• (GFD-2021-8737) Keliru, Milisi Taliban Membantai Rakyat Afghanistan Pasca Menduduki Ibu Kota Kabul

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 24/08/2021

    Berita


    Potongan video diklaim sebagai aksi pembantaian rakyat Afganistan oleh milisi taliban pasca pendudukan Ibu Kota Kabul beredar pada aplikasi percakapan. Video berdurasi 51 menit tersebut memperlihatkan sekelompok milisi bertopeng dan bersenjata sedang menembaki puluhan orang yang dalam keadaan terikat secara brutal.
    Video tersebut dibagikan dengan menambahkan narasi “Kaget lihat didor sadis dan kejam... Kasian orang2 afganistan tdk berdosa...padahal mereka beragama Islam juga dan Sholat pastinya lihat Tembak2 terus menerus sambil menghabiskan peluru... Jahanam Taliban Teroris”. 
    Video dan narasi ini beredar di tengah kondisi negara Afghanistan yang kini dikuasai kelompok nasionalis Taliban setelah Amerika Serikat dan NATO menarik pasukannya. Benarkah video tersebut adalah aksi pembantaian milisi taliban terhadap rakyat Afghanistan pasca pendudukan Ibu Kota Kabul ?
    Tangkapan layar video yang diklaim sebagai momen pembantaian milisi Taliban kepada warga Afghanisatan 

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video diatas menjadi beberapa bagian foto dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya foto hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google dan Yandex.
    Hasilnya, video tersebut merupakan video lawas yang tidak terkait dengan kondisi Afghanistan saat ini. Potongan video ini pernah beredar di Youtube yang diunggah oleh akun Samuel José Moreno Calderón pada 20 Mei 2014. Pada unggahannya itu dituliskan keterangan dalam bahasa spanyol yang jika diterjemahkan berarti “Ayah kita!!! Jangan dilihat!!!”; 
    Tak hanya itu, video serupa juga pernah beredar di Vimeo yang diunggah oleh akun Santhosh Santhu pada 28 Agustus 2014. Vimeo sendiri adalah situs layanan berbagi video yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah, berbagi, dan menonton video. Situs ini diciptakan oleh Jake Lodwick dan Zach Klein pada November 2004 serta berkantor pusat di New york, Amerika Serikat. 
    Laporan media berbahasa spanyol LA Gazzetta DF menyebutkan, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di Kota Aleppo, Suriah 350 kilometer utara Damaskus. Sumber militer di sana mengkonfirmasi pembantaian itu dilakukan Front Al Nusra atau atau Jabhat al-Nusra-kelompok milisi dan cabang Al Qaeda yang sedang bertempur di Suriah melawan Presiden Bashar Assad. Serangan mortir oleh kelompok itu dan afiliasi lainnya telah merenggut nyawa lebih dari 100 penduduk sipil Aleppo, 
    Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti dikutip dari CNBC Indonesia, bahwa sebanyak 900 ribu warga Suriah harus mengungsi akibat terjadinya perang. Di Provinsi Aleppo sendiri ada 1,5 juta  dari sekitar 3 juta orang yang sudah mengungsi dari bagian lain negara itu. Serangan yang dimulai akhir tahun lalu telah menyebabkan perpindahan tunggal terbesar warga sejak konflik dimulai pada 2011. Perang tersebut setidaknya sudah menewaskan lebih dari 380 ribu orang sejak meletus hampir sembilan tahun lalu. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, video diklaim sebagai aksi pembantai rakyat Afganistan oleh milisi Taliban pasca pendudukan ibukota kabul, keliru. Video tersebut diketahui merupakan video lawas yang tidak berkaitan dengan kondisi Afghanistan saat ini. Video itu pernah diunggah di youtube pada Mei 2014.
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8736) Keliru, Klaim Video Bangsawan Inggris Saat Memberi Makan Rakyat Hongkong

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan dua orang wanita melemparkan benda ke arah kerumunan anak-anak beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi, bangsawan Inggris memberi makan rakyat Hongkong dengan cara dilempar.
    Di Instagram video tersebut dibagikan akun ini pada 19 Agustus 2021. Akun inipun menuliskan narasi, ”Circa 1903. Saat itu Hong Kong masih dikuasai oleh Inggris. Hong Kong baru dikembalikan pada pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997, dengan syarat Hong Kong harus dijadikan wilayah berideologi kapitalis.”
    Dalam video berdurasi 42 detik tersebut terdapat narasi berbunyi, “Video pilu ketika bangsawan Inggris memberi makan ke rakyat Hongkong dengan cara dilempar”.
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 400 ribu kali dan disukai lebih dari 850 akun. Apa benar ini video bangsawan Inggris saat memberi makan rakyat Hongkong?
    Tangkapan layar unggahan yang dklaim sebagai video bangsawan Inggris saat memberi makan rakyat Hongkong

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool Invid. Selanjutnya gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google, Bing dan Yandex.
    Hasilnya, film tersebut dibuat oleh Gabriel Veyre, di Indochina Prancis (Vietnam saat ini), antara April 1899 dan Maret 1900.
    Video yang identik dengan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Early Cinema pada 17 Februari 2020 dengan judul, “Vietnamese Children (1900) - by Gabriel Veyre”.
    Menurut Early Cinema, video tersebut merupakan film karya dari Gabriel Veyre (1871–1936). Video direkam di Vietnam yang sebelumnya protektorat Annam, Indochina Prancis. Video tersebut diperkirakan direkam antara April 1899 dan Maret 1900.
    Film ini menggambarkan dua wanita (istri dan putri gubernur jenderal Paul Doumer) melemparkan koin kecil di depan anak-anak Annamite.
    Selama perjalanannya di Indocina Prancis, Gabriel Veyre memproduksi 39 film. Film-film tersebut ditugaskan oleh pemerintah Prancis untuk ditayangkan di Pameran Paris 1900.
    Dari publikasi BluRay: "Lumière, Le cinématographe 1895-1905", Collection Institut Lumière, 2015
    Video yang sama juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal 317East32nd pada 13 November 2006 dengan judul, “Lumière Brothers - Indochina: Children Gathering Coins”.
    Menurut kanal tersebut, terdapat komentar yang tidak terlalu halus tentang kolonialisme di sini, jika Anda memilih untuk melihatnya seperti itu. Film Lumière kuat lainnya dari 19th Century.
    Catatan: The Kino Films DVD merilis film ini pada 1996 dengan judul “Children Gathering Rice Thrown by Western Women,” mungkin karena ketika narator Bertrand Tavernier mengatakan “coins” kedengarannya agak seperti “grains.”
    Pada kenyataannya, para wanita melempar uang yang sama dengan hari ini dan melihat anak-anak bergegas untuk mengumpulkannya. Ini adalah kegiatan yang jauh lebih terpuji daripada melempar nasi, dan saya berterima kasih kepada pemirsa atas koreksinya.
    Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal mapanomo dengan judul, “ Indochina.”
    “Kolonialisme lama. Lumière Archive, pandangan yang mungkin diambil oleh Gabriel Veyre pada akhir abad ke-19, salah satu juru kamera paling berbakat yang disewa oleh Lumière bersaudara, yang memiliki kontrak untuk Meksiko, Venezuela, Guyana, dan Antillen. Dia kembali ke Prancis untuk melakukan perjalanan lain yang membawanya ke Timur,” bunyi keterangan video tersebut.
    Dilansir dari lumiere.com, Anak-anak annamese mengumpulkan sapèques di depan pagoda wanita. Anak-anak bergegas mengambil koin yang dilemparkan oleh dua wanita kepada mereka.
    Ada keterangan foto Gabriel Veyre (koleksi Jacquier / Veyre) yang memungkinkan untuk mengenali Nyonya dan Nona Doumer. Kedua wanita itu melempar sappeques dengan cepat ke anak-anak pribumi.
    Koin-koin dengan lubang di tengahnya untuk memudahkan pengangkutannya dengan tali, memiliki nilai yang sangat kecil, seperti yang dapat kita lihat dengan membaca kesaksian seorang pengelana Prancis saat itu: “[...] selalu begitu merepotkan, selalu digantung di tengah dalam rosario yang berat, ia terus memutuskan dari waktu ke waktu tautannya untuk menyebar di tanah, sehingga perlu untuk mengumpulkan satu demi 600 dari mesin cuci kecil ini untuk menaikkan hanya nilai 18 sous Prancis ... ”(dalam Régis Antoine, L'Histoire curieuse des monnaies koloniales, ed. ACL, Paris, 1986, hlm. 117).

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bangsawan Inggris saat memberi makan rakyat Hongkong, keliru. Benda yang dilemparkan dua orang wanita ke arah kerumunan anak-anak bukanlah makanan, melainkan koin.
    Video tersebut merupakan film karya Gabriel Veyre yang direkam di Vietnam yang kala itu merupakan protektorat Annam, Indochina Prancis. Video tersebut diperkirakan direkam antara April 1899 dan Maret 1900. Dua orang wanita yang melemparkan koin kepada anak-anak dalam film tersebut adalah istri dan putri gubernur jenderal Paul Doumer.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8735) Keliru, Video Milisi Taliban Menari untuk Merayakan Kemenangan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/08/2021

    Berita


    Sebuah video sekelompok pria bersenjata tengah menari diklaim sebagai milisi Taliban yang sedang merayakan kemenangannya, diunggah ke Youtube pada 19 Agustus 2021. Berdurasi 1:02 menit, video itu menampakkan sejumlah pria berjoget sambil memegang senjata laras panjang.  
    “Tentara Taliban menari, merayakan kemenangannya merebut kembali negara Afganistan yang sudah 20 tahun dikuasai Amerika 2001-2021,” demikian keterangan pada video itu.
    Video ini beredar setelah Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus lalu. 

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta oleh Tempo menunjukkan, video tersebut bukan tentara Taliban yang menari untuk merayakan kemenangannya atas Afganistan. 
    Untuk memverifikasi video tersebut, Tempo memfragmentasi video ke dalam sejumlah gambar, lalu menelusurinya dengan reverse image tool milik Google dan Yandex. Melalui cara ini, Tempo mendapatkan satu kanal Youtube yang mempublikasikan video tersebut pada 3 April 2021. 
    Video itu diunggah oleh kanal  pie- pieceofinformation dan diberi judul When You invite Your PUBG friends On Your Wedding| Pakhtoon culture| Sorosh Moheb - Afshari Remix. Kanal ini memberikan lokasi di Peshawar, ibu kota negara Pakistan.
    Namun beberapa komentar, menyebut bahwa event dalam video ini bukan di Peshawar, melainkan di Bannu, sebuah kota di Distrik Bannu, di Khyber Pakhtunkhwa selatan, Pakistan.
    Dalam keterangannya tertulis beberapa kata antara lain tarian pernikahan Pashto, Attan, tarian senjata, budaya Pakhtoon, lagu pashto. 
    Dengan petunjuk itu, Tempo menelusuri Youtube dengan kata kunci “Pashto Bannu Wedding Dance” dan menemukan beberapa kanal mengunggah video yang sama. 

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan video yang diklaim tentara Taliban menari merayakan kemenangannya merebut Afghanistan, adalah keliru. Video ini adalah tarian dalam acara pernikahan yang berlangsung di Kota Bannu, Pakistan, pada sekitar akhir Maret 2021. 
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8734) Sebagian Benar, Video Tentara Taliban Merayakan Kemenangan di Afganistan dengan Bermain dan Olahraga

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pria tengah bermain trampolin, bombom car, komidi putar dan Gym beredar di internet. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa tentara Taliban merayakan kemenangan setelah berhasil menduduki Afganistan.
    Di Facebook, video tersebut diunggah akun ini pada 18 Agustus 2020. Berikut narasi lengkapnya:
    “Ketika Milisi Taliban Lelah Berperang. Milisi Taliban berhasil menguasi Afghanistan, kegigihan mereka dalam melawan pemerintahan yang sah menimbulkan kepanikan warga Afganistan. Tetapi milisi Taliban juga manusia, mereka tampak bergembira ketika mencoba mainan trampolin, komedi putar, bom-bom car dan alat-alat gym seperti yang dibagikan akun twitter @AsaadHannaa. Hhhmmm...Sepertinya bermain-main lebih asyik daripada perang.”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 3.000 kali dan mendapat 12 komentar. Apa benar ini video tentara Taliban merayakan kemenangan dengan bermain trampolin, Bombom Car, Komidi Putar dan Gym?
    Tangkapan layar video pria-pria bermain trampolin yang diklaim sebagai ekspresi kemenangan tentara Taliban

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
    Video Trampolin
    Video yang memperlihatkan sejumlah pria tengah bermain trampolin pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Sanaullah selaab pada 1 April 2020 atau beberapa bulansebelumtentara Taliban kembali menguasai Afganistan pada 15 Agustus 2021.
    “Ketika delegasi Taliban pertama kali tiba di Kabul,” tulis akun tersebut.
    Video Bombom Car
    Video yang memperlihatkan tentara Taliban berman Bombom Car pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi situs berita The Telegraph pada 18 Agustus 2021 dengan judul, “Afghanistan | Taliban fighters play on dodgem cars at amusement park in Kabul.”
    Menurut The Telegraph, Pejuang Taliban di Kabul telah terlihat bermain mobil dodgem dan wahana lainnya di sebuah taman hiburan di kota itu.
    Beberapa di antaranya masih memegang senjata mereka, difilmkan terlihat riang saat mereka mengendarai mobil bemper hanya beberapa hari setelah merebut kekuasaan di Kabul.
    Rekaman video tentara Taliban yang berolahraga di gym di dalam istana kepresidenan Kabul telah muncul secara online, ketika kelompok teroris itu mengabaikan kendalinya atas kota itu.
    Istana itu diserahkan kepada gerilyawan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu dalam transfer kekuasaan yang mengejutkan masyarakat internasional.
    Gambar-gambar para pejuang Taliban duduk-duduk di kursi, berjalan-jalan di sekitar aula dengan senjata di tangan dan saling berfoto sejak itu muncul dari dalam gedung-gedung pemerintah.
    Rekaman luar biasa terbaru menunjukkan hingga selusin pria memfilmkan diri mereka sendiri menggunakan beban dan peralatan lain dari dalam apa yang dilaporkan sebagai istana kepresidenan.
    Video Komidi Putar
    Video lainnya yang memperlihatkan tentara Taliban tengah bermain Komidi Putar pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi dari situs berita Hindustan Times pada 17 Agustus dengan judul, “Watch: Taliban men enjoy rides at amusement park after capturing Afghanistan.”
    Menurut Hindustan Times, video pria Taliban menikmati wahana di sebuah taman hiburan di Afghanistan telah menjadi viral. Video muncul di media sosial sehari setelah para pejuang Afghanistan merebut Kabul. Dalam sebuah video, tentara Taliban terlihat mengendarai mobil bemper sambil memegang senjata mereka.
    Dalam video viral lainnya, pria bersenjata itu terlihat menunggang kuda bermain di komidi putar. Video telah menangkap kontras dengan kengerian yang berlaku di negara yang dilanda perang.
    Sedikitnya 10 orang tewas & beberapa terluka di bandara Kabul dalam dua hari terakhir. Ribuan warga sipil terlihat berusaha mengejar penerbangan dalam upaya melarikan diri dari Afghanistan. Para pejabat percaya bahwa orang-orang salah informasi tentang ketersediaan penerbangan di bandara.
    Video Gym
    Tangkapan layar yang diklaim sebagai kegiatan anggota Taliban saat lelah berperang.
    Dan media melaporkan bahwa elemen gerakan melakukan latihan ini setelah memasuki istana presiden, kemarin, Minggu, dan pelarian Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, ke luar negeri.
    Patut dicatat bahwa dalam sepuluh hari, Taliban berhasil menguasai hampir semua wilayah Afghanistan dan menguasai istana presiden di Kabul, sementara negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warganya pada Senin.
    Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu ketika gerilyawan memasuki kota, mengatakan dia lebih suka menghindari pertumpahan darah, sementara ratusan warga Afghanistan memadati bandara Kabul, berharap meninggalkan negara itu untuk melarikan diri dari cengkeraman gerakan gerilyawan.
    Gerakan tersebut melancarkan serangan besar-besaran pada bulan Mei, dengan dimulainya penarikan penuh pasukan asing, terutama pasukan Amerika, dari negara itu, dua dekade setelah disingkirkan dari kekuasaan oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyusul serangan bulan 11 September 2001.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, para gerilyawan Taliban mengambilalih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Ahad, 15 Agustus 2021, setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah negara itu hanya dalam tempo seminggu.
    Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban bukan hal yang mengejutkan. Mereka memiliki pepatah yang ditujukan kepada pasukan asing dan pasukan pemerintah:
    "Kalian memiliki arloji. Kami memiliki waktu. Kami lahir di sini. Kami pun akan mati di sini. Kami tidak akan kemana-mana."
    Koalisi negara-negara Barat termasuk Australia, menurut analis ABC News Stan Grant, sebenarnya memerangi musuh (Taliban) yang "tak akan mati". Musuh yang tidak punya tempat lain untuk dituju.
    Pepatah ini terbukti. Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat yang menduduki negara itu sejak 2001, saat ini beramai-ramai keluar dari Afghanistan.
    Begitu pula dengan Presiden Ashraf Ghani beserta jajaran pemerintahannya, termasuk para politisi telah meninggalkan Kabul sebelum pasukan Taliban tiba.
    Pejuang Taliban menguasai sebagian besar ibukota dalam semalam, hanya menghadapi sedikit perlawanan dari Tentara Nasional Afghanistan.
    Militan bersenjata ini mengambilalih istana beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dengan dalih "tidak ingin melihat pertumpahan darah di Kabul".
    Amerika Serikat dan Inggris mengirim pasukan udara untuk mengamankan bandara ketika negara-negara asing berupaya menyelamatkan warganya dari sana.
    Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison mengadakan rapat mendadak Komite Keamanan Nasional, namun tak menjelaskan apakah kecepatan serangan Taliban telah menggagalkan upaya pemindahan warga Australia ke tempat yang aman.
    Juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perang telah berakhir di Afghanistan dan jenis pemerintahan serta bentuk rezim akan segera menjadi jelas.
    Ia memastikan tidak satu pun kantor diplomatik yang menjadi sasaran, dan memastikan pihaknya menjamin keamanan setiap warga serta misi diplomatik asing.
    "Kami siap berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan akan menjamin mereka," ujarnya seraya mengatakan bahwa Taliban juga menginginkan perdamaian.
    "Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah air kami untuk menyerang siapa pun. Kami tidak ingin merugikan orang lain," tambahnya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa tentara Taliban merayakan kemenangan dengan bermain trampolin, Bombom Car, Komidi Putar dan Gym, sebagian benar. Di antara video-video tersebut, video yang memperlihatkan sejumlah pria sedang bermain trampolin telah beredar di internet sebelum tentara Taliban menguasai Afganistan pada 15 Agustus 2021.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan