Akun Facebook Arpa Imogen Rusdi Hasan (fb.com/arpa.baz) pada 4 Januari 2022 mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan Kartu Keluarga (KK) yang bentuknya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan narasi sebagai berikut:
“Kartu keluarga 2022”
(GFD-2022-8956) [SALAH] Foto “Kartu keluarga 2022”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 10/01/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang memperlihatkan Kartu Keluarga (KK) yang bentuknya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang diklaim sebagai KK tahun 2022 merupakan konten satire atau parodi.
Faktanya, KK tersebut palsu. Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah menegaskan bahwa KK di di foto itu palsu.
“(KK di unggahan itu) palsu. Saya sudah minta ke Kadisnya untuk lapor polisi dan menindak pelakunya,” kata Zudan dikutip dari Kompas.com, (Sabtu (8/1/2022). Akan tetapi, Zudan enggan mengungkapkan, Kepala Dinas (Kadis) Dukcapil daerah mana yang ia minta untuk melaporkan hal itu.
Sementara itu, melansir artikel Kontan pada 6 Oktober 2021 lalu, dokumen kependudukan model terbaru itu sejatinya memiliki beberapa ciri khusus.
Ciri-ciri KK
1. Tidak lagi dicetak di kertas khusus, namun di kertas HVS putih ukuran A4 80 gram.
2. Tidak ada lagi tanda tangan basah pejabat Dukcapil.
3. Tidak ada cap lembaga/instansi.
4. Dilengkapi QR Code yang terhubung langsung dengan situs Dukcapil Kemendagri.
5. Dokumen bisa dicetak sendiri dengan salinan digital yang diterima lewat email.
Faktanya, KK tersebut palsu. Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah menegaskan bahwa KK di di foto itu palsu.
“(KK di unggahan itu) palsu. Saya sudah minta ke Kadisnya untuk lapor polisi dan menindak pelakunya,” kata Zudan dikutip dari Kompas.com, (Sabtu (8/1/2022). Akan tetapi, Zudan enggan mengungkapkan, Kepala Dinas (Kadis) Dukcapil daerah mana yang ia minta untuk melaporkan hal itu.
Sementara itu, melansir artikel Kontan pada 6 Oktober 2021 lalu, dokumen kependudukan model terbaru itu sejatinya memiliki beberapa ciri khusus.
Ciri-ciri KK
1. Tidak lagi dicetak di kertas khusus, namun di kertas HVS putih ukuran A4 80 gram.
2. Tidak ada lagi tanda tangan basah pejabat Dukcapil.
3. Tidak ada cap lembaga/instansi.
4. Dilengkapi QR Code yang terhubung langsung dengan situs Dukcapil Kemendagri.
5. Dokumen bisa dicetak sendiri dengan salinan digital yang diterima lewat email.
Kesimpulan
Kartu Keluarga (KK) tersebut palsu. Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah menegaskan bahwa KK di di foto itu palsu.
Rujukan
(GFD-2022-8955) [SALAH] Membersihkan Vagina dengan Pasta Gigi untuk Menghilangkan Keputihan dan Membuat Vagina Kesat
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 10/01/2022
Berita
“cowok mana tau hanya cewek yng tau😁 #fyf siapa yang kaya aku cebok nya pake odol 😁😁😁”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video di akun Tiktok @sintaaa606 yang mengatakan bahwa pasta gigi dapat digunakan untuk membersihkan vagina. Kegunaan membersihkan vagina dengan pasta gigi dalam postingan tersebut diklaim dapat menghilangkan keputihan dan membuat vagina kesat.
Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Detik, Dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Cipto Mangunkusumo yakni dr. Eddy Karta, SpKK mengatakan bahwa membersihkan vagina menggunakan pasta gigi dapat menyebabkan iritasi pada kulit vagina. Hal ini disebabkan karena pasta gigi mengandung bahan sintetik detergen dan kandungan abrasif yang tujuannya adalah membersihkan plak gigi. Jika digunakan pada kulit (mukosa) vagina yang sensitif, akan menyebabkan iritasi. Selain itu, kandungan pasta gigi dapat merusak flora normal vagina yang juga dapat menyebabkan infeksi pada vagina.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh akun Tiktok @sintaaa606 tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Detik, Dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Cipto Mangunkusumo yakni dr. Eddy Karta, SpKK mengatakan bahwa membersihkan vagina menggunakan pasta gigi dapat menyebabkan iritasi pada kulit vagina. Hal ini disebabkan karena pasta gigi mengandung bahan sintetik detergen dan kandungan abrasif yang tujuannya adalah membersihkan plak gigi. Jika digunakan pada kulit (mukosa) vagina yang sensitif, akan menyebabkan iritasi. Selain itu, kandungan pasta gigi dapat merusak flora normal vagina yang juga dapat menyebabkan infeksi pada vagina.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh akun Tiktok @sintaaa606 tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Membersihkan vagina menggunakan pasta gigi dapat menyebabkan iritasi pada kulit vagina dan infeksi pada vagina.
Hal tersebut tidak benar. Membersihkan vagina menggunakan pasta gigi dapat menyebabkan iritasi pada kulit vagina dan infeksi pada vagina.
Rujukan
(GFD-2022-8954) [SALAH] CDC Mengumumkan Tes PCR Tidak Mampu Membedakan Virus SARS-Cov-2 dan Influenza
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 10/01/2022
Berita
“The CDC has finally admitted that the PCR test cannot even differentiate between SARS-CoV-2 and influenza viruses.”
Terjemahan:
“CDC akhirnya mengakui bahwa tes PCR bahkan tidak bisa membedakan antara virus SARS-CoV-2 dan influenza.”
Terjemahan:
“CDC akhirnya mengakui bahwa tes PCR bahkan tidak bisa membedakan antara virus SARS-CoV-2 dan influenza.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @trevorblee (Trevor Lee) menyebarluaskan informasi bahwa CDC telah mengakui ketidakmampuan tes PCR untuk membedakan antara virus SARS-CoV-2 dan influenza pada 29 Desember lalu. Unggahan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 3,158 kali. Selain itu, terdapat 5,245 orang menyukai dan lebih dari 200 orang telah memberikan komentar.
Klaim tersebut berawal dari laporan laboraturium yang diunggah oleh CDC Division of Laboratory System pada 21 Juli 2021 bahwa pasca 31 Desember 2021, CDC akan menghapus tes PCR dan menggantikannya dengan CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay.
Berdasarkan hasil penelusuran, transisi tersebut tidak disebabkan oleh ketidakmampuan tes PCR dalam membedakan virus SARS-CoV-2 dan influenza, melainkan karena metode tes yang baru akan lebih efektif dalam mendeteksi kedua virus tersebut.
Juru bicara resmi CDC, Jasmine Reed, telah memberikan konfirmasi kepada Reuters bahwa permintaan akan tes PCR semakin menurun seiring munculnya tes lain yang lebih canggih. Maka dari itu, CDC merokemendasikan seluruh dunia untuk mengadopsi CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay yang akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dari segi waktu dan sumber daya untuk mendeteksi virus baik SARS-Cov-2 dan influenza.
Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh Reuters dengan judul “Fact Check – CDC lab update on COVID-19 PCR test misinterpreted”.
Dengan demikian, berita yang disebarluaskan oleh akun Twitter @trevorblee (Trevor Lee) tersebut dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan karena laporan CDC pada 21 Juli 2021 digunakan untuk membingkai sebuah isu.
Klaim tersebut berawal dari laporan laboraturium yang diunggah oleh CDC Division of Laboratory System pada 21 Juli 2021 bahwa pasca 31 Desember 2021, CDC akan menghapus tes PCR dan menggantikannya dengan CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay.
Berdasarkan hasil penelusuran, transisi tersebut tidak disebabkan oleh ketidakmampuan tes PCR dalam membedakan virus SARS-CoV-2 dan influenza, melainkan karena metode tes yang baru akan lebih efektif dalam mendeteksi kedua virus tersebut.
Juru bicara resmi CDC, Jasmine Reed, telah memberikan konfirmasi kepada Reuters bahwa permintaan akan tes PCR semakin menurun seiring munculnya tes lain yang lebih canggih. Maka dari itu, CDC merokemendasikan seluruh dunia untuk mengadopsi CDC Influenza SARS-Cov-2 (Flu SC2) Multiplex Assay yang akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dari segi waktu dan sumber daya untuk mendeteksi virus baik SARS-Cov-2 dan influenza.
Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh Reuters dengan judul “Fact Check – CDC lab update on COVID-19 PCR test misinterpreted”.
Dengan demikian, berita yang disebarluaskan oleh akun Twitter @trevorblee (Trevor Lee) tersebut dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan karena laporan CDC pada 21 Juli 2021 digunakan untuk membingkai sebuah isu.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi tersebut salah. Faktanya, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) tidak mengumumkan bahwa tes PCR tidak mampu membedakan antara Virus SARS-CoV-2 dan influenza. CDC hanya merekomendasikan test lain yang justru mampu mendeteksi keduanya.
Informasi tersebut salah. Faktanya, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) tidak mengumumkan bahwa tes PCR tidak mampu membedakan antara Virus SARS-CoV-2 dan influenza. CDC hanya merekomendasikan test lain yang justru mampu mendeteksi keduanya.
Rujukan
(GFD-2022-8953) [SALAH] Huruf Braille di Setir Mobil untuk Mengetahui Letak Klakson
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 10/01/2022
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Saya baru mengetahui bahwa tanda timbul yang ada di Setir Mobil adalah Huruf Braille, untuk membantu Pengemudi Tunanetra menemukan letak klakson jika dibutuhkan
#SemakinBanyakHalYangAndaKetahui”
“Saya baru mengetahui bahwa tanda timbul yang ada di Setir Mobil adalah Huruf Braille, untuk membantu Pengemudi Tunanetra menemukan letak klakson jika dibutuhkan
#SemakinBanyakHalYangAndaKetahui”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna “ComedyGee” mengunggah sebuah foto yang menunjukkan beberapa tanda timbul di setir mobil. Unggahan tersebut juga disertai narasi yang menyatakan bahwa tanda timbul tersebut merupakan huruf Braille untuk memudahkan pengemudi tunanetra menemukan letak klakson mobil.
Berdasarkan hasil penelusuran, tanda timbul tersebut bukan merupakan huruf Braille. Melansir dari Reuters, Asosiasi Mobil Eropa (ACEA) menjelaskan bahwa tanda timbul tersebut merupakan tanda untuk memudahkan pengemudi menemukan letak klakson mobil tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalan. Tanda tersebut umumnya ditemukan pada mobil-mobil tua, sebab klakson pada mobil tua hanya akan berbunyi ketika ditekan di titik tertentu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “ComedyGee” tersebut dapat dikategorikan sebagai Satire/Parodi.
Berdasarkan hasil penelusuran, tanda timbul tersebut bukan merupakan huruf Braille. Melansir dari Reuters, Asosiasi Mobil Eropa (ACEA) menjelaskan bahwa tanda timbul tersebut merupakan tanda untuk memudahkan pengemudi menemukan letak klakson mobil tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalan. Tanda tersebut umumnya ditemukan pada mobil-mobil tua, sebab klakson pada mobil tua hanya akan berbunyi ketika ditekan di titik tertentu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “ComedyGee” tersebut dapat dikategorikan sebagai Satire/Parodi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Bukan huruf Braille. Faktanya, tanda timbul tersebut merupakan tanda yang sering ditemukan pada mobil-mobil tua untuk memudahkan pengemudi menemukan letak klakson mobil tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalan.
Bukan huruf Braille. Faktanya, tanda timbul tersebut merupakan tanda yang sering ditemukan pada mobil-mobil tua untuk memudahkan pengemudi menemukan letak klakson mobil tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalan.
Rujukan
Halaman: 4550/6205