• (GFD-2020-3891) [SALAH] Puisi Tahun 1919 Soal Pandemi Karya Kathleen O’Mara

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/05/2020

    Berita

    Beredar sebuah puisi terjemahan yang diklaim ditulis oleh Kathleen O'Mara,berisi tentang mewabahnya Pandemi Virus Influenza mematikan yang awalnya merebak dari Spanyol dan menjalar ke bebarapa Negara. Puisi tersebut ditulis pada tahun 1869, lalu kemudian ditulis ulang pada tahun 1919.

    Beriku kutipan narasinya:

    “PUISI PANDEMIK TAHUN 1919 INI SAMA SEPERTI KONDISI HARI INI
    Sejarah itu akan selalu mengulang dirinya sendiri
    Puisi ini ditulis oleh Kathleen O'Mara pada tahun 1869
    Dan ditulis ulang pada tahun 1919 tepat 100 tahun yang lalu
    Saat mewabahnya Pandemik Virus Influenza mematikan yang awalnya merebak dari Spanyol dan menjalar ke bebarapa Negara
    Seperlima Populasi Dunia terinfeksi. Dan korban terbanyak adalah di Negara AS
    Pandemi influenza ini telah membunuh lebih banyak orang daripada Perang Dunia I
    Tercatat antara 20 dan 40 juta orang meninggal karena wabah yang menjalar selama satu tahun ini
    Korban terbanyak adalah orang berusia 20 hingga 40 tahun dan tak banyak memakan korban anak kecil.
    Membaca puisi ini mengingatkan kita pada kondisi hari ini.
    _Spanish Flu Pandemic_
    Dan orang-orang tinggal di rumah
    Dan membaca buku
    Dan lebih banyak mencoba untuk mendengarkan
    Dan mereka beristirahat
    Dan melakukan berbagai latihan baru
    Dan membuat karya seni baru dan mencoba memainkannya
    Dan belajar cara-cara yang baru
    Dan tiba-tiba berhenti dari seluruh aktifitasnya dan mencoba mendengarkan lebih dalam
    Ada yang bermeditasi, adapula yang berdoa
    Adapula yang hanya merenungi bayangan mereka sendiri
    Dan orang-orang mulai berfikir dengan cara yang berbeda
    Dan orang-orang mulai sembuh.
    Dan tidak ada lagi orang yang hidup dengan cara yang bodoh
    Hidup yang ceroboh, tidak memiliki makna dan tidak memiliki arti
    Bumipun mulai kembali pulih
    Dan ketika kondisi bahaya itu mulai berakhir, Orang-orang mulai menemukan diri mereka sendiri
    Mereka berduka atas kematian
    Dan mulai membuat pilihan baru
    Dan memimpikan visi yang baru
    Dan menciptakan cara hidup baru
    Dan sepenuhnya menyembuhkan bumi
    Sama seperti mereka disembuhkan.”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, ternyata puisi tersebut sebenarnya puisi modern yang ditulis oleh Catherine M. O’Meara. O’Meara menulis puisi tersebut selama pandemi Covid-19 berlangsung dan mempublikasikannya melalui akun blog pribadinya The Daily Round pada tanggal 16 Maret 2020.

    Melansir dari Liputan6.com. Pada 19 Maret 2020, majalah Oprah menjuluki O'Meara sebagai ‘pemenang pujangga pandemi.’ Wanita yang memiliki nama pena Kitty O'Meara itu merupakan seorang pensiunan guru yang tinggal di Kota Madison, Wisconsin. Ia kemudian beralih menjadi seorang penulis sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan ditengah berita yang mengejutkan tentang pandemi Covid-19.

    Melansir dari irishcentral.com, O’Meara menulis puisi sebagai kesempatan untuk melakukan kegiatan yang bertujuan seperti meditasi, olahraga, menari dan menghasilkan semacam penyembuhan global.

    Kesimpulan

    Menurut penjelasan di atas, puisi tersebut ditulis oleh Catherine M. O’Meara di tahun 2020 sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan selama pandemi, bukan oleh Kathleen O’Mara di tahun 1919, maka informasi tersebut masuk ke dalam Konten Yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3890) [SALAH] Video Demo TKA China di Morowali

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/05/2020

    Berita

    Akun Facebook Edi Sutardi mengunggah video yang diklaim sebagai demonstrasi TKA asal China di Morowali. Dalam video itu disebutkan jumlah TKA China yang demo mencapai ratusan ribu orang. Berikut kutipan narasi yang menyertai videonya:

    “INI FAKTA YANG MEMBUAT RAKYAT JADI CEMBURU... MARAH !!!
    RAKYAT YANG JUGA MEMBUTUHKAN PEKERJAAN...
    KENAPA PEMERINTAH INI MEMBIARKAN SEMUA INI TERJADI...”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa konten tersebut merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Isu tersebut sudah pernah dibahas dalam dua artikel periksa fakta, yakni [SALAH] “Imbas ketidaksetaraan kesejahteraan gaji pekerja lokal dan TKA” dan [SALAH] Narasi TKA di Video Demo PT IMIP Morowali.

    Peristiwa dalam video tersebut sebenarnya merupakan aksi mogok karyawan PT IMIP di Morowali kepada pihak manajemen mengenai UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota) pada Januari 2019. Dilansir dari antaranews.com, aksi mogok tersebut merupakan upaya pekerja untuk mendesak Gubernur Sulteng mengeluarkan keputusan menaikan UMSK tahun 2019 sebesar 20 persen, menyusul gagalnya kesepakatan yang telah dibangun antara pihak perusahaan, serikat buruh dan Dewan Pengupahan Kabupaten Morowali.

    Selain itu, Menteri Ketenagakerjaan kala itu, yakni Hanif Dhakiri juga sudah memberikan pernyataan atas kasus tersebut. Dilansir dari cnnindonesia.com, Hanif membantah aksi mogok yang dilakukan ribuan buruh di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dilakukan oleh pekerja asing asal China.

    Aksi mogok kerja pada Kamis (23/1) itu, kata Hanif, juga tidak berkaitan dengan penolakan tenaga kerja asing (TKA) yang berasal dari negeri 'Tirai Bambu'. Melainkan, terkait dengan Upah Minimum Sektoral (UMSK) di Kabupaten Morowali.

    "Selamat pagi. Demo buruh di Morowali bukan demo TKA China. Juga bukan demo menolak TKA China. Demo buruh di Morowali terkait Upah Minimum Sektoral (UMSK) Kabupaten setempat, yang saat ini sedang ditangani otoritas terkait di sana. Jangan termakan hoaks. Jangan ikut sebarkan hoaks. Waspadai adu domba," ujar Hanif melalui akun Twitter pribadinya @hanifdhakiri, Jumat (25/1).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim video tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten video tersebut masuk kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3889) [SALAH] Video “Hati'' yg suka mkn tlr. Orang cina bunuh orang tuh plan tapi pasti”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/05/2020

    Berita

    Akun Facebook atas nama Dorsil membagikan sebuah video yang memperlihatkan seorang pria memecahkan telur dan menyatakan bahwa telur tersebut palsu. Dalam narasi yang menyertai video tersebut, akun Dorsil menuliskan imbauan hati-hati untuk yang suka makan telur. Berikut kutipan narasinya:

    “Hati'' yg suka mkn tlr. Orang cina bunuh orang tuh plan tapi pasti... yg mau brbagi info silahkan..”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa postingan tersebut tidak benar. Sebab, video yang dibagikan tersebut merupakan pada tahun 2018 dan sudah terklarifikasi. Dilansir dari merdeka.com, Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Asep Safrudin mengatakan, video viral soal telur palsu adalah tidak benar. Dalam video berdurasi dua menit itu terlihat Syahroni B Daud (49) menerangkan kalau telur yang didapat anaknya dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah palsu.

    "Kami koordinasi dengan Kanit Johar Baru, kita lakukan koordinasi dengan Dinas KPKP, kemudian Dinas Peternakan dan Food Station dan ternyata hasilnya tidak palsu. Bahkan telur itu adalah telur yang siap konsumsi oleh masyarakat," kata Asep di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).

    Polisi langsung menelusuri telur palsu yang dijadikan contoh oleh Syahroni dalam video. Polisi menemukan bahwa telur itu adalah maninan dan bukan untuk dikonsumsi.

    "Ini bukan telur palsu, tapi telur mainan yang diproduksi di Korea untuk dijual dan untuk main anak-anak. Hasilnya memang untuk diperjualbelikan sebagai mainan. Inilah yang diviralkan oleh orang-orang sehingga Syahroni termakan isu telur palsu," jelasnya.

    Adapun, kasus pada video tersebut sudah selesai dengan permohonan maaf Syahroni. Dilansir dari kumparan.com, Syahroni menjelaskan irinya mendapatkan isu itu dari grup WhatsApp. Ia kemudian menyuruh anaknya membeli telur. Syahroni menduga telur yang dibeli, mirip dengan ciri yang dilihatnya dalam pesan berantai.

    "Saya pecahkan ternyata waktu itu memang posisi telur yang saya dapat dari KJP (Kartu Jakarta Pintar) ini kuningnya agak kenyal sekali, setelah itu kertas yang membungkusnya pun tebal. Jadi sesuai ingatan saya wah ini agak sesuai dengan yang palsu," kata Syahroni di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).

    Syahroni kemudian memberanikan diri untuk menuju lokasi pengambilan telur di Pasar Johar Baru. Ia mengaku, hanya ingin meminta konfirmasi karena telur yang ia dapat seperti telur palsu dalam pesan berantai.

    Aksi Syahroni yang seolah membuktikan adanya telur palsu di pasaran sempat beredar lewat Youtube. Salah satu video menampilkan Syahroni memecahkan telur yang disebutnya palsu sudah ditonton lebih dari 20 ribu kali.

    "Ternyata setelah di investigasikan kemarin Alhamdulillah saya sangat bersalah, karena ilmu saya sangat sedikit sekali dan telur yang beredar di masyarakat ini tentunya benar-benar asli, tidak ada yang palsu," jelasnya mengklarifikasi.

    "Saya sekali lagi mohon maaf agar dimaafkan kesalahan saya mengasumsikan telur ini palsu," imbuhnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten yang dibagikan akun Facebook Dorsil tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3888) [SALAH] Video “rezim memaksa para kyai utk di suntik dgn dalih utk ketahanan tubuh dari virus..kyai di banten ini tegas menolak!!”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/05/2020

    Berita

    Beredar video melalui pesan berantai Whatsapp yang diklaim sebagai peristiwa seorang Kyai di Banten menolak untuk disuntik dengan dalih ketahanan tubuh. Pada video yang berdurasi 1.29 detik itu terlihat pria berpakaian gamis tersebut berdebat dengan seorang petugas.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Cepat atau lambat program rezim utk pengetesan covid 19 ke para kyai sudh di lakukan...rezim memaksa para kyai utk di suntik dgn dalih utk ketahanan tubuh dari virus..kyai di banten ini tegas menolak!!..”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran diketahui bahwa klaim pada narasi tidak benar. Sebab, kejadian dalam video tersebut bukan terjadi di Banten. Peristiwa tersebut merupakan upaya membawa pasien positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk diisolasi selepas ia melakukan salat tarawih.

    Dilansir dari kompas.com, Seorang pasien positif covid-19 warga Kelurahan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menolak saat dijemput petugas medis untuk menjalani isolasi di RSUD Kota Mataram, Rabu (29/4/2020). S diketahui juga sempat terlibat debat alot dengan petugas medis yang datang ke rumahnya.

    "Sempat bersitegang dengan kami karena dia menganggap sehat tidak ada gejala," kata Camat Cakranegara Erwan saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

    Saat itu, S menyanggah bahwa dirinya sakit, meskipun berdasar informasi dari Pemerintah Provinsi NTB, hasil tes swab S adalah positif corona dan harus menjalani isolasi di rumah sakit. Selain itu, S juga diketahui pernah menghadiri acara Ijtima Ulama Sedunia di Gowa.

    Menurut Erwan, S diketahui pernah menghadiri acara Ijtima Ulama Dunia di Gowa beberapa pekan lalu. S juga tak melaporkan hasil tes swab ke pihak kelurahan atau ketua lingkungannya, sehingga banyak warga yang tak mengetahuinya.

    "Saat kami melakukan pengecekan ke rumahnya, yang bersangkutan justru tidak ada. Mestinya kan isolasi mandiri sejak kepulangannya dari Gowa, Makassar. Kami cek justru shalat tarawih bersama banyak warga di Masjid Nurul Yakin," kata Camat Cakranegara Erwan saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

    Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya S melunak dan mengikuti arahan dari Satgas Covid-19 untuk diIsolasi di RSUD Mataram.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, narasi dan konten videonya tidak saling terkait. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan