(GFD-2021-8741) Keliru, Indonesia Aman dari Ledakan Asteroid PDV 2021 dan Jadi Tempat Mengungsi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Sebuah video yang mengklaim bahwa ilmuwan ruang angkasa mengatakan asteroid akan menabrak bumi pada Oktober 2021 diunggah pada 8 Agustus 2021. Dalam video itu dujga disebutkan Indonesia bakal menjadi wilayah yang aman.
Video berdurasi 0:48 detik itu berjudul 'Sebagian Besar Penduduk Dunia akan Mengungsi ke Indonesia sebagai Dampak Asteroid'. Di dalamnya memuat gabungan video serta narator yang menyatakan:
“Para ahli ruang angkasa menemukan asteroid 2021-PDV akan menabrak bumi dan Indonesia adalah wilayah paling aman. Ahli ruang angkasa akan membahas dampak ledakan asteroid PDV pada Konferensi Ketahanan Planet.”
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, asteroid PDV-2021 akan menabrak bumi hanyalah skenario fiktif. Skenario tersebut dibuat untuk mendukung latihan tanggap darurat yang dilakukan selama Konferensi Pertahanan Planet International Academy of Astronautics (IAA) 2021 secara virtual di Wina, Austria, 26 April–30 April 2021.
Menurut European Space Agency, setiap dua tahun para ahli asteroid dari seluruh dunia berkumpul untuk membuat skenario bahwa dampak asteroid sudah dekat. Selama menyusun skenario dampak selama satu pekan, peserta tidak tahu bagaimana situasi akan berkembang dari satu hari ke hari berikutnya, tetapi harus membuat rencana berdasarkan pembaruan harian yang diberikan kepada
Skenario lengkap mengenai hal itu tertuang pada laporan berjudul The 2021 PDC Hypothetical Asteroid Impact Scenario, pada website Center for NEO Studies (CNEOS) yang didukung oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Menurut CNEOS, Skenario tersebut dimulai dari penemuan asteroid pada 19 April 2021 dengan magnitudo tampak 21,5 yang diberi nama PDC 2021. Sehari setelah ditemukan, sistem pemantauan dampak Sentry JPL serta sistem CLOMON ESA, mengidentifikasi beberapa tanggal di masa depan ketika asteroid ini berpotensi berdampak pada Bumi.
Kedua sistem setuju bahwa dampak potensial yang paling mungkin terjadi adalah pada 6 bulan lagi yakni pada 20 Oktober 2021. Tetapi kemungkinan dampak itu rendah, peluangnya sekitar 1 dibanding 2500.
Sangat sedikit yang diketahui tentang sifat fisik PDC 2021. Ukuran khususnya sangat tidak pasti. Berdasarkan rata-rata magnitudo visual semu, magnitudo absolut (intrinsik) asteroid diperkirakan H = 22,4 +/- 0,3. Jika albedo (reflektifitas) PDC 2021 adalah 13%, nilai rata-rata tipikal, nilai H ini menyiratkan ukuran asteroid rata-rata sekitar 120 meter. Tetapi albedo yang sebenarnya tidak diketahui dan ukuran asteroid dapat berkisar dari yang terkecil 35 meter hingga 700 meter.
Berdasarkan perkiraan ini, kemungkinan energi yang dilepaskan saat tumbukan dapat berkisar dari 1,2 Mt hingga 13 Gt (setara dengan TNT). Bahaya utama adalah ledakan udara yang menyebabkan tekanan berlebih ledakan yang mungkin mencapai tingkat yang tidak dapat dipertahankan. Dalam skenario itu, asteroid akan berdampak di benua Eropa.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan video yang diklaim sebagian besar penduduk dunia akan mengungsi ke Indonesia sebagai dampak ledakan asteroid PDV 2021 adalah keliru. Ledakan asteroid PDV 2021 hanyalah bagian dari skenario latihan tanggap darurat yang dilakukan selama Konferensi Pertahanan Planet International Academy of Astronautics (IAA) 2021 secara virtual di Wina, Austria, 26 April–30 April 2021. Skenario maupun asteroid PDV 2021 hanyalah fiktif yang digunakan selama konferensi ini.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?ref=search&v=369861957992924&external_log_id=8690c667-9c22-4cec-a980-dd7c409139cf&q=Sebagian%20Besar%20Penduduk%20Dunia%20Akan%20Mengungsi%20ke%20Indonesia%2C%20Dampak%20Tabrakan%20Asteroid%202021%20PDC%20dan%20Bumi mereka.
- https:/blogs.esa.int/rocketscience/2021/04/26/deep-fake-impact/ %20
- https:/cneos.jpl.nasa.gov/pd/cs/pdc21/
(GFD-2021-8740) Keliru, Video Senator Amerika Mengumumkan Corona Adalah Penipuan
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 26/08/2021
Berita
Potongan video yang merupakan unggahan dari platform SnackVideo memperlihatkan senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan beredar di aplikasi pengiriman pesan.
Video tersebut diberikan narasi “Senator Amerika Mengumumkan Corona adalah penipuan. Mereka telah menutupi kebenaran Big Phanama (pengelola obat) Big Tach (facebook, Microsoft, dan lain lain), Big Media (CNN, BBC, ECT) WHO dan lain-lain adalah pengkhianat yang bertanggung jawab atas perkara ini”
Apakah benar video tersebut merupakan pernyataan terbuka senator Amerika Serikat tentang corona adalah penipuan?
Tangkapan layar video dengan klaim pengumuman penipuan corona oleh senat USA
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video diatas menjadi beberapa bagian foto dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya foto hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google, TinEye Reverse Image Search dan Yandex.
Hasilnya, video tersebut merupakan konferensi pers senator Amerika Serikat, Marsha Blackburn pada 11 Juni 2021. Video itu pernah diunggah Senator Marsha Blackburn di akun youtube nya pada 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan dalam bahasa Inggris jika diterjemahkan berarti Senator Blackburn bergabung dengan konferensi pers untuk membahas asal-usul dan kebenaran tentang COVID-19.
Video serupa juga muncul pada platform Vimeo pada 14 Juni 2021. dengan keterangan dalam bahasa jerman yang jika diterjemahkan berarti Konferensi Pers Senator Marsha Blackburn, Senat AS, 11 Juni 2021.
Konferensi pers Senator Marsha Blackburn bahkan disiarkan secara langsung Fox News pada kanalnya di facebook 11 Juni 2021 dengan menambahkan keterangan yang berarti Senator Marsha Blackburn dan Senator GOP mengadakan konferensi pers tentang sensor Big Tech asal COVID-19.
Dikutip dari laman resmi senator AS Marsha Blackburn, konferensi pers yang dilakukannya merupakan pernyataan terbuka yang mempertanyakan bagaimana big tech melakukan sensor terhadap informasi asal-usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
Marsha Blackburn mengatakan, teknologi besar seperti facebook dan youtube benar-benar telah melampaui batas dengan melakukan sensor terhadap informasi terkait asal-usul COVID-19. Facebook baru-baru ini mengubah keputusan untuk menghapus segala jenis informasi yang mengatakan COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, YouTube sebelumnya juga telah mengumumkan akan melarang konten apapun yang bertentangan dengan Organisasi Kesehatan Dunia yang dikelola Beijing dan didanai China. YouTube bahkan menghapus video dari beberapa dokter medis yang mempertanyakan nilai penguncian ini.”
Dalam konferensi persnya Marsha Blackburn juga mendesak Dr. Anthony Fauci untuk mengundurkan diri dan menyingkir dari tanggung jawabnya di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan menghadap Kongres untuk memberikan penjelasan terkait Informasi terkait COVID-19.
“Saya pikir sudah sepatutnya Dr. Fauci menyingkir dari tanggung jawabnya di NIAID dan dia membuat dirinya tersedia untuk Kongres untuk mencari tahu persis bagaimana dia bersekongkol dengan Mark Zuckerberg dan teknologi besar. Apa yang terjadi di sana? Apakah orang Amerika mendengar beberapa kebenaran tetapi tidak seluruh kebenaran?”
Dilansir dari Y'all Politics, media berita politik berkedudukan di Mississippi, Amerika Serikat, konferensi pers Marsha Blackburn mempertanyakan keputusan teknologi besar yang melakukan sensor terhadap informasi COVID-19 secara sepihak. Facebook bahkan menangguhkan akun mantan Presiden Donald Trump. Twitter juga bergerak untuk menyensor liputan apapun yang mereka pikir dapat menyebabkan kepanikan yang meluas.
“Bagaimana platform internet multi-kaya yang kuat bisa membuat keputusan itu,” kata Senator Wicker.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, Potongan video yang memperlihatkan sekelompok senator Amerika Serikat menggelar konferensi pers diklaim sebagai pernyataan terbuka yang menyatakan corona adalah penipuan, keliru. Video tersebut diketahui merupakan konferensi pers senator Marsha Blackburn dari republik pada 11 Juni 2021 yang mempertanyakan keputusan perusahaan teknologi besar seperti Facebook, Youtube melakukan sensor sepihak terhadap informasi terkait asal usul COVID-19. Dalam konferensi pers Senator Blackburn bergabung Senator Roger Marshall, Mike Braun, Ron Johnson, dan Roger Wicker.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=zYDN8gwVfdM&t=1s
- https://vimeo.com/562991324
- https://www.facebook.com/FoxNews/videos/956541515112132 %20
- https:/www.blackburn.senate.gov/2021/6/blackburn-leads-press-conference-demanding-answers-from-big-tech
- https://yallpolitics.com/2021/06/10/wicker-joins-press-conference-on-big-tech-censorship-of-covid-19-origins/
(GFD-2021-8739) Keliru, Sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol Lupa Dipasangi Elevator
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan gedung pencakar langit di Spanyol beredar di media sosial. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa gedung 47 lantai di Spanyol itu diabngun tanpa elevator. Klaim ini beredar seiring rampungnya pembangunan gedung tersebut pada Agustus 2021.
Di Instagram foto tersebut dibagikan akun ini pada 20 Agustus 2021. Berikut narasi lengkapnya:
“Bisa membayangkan jika sebuah bangunan yang memiliki lebih dari 20 lantai tidak mempunyai lift? Tentu teman akan kesulitan untuk melakukan aktifitas dan perlu tenaga ekstra dalam naik turun bangunan tersebut.
Aneh tapi nyata hal tersebut terjadi di Spanyol, sebuah perusahaan yang bergerak di bidak konstruksi bangunan di Negeri Matador tersebut, lupa menyediakan ruang untuk lift pada bangunan yang sedang dibuatnya. Dan lucunya hal tersebut baru disadari setelah gedung pencakar langit itu hampir selesai dibuat.Kekeliruan yang sangat fatal tersebut terjadi dalam proyek pembangunan apartemen megah bernama InTempo di kota tepi Pantai Benidorm, Spanyol, awal Agustus 2013. Apartemen setinggi 200 meter dengan memiliki lantai sebanyak 47 ini jika rampung merupakan apartemen tertinggi di Eropa. Pembangunan dari InTempo sendiri adalah simbol harapan untuk kebangkitan perekonomian Spanyol yang kala itu terepuruk karena krisis moneter. Beberapa bulan menjelang proyek pembangunan InTempo selesai, kontraktor menyadari ada yang kurang. Mereka lupa membangun jalur untuk elevator, alias lift untuk para penghuni. Mereka kebingungan karena sudah tidak ada ruangan yang cukup untuk membangun akses lift beserta mesin-mesinnya yang besar di gedung ini. Hal tersebut dimungkinkan karena awalnya InTempo hanya didesain sebagai bangunan 20 lantai saja. Tapi pihak pengembang yang ambisius meminta jumlah lantai ditambah hingga dua kali lipat dari rencana awal. Tapi karena resesi yang melanda Eropa pada 2008 membuat proyek konstruksi tersebut kacau. Arsitek yang membangun InTempo mengundurkan diri, sedangkan para pekerja kontruksi pada tahun 2010 tidak mendapatkan bayaran selama empat bulan. Dan lebih parahnya lagi saat pembangunan, para pekerja menaiki lantai tanpa menggunakan lift.”
Apa benar sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol Lupa Memasang Elevator?
Tangkapan layar unggahan yang diklaim sebagai Gedung 47 lantai tanpa elevator di Spanyol
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan tool reverse image Source, Google dan Yandex. Selanjutnya penelusuran dilanjutkan melalui pemberitaan sejumlah media kredibel.
Hasilnya, gedung tersebut merupakan Apartemen Intempo di Kota Benidorm, Spanyol. Informasi terkait tidak tersedianya lift atau elevator bermula dari pemberitaan media setempat, El Pais pada Juli 2013 dengan judul, “InTempo, una incompetencia de altura.”
Menurut El Pais, sampai 23 lantai pertama dibangun, gedung tersebut tidak menempatkan forklift untuk 41 pekerja yang naik turun tangga. Pada April 2011, dengan beton dipasang hingga lantai 46, rencana untuk lantai 47 belum siap.
Pada Juli, forklift jatuh dengan 13 pekerja di dalamnya. Namun, ambulans tidak dapat mengakses tempat itu karena tak ada pintu masuk kendaraan untuk menghemat biaya. Padahal pekerja yang menjadi korban dalam kondisi terluka parah.
Dilansir dari Der Spiegel, tak lama setelah pembangunan gedung dimulai, krisis melanda negara itu. Proyek ini pun ikut menjadi sedikit kacau karena arsitek lupa menyesuaikan gedung dengan poros lift yang memadai.
Gedung In Tempo semula direncanakan hanya memiliki 20 lantai. Karena ingin mendapat lebih banyak penyewa dan pembeli, klien meminta agar gedung ditambah ketinggiannya. Jadi arsitek menambahkan 27 lantai mendadak tanpa mengadaptasi poros elevator dan mesin pengangkat yang sesuai.
Pengawasan itu seharusnya tidak terlihat sampai Januari 2012 ketika bangunan itu sudah setinggi 110 meter. Mekanisme pengangkatan yang awalnya dipasang untuk bangunan tersebut telah dirancang untuk melayani 20 lantai saja.
Ketika keputusan dibuat untuk menambah lantai tambahan, arsitek hanya memperpanjang poros yang ada tetapi gagal mempertimbangkan fakta bahwa lebih banyak lantai juga berarti lebih banyak penggunaan atau ruang tidak akan cukup untuk jumlah peralatan pengangkat tambahan yang diperlukan.
Dilansir dari dezeen.com, Rafael Ballesta, manajer penjualan untuk menara perumahan Edificio Intempo mengatakan, berbagai pemberitaan media yang ada terkait apartemennya, 'konyol'. "Kami sedang membangun gedung pencakar langit perumahan tertinggi di Eropa jadi bagaimana mungkin membangun tanpa lift?" katanya.
Dezeen adalah salah satu dari beberapa publikasi yang menampilkan cerita tersebut, yang awalnya dilaporkan oleh surat kabar Spanyol El Pais.
"Wartawan dari El Pais mengeluarkan beberapa berita palsu dan semua orang hanya menyalin dan menempelkannya," kata Ballesta kepada Dezeen. "Orang-orang tidak boleh percaya berita palsu ini".
Sebuah akun Twitter yang didedikasikan untuk gedung Edificio Intempo, ikut menanggapi beberapa publikasi yang melaporkan berita tersebut dengan mencuit pernyataan bahwa pemberitaan itu salah dan liftnya berfungsi.
Cuitan lain menautkan ke dokumen yang diterbitkan oleh insinyur Florentino Regalado & Asociados yang menunjukkan pemandangan bagian bangunan, termasuk poros elevator.
Crossbow mengatakan menara memiliki enam lift "generasi terbaru", dengan masing-masing menara terdapat tiga lift.
Seorang jurnalis Spanyol yang telah mengunjungi gedung tersebut memposting di situs webnya bahwa dia telah naik lantai 45 gedung tersebut menggunakan lift dan menyertakan foto yang menunjukkan panel operasi lift yang belum selesai.
Situs web proyek juga menampilkan foto pintu lift di dalam gedung.
Dikutip dari The Guardian, setelah 17 tahun mengalami kemunduran, diharapkan pencakar langit Intempo akan membantu mengubah resor menjadi Miami di Mediterania.
Bagaimanapun, setelah 17 tahun mengalami kemunduran, gedung pencakar langit raksasa Intempo akhirnya selesai. Gedung apartemen itu pun menjadi gedung tertinggi di Uni Eropa dengan tinggi 187 meter. Menara kembarnya juga diklaim memiliki lift tercepat di Spanyol, dengan kecepatan 4,2 meter per detik dan dapat mencapai lantai puncak dalam 52 detik.
Pusat pariwisata massal Spanyol juga ikut merayakan selesainya Intempo. Meski sempat terhambat krisis, apartemen dua menara yang memiliki 256 unit itu segera menerima sertifikat penyelesaiannya, dan EL PAÍS adalah organisasi berita pertama yang diundang untuk mengunjungi gedung itu sekarang setelah pekerjaan selesai.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa sebuah Gedung 47 Lantai di Spanyol dipasangi elevator atau lift, keliru. Gedung pencakar langit Intempo bukan tidak memiliki elevator atau lift, melainkan lift awalnya disediakan hanya untuk 20 lantai sebagaimana rencana awal arsitektur gedung ini. Ketika arsitek menambahkan 27 lantai, mereka tidak mengadaptasi poros elevator dan mesin pengangkat yang sesuai sehingga lift yang terpasang sempat runtuh. Saat ini pembangunan gedung Intempo telah rampung dengan fasilitas elevator atau lift yang diklaim sebagai yang tercepat di Spanyol.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/CSy6Qr-l1nz/?utm_source=ig_embed&ig_rid=0ae81e72-b293-44e3-b123-37351cafc573
- https://elpais.com/economia/2013/07/20/actualidad/1374340685_911593.html
- https://www.spiegel.de/international/europe/architect-forgets-elevator-for-47-floor-skyscraper-in-spain-a-916082.html
- https://www.dezeen.com/2013/08/20/elevators-skyscraper-with-no-elevators-not-true/
- https://devacacionesypuentes.com/2013/04/30/in-tempo-tocar-el-cielo-en-benidorm/
- https://www.theguardian.com/world/2021/jul/20/tallest-apartment-building-in-eu-finally-completed-in-benidorm
- https://english.elpais.com/economy-and-business/2021-07-16/benidorm-gets-a-little-closer-to-the-sky.html
(GFD-2021-8738) Keliru, Vaksin Asal Cina sebagai Senjata Pemusnah Massal
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Video berjudul Ulama Bongkar Vaksin Senjata Pemusnah Massal diunggah oleh salah satu kanal Youtube pada 18 Agustus 2021. Video berdurasi 8:10 menit ini berisi klaim bahwa vaksin asal Cina digunakan untuk membantai orang Indonesia.
Secara utuh, unggahan tersebut berisi gabungan dari beberapa video, di antaranya video pernyataan seorang pria diduga ulama, video pelaksanaan vaksinasi dan video kedatangan tenaga kerja dari Cina.
Pada bagian awal, pria yang disebutkan sebagai anak Kiai Haji Maimoen Zubair menyebutkan bahwa Cina ingin menguasai Indonesia.
“Cina memang ingin menguasai Indonesia, menggantikan orang pribumi dengan mereka. Tidak dengan perang, tapi dengan vaksin,” katanya.
Unggahan ini beredar di tengah upaya pemerintah meningkatkan program vaksinasi Covid-19. Hingga 24 Agustus 2021, video itu ditonton lebih dari 422 ribu kali.
Tangkapan layar video dengan klaim vaksin asal cina merupakan senjata pemusnah massal
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, vaksin Sinovac asal Cina yang digunakan oleh Indonesia bukanlah senjata pemusnah massal. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19.
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ), vaksin telah menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Vaksin bekerja dengan melatih dan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dan bakteri yang menjadi targetnya. Setelah vaksinasi, jika tubuh kemudian terkena kuman penyebab penyakit tersebut, tubuh segera siap untuk menghancurkannya, mencegah penyakit.
Seperti vaksin lainnya, vaksin Covid-19 yang direkomendasikan penggunaannya oleh WHO, terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat COVID-19. Ini adalah salah satu bagian dari penanganan COVID-19, selain tindakan pencegahan utama dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, menutupi batuk atau bersin di siku, sering membersihkan tangan, memakai masker, dan menghindari ruangan atau ruangan yang berventilasi buruk.
Setiap vaksin diproses dengan cukup ketat. Sebelum menerima validasi dari WHO dan badan pengatur nasional, vaksin COVID-19 harus menjalani pengujian ketat dalam uji klinis untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut memenuhi tolok ukur keamanan dan kemanjuran yang disepakati secara internasional.
Keamanan Vaksin Sinovac
Sejumlah negara seperti Brasil dan Indonesia, menggunakan vaksin Sinovac asal Cina yang dikembangkan oleh Sinovac atau China National Pharmaceutical Group. Kelompok Ahli Penasihat Strategis Badan Kesehatan Dunia (SAGE) untuk Imunisasi pada 2 Juni 2021, menyatakan, merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac. Rekomendasi itu berdasarkan penilaian data kualitas, keamanan dan kemanjuran vaksin secara menyeluruh.
Hasil aman vaksin digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas hingga usia 60 tahun. Sedangkan data keamanan vaksin untuk orang yang berusia di atas 60 tahun, masih terbatas karena sedikitnya jumlah peserta dalam uji klinis.
Di Brasil, sesuai hasil uji coba fase 3 menunjukkan bahwa dua dosis, yang diberikan dengan selang waktu 14 hari, memiliki kemanjuran 51% terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Vaksin Sinovac juga memiliki kemanjuran 100% terhadap COVID-19 yang parah, dan 100% terhadap rawat inap mulai 14 hari setelah menerima dosis kedua.
Kementerian Kesehatan juga telah mengkaji cepat efektivitas vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19. Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari-18 Maret 2021 melibatkan lebih dari 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, dengan usia di atas 18 tahun.
Hasil kajian cepat menunjukkan, vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, video dengan klaim bahwa vaksin Sinovac asal Cina menjadi senjata pemusnah massal adalah keliru. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19. Hasil kajian cepat Kemenkes terhadap 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, menunjukkan vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=pSxY_vAIJvU
- https://www.tempo.co/tag/cina
- https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronavirus-disease-(covid-19)-vaccines-safety
- https://www.tempo.co/tag/who
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/the-sinovac-covid-19-vaccine-what-you-need-to-know
- https://www.tempo.co/tag/sinovac
- https://www.kemkes.go.id/article/view/21051300001/kajian-cepat-kemenkes-vaksin-sinovac-efektif-cegah-kematian.html
Halaman: 4515/6117