapun yang melanggar aturan pencegahan COVID-19 akan menghadapi denda berat atau bahkan pidana.

    Misalnya saja, bagi warga yang tak mengenakan masker. Mereka didenda maksimal 300.000 dong atau Rp 200.000.

    Kemudian bagi mereka yang melanggar protokol karantina, akan didenda 10 juta dong atau Rp 7 juta dan akan diadili secara pidana. Tempat makan yang tidak mengikuti perintah penutupan juga didenda maksimal 20 juta dong atau Rp 14 juta. […]

    Penerapan kebijakan yang ketat tersebut menjadi kunci keberhasilan Vietnam mengatasi Covid-19.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka informasi yang beredar melalui pesan berantai Whatsapp tidak benar. Konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3882) [SALAH] Coretan Indikasi Maling atau Rampok Mengincar Rumah

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/05/2020

    Berita

    Beredar informasi mengenai adanya modus coretan di dinding atau tiang listrik dan lainnya sebagai tanda maling atau rampok tengah mengincar rumah. Dalam narasi informasinya disebutkan bahwa ada makna dari tanda-tanda coretan tersebut.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Sekedar informasi, PENTING!

    Kalau Anda menemukan tulisan atau coretan di dinding, tembok, tiang telpon, dan sejenis tiang-tiang lainnya, langsung saja dihapus atau memblok tulisan atau coretan tersebut. Karena ada indikasi maling-maling atau rampok yang mengincar rumah Anda.

    *cross merah : ada penjaga.
    *cross putih : tidak ada penjaga.
    *PA : posisi aman.
    *24 : indikasi jam-jam aman melakukan aksi (02.00-04.00 pagi).
    *strong : lokasi aman untuk melakukan aksi.

    #Mohon di share kepada RT/RW dan lingkungan Anda.
    Ditambah lagi jaman sekarang ada modus "manusia gerobak" dengan kedok tukang sampah atau pemulung yang sering lewat perumahan dan ternyata mengintai rumah kita. Semoga bermanfaat, salam kuper.

    #InformasiPenting”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut merupakan hoaks lama bersemi kembali (HLBK). Isu tersebut sudah pernah muncul sejak tahun 2015 dan 2016. Adapun, pihak kepolisian sudah memberikan bantahannya. Dulu, informasi tersebut berbentuk pesan berantai dan menyatut institusi Polri.

    Pada tahun 2015, isu tersebut sudah dibantah oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya kala itu yakni Kombes Pol Mohammad Iqbal. Ia memastikan pesan berantai kode para pencuri adalah palsu (hoaks). Sebab, kepolisian tidak pernah mengeluarkan pesan berantai tersebut. "Enggak ada itu," kata Iqbal kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (15/10/2015). Kendati demikian, masyarakat tetap diminta waspada sehingga tidak terjadi tindak pidana berupa pencurian ataupun perampokan di rumah mereka.

    Lalu, pada tahun 2016, isu itu dibantah oleh Kadiv Humas Mabes Polri kala itu yakni Irjen Pol Boy Rafli Amar. Ia menyatakan bahwa informasi pesan berantai yang menyebutkan soal kode dan sandi pelaku kejahatan, tidak benar. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

    "Itu tidak benar. Tidak ada hal tersebut dan itu hanya bertujuan untuk menimbulkan keresahan dalam masyarakat," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar kepada detikcom, Minggu (1/5/2016).

    Tetapi Boy mengimbau agar masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan ke polisi apabila ada hal-hal yang mencurigakan.

    "Prinsip waspada harus ada dalam masyarakat, demikian pula dengan penerapan siskamling," imbuhnya.

    Dilansir dari cekfakta.tempo.co, menurut kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala mengatakan bahwa pesan berantai itu mengada-ada. Menurut dia, daripada membuat kode lewat coretan, pelaku bakal lebih mudah berkomunikasi melalui WhatsApp atau media sosial lain yang sifatnya jauh lebih rahasia.

    "Bawa-bawa cat kan mencurigakan. Sementara banyak media lain yang jauh lebih efektif. Singkatnya, mengada-ada," kata Adrianus.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten informasi itu masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan