• (GFD-2020-4377) [SALAH] Instruksi Gubernur DKI Jakarta Penilangan Untuk yang Tidak Bermasker Melalui Pikobar

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 18/07/2020

    Berita

    Beredar melalui pesan berantai Whatsapp yang menyebutkan berdasarkan instruksi Gubernur DKI Jakarta, akan dilakukan sistem penilangan atau denda terhadap warga yang tidak menggunakan masker. Denda berlaku pada tanggal 27 Juli 2020 melalui aplikasi Pikobar.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Yth.Seluruh Anggota Grup

    Sesuai Instruksi Gubernur DKI Jakarta
    Hasil Rapat Tim Gugus Tugas Covid 19 DKI Jakarta sbb:

    1. Akan diadakan PENILANGAN bagi yg tidak bermasker di muka umum TMT 27 Juli s.d 9 Agustus 2020 (14 hr) sebesar Rp.200.000 s.d Rp.250.000

    2. Penilangan akan dilakukan Satpol PP, Polisi dan TNI atas nama GUGUS TUGAS.

    3. Pengecualian jika:
    a. Sedang Pidato
    b. Sedang makan/
    minum
    c. Sedang Olga
    kardio tinggi(Olga
    joging untuk perkuat
    Jantung/Paru²).
    d. Sedang Sesi foto
    sesaat.

    4. Proses tilang berdenda ini & Kwitansi akan menggunakan e-tilang Via apps PIKOBAR. Dana denda akan masuk ke Kas Daerah sesuai peraturan.

    5. Selama 14 hari ini mari kita saling mengingatkan dan saling memberi Masker & mari lebih disiplin jika tidak ingin terkena denda.

    Demikian yang perlu disampaikan, agar dipatuhi dan disampaikan juga ke keluarga/Handai Taulan masing².
    Bila dilapangan terjadi penilangan thd Kita ataupun keluarga tdk perlu NGOTOT ataupun keras kepala, lebih baik dipatuhi/ikuti.

    Notes
    - Walaupun instruksi Gubernur tentang Denda berlaku nanti tgl 27 Juli 2020, alangkah baiknya mulai dari Sekarang kita membiasakan untuk DISIPLIN lebih dulu, sehingga pada saat pelaksanaannya tdk Kaget lagi.

    ( Silahkan di Share kpd keluarga/Teman/Kerabat lainnya).”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi yang beredar itu tidak benar. Diketahui bahwa instruksi penilangan melalui aplikasi Pikobar dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bukan DKI Jakarta.

    Pemprov Jawa Barat memang akan menerapkan sistem penilangan atau denda melalui Pikobar kepada warga Jawa Barat yang tidak menggunakan masker. Rencana itu akan diterapkan pada 27 Juli 2020.

    Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan akan menyiapkan peraturan terkait penggunaan masker tersebut.

    “Jadi, kami akan melakukan pendisiplinan karena proses edukasi sudah dilakukan, proses teguran sudah dilakukan sudah. Sesuai komitmen kita yaitu tahap ketiga pendisiplinan dengan denda nilainya Rp100-150 ribu yang tidak pakai masker di tempat umum,” kata pria yang akrab disapa Emil itu dalam jumpa pers usai rapat evaluasi Gugus Tugas Jabar di Markas Komando Militer (Makodam) III/Siliwangi, Senin (13/7).

    Adapun, diketahui pula bahwa teks narasi yang beredar merupakan modifikasi dari hoaks yang sudah diperiksa fakta dalam artikel berjudul [SALAH] “Instruksi Gubernur Jateng tentang penilangan bagi yg tidak bermasker di muka umum Rp.150.000 menggunakan e-tilang Via apps PIKOBAR.”

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka narasi yang beredar melalui Whatsapp tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, pesan berantai tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4376) [SALAH] Palestina Dihapus oleh Google Dari Peta Dunia

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 18/07/2020

    Berita

    Akun Twitter bernama yans9 (@yans987) mengunggah tweet yang berisi informasi bahwa negara Palestina dihapus dari peta dunia Google Maps dilengkapi dengan gambar perbandingan peta Palestina tahun 1918 dengan ‘hari ini’ yakni pada tahun 2020.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Kalian sibuk sama #jessicajane #MUFC & De Gea, sampai kalian tidak tau hari ini Palestina di hapus oleh google dr peta dunia :sob:,”

    https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/negara-palestina-hilang-dari-peta-google-maps-dan-apple-maps-heboh-lagi

    Apa benar negara palestina negara palesnita tidak ada di google map?

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    apakah benar palestina dihapus dari google map?

    Apa bener kemarin "Palestina hilang dari google maps"

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, isu mengenai penghapusan Palestina dari peta Google Maps sempat viral pada tahun 2016 lalu. Hal ini menyebabkan tudingan kepada pihak Google yang telah sengaja menghapus Palestina dari peta. Faktanya pihak Google menyatakan bahwa nama negara 'Palestina' selama ini memang tak pernah tertera di peta Google Maps sebagaimana disebutkan dalam artikel berjudul “[EDUKASI] Google Maps Tak Cantumkan Negara Palestina” yang tayang pada situs turnbackhoax.id tanggal 06/08/2016.

    Dua nama yang ada hanyalah nama wilayah Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip). Dua nama wilayah itulah, yang pada 2016 menurut Google menghilang karena masalah teknis. Walau begitu, informasi mengenai kota dan negara tersebut tetap ditampilkan di kotak informasi.

    “Tak pernah ada label ‘Palestina’ di Google Maps,” ujar seorang juru bicara Google dalam sebuah pernyataan yang dirangkum KompasTekno dari Fortune, Jumat (12/08/2016).

    Dilansir dari Kompas.com, menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak Google terkait hilangnya wilayah Palestina dari Google Maps. Pada prinsipnya, kata Rudiantara, Google membuat peta dengan mengacu pada keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    "Di PBB, kan status Palestina adalah observer, belum menjadi anggota penuh," ujar Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/08/2016).

    Kesimpulan

    Dari hasil penelusuran di atas, tweet mengenai penghapusan Palestina oleh pihak Google termasuk pada Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4375) [SALAH] “Model baru baju batik Korpri”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2020

    Berita

    Akun KP Norman Hadinegoro (fb.com/100023279872295) mengunggah sebuah foto dengan narasi :

    “Model baru ni ye….? Yg melihat pasti tertawa cara perpakaiannya,bukan di lihat rapi tapi jawab sendiri ya….takut Dosa.”

    Foto tersebut menampilkan seorang pria yang tampak mengenakan baju batik Korpri berbentuk gamis sedang berdiri di depan gedung Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya seseorang yang mengenakan baju batik Korpri berbentuk gamis yang berfoto di depan gedung Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto tersebut adalah foto suntingan atau editan. Foto tersebut hasil manipulasi yang mengubah ukuran baju batik Korpri dan wajah orang yang ada di foto tersebut.

    Di foto asli yang digunakan oleh beberapa akun onlineshop, pria di foto itu sebenarnya mengenakan baju batik Korpri dengan model yang biasa, bukan berbentuk gamis.

    Berdasarkan gambar yang tertera dalam Permendagri nomor 11 tahun 2020 yang digunakan sebagai rujukan, baju Korpri bagi PNS berlengan panjang. Kemudian, panjang baju hanya sampai di bawah pinggang dengan paduan celana atau rok biru tua.

    Seragam batik berwarna biru ini wajib digunakan dalam kegiatan tertentu, seperti Upacara hari ulang tahun Korps Pegawai Republik Indonesia, tanggal 17 setiap bulan, upacara hari besar nasional, rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh Korpri.

    Kemudian, ada sanksi yang dikenakan jika ASN tidak mematuhi ketentuan berseragam Korpri. Pada Pasa 25, disebutkan bahwa ASN yang tidak mematuhi dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan paling banyak 3 kali oleh atasan langsung dan teguran tertulis paling banyak 2 kali oleh Majelis Kode Etik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Sementara itu, Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakhrulloh menyatakan pemakaian seragam Korpri dilarang dimodifikasi seenaknya.

    Kesimpulan

    Foto suntingan / editan. Foto tersebut hasil manipulasi yang mengubah ukuran baju batik Korpri dan wajah orang yang ada di foto tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4374) [SALAH] “16 Juli 2020 Jakarta putih. Triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Akun Wasgen Ramadana Boy (fb.com/Boy.Hindi) mengunggah sebuah foto dengan narasi :

    “16 Juli 2020 Jakarta putih.. Triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas..”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim bahwa pada 16 Juli 2020 Jakarta putih karena ada triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto yang diunggah sumber klaim adalah foto editan dan bukan foto 16 Juli 2020.

    Foto aslinya, adalah foto momen terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212. Di foto asli, massa berpakaian putih-putih itu memenuhi jalan M.H. Thamrin di sekitaran gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Agama.

    Foto editan ini, pernah diunggah disitus melekpolitik pada 3 Desember 2019 di artikel berjudul “Parah! Jumlah Peserta Reuni 212 Di-Mark Up Wan Aibon, Apalagi Jumlah Anggaran”

    Foto ini dikaitkan dengan pertanyaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal jumlah peserta Reuni 212 sebanyak ratusan ribu yang kemudian dikoreksi Anies dengan menyebut jutaan jumlah peserta yang hadir.

    Foto asli, diunggah Anggota DPD dari DKI Jakarta, Fahira Idris pada 2 Desember 2016. Fahira menulis keterangan foto itu terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212.

    Kesimpulan

    Foto editan dan bukan foto 16 Juli 2020. Foto aslinya, adalah foto momen terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212. Di foto asli, massa berpakaian putih-putih itu memenuhi jalan M.H. Thamrin di sekitaran gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Agama.

    Rujukan