• (GFD-2022-11243) [SALAH] Tidak Boleh Keluar Rumah Pada Tanggal 21 Desember 2022

    Sumber: Tiktok
    Tanggal publish: 24/12/2022

    Berita

    “tanggal 21 Desember sudah didepan mata…penduduk dihimbau tidak boleh keluar rumah, apa yang sebenernya akan terjadi? “
    Akan terjadi peristiwa luar biasa dari tanggal 21 desember

    Hasil Cek Fakta

    Banyak ditemukan video di Tiktok yang mengklaim bahwa akan terjadi fenomena alam berbahaya pada tanggal 21 Desember 2022. Salah satunya akun @idaaryani yang menuliskan keterangan pada videonya agar tidak boleh keluar rumah pada tanggal tersebut. Faktanya, fenomena yang akan terjadi tanggal 21 Desember tidak berbahaya untuk manusia.

    Dilansir dari kompas.com fenomena ini bernama soltis, peristiwa astronomi ketika posisi matahari berada pada paling selatan ekuator langit. Fenomena ini terjadi setiap dua kali setahun, pada bulan Juli dan Desember. fenomena sosltis membuat terbitnya matahari dari tenggara sementara tenggelam di arah barat daya.

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya. Bencana gempa, gunung meletus hingga tanah longsor tidak ada kaitannya dengan fenomena sosltis. Dampak dari fenomena ini pada panjang siang dan panjang malam, hingga pergantian musim. Tidak ada dampak yang berbahaya untuk manusia.

    Kesimpulan

    Informasi menyesatkan. Pada tanggal 21 Desember 2022 akan terjadi fenomena solstis yaitu posisi matahari berada paling selatan ekuator langit. Hal ini menandakan awal musim dingin atau awal musim panas. Fenomena solstis tidak berbahaya bagi manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11242) [SALAH] Orang Tua Brigadir J Menyerah, Minta Kasus Pembunuhan Anaknya Dihentikan

    Sumber: Tiktok
    Tanggal publish: 24/12/2022

    Berita

    “Kami K4L4H , Tangis haru di kediaman KAMARUDDIN
    Orang tua Joshua meminta kamaruddin agar kasus anaknya tidak perlu dilanjutkan, di sela kunjunagn kekediaman kamaruddin.
    Saya himbau kepada seluruh rakyat Indonesia agar tdk bersedih dan kecewa atas kasus Joshua kata kamaruddin.
    Semuan biaya dalam kasus Joshua saya yg tanggung tanpa bantuan orang lain, yg menguras tenaga, wakatu kata kamaruddin, Selamat jalan jo”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Tiktok membagikan video dengan klaim orangtua brigadir J menyerah dan ingin menghentikan kasus pembunuhan yang terjadi bulan Juli lalu. Video tersebut menerangkan bahwa orangtua brigadir J berkunjung ke rumah Kamaruddin Simanjutak untuk meminta kasus dihentikan. Faktanya keterangan tersebut salah.

    Setelah ditelusuri, foto dalam video itu adalah hasil tangkapan layar dari video prosesi adat Batak yang dilakukan ibu brigadir J di salah satu rumah keluarga Jambi. Acara yang digelar pada bulan Agustus itu, dihadiri oleh tim penasehat hukum orang tua brigadir J dan Irma Hutabarat ketua Komunitas Civil Society Indonesia.

    Dilansir dari Tribunnews.com, orang tua brigadir J tidak pernah menyerah untuk mencari keadilan akan kematian anaknya. Ia mengaku jika proses keadilan ini cukup melelahkan tapi ia tidak akan menyerah, “Iya kita tidak menyerah. Kita tunggu lah prosesnya, semua kan ada prosedurnya,” ucapnya, Selasa (20/9/2022).

    Kesimpulan

    Informasi yang keliru. Tidak ditemukan keterangan resmi dari orangtua brigadir J untuk menghentikan kasus pembunuhan anaknya. Hingga saat ini, proses hukum masih terus dilakukan, sidang juga tetap digelar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11241) [SALAH] Supporter Marocco Bersholawat, Gemparkan Dunia Bola

    Sumber: Tiktok
    Tanggal publish: 24/12/2022

    Berita

    “Inilah kekuatan bersholawat, masa alloh merinding dunia bola”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Tiktok mengunggah video suporter Maroko tengah berselawat atas kemenangan timnya pada Piala Dunia Qatar. Pengungah menambahkan caption “gemparkan dunia supporter marocco bersholatwat.” Dalam video terdengar suara seolah-olah masa sedang berselawat bersama.

    Setelah ditelusuri, ternyata video tersebut salah. Audio dalam video telah diubah. Suporter Maroko tidak pernah berselawat bersama saat merayakan kemenangan timnya. Audio dalam video itu merupakan unggahan asli dari akun Tiktok Tolle.07. Audio ini juga telah digunakan banyak pengguna Tiktok tidak hanya dalam video-video perayaan suporter Maroko.

    Setelah ditelusuri lebih lanjut, suporter maroko merayakan kemenangan tim sepakbolanya dengan berparade melalui jalan-jalan sambil memegang kembang api. Jalanan di Maroko padat oleh suporter yang turut memeriahkan parade kemenangan. Dari banyak video mengenai selebrasi suporter, tidak ditemukan video asli suporter Maroko berselawat.

    Dengan demikian video suporter Maroko berselawat atas kemenangan timnya di Piala Dunia termasuk konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Video suporter Maroko merayakan kemenangan timnya di Piala Dunia Qatar dengan berselawat adalah salah. Faktanya, audio dalam video tersebut telah diubah menggunakan audio selawat.

    Rujukan

  • (GFD-2022-11240) Cek Fakta: Tidak Benar Fenomena Soltis Akibatkan Berbagai Bencana Alam

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 24/12/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta-  Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena Solstis mengakibatkan berbagai bencana alam, kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 18 Desember 2022.
    Unggahan klaim fenomena Solstis mengakibatkan berbagai bencana alam tersebut berupa tulisan sebagai berikut.
    "FENOMENA LAGIT PADA TGL 21 DESEMBER 2022 YAITU FENOMENA SOLSTIS(titik balik matahari )
    Sahabat,Tgl 22 Desember, sebaiknya jgn keluar rumah. Berdoa bersama keluarga, Karena ada FENOMENA SOLSTIS.
    Memang tidk membahayakan pada lagit namun kerap terjadinya, gempa,gemuruh,banjir, atau angin puting beliung krn fenomena solstis itu terjadi di lagit tp juga dapat berdampak pd bumi.
    Solstis terjadi karena sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.
    Saat bulan JUNI, solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Marahari.
    Saat bulan DESEMBER , belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke Matahari.
    Fenomena ini juga menyebabkan Matahari terbit dari arah tenggara dan terbenam di arah barat daya.
    Namun demikian, terbitnya Matahari tersebut kembali disesuaikan dengan lintang geografis masing-masing wilayah.Lintang tinggi terutama di belahan Bumi selatan, Matahari cenderung terbit di arah tenggara agak selatan dan terbenam di arah barat daya agak selatan.
    FENOMENA SOLSTIS, tahun ini terjadi pada 22 Desember 2022.SOLSTIS, berdampak langsung pada lamanya waktu siang dan malam.
    Untuk belahan Bumi utara, menurut BRIN, panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malamnya.Sebaliknya, saat solstis Desember mendatang, belahan Bumi selatan akan mengalami siang lebih panjang daripada malam.
    Jadi panjang siang ini diukur dari waktu Matahari terbit hingga Matahari terbenam. Itu dihitung durasinya berapa, itulah yang menjadi panjang siang," tutur dia.Sementara itu, panjang malam diukur mulai Matahari terbenam hingga Matahari terbit.
    "Untuk di Indonesia sendiri saat solstis Desember di belahan Bumi bagian utara seperti di Sabang, Miangas, dan Tarakan, itu panjang siangnya hanya 11,5 jam," papar Andi.
    Sedangkan di Indonesia belahan selatan, seperti Pulau Rote dan Pulau Timor, durasi siang menjadi lebih panjang dari biasanya, yakni sekitar 12,7 jam.Adapun di bagian lintang tinggi belahan Bumi utara, Andi menjelaskan bahwa solstis menjadi pertanda awal musim dingin.
    "Sebaliknya di belahan bumi selatan, solstis Desember di belahan Bumi seLatan mengalami musim panas. Dan menjadi awal dari musim panas," ungkap info BRIN Andi...Semoga kita selalu dlm lindungan allah swt...Aminnn114"
    Benarkah klaim fenomena Solstis mengakibatkan berbagai bencana alam? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim fenomena Solstis mengakibatkan berbagai bencana alam, dalam artikel berjudul "BMKG Palu: Solstis Fenomena Astronomi Biasa, Tidak Ada Kaitan dengan Gempa" yang dimuat Liputan6.com,  Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim menyatakan, Solstis merupakan fenomena astronomi biasa yang kerap terjadi tiap tahun dan tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanologi, gempa bumi, dan bencana hidrometeorologi.
    "Fenomena alam ini berlaku di wilayah tertentu yakni kutub utara dan selatan, dampaknya waktu siang lebih pendek dan waktu malam lebih panjang sehingga suhu dingin semakin tinggi," kata Nur Alim.
    Dirinya juga menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir akan fenomena tersebut, karena fenomena solstis merupakan siklus tahunan astronomi, yang mana matahari berada paling utara maupun selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya dan mempengaruhi perhitungan waktu.
    Oleh karena itu, di daerah khatulistiwa tidak berpengaruh terhadap fenomena ini, sebab matahari tetap melalui jalur khatulistiwa dan daerah tropis tidak memiliki musim dingin.
    "Masyarakat tidak perlu khawatir, karena Solstis tidak seseram isu yang disebarluaskan di media sosial," ucap Alim.
    Ia mengatakan Solstis benar terjadi pada 21 Desember 2022 karena waktu ini adalah puncak fenomena tersebut sesuai dengan siklusnya dan fenomena tersebut juga bukan pemicu gempa, tsunami, banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya.
    Kalau pun terjadi hujan dengan intensitas tinggi hingga menimbulkan dampak, menurut dia, karena bulan ini sudah memasuki musim penghujan di wilayah-wilayah Monsun, berbeda dengan Sulteng karena masuk pada zona non zom atau wilayah yang tidak mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau.
    "Daerah non zom biasanya didominasi potensi hujan lokalistik, yang secara garis besar, hujan turun tidak merata antara wilayah satu dengan yang lainnya," tutur Alim.
    Dalam artikel berjudul "Ada Fenomena Solstis, Benarkah Tak Boleh Keluar Rumah pada 21 Desember?" yang dimuat situs Liputan6.com, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan bahwa solstis hanyalah fenomena astronomis biasa. Solstis sendiri bisa disepadankan dengan "Titik Balik Matahari."
    Menurut Andi Pangerang Hasanuddin dari Pusat Riset Antariksa BRIN,  secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.
    Pengaruhnya juga pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada panjang siang dan malam, serta berdampak pada pergantian musim.
    BRIN menegaskan, dampak solstis yang dirasakan manusia tidak seekstrem yang dinarasikan pada imbauan disinformatif dan menyesatkan.
    "Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis," kata Andi.
    Hal ini karena, solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat mempengaruhi iklim dan musim di Bumi. Sedangkan bencana-bencana alam tadi, terjadi karena aktivitas vulkanologi, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran  klaim fenomena Solstis mengakibatkan berbagai bencana alam tidak benar.
    Secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam. Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis.