Beredar di media sosial pesan berantai yang menyebut Kementerian Sosial (Kemensos) membagikan uang Rp 500 ribu dengan mengisi survei. Pesan berantai itu menyebar sejak akhir pekan ini.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Irna Sriwiyanti. Dia mempostingnya di Facebook pada 7 Agustus 2021.
Berikut isi postingannya:
Kementerian Sosial
kondisi:
1. Pekerja yang bekerja atau menganggur
2. Bukan TKI
2. Anda harus warga negara Indonesia
Klik di sini untuk berpartisipasi đ
https://einfowhatee.xyz/i/Nationalday/?show=1
(GFD-2021-7383) [SALAH] Kemensos Bagikan Rp 500 Ribu dengan Cara Isi Survei
Sumber: FacebookTanggal publish: 09/08/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Kemensos di Instagram, @kemensosri yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana terdapat postingan yang membantah isi dalam pesan berantai itu.
Berikut isi postingannya yang diunggah pada 6 Agustus 2021.
"Telah beredar situs web mengatasnamakan/memuat logo Kementerian Sosial RI yang berisi kuisioner untuk mendapatkan bonus dana bantuan covid sebesar Rp. 500.000 dengan cara menjawab beberapa pertanyaan/survei pada situs https://d-evnwhats./i/Nationalday/?show=1. Lalu pendaftar diminta membagikan ke teman melalui aplikasi Whatsapp.
Pesan tersebut adalah hoaks. Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs web untuk pendaftaran penerima bonus dana bantuan covid-19 sebesar Rp. 500.000.
Sebagai upaya penanganan dampak pandemi dan selama PPKM berlangsung, pemerintah melalui Kemensos RI mengeluarkan Program-Program Perlindungan Sosial, yakni PKH, Program Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Beras, serta mendirikan dapur umum untuk masyarakat yang terdampak.
Untuk mengecek kepesertaan bantuan sosial dapat melalui situs web -https://cekbansos.kemensos,go.id/"
Selain itu postingan itu juga disertai narasi:
"[PERHATIAN]"Kembali terdapat situs hoaks yang mengatasnamakan @kemensosri seperti yang tertera di atas.
Yuk saling mengingatkan, pastikan saring sebelum sharing ya!
#BersatuLawanHoaks #KemensosHADIR"
Berikut isi postingannya yang diunggah pada 6 Agustus 2021.
"Telah beredar situs web mengatasnamakan/memuat logo Kementerian Sosial RI yang berisi kuisioner untuk mendapatkan bonus dana bantuan covid sebesar Rp. 500.000 dengan cara menjawab beberapa pertanyaan/survei pada situs https://d-evnwhats./i/Nationalday/?show=1. Lalu pendaftar diminta membagikan ke teman melalui aplikasi Whatsapp.
Pesan tersebut adalah hoaks. Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs web untuk pendaftaran penerima bonus dana bantuan covid-19 sebesar Rp. 500.000.
Sebagai upaya penanganan dampak pandemi dan selama PPKM berlangsung, pemerintah melalui Kemensos RI mengeluarkan Program-Program Perlindungan Sosial, yakni PKH, Program Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Beras, serta mendirikan dapur umum untuk masyarakat yang terdampak.
Untuk mengecek kepesertaan bantuan sosial dapat melalui situs web -https://cekbansos.kemensos,go.id/"
Selain itu postingan itu juga disertai narasi:
"[PERHATIAN]"Kembali terdapat situs hoaks yang mengatasnamakan @kemensosri seperti yang tertera di atas.
Yuk saling mengingatkan, pastikan saring sebelum sharing ya!
#BersatuLawanHoaks #KemensosHADIR"
Kesimpulan
Pesan berantai yang menyebut Kemensos membagikan uang Rp 500 ribu dengan cara mengisi survei adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7382) [SALAH] Suku Baduy Tidak Divaksin Covid-19
Sumber: FacebookTanggal publish: 09/08/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Suku Baduy tidak divaksin, klaim tersebut diunggah akun Facebook Margono, pada 6 Agustus 2021.
Unggahan klaim Suku Baduy tidak divaksin berupa tangkapan layar kicauan akun Twitter @FKardun sebagai berikut:
"Bila Vaksin Dianggap Satu-Satunya Solusi Bahkan Untuk Semua Penyakit, Tolong Lihat dan Teliti Suku Baduy dan Sejenisnya Yang Mereka Tidak Pernak Divaksin Apapun Ratusan Tahun. Apakah Mereka Sekarang Musnah Diterjang Penyakit?, Padpa Cacat Fisik Gegara Polio Giruh? Ngga kan"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Ini contoh nyata looh...diujung kulon pulau Jawa."
Unggahan klaim Suku Baduy tidak divaksin berupa tangkapan layar kicauan akun Twitter @FKardun sebagai berikut:
"Bila Vaksin Dianggap Satu-Satunya Solusi Bahkan Untuk Semua Penyakit, Tolong Lihat dan Teliti Suku Baduy dan Sejenisnya Yang Mereka Tidak Pernak Divaksin Apapun Ratusan Tahun. Apakah Mereka Sekarang Musnah Diterjang Penyakit?, Padpa Cacat Fisik Gegara Polio Giruh? Ngga kan"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Ini contoh nyata looh...diujung kulon pulau Jawa."
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Suku Baduy tidak divaksin menggunakan Google Search dengan kata kunci 'vaksin suku baduy'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Pemkab Lebak Wacanakan Vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy" yang dimuat situs liputan6.com, pada 16 Maret 2021.
Dalam artikel situs liputan6.com, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mewacanakan vaksinasi Suku Baduy, sebagai salah satu cara melindungi suku asli Banten itu dari paparan Covid-19. Meski belum ada 'para petapa' yang dinyatakan positif terinfeksi Corona.
"Kita harus persuasif, sedang kita sosialisasikan," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Selasa (16/3/2021).
Pemerintah tidak bisa serta merta memaksakan program vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy, lantaran mereka merupakan perkampungan adat sehingga harus menghargai keputusan adat.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk melakukan vaksinasi harus terlebih dulu sowan ke kepala adat dan meminta keputusan adat yang berlaku di Suku Baduy.
"Baduy itu kan memang mengikuti kebijakan adat yah, yaitu kita tidak bisa kebijakan pemerintah begini," ujar Iti.
Jika sudah mendapatkan izin dari para tetua adat, nantinya vaksinasi Covid-19 digelar di perkampungan Baduy atau Ciboleger, tidak digelar di rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan (faskes).
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Puskesmas Cisimeut agendakan vaksin warga Badui 18 Juli" yang dimuat situs antaranews.com, pada 10 Juli 2021.
Artikel situs antaranews.com menyebutkan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciseumut Kabupaten Lebak, Banten mengagendakan vaksinasi warga di kawasan permukiman Baduy 18 sampai 20 Juli 2021
âInsya Allah jika tidak ada perubahan dipastikan warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes tanggal 18 sampai 29 Juli 2021 dilakukan vaksinasi, kata Kepala Puskesmes Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmeningsih di Lebak, Sabtu.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.800 jiwa tersebar di 65 perkampungan hingga kini nihil penularan COVID-19, terlebih Kabupaten Lebak mesuk zona merah.
Meski masyarakat Baduy nihil penyeberan COVID-19 tetap pelaksanaan program vaksin dilakukan, oleh petugas puskesmas setempat.
Kegiatan program vaksinasi direalisasikan 18 sampai 20 Juni 2021 berlokasi di Desa Kenekes Kecamaten Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Mereka petugas veksinator aken menargetkan sasaran vaksinasi begi warga Badui sebanyak 180 orang.
"Kami berharap vaksinasi di kawasan Baduy berjalan lancar dengan menggunakan protokol Kesehatan," katanya menjelaskan.
Dalam artikel situs liputan6.com, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mewacanakan vaksinasi Suku Baduy, sebagai salah satu cara melindungi suku asli Banten itu dari paparan Covid-19. Meski belum ada 'para petapa' yang dinyatakan positif terinfeksi Corona.
"Kita harus persuasif, sedang kita sosialisasikan," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Selasa (16/3/2021).
Pemerintah tidak bisa serta merta memaksakan program vaksinasi Covid-19 bagi Suku Baduy, lantaran mereka merupakan perkampungan adat sehingga harus menghargai keputusan adat.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk melakukan vaksinasi harus terlebih dulu sowan ke kepala adat dan meminta keputusan adat yang berlaku di Suku Baduy.
"Baduy itu kan memang mengikuti kebijakan adat yah, yaitu kita tidak bisa kebijakan pemerintah begini," ujar Iti.
Jika sudah mendapatkan izin dari para tetua adat, nantinya vaksinasi Covid-19 digelar di perkampungan Baduy atau Ciboleger, tidak digelar di rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan (faskes).
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Puskesmas Cisimeut agendakan vaksin warga Badui 18 Juli" yang dimuat situs antaranews.com, pada 10 Juli 2021.
Artikel situs antaranews.com menyebutkan, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciseumut Kabupaten Lebak, Banten mengagendakan vaksinasi warga di kawasan permukiman Baduy 18 sampai 20 Juli 2021
âInsya Allah jika tidak ada perubahan dipastikan warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes tanggal 18 sampai 29 Juli 2021 dilakukan vaksinasi, kata Kepala Puskesmes Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmeningsih di Lebak, Sabtu.
Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.800 jiwa tersebar di 65 perkampungan hingga kini nihil penularan COVID-19, terlebih Kabupaten Lebak mesuk zona merah.
Meski masyarakat Baduy nihil penyeberan COVID-19 tetap pelaksanaan program vaksin dilakukan, oleh petugas puskesmas setempat.
Kegiatan program vaksinasi direalisasikan 18 sampai 20 Juni 2021 berlokasi di Desa Kenekes Kecamaten Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Mereka petugas veksinator aken menargetkan sasaran vaksinasi begi warga Badui sebanyak 180 orang.
"Kami berharap vaksinasi di kawasan Baduy berjalan lancar dengan menggunakan protokol Kesehatan," katanya menjelaskan.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Suku Baduy tidak divaksin tidak benar. Pemerintah telah melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat suku Baduy pada 18-20 Juli 2021.
Rujukan
(GFD-2021-7381) [SALAH] Video Wawancara CEO Pfizer yang Menolak Divaksin pada Agustus 2021
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 09/08/2021
Berita
âKepada Satanic Factcheker silahkan Terus Mengumbar Hoax.
Tapi kami punya Bukti Video, CEO Pfizer Menolak untuk Divaksin.â
Tapi kami punya Bukti Video, CEO Pfizer Menolak untuk Divaksin.â
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook dengan nama pengguna âI M SingaKebenaranâ (https://www.facebook.com/profile.php?id=100068748047357) mengunggah sebuah video yang berisi wawancara CEO Pfizer, Albert Bourla, dengan stasiun televisi CNBC. Dalam video tersebut, Bourla mengaku bahwa dirinya masih belum divaksin. Unggahan video tersebut juga disertai narasi yang menegaskan bahwa Bourla menolak untuk divaksin.
Dalam potongan video wawancara yang disebarkan, Bourla dengan jelas menyatakan bahwa dirinya akan divaksin sesegera mungkin. Wawancara itu sendiri dilaksanakan pada Desember 2020 lalu, saat vaksin Pfizer baru saja disetujui dan didistribusikan dengan mengutamakan tenaga kesehatan dan pekerja di sektor esensial lainnya.
Video lengkap dari wawancara tersebut telah diunggah di kanal YouTube resmi CNBC, âCNBC Televisionâ, dengan judul video âPfizer CEO Albert Bourla on vaccine hesitancy: âTrust scienceââ pada 14 Desember 2020. Bagian video yang menunjukkan Bourla menyatakan bahwa dirinya belum divaksin dapat dilihat pada menit 1:44 hingga menit 2:13.
Lebih lanjut, Bourla sendiri melalui akun Twitter resminya, AlbertBourla, telah mengumumkan bahwa dirinya telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 10 Maret 2021 waktu setempat.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna âI M SingaKebenaranâ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Dalam potongan video wawancara yang disebarkan, Bourla dengan jelas menyatakan bahwa dirinya akan divaksin sesegera mungkin. Wawancara itu sendiri dilaksanakan pada Desember 2020 lalu, saat vaksin Pfizer baru saja disetujui dan didistribusikan dengan mengutamakan tenaga kesehatan dan pekerja di sektor esensial lainnya.
Video lengkap dari wawancara tersebut telah diunggah di kanal YouTube resmi CNBC, âCNBC Televisionâ, dengan judul video âPfizer CEO Albert Bourla on vaccine hesitancy: âTrust scienceââ pada 14 Desember 2020. Bagian video yang menunjukkan Bourla menyatakan bahwa dirinya belum divaksin dapat dilihat pada menit 1:44 hingga menit 2:13.
Lebih lanjut, Bourla sendiri melalui akun Twitter resminya, AlbertBourla, telah mengumumkan bahwa dirinya telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 10 Maret 2021 waktu setempat.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna âI M SingaKebenaranâ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, CEO Pfizer, Albert Bourla tidak menolak untuk divaksin. Bourla telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada Maret 2021.
Faktanya, CEO Pfizer, Albert Bourla tidak menolak untuk divaksin. Bourla telah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada Maret 2021.
Rujukan
- https://twitter.com/AlbertBourla?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1369734954498818052%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=
- https%3A%2F%2Fturnbackhoax.id%2F2021%2F08%2F09%2Fsalah-video-wawancara-ceo-pfizer-yang-menolak-divaksin-pada-agustus-2021%2F
- https://www.youtube.com/watch?v=P6O6FqYYImk
(GFD-2021-7380) [SALAH] Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 09/08/2021
Berita
âVAKSIN DAN BLUETOOTH SUPPORT 5G !!
Vaksin yang berafiliasi dengan bluetooth adalah ASTRAZENECA, PFIZER, MODERNA kecuali SINOVAC
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615070650-213-654343/daftar-wilayah-yang-dapat-5g-telkomsel-dan-indosat âŚ
https://twitter.com/burungbiru00/status/1416018653959446535?s=21 âŚ
VIRALKAN!!!
#Pakdemudikaja Momota #Tenggelamkandemokrat2024 Rahmat Erwin Abdulllah Jonathan Christieâ
Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Pfizer chips mata mata
Vaksin yang berafiliasi dengan bluetooth adalah ASTRAZENECA, PFIZER, MODERNA kecuali SINOVAC
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615070650-213-654343/daftar-wilayah-yang-dapat-5g-telkomsel-dan-indosat âŚ
https://twitter.com/burungbiru00/status/1416018653959446535?s=21 âŚ
VIRALKAN!!!
#Pakdemudikaja Momota #Tenggelamkandemokrat2024 Rahmat Erwin Abdulllah Jonathan Christieâ
Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna Berafiliasi dengan Bluetooth kecuali Sinovac
Pfizer chips mata mata
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi dari akun Twitter @laksmanaspy berupa narasi disertai sebuah video dengan klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac. Postingan ini disukai sebanyak 312 kali, retweet 187 kali, dan ditonton 55,3 ribu kali.
Berdasarkan artikel politifact.com, klaim tersebut tidak benar. Bahan yang digunakan pada vaksin Astrazeneca sendiri dapat dilihat pada website Vaccine Knowledge Project dari Oxford University dan tidak terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan sinyal Bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak pada vaksin bukanlah di dalam vaksin itu sendiri melainkan pada kotak pengiriman vaksin untuk mencegah pencurian.
Dr. Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania menjelaskan bahwa mikrochip pada vaksin tidak memungkinkan karena pada umumnya mikrochip berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa melewati jarum suntik. Perangkat dengan koneksi Bluetooth sendiri juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik perangkat sehingga video tersebut tidak memiliki bukti yang kuat dan klaim yang tidak berdasar.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan artikel politifact.com, klaim tersebut tidak benar. Bahan yang digunakan pada vaksin Astrazeneca sendiri dapat dilihat pada website Vaccine Knowledge Project dari Oxford University dan tidak terdapat bahan apapun yang dapat menimbulkan sinyal Bluetooth ataupun 5G berupa chip. Pelacak pada vaksin bukanlah di dalam vaksin itu sendiri melainkan pada kotak pengiriman vaksin untuk mencegah pencurian.
Dr. Paul Offit dari vaksinologi University of Pennsylvania menjelaskan bahwa mikrochip pada vaksin tidak memungkinkan karena pada umumnya mikrochip berukuran sekitar 0,5 inci sehingga tidak akan bisa melewati jarum suntik. Perangkat dengan koneksi Bluetooth sendiri juga dapat dimodifikasi namanya oleh pemilik perangkat sehingga video tersebut tidak memiliki bukti yang kuat dan klaim yang tidak berdasar.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna berafiliasi dengan Bluetooth dengan jaringan 5G kecuali Sinovac adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi yang salah. Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tidak mengandung chip Bluetooth yang terkoneksi dengan jaringan 5G
Informasi yang salah. Vaksin Astrazeneca, Pfizer, dan Moderna tidak mengandung chip Bluetooth yang terkoneksi dengan jaringan 5G
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/false-magnetic-claims-circulate-online-about-astrazeneca-vaccine
- https://vk.ovg.ox.ac.uk/vk/covid-19-vaccines
- https://www.reuters.com/article/factcheck-covid19vaccines-5g-idUSL1N2OR2C1
- https://www.politifact.com/factchecks/2021/may/21/tiktok-posts/no-video-doesnt-prove-astrazeneca-covid-19-vaccine/
- https://arynews.tv/astrazeneca-bluetooth-vaccine-video/
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/170300765/-hoaks-orang-yang-sudah-divaksin-memiliki-gelombang-bluetooth
- https://turnbackhoax.id/2021/05/27/salah-setelah-divaksin-tubuh-punya-daya-magnetis-dan-dapat-dikoneksikan-ke-bluetooth/
Halaman: 4633/5897