• (GFD-2021-8733) Keliru, Klaim Video Presiden Ashraf Ghani Meninggalkan Afghanistan pada 15 Agustus 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Video pendek yang diklaim saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negaranya pada 15 Agustus 2021, beredar di Facebook. Peristiwa itu terjadi setelah milisi Taliban berhasil menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul.
    Berdurasi 16 detik, video tersebut berisi rekaman Presiden Ashraf Ghani menaiki pesawat kepresidenan diiringi sejumlah staf. Dia kemudian melambaikan tangan sesaat sebelum masuk pesawat. Terdengar juga isakan tangis dalam video itu.
    “Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negaranya yg berada di ambang pengambilalihan total oleh Taliban, dengan pemberontak mencapai pinggiran ibukota setelah menguasai sebagian besar negara,” tulis akun yang mengunggah video ini pada 15 Agustus lalu.
    Video itu sendiri telah ditonton 100 kali. 

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, menunjukkan bahwa video tersebut diambil saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akan menghadiri Konferensi Central and South Asia: Regional Connectivity, Challenges, and Opportunities di Uzbekistan ada 15 Juli 2021, satu bulan sebelum milisi Taliban berhasil menduduki ibu kota Afghanistan sepenuhnya.
    Untuk memverifikasi video tersebut, Tempo memfragmentasi video menjadi sejumlah gambar dengan InVID. Dari gambar-gambar tersebut, kemudian ditelusuri kembali menggunakan reverse image milik Google.
    Video yang sama pernah dipublikasikan di akun Twitter, Tolonews pada 15 Juli 2021. Tolonews adalah jaringan televisi 24 jam yang berbasis di Afghanistan. 
    Tolonews memberikan keterangan, “Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul pagi ini untuk kunjungan dua hari ke Uzbekistan, kata Istana Kepresidenan.” 
    Tangkapan layar akun Tolonews dengan keterangan, “Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul pagi ini untuk kunjungan dua hari ke Uzbekistan, kata Istana Kepresidenan. 
    Dalam video aslinya, tidak ada musik dan suara isak tangisan dari seorang perempuan. Sehingga, diduga video yang menyebar di Facebook tersebut telah disunting.
    Kehadiran Presiden  Ashraf Ghani dalam konferensi tersebut ditayangkan di channel RTA Afghanistan pada 17 Juli 2021. RTA Afghanistan adalah saluran televisi milik negara di Afghanistan yang diluncurkan pada tahun 1977.  
    RTA Afghanistan menayangkan video saat Presiden  Ashraf Ghani berpidato dalam Konferensi di Uzbekistan tersebut selama 15 menit. 
    Tangkapan layar video di Youtube saat Presiden Afganistan Ashraf Ghani speech di Uzbekistan

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, video 16 detik yang diklaim saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani terbang meninggalkan negaranya pada 15 Agustus 2021, adalah keliru. Video tersebut diambil saat Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul untuk menghadiri Konferensi Central and South Asia: Regional Connectivity, Challenges, and Opportunities di Uzbekistan pada 15 Juli 2021.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8732) Keliru, Klaim Asap Cair Batok Kelapa Bisa Mengobati COVID-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Potongan video pemberitaan pada salah satu stasiun TV nasional tentang asap cair batok kelapa diklaim bisa mengobati Covid-19 beredar pada aplikasi percakapan. Video berdurasi 1 menit tersebut menyatakan bahwa telah terdapat obat COVID-19 yang dihasilkan melalui kondensasi asap batok kelapa.
    Sejumlah pasien bahkan dinyatakan telah sembuh dari COVID-19 setelah menggunakan asap cair batok kelapa dan dibuktikan dengan empat kali uji SWAB. 
    Pada video terdapat tulisan dengan narasi “Ikatan Dokter Indonesia kemana nih??? Duluan masyarakat yang bisa bikin obat. Kira2x ada yang udah mulai panik Gak Yaa???”. 
    Lantas apa benar asap cair batok kelapa bisa mengobati COVID-19? 
    Tangkapan layar video yang mengklaim asap batok kelapa menjadi obat Covid-19.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim video di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula mencari tahu terlebih dahulu tentang obat yang telah digunakan untuk menangani covid-19. Hasilnya, hingga saat ini belum ada satupun obat yang digunakan untuk mengobati orang yang terpapar COVID-19.
    Dikutip dari laman covid-19.go.id, meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, namun hingga saat ini tidak ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19 sepenuhnya.
    Badan kesehatan dunia (WHO) bahkan tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apapun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, saat ini beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan barat maupun tradisional. 
    Cara efektif untuk melindungi diri dari COVID-19 adalah dengan mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, menjalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu. serta menjaga jarak fisik dengan orang lain setidaknya 1 meter. 
    Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) dalam laman resminya mengatakan, hingga saat ini penggunaan obat untuk mencegah COVID-19 bervariasi. Namun dari semua itu ada tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai basis bukti, sehingga dibutuhkan banyak uji klinis untuk menginformasikan kepada publik. 
    Samuel P. K. Sembiring seperti dikutip dari Liputan6, hingga sampai saat ini obat dari Covid-19 belum ditemukan. Karena itu jika terdapat klaim yang menyatakan bahwa ada pasien yang sembuh karena meminum atau mengkonsumsi sesuatu, hal itu terjadi semata-mata karena daya tahan tubuh pasien.
    “Covid-19 ini kan self limiting disease, atau bisa sembuh sendiri. Jadi covid-19 bisa sembuh sendiri berkat daya tahan tubuh kita bukan karena obat-obatan herbal yang dikonsumsi,” kata dia menambahkan.
    Samuel juga meminta masyarakat untuk waspada dan dapat membedakan apa yang diberi izin sebagai obat dengan apa yang diberi izin sebagai bahan makanan/minuman. Untuk pengobatan bagi pasien Covid-19 saat ini hanyalah terapi suportif sesuai dengan gejala pasien saja, yang jelas, menjalankan protokol kesehatan merupakan cara terbaik untuk mencegah Covid-19.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa asap cair batok kelapa bisa mengobati covid-19, keliru. Badan kesehatan dunia (WHO) hingga saat ini bahkan belum mengeluarkan satupun jenis obat yang bisa mengobati orang yang terpapar COVID-19. dr. Samuel P. K. Sembiring bahkan menegaskan hingga sampai saat ini belum ada satupun obat yang dapat menyembuhkan Covid-19. Jika terdapat klaim yang menyatakan bahwa ada pasien yang sembuh karena meminum atau mengkonsumsi sesuatu, hal itu terjadi semata-mata karena daya tahan tubuh pasien.
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8731) Keliru, Klaim Foto 800 Penduduk Afghanistan Dievakuasi dengan Pesawat Kargo C-17 Globemaster III

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/08/2021

    Berita


    Sebuah foto yang diklaim evakuasi 800 penduduk Afghanistan, beredar di Twitter pada 17 Agustus 2021.
    Foto itu memperlihatkan ratusan orang yang memadati sebuah pesawat kargo. “IAF C 17 with 800 people airlifted....a record. That's a train load almost. The previous highest was 670. This is from Kabul Airport this morning,” tulis narasi salah satu akun. 
    Foto tersebut beredar di tengah kekacauan di bandara internasional Kabul karena ribuan warga berharap dapat mengungsi keluar Afghanistan usai Taliban menguasai ibu kota negara.

    Hasil Cek Fakta


    Dari hasil penelusuran Tempo, foto tersebut tersebut bukan evakuasi 800 penduduk Afghanistan pada 17 Agustus 2021. 
    Tempo menggunakan reverse image tool milik Google dan Tineye dan menemukan foto tersebut pernah dipublikasikan di laman Angkatan Udara Amerika Serikat. Foto itu adalah evakuasi terhadap 670 penduduk Tacloban menggunakan C-17 Globemaster III ke Manila menyusul terjadinya Topan Super Haiyan, yang melanda Filipina 17 November 2013. 
    C-17 dikerahkan dari Skuadron Angkatan Udara ke-535 di Pangkalan Gabungan Pearl Harbor -Hickam, Hawaii, ke Pangkalan Udara Clark di Filipina untuk mendukung Operasi Damayan, bantuan kemanusiaan dan upaya bantuan bencana. 
    Dikutip dari BBC, Topan Haiyan,  adalah siklon tropis yang mempengaruhi Filipina di Asia Tenggara pada November 2013. Ini adalah salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat dengan kecepatan angin 313 km/jam dan menyebabkan gelombang setinggi 7 m menerjang pantai. 
    Topan Haiyan dimulai di Filipina   lalu bergerak di atas Laut Cina Selatan, di atas Kamboja, Vietnam dan China. Topan Haiyan memiliki dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang signifikan. Dampak ekonomi keseluruhan dari Topan Haiyan diperkirakan mencapai $5,8 miliar (£3,83 miliar).
    Enam juta pekerja kehilangan sumber pendapatan mereka. Daerah penghasil beras, jagung, dan gula utama untuk Filipina hancur yang mempengaruhi perdagangan internasional negara dan pendapatan petani.
    Bandara kota Tacloban rusak parah, mempengaruhi bisnis dan pariwisata.
    Armada kargo C-17 Globemaster III tersebut memang sama dengan yang digunakan untuk mengevakuasi 640 penduduk Afghanistan pada 15 Agustus 2021. Namun dengan perbandingan kedua foto ini, akan tampak perbedaan keduanya.
    Kiri adalah 640 warga Afghanistan yang dievakuasi dari Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021. Sedangkan kanan adalah evakuasi penduduk Tacloban menyusul terjadinya Topan Super Haiyan, yang melanda Filipina 17 November 2013.
    Menurut situs Defence One, C-17 Globemaster III pesawat kargo militer besar yang telah dioperasikan oleh AS dan sekutunya selama hampir tiga dekade. Pesawat itu yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware. 

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan foto yang diklaim evakuasi 800 penduduk Afghanistan dengan C-17 Globemaster III pada 17 Agustus 2021, adalah keliru. Foto itu adalah evakuasi terhadap 670 penduduk Tacloban saat dilanda Topan Super Haiyan yang melanda Filipina 17 November 2013. 
    Tim CekFakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8730) Keliru, Hubungan Jokowi-Megawati Retak, hingga PDIP Tarik Semua Kader Menteri

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/08/2021

    Berita


    Sebuah video dengan thumbnail yang memperlihatkan ketua Umum PDI Perjuangan Presiden Megawati Soekarno Putri berpidato di forum dan dibalas dengan pidato presiden Jokowi, beredar di Facebook. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa hubungan ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden Jokowi itu sedang tidak harmonis dan membuat PDIP menarik semua menterinya dari Istana. 
    Video tersebut dibagikan akun ini pada 10 Agustus 2021. Akun ini menambahkan narasi, “Hubungan Jokowi & Megawati Berakhir, Pdip Tarik Semua Menteri²nya Dari Istana!!”Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan 388 ribu kali serta mendapat 5.400 reaksi dan lebih dari 2.400 komentar.
    Benarkah video dengan klaim hubungan ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden Jokowi retak sehungga membuat PDIP menarik semua menterinya dari Istana?
    Tangkapan layar unggahan video dan narasi klaim PDIP menarik semua menteri dari Istana.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim video di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid, dan selanjutnya, gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
    Hasilnya, video berdurasi 10 menit 09 detik tersebut merupakan kumpulan sejumlah cuplikan video yang berbeda. Cuplikan video yang memperlihatkan Ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri yang sedang berpidato di hadapan kader PDIP merupakan video  pengambilan sumpah jabatan ketua umum PDIP pada 2019. Video serupa pernah diunggah detik.com pada kamis, 08 Agustus 2019 dengan judul “ Sah! Megawati Pimpin PDIP Periode 2019-2024”. 
    Selanjutnya, Video yang menampilkan cuplikan Presiden Jokowi yang mengunjungi fasilitas kesehatan bersama menteri BUMN Erick Thohir merupakan video saat Presiden Jokowi meresmikan rumah sakit modular pertamina Tanjung Duren, Jakarta pada 6 Agustus 2021. Video ini diunggah akun resmi sekretariat presiden dengan menambahkan keterangan “Peresmian Rumah Sakit Modular Pertamina Tanjung Duren, Jakarta, 6 Agustus 2021”.
    Dilansir dari warta ekonomi, hingga saat ini ada 35 orang yang menjabat sebagai menteri di kabinet Presiden Jokowi. Dari jumlah itu, 17 diantaranya merupakan kader partai politik dan PDI Perjuangan menjadi penyumbang menteri terbanyak dengan jumlah 5 orang kader yakni Yasonna H. Laoly (Menteri Hukum dan HAM), Tri Rismaharini (Menteri Sosial), Tjahjo Kumolo (Menpan RB), I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), dan Pramono Anung Wibowo (Sekretaris Kabinet).
    Jokowi menekankan, komposisi menteri kabinet periode 2019-2024 dari kalangan profesional 55 persen dan partai politik 45 persen, atau 21 orang dari profesional dan 17 orang dari parpol.  Berdasarkan arsip berita TEMPO, pemberian porsi kursi menteri terbanyak untuk PDI Perjuangan merupakan jaminan Presiden Jokowi jika terpilih dalam pemilu. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa jumlah menteri dari PDIP di kabinetnya mendatang pasti yang terbanyak. "Itu jaminannya saya," kata Jokowi saat memberi sambutan di pembukaan Kongres V PDIP di Bali, Kamis, 8 Agustus 2019.
    Jaminan ini disampaikan untuk merespon permintaan Ketua umum PDIP Megawati yang dalam sambutan di kongres yang sama blak-blakan meminta kepada Jokowi agar PDIP dapat jatah menteri terbanyak. "Saya meminta dengan hormat kepada bapak presiden, PDIP perjuangan harus masuk kabinet dengan jumlah menteri terbanyak," ujar Megawati Soekarnoputri.
     Sementara itu hubungan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan diduga mulai renggang kala Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai Koordinator penanganan pandemi Covid-19. Dikutip dari Fajar,  Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati pernah meminta Presiden Jokowi sendiri untuk memimpin langsung penanganan pandemi Covid-19.
     Meski demikian Presiden Jokowi masih mempercayakan jabatan Ketua Badan Ideologi dan pembinaan Pancasila pada Ketua Umum PDIP ini. Dilansir dari CNN Indonesia, Presiden Jokowi bahkan mempercayakan Megawati sebagai Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional bersama delapan orang lainnya yaitu Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Ahmad Syafii Maarif, Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, Andreas Anangguru Yewangoe, Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Said Aqil Siradj, dan Rikard Bagun.
     Selain itu Presiden Jokowi bahkan diketahui masih tetap mempertahankan kader PDIP untuk menjabat sebagai menteri. Pergantian kursi menteri Sosial pun tetap diberikan untuk kader PDIP. Dikutip dari CNBC Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial 2020-2024, menggantikan Juliari Batubara yang tersandung dugaan kasus korupsi bantuan sosial. Risma sendiri adalah ketua bidang kebudayaan DPP PDI Perjuangan. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa hubungan ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Presiden Jokowi yang sedang tidak harmonis membuat PDIP menarik semua menterinya dari Istana, Keliru. Hingga saat ini, komposisi menteri presiden Jokowi masih terdapat kader dari PDI Perjuangan. Jokowi bahkan masih mempercayakan Jabatan Ketua Badan Ideologi dan pembinaan Pancasila serta Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional pada Ketua Umum PDIP Megawati. 
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan