• (GFD-2021-7372) [SALAH] Semua Pasien Positif Covid-19 di New South Wales, Australia Sudah Divaksinasi

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 07/08/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di instagram dengan takarir yang mengklaim bahwa semua pasien Covid-19 yang dirawat di New South Wales, Australia sudah divaksinasi. Dalam takarir tersebut pengunggah mempertanyakan kemanjuran dari vaksinasi Covid-19 karena tetap terpapar virus meskipun sudah divaksinasi.
    Apakah vaksin bisa membuat org menjadi positif covid?
    Apakqh setelah vaksin hasil swab antigen menjadi positif
    Setelah vaksin pcr positif?
    Vaksin sebabkan hasil pcr positif
    Apakah setelah vaksin bika esok hari pcr akan menyebabkan hasil pcr positif civid
    Habis vaksin positif
    Hasil antigen positif
    Antigen positif
    Habis antigen positif
    Apakah benar setelah vaksin dan langsung antigen/pcr akan dinyatakan positif covid?

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri klaim tersebut salah. Faktanya, dilansir dari AFP Fact Check, juru bicara otoritas kesehatan setempat membantah informasi yang beredar tersebut, ia menyatakan bahwa semua pasien Covid-19 di New South Wales belum divaksinasi kecuali satu pasien.

    Kemudian, dilansir dari abc.net.au, terdapat 141 kasus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dengan 43 orang dalam perawatan intensif. Dari 43 orang tersebut, 42 orang belum divaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa hanya satu pasien COVID-19 yang sudah divaksinasi di rumah sakit tersebut.

    Video yang diunggah tersebut ternyata dipotong dari video asli yang berjudul “NSW records two COVID-19 deaths and 141 new local cases | Coronavirus | 9 News Australia”. Hal ini mengakibatkan video tersebut mengarah ke pengertian yang salah.

    Dapat dilihat berdasarkan video yang diunggah sebagai bukti klaim, Dr. Jeremy McAnulty sebagai Direktur Perlindungan Kesehatan NSW seakan-akan mengatakan bahwa hanya satu orang yang mendapatkan vaksin dengan satu dosis. Perkataan ini kemudian dibuat menjadi sebuah klaim bahwa selain satu orang tersebut, semua orang sudah divaksinasi dengan dua dosis.

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah karena berdasarkan video asli yang ada di YouTube. Dr. Jeremy McAnulty pada menit 06.16 mengatakan bahwa ada 43 orang dalam perawatan intensif, satu dari mereka berusia remaja, tujuh berusia 20-an, tiga berusia 30-an, empat belas berusia 15-an, dua belas berusia 60-an, dan enam dari mereka berusia 17. Virus ini memengaruhi orang-orang dari segala usia dengan menimbulkan penyakit yang sangat serius. Satu orang di antaranya sudah divaksinasi dengan menerima satu dosis vaksin.

    Hal ini diperkuat dengan perkataan Dr. Jeremy McAnulty dalam video “IN FULL: NSW Premier Gladys Berejiklian announces 141 new cases of COVID-19 | ABC News” pada menit 34.06 menegaskan kembali bahwa 43 orang dalam perawatan intensif tersebut terdiri dari 42 orang belum divaksinasi, dan satu orang sudah menerima vaksinasi dengan satu dosis vaksin.

    Dengan demikian klaim semua orang dalam kasus Covid-19 di New South Wales, Australia ini sudah menerima vaksinasi adalah hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Faktanya, Dr. Jeremy McAnulty dalam video “IN FULL: NSW Premier Gladys Berejiklian announces 141 new cases of COVID-19 | ABC News” menegaskan bahwa 43 orang dalam perawatan intensif tersebut terdiri dari 42 orang belum divaksinasi, dan satu orang sudah menerima vaksinasi dengan satu dosis vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7371) [SALAH] Cara Sederhana Melakukan Medical Check Up Dengan Menggunakan Sendok

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/08/2021

    Berita

    Beredar informasi di media sosial yang mengklaim bahwa mengusapkan sendok ke seluruh permukaan lidah hingga basah dengan air liur, kemudian memasukkan sendok tersebut ke dalam tas dan meletakkan tas itu di bawah lampu untuk jangka waktu tertentu, bau yang dihasilkan akan memberikan informasi diagnostik yang berguna terkait kesehatan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa medical checkup dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan sendok adalah salah. Faktanya, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, dari Badan Data dan Informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menjelaskan faktor untuk menentukan apakah seseorang terkena penyakit atau tidak, tidak sesederhana itu. Ada banyak faktor; volume air liur, intensitas cahaya, sampai makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi, bisa memengaruhi hasil eksperimen.

    Dilansir dari Snopes, penggunaan sendok untuk menguji bau telah lama digunakan sebagai cara untuk mendapatkan rasa kasar dari napas seseorang, yang biasanya tidak mudah terlihat oleh orang yang menciptakan bau tersebut.
    Metode ini, sebagai contoh, dijelaskan dalam makalah ulasan tahun 1996 di Journal of American Dental Association: meskipun bagian anterior lidah biasanya berbau. Sumber utama bau biasanya lebih jauh ke belakang di daerah posterior. Area posterior dapat dengan mudah dinilai dengan pengikisan yang lembut namun menyeluruh menggunakan sendok plastik sekali pakai. Setelah itu, sendok bisa dicium untuk membandingkan baunya dengan bau mulut secara keseluruhan.

    Menempatkan sendok di bawah lampu diduga dapat meningkatkan potensi bau yang ditimbulkan dari bahan yang disampel oleh sendok tersebut. Gagasan bahwa beberapa bau dapat menjadi indikasi kondisi di luar kebersihan gigi, juga tidak kontroversial. Tulisan Today Show dari tes tersebut terhubung ke entri di situs Medline NIH yang menjelaskan berbagai penyebab bau mulut, termasuk item yang dirujuk dalam tes:
    Bau buah pada napas adalah tanda ketoasidosis, yang mungkin terjadi pada diabetes. Ini adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.

    Napas yang berbau seperti feses dapat terjadi dengan muntah yang berkepanjangan, terutama bila ada obstruksi usus. Ini juga dapat terjadi sementara jika seseorang memiliki tabung yang ditempatkan melalui hidung atau mulut untuk mengalirkan perutnya.

    Napas mungkin memiliki bau seperti amonia (juga digambarkan sebagai seperti urin atau “amis”) pada orang dengan gagal ginjal kronis.

    Fakta-fakta tersebut tidak berarti bahwa pengamatan semacam itu akan memiliki nilai diagnostik atau skrining, karena kondisi yang mereka gambarkan akan berkembang sangat jauh ke masalah kesehatan yang serius, atau akan disebabkan oleh hal-hal yang sangat mencolok seperti muntah berlebihan atau selang di tenggorokan Anda.

    Joseph Wolfsdorf, seorang profesor pediatri di Harvard Medical School dan Direktur Program Diabetes di Rumah Sakit Anak Boston, mengatakan bahwa ketoasidosis diabetik akan menghasilkan bau buah, tetapi ini akan menjadi tanda penyakit parah yang sudah menghasilkan gejala yang lebih terlihat. Klaim yang dibuat terkait bau dari tes sendok umumnya berakar pada hubungan faktual antara bau mulut dan kesehatan internal, tetapi secara efektif tidak berguna sebagai alat skrining atau diagnostik.

    Klaim lain terkait “noda” dari tes sendok dibuat dengan menggabungkan klaim yang tidak terbukti atau membingungkan yang diambil dari praktik medis tradisional Tiongkok atau web yang sering disalahartikan.
    Kemudian, dikatakan dalam unggahan tersebut bahwa waktu yang dibutuhkan dalam prosedur medical checkup ini hanya satu menit. Hal tersebut salah karena pada kenyataannya di laboratorium kesehatan sendiri membutuhkan waktu beberapa hari sampai koloni suatu bakteri bisa terlihat dengan mata telanjang.

    Selain, metode dengan sendok bukanlah standar dunia medis. Terlalu banyak variabel dalam eksperimen untuk bisa menentukan secara akurat suatu penyakit. Petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam unggahan tersebut tidak akurat. Menurut pakar kesehatan, jika kita mencobanya sendiri, sendok itu ternyata tidak menghasilkan bau atau noda apa pun setelah dibasahi dengan air liur dan ditempatkan di bawah sinar matahari. Bau yang muncul juga hanya bau khas aluminium yang merupakan bahan utama dari sendok.

    Dengan demikian, klaim bahwa medical check up bisa dilakukan menggunakan sendok adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Faktanya, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, dari Badan Data dan Informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menjelaskan faktor untuk menentukan apakah seseorang terkena penyakit atau tidak, tidak sesederhana itu. Ada banyak faktor; volume air liur, intensitas cahaya, sampai makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi, bisa memengaruhi hasil eksperimen.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7370) [SALAH] Helikopter Kibarkan Bendera Cina di Kota Malang

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/08/2021

    Berita

    Sebuah akun facebook bernama Afif Kusdianto memposting video yang mengklaim sebuah helikopter mengibarkan bendera Cina dan ditengerai berada di Kota Malang, Jawa timur. Dalam video tersebut terlihat sebuah helikopter mengibarkan bendera berukuran besar berwarna merah dengan tulisan berwarna kuning.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, dilansir dari viva.co.id, bendera merah tersebut bukanlah bendera Cina melainkan bendera dan panji kebanggaan TNI, yang bergambarkan trimatra TNI. Selain itu, video tersebut juga dibantah oleh akun twitter resmi TNI Angkatan Udara (@_TNIAU)

    “Airmen sekalian, beberapa jam belakangan ini beredar video yang menyebutkan ada helikopter membawa bendera China, bendera komunis.

    Hal ini tidak benar.

    Bendera tersebut adalah lambang-lambang kesatuan TNI, dimana ada lambang Mabes TNI,
    @tni_ad
    ,
    @TNIAL
    dan #TNIAU. ??‍♀️” tulis akun twitter TNI Angkatan Udara.

    Aksi helikopter membawa bendera besar itu merupakan sebuah latihan yang digelar sejak 2 Agustus 2021 untuk menyiapkan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih berukuran besar di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-76.

    pesawat-pesawat helikopter TNI AU terbang dengan membawa bendera ukuran raksasa, yang mencantumkan lambang-lambang kesatuan TNI (Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU) dengan latar kain berwarna merah. Adapun helikopter yang akan turut dalam kegiatan ini adalah pesawat NAS-332 Super Skadron Udara 6 dan EC-725 Caracal Skadron Udara 8.

    Kesimpulan

    Bukan bendera Cina, pesawat-pesawat helikopter TNI AU terbang dengan membawa bendera ukuran raksasa, yang mencantumkan lambang-lambang kesatuan TNI (Mabes TNI, TNI AD, TNI AL dan TNI AU) dengan latar kain berwarna merah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7369) [SALAH] “Terjadi Lagi, Saat Tengah Mengimami Sholat Jum’at, Imam Masjid Dibacok Orang Tak DIkenal”

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 06/08/2021

    Berita

    Beredar artikel berjudul “Innalillahi Terjadi Lagi, Saat Tengah Mengimami Sholat Jum’at, Imam Masjid Dibacok Orang Tak DIkenal, Meninggal di Saat di Larikan Ke Rumah Sakit” yang dimuat di situs daftartokoroti[dot]blogspot[dot]com pada 10 Juli 2021. Di artikel tersebut, terdapat narasi sebagai berikut: “Muhammad Arif (61), warga Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, akhirnya meninggal dunia Imam masjid yang menjadi korban penganiayaan oleh jemaahnya sendiri itu meninggal setelah dirawat selama 3 hari di salah satu rumah sakit di Palembang. Arif mengalami luka akibat benda tajam di wajah dan punggungnya. Baca juga: Sedang Memimpin Shalat, Seorang Imam Masjid Dibacok dari Belakang Arif dibacok saat sedang memimpin shalat magrib berjemaah di Masjid Nurul Iman, tak jauh dari rumahnya. Rumah Arif tampak ramai oleh warga yang ingin melayat.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, adanya artikel berjudul “Innalillahi Terjadi Lagi, Saat Tengah Mengimami Sholat Jum’at, Imam Masjid Dibacok Orang Tak DIkenal, Meninggal di Saat di Larikan Ke Rumah Sakit” yang terbit pada 10 Juli 2021 merupakan konten yang menyesatkan.

    Faktanya, kejadian di artikel itu adalah kejadian tahun 2020. Bukan saat salat Jumat, tapi salat Magrib. Bukan dibacok orang tak dikenal, tapi oleh salah satu pengurus masjid yang sama dengan korban. Bukan meninggal saat dilarikan ke rumah sakit, tapi setelah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Tersangka mengakui menaruh dendam kepada korban karena melarangnya mengurus kotak amal masjid.

    Dilansir dari Tempo yang menelusuri informasi terkait kematian Muhammad Arif, warga kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kota Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditemukan berita peristiwa terkait Muhammad Arif yang terjadi pada Jumat, 11 September 2020. Ia dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

    Dikutip dari Merdeka.com, Muhammad Arif, warga Kelurahan Tanjung Rancing ini meninggal akibat tebasan benda tajam di bagian leher dan kepala. Peristiwa itu terjadi saat korban sedang salat Magrib berjamaah di masjid pada Jumat, 11 September 2020. Ketua Masjid Nurul Iman Kelurahan Tanjung Rancing, Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, itu dibacok sesama pengurus, Meyudin (49) gara-gara kotak amal masjid.

    Dilansir dari Detikcom, pelaku yang merupakan bendahara dan ketua perlengkapan masjid gelap mata karena tersinggung alias sakit hati. “Pelaku adalah bendahara yang juga ketua perlengkapan Masjid Nurul Iman. Jadi dia merasa tak senang kunci kotak amal yang dipegangnya diminta korban selaku ketua masjid,” kata Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel Kompol Suryadi kepada detikcom, Selasa (15/9/2020).

    Korban mengalami luka bacok di bagian leher, telinga, dan pipi kiri akibat kejadian itu. Korban lalu dibawa ke RS Kayu Agung dan dirujuk kembali ke RSUP Mohammad Husein, Palembang. Korban sempat dirawat selama tiga hari. Namun akhirnya korban tutup usia.

    Kesimpulan

    Kejadian tahun 2020. BUKAN saat salat Jumat, tapi salat Magrib. BUKAN dibacok orang tak dikenal, tapi oleh salah satu pengurus masjid yang sama dengan korban. BUKAN meninggal saat dilarikan ke rumah sakit, tapi setelah dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Tersangka mengakui menaruh dendam kepada korban karena melarangnya mengurus kotak amal masjid.

    Rujukan