(GFD-2021-8759) Keliru, Klaim Pemberitaan Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Menewaskan 176 Penumpang
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 14/09/2021
Berita
Sebuah tautan mengabarkan peristiwa kecelakaan pesawat sriwijaya diklaim telah menewaskan 176 orang beredar. Berita ini diberi judul “Innalillahi 176 Orang Tewas di dalam pesawat sriwijaya , Dua Pesawat Tabrakan saat Sedang Mengudara pada 10 September 2021” dan tayang di blog media insegnia pada tanggal 10 September 2021.
Dalam berita ditulis telah terjadi tabrakan dua pesawat saat mengudara pada 10 september 2021 dan sedikitnya 176 orang dikabarkan meninggal. Tragedi kecelakaan pesawat itu terjadi di Wilayah Zagreb.
Tangkapan layar unggahan artikel blog tentang tabrakan dua pesawat di udara pada 10 September 2021.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait kecelakaan pesawat sriwijaya yang menewaskan 176 orang pada 10 September 2021, melalui sejumlah media massa kredibel. Hasilnya tidak ditemukan satupun pemberitaan terkait peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya Air pada 10 September 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya Air di sepanjang tahun 2021 hanya terjadi pada Sabtu 06 Januari 2021, bukan pada 10 September 2021. Dikutip dari CNBC, pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan adalah pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak yang hilang kontak dengan menara kendali setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Pesawat jenis Boeing 737-524 ini membawa setidaknya 50 penumpang yang terdiri dari 12 orang kru kabin.
Dilansir dari dokumen pemberitaan TEMPO, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh itu bukan disebabkan karena tabrakan dengan pesawat lain namun diduga akibat karena sistem autothrottle yang berfungsi sebagai pergerakan sistem pengatur daya atau gas tak berfungsi secara baik. Pesawat ini terdeteksi jatuh setelah sempat melewati ketinggian 11 ribu kaki sebelum kemudian hilang kontak. Pesawat Sriwijaya Air ini membawa 62 orang. Sebanyak 50 orang merupakan penumpang dan 12 lainnya adalah kru. Pesawat semestinya dijadwalkan tiba di Pontianak pukul 15.50 WIB.
Dikutip dari liputan 6, sepanjang 2021 setidaknya ada lima peristiwa kecelakaan pesawat di Indonesia, yaitu pada 09 Januari 2021 pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan kepulauan seribu. Kurang dari 3 bulan sejak kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, pesawat kargo B737-400 Trigana Air tergelincir di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Lalu pada 17 Februari, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 642 mengalami rusak mesin saat terbang dari Makassar menuju Gorontalo sehingga harus kembali ke Makassar. Tak berselang lama pada 06 Maret 2021, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6803 rute Jambi-Jakarta mendadak harus Return To Base (RTB) ke Jambi karena roda depan pesawat bermasalah sehingga pesawat terhenti di tengah runway dan mengakibatkan bandara ditutup sementara.
Pada 8 Maret 2021, pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6561 rute Palu - Jakarta mengalami penundaan keberangkatan karena ditemukan garis yang melengkung pada permukaan lapisan kaca kokpit di bagian kiri.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, tautan yang mengabarkan peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya karena tabrakan saat sedang mengudara pada 10 September 2021 dan menewaskan 176 orang penumpang, keliru. Berdasarkan hasil penelusuran, peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya Air di sepanjang 2021 hanya terjadi pada Sabtu 06 Januari 2021, bukan pada 10 September 2021.
Pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan adalah pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 jurusan Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan kepulauan seribu. Pesawat Sriwijaya Air ini membawa 62 orang. Sebanyak 50 orang merupakan penumpang dan 12 lainnya adalah kru.
TIM CEKFAKTA TEMPO
Rujukan
- http%20
- https:/www.insegnia.xyz/2021/09/innalillahi-176-orang-tewas-di-dalam_10.html
- https://www.tempo.co/tag/sriwijaya-air
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20210110082604-4-214745/duka-ri-sriwijaya-musibah-kecelakaan-pesawat-pertama-2021
- https://bisnis.tempo.co/read/1421701/knkt-masih-selidiki-penyebab-jatuhnya-pesawat-sriwijaya-air-sj182/full&view=ok [
- https:/www.liputan6.com/bisnis/read/4523133/banyak-insiden-kecelakaan-penerbangan-terjadi-di-2021-tanggung-jawab-siapa
(GFD-2021-8758) Tidak Terbukti, Klaim Seorang Wanita di Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar Sekaligus
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/09/2021
Berita
Klaim yang menyebutkan bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar beredar di internet. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi sekaligus memecahkan rekor dunia.
Di internet, klaim tersebut diunggah blog ini pada 3 Agustus 2021 dengan judul, “wanita Afrika selatan Melahirkan 10 Bayi, Memecahkan Rekor Dunia.” Berikut narasi lengkapnya:
“Seorang wanita dari Afrika Selatan dilaporkan telah melahirkan 10 bayi sekaligus, memecahkan Rekor Dunia Guinness yang dipegang oleh wanita dari Mali, Malian Halima Cisse – yang melahirkan sembilan anak di Maroko bulan lalu. Tara Halima melahirkan kembar 9, Gosiame Thamara Sithole yang berusia 37 tahun diyakini telah melahirkan 10 bayi sekaligus di sebuah rumah sakit di Pretoria, Afrika Selatan, pada 7 Juni lalu. Sithole awalnya mengira dia akan memiliki delapan bayi, menurut New York Post. Tetapi ketika dia melahirkan pada Senin (7/6) malam, Sithole dan keluarganya terkejut melihat 10 bayi muncul – dua lebih banyak dari hasil pemindai. Sithole, yang sudah menjadi ibu dari anak kembar berusia enam tahun, dilaporkan melahirkan tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan melalui operasi caesar pada hari Senin. “Semua ada tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan. Dia hamil tujuh bulan dan tujuh hari. Saya bahagia. Saya emosional,” suaminya, Teboho Tsoetsi, mengatakan kepada Pretoria News setelah kelahiran decuplets. Sithole, dari Gauteng, mengatakan kehamilannya wajar dan tidak menjalani perawatan kesuburan.”
Blog tersebut dalam artikelnya juga mencantumkan kolase foto seorang perempuan yang tengah hamil tua bersama seorang pria sedang duduk di sofa.
Apa benar seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar sekaligus?
Tangkapan layar unggahan artikel blog dengan klaim Wanita Afrika melahirkan 10 bayi
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media massa kredibel. Hasilnya, Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
Kisah seorang perempuan di Afrika Selatan berusia 37 tahun yang memecahkan rekor Guinness World dengan melahirkan 10 bayi kembar bermula dari pemberitaan media setempat pada Selasa (9/6).
Situs berita IOL menuliskan Gosiame Thamara Sithole, warga asal Tembisa East di Johannesburg, melahirkan tujuh bayi laki-laki dan tiga bayi perempuan melalui operasi caesar di salah satu rumah sakit di Pretoria.
Dilansir dari BBC, klaim bahwa wanita Afrika Selatan Gosiame Sithole melahirkan 10 bayi awal bulan ini tidak benar, menurut penyelidikan resmi.
Tidak ada rumah sakit di provinsi Gauteng yang memiliki catatan kelahiran decuplet, kata pemerintah provinsi.
Tes medis menunjukkan bahwa Sithole bahkan belum hamil baru-baru ini, katanya. Pria berusia 37 tahun itu sekarang ditahan di bawah undang-undang kesehatan mental untuk observasi dan akan diberikan dukungan.
Pernyataan itu tidak merinci alasan di balik pembuatan cerita tersebut.
Menurut IOL, mereka menghadiri gereja yang sama dengan Rampedi di mana dia diperkenalkan kepada mereka pada bulan Desember. Pada bulan Mei diduga dia mewawancarai pasangan yang mengatakan mereka mengharapkan delapan bayi - pemotretan menunjukkan Ms Sithole tampak hamil besar.
Kelahiran kejutan 10 bayi diumumkan oleh Pretoria News pada 8 Juni mengutip Tsoetsi sebagai sumbernya. Dia kemudian mengatakan telah menerima pesan teks dari rekannya yang memberi tahu dia tentang hal itu, menambahkan bahwa dia tidak diizinkan di rumah sakit karena pembatasan virus corona.
Rampedi juga mengandalkan pesan WhatsApp - dan tidak mendapatkan konfirmasi independen dari rumah sakit tentang cerita tersebut.
Walikota setempat mereka kemudian mengkonfirmasi kelahiran - yang mana ketika media lain, termasuk BBC, menerbitkan cerita - tetapi seorang juru bicara pemerintah kemudian mengatakan politisi hanya memiliki kata-kata keluarga dan belum ada yang melihat bayi.
Sumbangan mulai membanjiri pasangan dan bayi mereka yang dilaporkan, dijuluki "Thembisa 10", termasuk 1 juta rand ($70.000; £50.000) dari ketua IOL Iqbal Survé.
Namun cerita itu menimbulkan kecurigaan setelah Pretoria News awalnya gagal mengungkapkan rumah sakit tempat bayi-bayi itu dilahirkan dan serangkaian rumah sakit di Gauteng keluar untuk menyangkal keterlibatan mereka.
Editor Pretoria News, Piet Rampedi, telah menulis permintaan maaf kepada karyawan atas reaksi keras publik terkait "Tembisa 10" seperti dilansir dari news24.com, 22 Juni 2021.
Dalam email yang dikirim ke pemimpin redaksi Media Independen, Aneez Salie, yang telah dilihat News24, Rampedi mengatakan bahwa dia penuh dengan "kesedihan dan penyesalan", tetapi tetap pada kenyataan bahwa Gosiame Sithole sedang hamil dan melahirkan.
Kisah Rampedi tentang apa yang disebut "Tembisa 10" baru-baru ini menarik perhatian lokal dan internasional setelah surat kabar itu mengklaim seorang wanita telah melahirkan decuplets dan, sebagai hasilnya, memecahkan rekor dunia.
Departemen kesehatan nasional mempertahankan minggu lalu tidak ada catatan pengiriman decuplet di Gauteng. Sithole dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi kejiwaan.
Dalam emailnya, Rampedi menulis:
Saya minta maaf atas kerusakan reputasi yang diakibatkan oleh cerita tersebut terhadap grup, perusahaan, dan kolega saya secara umum. Saya sepenuhnya menyadari bahwa cerita, dan tanggapan umum, menempatkan semua rekan saya dalam posisi canggung dan di bawah tekanan publik yang besar.
Dia melanjutkan: "Terus terang, cerita itu memberi para pencela kesempatan untuk menghina integritas profesional tidak hanya saya sendiri, tetapi juga rekan-rekan saya di grup. Untuk itu, saya sangat menyesal. Sangat disayangkan. Dan saya akan ingin meminta maaf kepada Anda, rekan-rekan saya dan kelompok," katanya.
Rampedi mengatakan, meskipun dia mendukung Sithole, dia bisa berbuat lebih banyak untuk memverifikasi beberapa fakta dalam cerita itu.
"Meskipun saya mendukung kenyataan bahwa Sithole hamil, beberapa aspek dari cerita tersebut dapat ditangani secara berbeda. Bisakah saya menangani cerita dengan lebih baik? Pasti! Terutama proses verifikasi. Sejujurnya, saya tidak pernah memperlakukan cerita decuplets sebagai penyelidikan sama sekali. Saya tidak menggunakan alat investigasi atau daftar periksa," tulis email itu.
Dilansir dari Kompas.com, Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
Bahkan, menurut penyelidikan pemerintah setempat, Sithole dinyatakan tidak hamil. Dilansir NY Post, pihaknya mengaku sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan semua rumah sakit di daerah tersebut demi membuktikan kebenaran klaim Sithole. Tapi ternyata, Sithole yang mengaku mengalami "decuplet" alias melahirkan 10 bayi sekaligus, terbukti berbohong.
“Tidak ada rumah sakit di provinsi ini, baik pemerintah maupun swasta, yang memiliki catatan kelahiran seperti itu di fasilitas mereka,” kata pemerintah. Saat ini, Sithole, yang berusia 37 tahun, masih menjalani evaluasi psikiatri 72 jam, yang saat ini diperpanjang sampai seminggu.
"Sekarang telah ditetapkan oleh praktisi medis bahwa Mrs Sithole tidak melahirkan bayi dalam beberapa waktu terakhir," ungkap pernyataan itu. "Juga telah ditetapkan bahwa dia tidak hamil belakangan ini."
Pemerintah Gauteng juga sudah memerintahkan jaksa negara untuk melakukan tindakan hukum terhadap surat kabar yang yang menyebarkan berita bohong, Pretoria News. Media ini menuliskan bahwa “pemerintah berusaha menutupi kelalaian medis” dengan menahan Sithole.
"Tuduhan ini salah, tidak berdasar, dan hanya merusak reputasi baik Rumah Sakit Akademik Steve Biko dan Pemerintah Provinsi Gauteng," tambah pernyataan itu. Pemerintah mengaku "sangat prihatin dengan perilaku surat kabar tersebut, khususnya Editor Pretoria News, Piet Rampedi.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar sekaligus, tidak terbukti. Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://bundacerddaass01.blogspot.com/2021/08/wanita-afrika-selatan-melahirkan-10.html
- https://www.iol.co.za/pretoria-news/news/exclusive-gauteng-woman-gives-birth-to-10-children-breaks-guinness-world-record-5ba8c9e2-5cc6-49b3-8cc9-1e179fd535cd
- https://www.bbc.com/news/world-africa-57581054
- https://www.news24.com/news24/southafrica/news/tembisa-10-piet-rampedi-pens-apology-to-independent-media-staff-for-baby-saga-20210622
- https://www.kompas.com/global/read/2021/06/25/123740970/ibu-di-afrika-selatan-yang-mengaku-lahirkan-10-bayi-ternyata-bohong?page=all
(GFD-2021-8757) Keliru, Vaksin Nusantara Ampuh Hancurkan Semua Jenis Virus Corona dengan Efikasi 100 persen
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/09/2021
Berita
Tangkapan layar pesan berantai di aplikasi WhatsApp berisi klaim bahwa vaksin Nusantara ampuh 100 persen hancurkan semua jenis virus Corona, beredar di Facebook, pada 6 September 2021.
Dalam tangkapan layar itu, pesan yang tertulis, memuat informasi yang diklaim berasal dari mantan Menkes Siti Fadilah Supari dengan isi: “ Vaksin Nusantara dengan teknologi dendritik diklaim ampuh 100 persen hancurkan semua jenis virus Corona (alpha, beta, delta, delta plus, lambda & jenis virus lainnya).
Isi pesan berikutnya memuat klaim bahwa tingkat efikasi dan efektivitas sebesar 100 persen, serta diklaim aman bagi yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), anak dan ibu hamil.
Tangkapan layar unggahan pesan berantai berisi klaim Vaksin Nusantara ampuh hancurkan semua jenis Virus Corona dengan efikasi 100 persen
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo kepada sejumlah ahli, menunjukkan, bahwa klaim tersebut tidak memiliki basis ilmiah sesuai prosedur pembuatan vaksin.
Menurut ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo, vaksin Nusantara belum melakukan uji klinis tahap 3. Sehingga klaim bahwa vaksin Nusantara dapat ampuh hancurkan semua jenis virus Corona dengan efikasi dan efektivitas 100 persen tidak memiliki rujukan data ilmiah.
“Itu omong kosong karena sama sekali tidak ada bukti uji klinis tahap 3,” kata dia kepada Tempo, Senin 13 September 2021.Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, juga menjelaskan bahwa uji klinis vaksin Nusantara hanya pada tahap 1 yang hanya menjangkau puluhan orang. Vaksin tersebut belum sampai pada uji klinis fase 2 yang melibatkan seratus orang dan fase 3 terhadap ribuan orang.
“Jadi terlalu dini klaim tersebut,” kata dia.Hindra juga mengingatkan, hasil uji klinis setiap fase harus dipublikasikan di jurnal terpandang. Hingga saat ini dia belum mengetahui publikasi atas klaim bahwa vaksin Nusantara ampun 100 persen melawan semua virus Corona, dan aman bagi mereka yang memiliki komorbid, anak dan ibu hamil. Tahap Pembuatan Vaksin
Pengembangan vaksin baru membutuhkan sejumlah tahapan kesepakatan internasional. Dikutip dari Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit Amerika Serikat, CDC, tahapan pengembangan vaksin baru adalah tahap eksplorasi, tahap pra-klinis, perkembangan klinis, peninjauan dan persetujuan peraturan, manufaktur dan kontrol kualitas.
Dalam tahapan klinis atau uji coba pada manusia memuat sejumlah fase. Selama Fase I, sekelompok kecil orang menerima vaksin percobaan. Pada Fase II, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang yang memiliki karakteristik (seperti usia dan kesehatan fisik) yang serupa dengan mereka yang menjadi sasaran vaksin baru tersebut.
Pada Fase III, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan diuji kemanjuran dan keamanannya. Banyak vaksin menjalani studi formal Fase IV yang sedang berlangsung setelah vaksin disetujui dan dilisensikan. Uji klinis vaksin Nusantara
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada April 2021, tidak meloloskan hasil uji klinis fase 1 vaksin Nusantara karena tidak sesuai prosedur. Pertama, uji klinis tahap satu Vaksin Nusantara di RS Kariadi berjalan tanpa pengawasan Komite Etik. Padahal, menurut Kepala BPOM Penny Lukito, komite etik di lokasi penelitian harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan uji klinik dan subjek penelitian.
BPOM menemukan bahwa dari data baseline imunogenitas yang diserahkan, semua subjek yang diuji klinis ternyata sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Padahal seharusnya subjek yang diuji belum terpapar.
Hasil dari uji klinis fase 1 terkait keamanan, efektivitas atau kemampuan potensi imunogenitas untuk meningkatkan antibodi juga belum meyakinkan. Sehingga penelitian vaksin ini memang belum bisa melangkah untuk fase selanjutnya. Selain itu, vaksin Nusantara tidak melalui tahap pra-klinis atau uji pada hewan.Setelah polemik vaksin Nusantara, Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI Angkatan Darat, menandatangani nota kesepahaman atau MoU pada April lalu. Kesepakatan itu terkait vaksin Nusantara dapat diakses oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2021, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa vaksin Nusantara ampuh hancurkan semua jenis virus Corona dengan efektivitas dan efikasi 100 persen adalahkeliru. Vaksin Nusantara belum menjalani uji klinis tahap 3 yang dilakukan terhadap ribuan orang untuk mengetahui tingkat keamanan dan efikasi.
Sel dendritik yang menjadi basis vaksin Nusantara bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
(GFD-2021-8756) Keliru, Informasi Penjualan Vaksin Seharga Rp 1 juta di Situs PeduliLindungi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 10/09/2021
Berita
Tangkapan layar mirip platform Peduli Lindungi, beredar di Whatsapp, Kamis 9 September 2021. Dalam gambar tersebut memuat pengumuman jual-beli vaksin seharga Rp 1 juta melalui rumah sakit.
Pengumuman itu selengkapnya berisi:
Pasokan vaksin Covid19 sudah diatur, dengan dana sebesar 1000000 rupiah dan bisa langsung membuat janji untuk sukses dan mengatur inokulasi rumah sakit terdekat dalam waktu sepuluh hari.
Di bawah pengumuman tersebut, menyertakan nomor rekening atas nama Nurmainah.
Hasil Cek Fakta
Dari verifikasi Tempo menunjukkan, gambar tangkapan layar yang beredar di Whatsapp tersebut, bukan platform Peduli Lindungi milik Pemerintah Indonesia.
Dalam gambar tangkapan layar terlihat tautan url bertuliskan: pedulilindungia.com. Sedangkan platform PeduliLindungi yang dikelola Kementerian Kesehatan RI, beralamat di: pedulilindungi.id.
Perbedaan dengan platform asli tersebut, situs palsu memuat huruf “a” setelah kata “lindungi” dan alamat situs menggunakan .com
Saat memeriksa platform asli PeduliLindungi, Tempo tidak menemukan pengumuman terkait penjualan vaksin seharga Rp 1 juta.
Perbedaan alamat URL mengenai dua platform tersebut bisa dilihat dalam gambar
berikut:
Kiri adalah situs palsu dengan memakai nama yang mirip platform PeduliLindungi milik Pemerintah Indonesia. Bandingkan alamat URL dan tampilan depan dengan platform aslinya di gambar kanan.
Saat dicek menggunakan domainbigdata dan who.is, dua tools untuk melacak keberadaan sebuah website, terlihat bahwa situs pedulilindungia.com baru dibuat pada 27 Agustus 2021 dan beralamat di California, Amerika Serikat.
Tangkapan layar informasi dan domain situs Pedulilindungi.com yang dicek tim Cek Fakta Tempo
Tangkapan layar informasi dan domain situs Pedulilindungi.com
Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, mengatakan situs yang menggunakan atribut, logo, gambar, dan tampilan menyerupai situs PeduliLindungi.id itu merupakan situs palsu. “Bukan situs yang digunakan pemerintah untuk melakukan penanganan pandemi Covid-19,” ujar Dedy dalam keterangannya, Kamis, 9 September 2021.
Dedy mengatakan, seluruh isi dan informasi dalam situs pedulilindugia.com tidak berhubungan dengan situs PeduliLindungi.id dan upaya pemerintah menangani Covid-19 dalam bentuk apapun.
Menurut Dedy, pemerintah menggunakan aplikasi Pedulilindungi untuk melakukan upaya surveilans kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kominfo Nomor 171 Tahun 2020 tentang Penetapan Aplikasi Pedulilindungi Dalam Rangka Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Penanganan Covid-19 beserta perubahannya.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas informasi penjualan vaksin seharga Rp 1 juta di situs PeduliLindungi adalah keliru. Gambar tangkapan layar yang memuat informasi tersebut menggunakan situs palsu dengan nama mirip platform PeduliLindungi.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
Halaman: 4510/6116