• (GFD-2020-4373) [SALAH] Covid-19 Tidak Murni Sebabkan Kematian

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Akun Facebook Sony H. Waluyo membagikan unggahan yang memaparkan beberapa hal mengenai Covid-19. Mulai dari analisa ahli biologi molekuler tentang rekomendasi WHO yang dinyatakan tidak akurat mengenai Covid-19 hingga mengenai vaksin sebagai satu-satunya harapan sama sekali bukan jawaban solusi.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Dr. Stoian Alexov, ahli pathologi di Eropa, menyebut WHO sebagai organisasi medis kriminal, yang menciptakan ketakutan dan chaos di seluruh dunia tanpa memberikan bukti wabah yang dapat diverifikasi dan obyektif. Telah banyak kritikan yang mengatakan bahwa data korban tidak valid dan murni sebab selalu ada penyakit lain yang menyertai/komplikasi.
    Selengkapnya di https://archive.vn/LMwQ0”

    dr. kaufman

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar. Berikut penjelasannya:

    1. Analisa Dr Andrew Kaufman ahli biologi molekuler tentang Covid-19 menguak rekomendasi WHO yang dinyatakan tidak akurat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dua alat tes Covid-19, genesig Real-Time PCR Coronavirus (Covid-19) dan cobas SARS-CoV-2 Qualitative assay for use on the cobas:registered: 6800/8800 Systems, ke dalam daftar alat uji darurat atau Emergency Use Listing (EUL), karena peralatan itu dianggap akurat mendeteksi penyebab penyakit, virus SARS-CoV-2.

    Daftar alat uji yang telah masuk dalam sistem EUL dapat menjadi panduan bagi otoritas kesehatan di negara-negara mitra, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan lembaga penanggulangan Covid-19 lainnya untuk membeli atau melakukan pengadaan alat uji Covid-19, demikian keterangan WHO dalam pernyataan resminya.

    2. Covid-19 yang tidak murni sebabkan kematian. Kepala Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), membantah anggapan tersebut. Menurutnya di lapangan menunjukkan ada orang-orang yang meninggal setelah terinfeksi Corona meski tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

    Dikutip dari Detik.com, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah mengatakan ada 76 pasien Covid-19 yang meninggal dari sebanyak 205 pasien positif Covid-19 di rumah sakitnya pada April 2020. Dari jumlah pasien yang meninggal itu, 65 pasien (86 persen) memiliki penyakit penyerta, sementara 11 pasien (14 persen) lainnya tanpa penyakit penyerta.

    Kemudian di Surabaya Jawa Timur, hingga 15 Juni 2020 terdapat 328 pasien positif Covid-19 yang meninggal. Sebanyak 300 orang di antaranya memiliki penyakit penyerta, sementara 28 orang lainnya tidak mempunyai penyakit bawaan alias meninggal murni karena Covid-19.

    3. Ada pun perihal ODP dan PDP yang meninggal dan ternyata kemudian terbukti negatif Covid-19. Badan Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan pasien yang meninggal dalam masa penanganan Covid-19, maka disebut sebagai kematian Covid-19 walaupun berstatus ODP maupun PDP. Untuk itu, bukan hanya pasien positif yang harus mengikuti protokol pemakaman Covid-19, tetapi juga yang berstatus ODP maupun PDP.

    4. Menunggu vaksin sebagai satu-satunya harapan sama sekali bukan jawaban solusi.

    Hadirnya vaksin telah mencegah setidaknya 10 juta kematian pada 2010-2015. Jutaan orang di seluruh dunia pun terlindungi dari penderitaan dan kecacatan yang terkait dengan penyakit seperti pneumonia, diare, batuk rejan, campak, dan polio. Program imunisasi yang berhasil juga memungkinkan prioritas nasional, seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi, dapat bertahan.

    Kesimpulan

    Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, data dari 337 pasien Corona COVID-19-19 yang meninggal pada 3 Juni lalu menunjukkan 110 orang tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sebanyak 118 pasien positif COVID-19 lainnya yang meninggal memiliki komorbid tunggal dan 109 pasien berstatus multi komorbid.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4372) [SALAH] “Instruksi Gubernur Jateng tentang penilangan bagi yg tidak bermasker di muka umum Rp.150.000 menggunakan e-tilang Via apps PIKOBAR”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Beredar informasi bahwa Gubernur Jawa Tengah mengintruksikan akan ada penilangan bagi yang tidak bermasker di muka umum mulai tanggal 27 Juli 2020 dan akan didenda sebesar Rp.100.000 s.d Rp.150.000 serta akan diproses melalui aplikasi PIKOBAR.

    Berikut narasi yang beredar di melalui aplikasi percakapan Whatsapp tersebut:

    Yth.Seluruh Anggota Grup
    Sesuai Instruksi Gubernur Jawa Tengah
    Hasil Rapat Tim Gugus Tugas Covid 19 Jateng sbb:
    1. Akan diadakan PENILANGAN bagi yg tidak bermasker di muka umum TMT 27 Juli s.d 9 Agustus 2020 (14 hr) sebesar Rp.100.000 s.d Rp.150.000
    2. Penilangan akan dilakukan Satpol PP, Polisi dan TNI atas nama GUGUS TUGAS.
    3. Pengecualian jika:
    a. Sedang Pidato
    b. Sedang makan/minum
    c. Sedang Olga kardio tinggi(Olga joging untuk perkuat Jantung/Paru²).
    d. Sedang Sesi foto sesaat.
    4. Proses tilang berdenda ini & Kwitansi akan menggunakan e-tilang Via apps PIKOBAR. Dana denda akan masuk ke Kas Daerah sesuai peraturan.
    5. Selama 14 hari ini mari kita saling mengingatkan dan saling memberi Masker & mari lebih disiplin jika tidak ingin terkena denda.
    Demikian yang perlu disampaikan, agar dipatuhi dan disampaikan juga ke keluarga/Handai Taulan masing².
    Bila dilapangan terjadi penilangan thd Kita ataupun keluarga tdk perlu NGOTOT ataupun keras kepala, lebih baik dipatuhi/ikuti.
    Notes
    – Walaupun instruksi Gubernur tentang Denda berlaku nanti tgl 27 Juli 2020, alangkah baiknya mulai dari Sekarang kita membiasakan untuk DISIPLIN lebih dulu, sehingga pada saat pelaksanaannya tdk Kaget lagi.
    ( Silahkan di Share kpd keluarga/Teman/Kerabat lainnya).
    Tanggl 24 juni 2020 s/d 9 agustus 2020 jateng adakan penilangan bagi yang tidak bermasker di depan umum
    Penilangan jateng jika tidak menggunakan masker

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Gubernur Jawa Tengah mengintruksikan akan ada penilangan bagi yang tidak bermasker di muka umum mulai tanggal 27 Juli 2020 dan akan didenda sebesar Rp.100.000 s.d Rp.150.000 serta akan diproses melalui aplikasi PIKOBAR adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, informasi tersebut adalah informasi palsu atau hoaks. Instruksi akan adanya penilangan dan denda bagi yang tidak mengenakan masker di muka umum ini bukan di Jateng, melainkan di Jawa Barat.

    Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memastikan informasi itu adalah hoaks. Pernyataan ini Ganjar sampaikan melalui akun media sosialnya.

    Aplikasi PIKOBAR adalah Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat. Selain itu, Pemprov Jabar memang akan jatuhkan denda bagi yang tidak memakai masker mulai tanggal 27 Juli.

    Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan akan menyiapkan peraturan terkait penggunaan masker tersebut.

    “Jadi, kami akan melakukan pendisiplinan karena proses edukasi sudah dilakukan, proses teguran sudah dilakukan sudah. Sesuai komitmen kita yaitu tahap ketiga pendisiplinan dengan denda nilainya Rp100-150 ribu yang tidak pakai masker di tempat umum,” kata pria yang akrab disapa Emil itu dalam jumpa pers usai rapat evaluasi Gugus Tugas Jabar di Markas Komando Militer (Makodam) III/Siliwangi, Senin (13/7).

    Di akun instragramnya, Ridwan Kamil memang mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “DENDA 100-150 ribu BAGI YANG TIDAK BERMASKER DI TEMPAT UMUM.

    Denda ini akan diberlakukan tanggal 27 Juli 2020 di seluruh wilayah Jawa Barat. Penilangan akan dilakukan oleh Satpol PP, Polisi dan TNI atas nama Gugus Tugas.

    Pengecualian jika :
    1. Sedang pidato (dengan jaga jarak yg memadai)
    2. Sedang makan minum
    3. Sedang Olahraga kardio tinggi.
    4. Sedang Sesi foto sesaat.

    Proses tilang berdenda ini dan kwitansi akan menggunakan e-tilang via apps PIKOBAR. Dana denda akan masuk ke kas daerah sesuai peraturan.

    SELAMA 14 hari ini mari saling mengingatkan dan saling memberi masker dan mari lebih dispilin jika tidak ingin terkena denda. #covidjabar”

    Kesimpulan

    Informasi palsu. Gubernur Jateng menyatakan informasi itu adalah hoaks. Bukan Jateng tapi Jabar. Aplikasi PIKOBAR adalah Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat. Pemprov Jabar memang akan jatuhkan denda bagi yang tidak memakai masker mulai tanggal 27 Juli.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4371) [SALAH] JAMUR VS TERUNG

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    "jamur dan terong tidak boleh dikonsumsi bersama
    Hoaks atau bukan?"

    Hasil Cek Fakta

    Pesan berantai tersebut pada dasarnya tidak memiliki dasar apa pun, termasuk tidak adanya sumber yang valid yang menyertai pesan tersebut. Pesan berantai tersebut setidaknya telah ada di internet sejak 2015 bahkan kemungkinan lebih lama lagi.

    Namun juga perlu diketahui bahwa, Di alam, ada beberapa jamur beracun. Setiap tahun di dunia terjadi keracunan jamur liar. Langkah-langkah pencegahan dasar adalah dengan tidak makan jamur liar. Selain itu juga kita harus tahu jamur yang segar atau tidak saat membeli dan memasaknya. Belilah jamur yang umum ada di pasaran yang memang untuk dimasak dan dimakan dengan sekali masak tanpa dipanaskan ulang.

    Begitu juga dengan terong. Melansir Livestrong, terong mentah mengandung senyawa solanin yang dapat menghambat penyerapan kalsium. Bahkan senyawa solanin ini bisa menyebabkan keracunan dengan karakteristik neurologis dan gastrointestinal. Gejala umumnya seperti muntah, kram perut, mual, sakit kepala, pusing dan diare. Dengan memasak terong senyawa solanin ini akan ternetralisir.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika​, keracunan makanan bisa terjadi karena beberapa faktor. Hal yang paling sering ditemukan ​berupa keracunan karena konsumsi​ ikan, kerang, ayam, atau susu telah terkontaminasi.

    Beberapa kasus yang berhubungan dengan penyakit bawaan seperti alergi tidak begitu banyak ​dilaporkan​. Dilansir dari US News (05/04), b​eberapa​ cara ​ini bisa Anda lakukan saat keracunan makanan agar cepat pulih. ​

    ​1. Masih jadi misteri

    Dr. Anthony Ng telah banyak melihat pasien kasus keracunan makanan di GI Health, tempat prakteknya di ​ New York City​.

    “Sebutan flu perut merupakan penyakit yang disebabkan virus gastroenteritis atau keracunan makanan,” kata Ng. Penyebabnya bisa dari virus, seperti norovirus, bakteri, parasit dan racun.

    Kadang-kadang, ​banyak dialami orang yang ​kembali dari ​traveling​, atau ketika mereka makan ​BBQ di luar rumah. Hanya beberapa orang mengalami gejala keracunan, yang lainnya tidak. ​

    Namun, hal ini menjadi misteri untuk mengetahui secara pasti penyebab atau asal dari keracunan makanan. Keracunan makanan bisa terjadi secara tiba-tiba dan prosesnya sangat cepat. Gejalanya mencakup perasaan kembung, nyeri perut ekstrim, mual dan muntah, kram, diare dan demam.

    ​2. Sangat cepat​
    ​Diana ​Taheri​, ​presiden dan pendiri My Breast Choice, sebuah organisasi ​nirlaba​ yang berfokus pada pendidikan pasien tentang pilihan ​alternatif mengalami keracunan makanan.

    Hal ini dialami ketika ia menyantap pasta dengan saus cream yang sudah berpuluh kali ia pesan di kafe di gedung perkantorannya. Hari itu beberapa jam setelah makan pasta ia mengalami gejala keracunan. Untung saja bisa segera diatasi dan ia dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.

    Melalui hal yang dialami ia mempelajari bahwa wanita dapat mengalami gejala sakit lambung yang parah yang sebenarnya saat itu mereka mengalami serangan jantung. Karena serangan keracunan bisa berlangsung sangat cepat maka perlu juga diatasi dengan cepat. Segala hal bisa terjadi berkaitan dengan keracunan makanan.

    ​3. Pulihkan energi tubuh​
    Keracunan makanan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Anda cukup minum banyak cairan, terutama air, karena tubuh mengalami kekurangan cairan dan dapat dehidrasi.

    Minuman suplemen biasanya dapat membantu mengisi elektrolit penting seperti kalsium dan kalium yang hilang​. Seperti yang orang yang ​mual dan muntah seketika merasa lemah dan gemetar. ​Karena segera minum air soda maka ​keesokan harinya ia langsung bisa mengonsumsi roti, dan besoknya menjadi semakin baik.

    ​4 Mulai konsumsi makanan lunak​
    Orang yang menderita keracunan makanan ​sering ​membuat satu kesalahan. Mereka cenderung mengonsumsi obat-obatan, seperti Pepto-Bismol dan Imodium untuk menyembuhkan diare.

    Hal itu justru semakin parah. Muntah dan diare adalah gejala alami tubuh untuk memberantas terjadinya infeksi. Sebaiknya pilih makanan secara selektif. Susu, makanan berminyak dapat memperburuk diare.

    Disarankan untuk tidak mengonsumsi bahan-bahan makanan mentah, seperti salad selama tiga sampai tujuh hari. Makanlah pisang yang mengandung kalium, nasi, saus apel dan roti panggang untuk mengurangi mual.

    5. Konsultasilah dengan dokter​
    Jika di rumah tidak ​ada​ cadangan minuman atau makanan yang disarankan untuk mengatasi keracunan makanan, periksakan​ diri segera​ ke dokter.

    ​Di​ rumah sakit mereka ​bisa mendapat cairan infus atau ​obat untuk mengurangi mual atau kram. Beberapa pasien juga harus mendapatkan penanganan berbeda, ketika mereka mengalami kondisi tubuh yang tidak bisa menerima cairan dalam jumlah berlebih atau pada ibu hamil.

    Kesimpulan

    “Pesan berantai tersebut pada dasarnya tidak memiliki dasar apa pun, termasuk tidak adanya sumber yang valid yang menyertai pesan tersebut. Namun yang juga perlu diketahui, Terung akan beracun jika dikonsumsi mentah, dan tidak semua jamur dapat dikonsumsi. Pesan berantai mengenai jamur vs terung ini setidaknya sudah ada sejak 2015”

    Rujukan

  • (GFD-2020-4370) [SALAH] “Pakai Pasta gigi, Pemutih Pakaian, Gula, dan Cuka untuk Deteksi Kehamilan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Beredar narasi yang menyebutkan bahwa pasta gigi, pemutih pakaian, gula, dan cuka bisa digunakan untuk tes kehamilan. Salah satunya diunggah oleh akun Tips Dokter OZ (fb.com/tipsdokteroz) pada 16 April 2020 dan sudah dibagikan 24 ribu kali saat tangkapan layar diambil.

    Berikut kutipannya,

    “Saat Terlambat Haid Jangan Buru-Buru Beli Test Pack, Pakai Alternatif Mudah dan Murah Pakai “Pemutih Pakaian” untuk “Deteksi Kehamilan”!

    Ladies, saat terlambat haid kita pasti senenga banget ya. Apalagi yang baru nikah. Bawaannya pengen beli tes pack aja. Malah ada yang langsung pengen USG ke dokter, padahalkan belum kelihatan apa-apa ya. Sebenarnya ada lo bahan-bahan di rumah kita yang bisa dipakai buat tes kehamilan, Ladies. Jadi buat kamu yang segera pengen tahu tapi nggak punya persediaan test pack bisa pakai bahan-bahan berikut. Akurat nggak? Tingkat keakuratannya tentu saja lebih rendah daripada test pack karena mengandalkan indra kamu sendiri. Tapi tidak ada salahnya untuk dicoba lo! Yuk intip caranya…”

    Selain itu, akun ini menuliskan Pasta gigi, Pemutih Pakaian, Gula, dan Cuka sebagai bahan sekaligus cara untuk tes kehamilan menggunakan cara tersebut.
    pasta gigi dicampur pemutih pakaian, gula dan cuka dapat deteksi *kehamilan*

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pasta gigi, pemutih pakaian, gula, dan cuka bisa digunakan untuk tes kehamilan adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa bahan-bahan tersebut bisa digunakan untuk tes kehamilan. Semua cara yang disebutkan tidak ada dasar penelitiannya, melainkan hanya berdasarkan bukti anekdotal, dan juga merupakan reaksi kimia umum.

    Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Yassin Yanuar, Sp.OG, MIB mengatakan penggunaan pasta gigi, pemutih pakaian, gula, dan cuka tidak terbukti secara ilmiah untuk tes kehamilan.

    “Untuk mengetahui seseorang hamil sangatlah mudah, menggunakan kit tes urin yang mudah diperoleh, murah dan hasil reliable atau dapat dipercaya, dengan akurasi 97 persen. Tes ini mendeteksi manakala di urin seorang prempuan mengandung human chorionic gonadotropin, yaitu suatu hormon yang dihasilkan oleh hasil konsepsi,” ungkap dr Yassin kepada Liputan6.com, Kamis (16/7/2020).

    Sementara Dokter Spesialis Ginekologi Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dokter Muhammad Yusuf, SpOG tidak merekomendasikan penggunaan pasta gigi, pemutih pakaian, gula, dan cuka untuk tes kehamilan.

    “100 persen dokter ga merekomendasikan. Jika ingin tau apakah terjadi kehamilan, yang di cek adalah hormon beta HCG,” kata dr Yusuf kepada Liputan6.com, Kamis (16/7/2020).

    Dokter Yusuf memastikan, klaim soal pasta gigi, pemutih pakaian, gula, dan cuka bisa untuk tes kehamilan adalah hoaks.

    Semua cara yang disebutkan tidak ada dasar penelitiannya, hanya berdasarkan bukti anekdotal, dan juga merupakan reaksi kimia umum, misalnya pemutih pakaian (bleach) jika terkena asam akan menghasilkan buih, makin tinggi tingkat keasaman makin banyak buih yang dihasilkan, dan tingkat keasaman urine yang tinggi bukanlah indikator kehamilan, melainkan kadar hormon hCG, human chorionic gonadotropin, yang diproduksi oleh plasenta saat embrio menempel pada dinding uterus.

    Kesimpulan

    Tidak ada bukti ilmiah bahwa bahan-bahan tersebut bisa digunakan untuk tes kehamilan. Semua cara yang disebutkan tidak ada dasar penelitiannya, melainkan hanya berdasarkan bukti anekdotal, dan juga merupakan reaksi kimia umum.

    Rujukan