• (GFD-2021-8763) Keliru, Bank BNI, BRI dan Mandiri Cairkan Bantuan Uang bagi Penggunanya pada September 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/09/2021

    Berita


    Klaim bahwa sejumlah bank milik negara mencairkan uang melalui kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) beredar di media sosial. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa yang memiliki kartu ATM dari Bank BNI, BRI, Mandiri dan lain-lain bisa cairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021.
    Di Facebook, klaim tersebut dibagikan akun ini pada 15 September 2021. Akun inipun menuliskan narasi:
    “INFORMASI PENTING HARI INI!!!
    Bagi ibu-ibu yang punya kartu ATM dari Bank BNI BRI mandiri dll bisa cairkan Uang 600 - 1,2 juta di bulan September 2021 ini, coba dicek banyak yg sudah cair. Semoga bisa membantu,,,?”
    Narasi tersebut juga disertai permintaan untuk membuka tautan https://bit.ly/3DkYlNf
    Narasi di atas disertai sejumlah foto. Salah satu foto memperlihatkan seorang warga yang menunjukkan beberapa dokumen dan Kartu Keluarga Sejahtera. Sementara foto lainnya memperlihatkan dua orang perempuan memegang amplop berisi beberapa lembar uang tunai pecahan Rp 100 ribu.
    Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapat 6 komentar dan dibagikan sebanyak 53 kali.
    Apa benar Bank BNI, BRI dan Mandiri cairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021?
    Tangkapan layar unggahan klaim Bank BNI, BRI dan Mandiri bantuan untuk penggunanya di bulan September 2021

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula membuka tautan yang disertakan pada narasi. Hasilnya, tautan tersebut berisi artikel berjudul, “Cara Mencairkan Dana 600 Ribu atau 1,2 Juta Lewat HP, Modal KTP Cair Hitungan Menit Daftar Di SINI” yang dimuat situs beritaterkini.ikhtisar.net pada 26 Agustus 2021.
    Dalam artikel tersebut, penulis menawarkan pinjaman atau kredit online dengan embel-embel membantu keperluan keluarga selama pandemi Covid-19 yang disebut Kredit Pintar. Total dana yang ditawarkan antara Rp 600 hingga Rp 1,2 juta.
    Kredit Pintar diklaim sebagai perusahaan P2P Lending juga menawarkan aplikasi pinjaman online Rp 2,3 juta dengan waktu pelunasan (tenor) 3 bulan.
    Tim CekFakta Tempo juga menelusuri sumber foto yang digunakan dalam unggahan tersebut dengan menggunakan tools Source dan Google. Hasilnya, foto yang memperlihatkan seorang warga menunjukkan beberapa dokumen dan Kartu Keluarga Sejahtera pernah dimuat situs berita Kontan.id pada 16 September 2021.
    “Warga penerima menunjukan Kartu Keluarga Sejahtera usai diserahkan langsung oleh Menteri Sosial di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal,” bunyi keterangan foto tersebut.
    Foto yang sama juga pernah dimuat situs berita Republika.co.id pada 22 April 2020 dengan keterangan, “Warga penerima menunjukan Kartu Keluarga Sejahtera usai diserahkan langsung Menteri Sosial di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). ANTARA/Muhammad Iqbal.”
    Sementara foto lainnya yang memperlihatkan dua orang perempuan memegang amplop berisi beberapa lembar uang kertas pecahan Rp 100 ribu pernah dimuat situs radarsukabumi.com pada 14 Desember 2020. Foto tersebut disertai keterangan, “BSU BLT guru madrasah dari Kemenag. (Antara/Arif Firmansyah).”
    Bantuan subsidi upah (BSU) dicairkan melalui rekening baru yang dibuat bank penyalur atas nama para penerima. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) M Zain menjelaskan, proses pencairan ini diawali dengan notifikasi pemberitahuan melalui Simpatika.
    “Para guru penerima BSU akan menerima notifikasi pemberitahuan di Simpatika. Mereka bisa mengecek melalui akun masing-masing,” terang M Zain di Jakarta, Jumat (11/12).
    Setelah mengecek notifikasi, lanjut Zain, guru langsung mencetak surat keterangan penerima BSU GBPNS 2020 yang ada di Simpatika. Bersamaan itu, guru juga diminta mencetak surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) yang formatnya juga tersedia di Simpatika.
    Dilansir dari Suara.com, setidaknya ada 5 Bantuan Sosial (bansos) yang cair September 2021 seperti dilansir dari berbagai sumber. Cermati ketentuan yang berhak menerimanya.
    1. Diskon Listrik PLN
    Pemerintah masih akan memberikan diskon listrik untuk pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA. Diskon berlaku Desember 2021. Jangka waktu ini diperpanjang dari rencana semula yakni September 2021.
    2. Bantuan Sosial Tunai (BST)
    Bantuan Sosial Tunai senilai Rp 300.000 akan diberikan kepada 10 juta warga terdampak yang belum terkaver bantuan pemerintah. Sebelumnya, bantuan ini sempat dihentikan pada April 2021 lalu. Penyaluran BST dilakukan lewat kantor PT Pos Indonesia (Persero).
    3. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
    Pemerintah menargetkan BPNT disalurkan untuk 18,8 juta penerima. Dana yang diberikan kepada penerima sebesar Rp 200.000 per bulan. Sama seperti bantuan sosial lain, BPNT akan diberikan kepada masyarakat yang belum menerima bantuan.
    4. Program Keluarga Harapan (PKH)
    Pemerintah memberikan bantuan PKH untuk masyarakat yang rentan sesuai dengan indeks bantuan atau kebutuhan. Keluarga penerima manfaat (KPM) yang memiliki anak usia dini dan ibu hamil diberikan bantuan Rp2,4 juta. KPM yang memiliki anak di bangku SD diberikan bantuan sebesar Rp900.000. Sementara itu KPM yang memiliki anak di bangku SMP sebesar Rp 1,5 juta. KPM yang memiliki anak di bangku SMA diberikan bantuan dana Rp2 juta, memiliki anak disabilitas berat sebesar Rp 2,4 juta, dan lanjut usia Rp 2,4 juta.
    5. Bantuan Subsidi Upah (BSU)
    Bantuan Subsidi Upah (BSU) atau BLT gaji akan disalurkan kepada karyawan lewat Kementerian Ketenagakerjaan. Penerima akan mendapatkan suntikan dana dengan total Rp1 juta yang akan diberikan dua kali masing-masing Rp500.000.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Bank BNI, BRI dan Mandiri mencairkan uang Rp 600 ribu - Rp 1,2 juta di bulan September 2021 keliru. Tautan yg disematkan pada narasi tersebut merujuk pada artikel mengenai pinjaman atau kredit online. Foto-foto yang digunakan juga sama sekali tidak tidak berhubungan dengan artikel tersebut.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8762) Keliru, Klaim Keberadaan Surat Keputusan Mencopot Anies Baswedan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/09/2021

    Berita


    Video berisi klaim Anies Baswedan dicopot sebagai Gubernur DKI Jakarta, dibagikan ke Facebook, 9 September 2021. Video itu berisi gabungan video yang memperlihatkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo.
    Video berdurasi 10 menit itu diberi judul “Gempar, surat pemecatan, keputusan mencopot Anies bikin semua orang terkejut”.
    Hingga 15 September 2021, video itu sudah ditonton 804 ribu kali dan dikomentari 3,3 ribu warganet.  
    Tangkapan layar unggahan video dengan klaim Presiden Jokowi memecat Anies Baswedan

    Hasil Cek Fakta


    Dari penelusuran Tempo, isi video tersebut tidak berisi tentang pemecatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Video itu hanya berisi gabungan beberapa video Anies Baswedan dalam berbagai kegiatan. Hingga artikel ini diturunkan, Anies Baswedan masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
    Pada bagian awal, narator dalam video itu menyatakan, “Mengacu instruksi Menteri Dalam Negeri, Anies Baswedan terancam pencopotan. Jokowi bisa tunjuk sosok ini untuk menggantikan Anies”.
    Hasil verifikasi Tempo, menunjukkan, instruksi Menteri Dalam Negeri tersebut Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Instruksi Mendagri ini keluar setelah sejumlah kerumunan terjadi di Jakarta dan Bogor imbas kegiatan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
    Instruksi tersebut tidak memuat surat pemecatan bagi Anies Baswedan.
    Namun narasi dalam video bagian awal ini, tidak konsisten dengan bagian berikutnya. Dalam video detik ke-8 hingga 2:15, justru memuat soal anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPP. Tempo menemukan video wawancara Anies terkait TGUPP itu terjadi pada 2017.
    Video itu sama dengan yang dimuat oleh CNN Indonesia pada 22 Desember 2017. Konteks wawancara tersebut adalah saat Anies Baswedan mempertanyakan rekomendasi Kemendagri soal anggaran TGUPP yang sudah dialokasikan sejak gubernur sebelumnya.
    Saat itu, Kemendagri mengevaluasi anggaran tim gubernur untuk percepatan pembangunan, TGUPP, pada APBD DKI Jakarta 2018. Kemendagri merekomendasikan pos dana tersebut, dianggarkan dari dana operasional gubernur.
    Pada menit 2:28, narasi video itu kembali menyinggung soal dugaan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan Anies Baswedan saat berlangsung acara Maulud Nabi di Petamburan. Narasi video ini beropini bahwa Anies bisa dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur DKI setelah terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri tersebut.
    Hingga berita ini diturunkan, Anies Baswedan masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa ada surat keputusan mencopot Anies Baswedan adalah keliru. Video tersebut berisi tentang terbitnya surat instruksi Menteri Dalam Negeri tersebut Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Selain itu isi video juga menyebut soal anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan atau TGUPP. Hingga hari ini, tidak ada pencopotan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8761) Keliru, Klaim Wanita Melahirkan 18 Bayi Kembar

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/09/2021

    Berita


    Pesan berantai yang menunjukan video wanita tampak bergaya mengambil swafoto di depan cermin dengan perut membengkak ekstrem diklaim sebagai wanita yang melahirkan 18 bayi kembar sekaligus beredar di aplikasi pengiriman pesan. 
    Dalam video yang berdurasi 2.21 menit itu, terlihat beberapa menunjukkan seorang wanita berambut pirang hamil sedang berswafoto didepan cermin dan kemudian dilanjutkan dengan bagian tenaga kesehatan yang sedang bekerja melakukan operasi caesar membantu proses persalinannya. Operasi caesar sendiri adalah proses melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara menyayat bagian perut hingga rahim ibu. Pada akhir video terlihat seorang pria duduk di sofa dikelilingi bayi.
    Lantas benarkan wanita ini melahirkan 18 bayi kembar sekaligus?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim seorang perempuan melahirkan 18 bayi kembar

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri foto wanita hamil yang berswafoto tersebut dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google, TinEye Reverse Image Search dan Yandex. Hasilnya, wanita tersebut diketahui merupakan Catherine Bridge dari Amerika Serikat.Foto dalam video yang beredar itu sebelumnya ditemukan di postingan jejaring sosial online artis pada 21 Agustus 2015 dan gambar pada bagian video itu telah dimanipulasi secara digital. 
    Dikutip dari Cek Fakta AFP, pemberitaan serupa terkait Catherine Bridge yang melahirkan belasan bayi sekaligus ini pertama kali terbit di sebuah situs web satir World Daily News Report pada Februari 2014. Situs ini menulis berita dengan judul berita “USA: MOTHER GIVES BIRTH TO 17 BABIES AT ONCE!”
     Paragraf pengantar artikel satir tentang wanita yang melahirkan 17 bayi sekaligus menyatakan sebagian: “Seorang wanita Amerika telah benar-benar menghancurkan Rekor Dunia sebelumnya untuk kelahiran bayi terbanyak dalam kehamilan tunggal dengan melahirkan tujuh belas bayi selama 29 jam akhir pekan lalu di Indianapolis Memorial Hospital."
    Menurut artikel ini, Catherine Bridges dan suaminya telah berusaha untuk memiliki anak selama bertahun-tahun. Akhirnya memutuskan mengikiuti program medis di sebuah klinik kesuburan di Rhodes Island, tahun lalu.
    Meski demikian situs web ini menyertakan halaman penafian ini dengan mencatat bahwa artikel mereka bersifat 'satir dan fiksi'. 
    Menurut laporan Rappler, hingga saat ini rekor dunia wanita melahirkan anak terbanyak dipegang Nadya Suleman, yang melahirkan 8 bayi pada 26 Januari 2009. Suleman sendiri dikenal sebagai "Octomom" mengandung 6 anak laki-laki dan dua perempuan melalui fertilisasi in vitro.
    Sebelum Suleman, pemegang rekor untuk kategori tersebut adalah Nkem Chukwu, yang melahirkan anak kembar delapan pada tahun 1998. Anak kembar delapan Suleman melampaui tingkat kelangsungan hidup anak kembar delapan Chukwu, itulah sebabnya mereka memecahkan rekor sebelumnya.
    Sementara berdasarkan hasil pencarian gambar dengan menggunakan Google, pria yang duduk di sofa dikelilingi banyak bayi diketahui sebagai Robert Biter, seorang dokter kandungan dan ginekolog. Fotonya pertama kali digunakan untuk sebuah artikel di HuffPost. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tempo, video wanita yang ber-swafoto di depan cermin dengan perut membengkak ekstrem diklaim sebagai wanita yang melahirkan 18 bayi kembar sekaligus adalah keliru. Hasil penelusuran foto tersebut diketahui merupakan foto lawas yang sebelumnya ditemukan di postingan jejaring sosial online artis pada 21 Agustus 2015. Foto dalam video tersebut telah dimanipulasi secara digital.
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8760) Benar, Eropa Tambahkan Gangguan Saraf Langka Dalam Daftar Efek Samping Vaksin AstraZeneca

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/09/2021

    Berita


    Sebuah unggahan berisi klaim bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efek samping baru beredar di media sosial. Unggahan tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Otoritas Obat Eropa telah menambahkan daftar baru efek samping vaksin Astrazeneca yaitu Guillain Barre Syndrome atau gangguan kerusakan saraf langka.
    Di Instagram, unggahan tersebut dibagikan akun ini pada 11 September 2021. berikut narasi lengkapnya:
    “Eropa telah menambahkan daftar efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca. Efek sampingnya adalah gangguan kerusakan saraf langka yaitu guillain barre syndrome (GBS). Berikut ini selengkapnya! Otoritas obat Eropa (EMA) menyebut ada hubungan kausal antara GBS dan suntikan vaksin AstraZeneca. Disebutkan bahwa sudah ada 833 kasus sindrom langka guillain barre syndrome dari 592 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diberikan di seluruh dunia berdasarkan data 31 Juli 2021. Walau begitu, EMA sendiri mengklaim bahwa kasus GBS ini sebagai efek yang sangat jarang. Ini artinya manfaat vaksin itu sendiri lebih besar ketimbang efek sampingnya yang memang sangat jarang terjadi. Tak hanya EMA, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga mengatakan hal yang sama bisa terjadi jika menggunakan vaksin Johnson & Johnson. Pasalnya kedua vaksin tersebut memiliki teknologi yang sama yaitu vektor virus yang belakangan dikaitkan dengan efek samping pembekuan darah langka. Walau begitu, EMA dan juga FDA tetap mengklaim bahwa penggunaan vaksin lebih baik dan lebih banyak manfaatnya ketimbang tidak vaksin sama sekali.”
    Dalam unggahan tersebut juga terdapat teks yang menyebutkan bahwa efek samping baru vaksin Astrazeneca. Eropa telah menambahkan daftar efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca. Efek sampingnya adalah gangguan kerusakan saraf langka yaitu Guillain Barre Syndrome (GBS).
    Apa benar Eropa telah menambahkan Gangguan Saraf Langka dalam daftar efek samping Vaksin AstraZeneca?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim gangguan saraf langka masuk dalam daftar efek samping Vaksin AstraZeneca

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel dengan menggunakan kata kunci “Efek samping baru vaksin AstraZeneca,” pada mesin pencari Google. Hasilnya, regulator obat-obatan Eropa (EMA) telah menambahkan gangguan kerusakan saraf yang sangat langka, sindrom Guillain-Barré, sebagai kemungkinan efek samping dari vaksin COVID-19 AstraZeneca.
    Dilansir dari situs World Health Organisation ( WHO ), pada 13 dan 20 Juli 2021, subkomite COVID-19 dari Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin (GACVS) bertemu secara virtual untuk membahas laporan langka Sindrom Guillain-Barré (GBS) setelah vaksinasi dengan vaksin Janssen dan AstraZeneca COVID-19. Kedua vaksin menggunakan platform adenovirus sebagai tulang punggungnya.
    Untuk Vaxzevria (vaksin AstraZeneca COVID-19 yang diproduksi di Eropa, Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC) dan Badan Obat Eropa (EMA) mengeluarkan pernyataan pada 9 Juli yang merekomendasikan penambahan peringatan untuk meningkatkan kesadaran akan GBS setelah vaksinasi, meskipun mereka tidak dapat mengkonfirmasi atau mengesampingkan hubungan dengan vaksin.
    Dilansir dari situs Ema, informasi produk akan diperbarui dengan sindrom Guillain-Barré (GBS) sebagai efek samping dari Vaxzevria. Nyeri pada kaki dan lengan atau perut dan gejala seperti influenza juga telah dimasukkan dalam informasi produk sebagai efek samping.
    “Peringatan untuk meningkatkan kesadaran akan kasus sindrom Guillain-Barré (GBS) yang dilaporkan setelah vaksinasi disertakan dalam informasi produk Vaxzevria setelah PRAC pada Juli 2021,” dilansir dari Ema 22 Juli 2021.
    GBS adalah peradangan saraf yang serius, yang dapat menyebabkan hilangnya perasaan dan gerakan sementara (kelumpuhan) dan kesulitan bernapas.
    PRAC terus memantau GBS dan pada September 2021 menilai data tambahan yang diminta dari pemegang izin edar dan hasil dari tinjauan literatur ilmiah. Sebanyak 833 kasus GBS telah dilaporkan dengan Vaxzevria di seluruh dunia pada 31 Juli 2021, sementara sekitar 592 juta dosis Vaxzevria telah diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia pada 25 Juli 2021.
    Dilansir dari Reuters, regulator obat-obatan Eropa (EMA) telah menambahkan gangguan kerusakan saraf yang sangat langka, sindrom Guillain-Barré, sebagai kemungkinan efek samping dari vaksin COVID-19 AstraZeneca.
    Badan Obat Eropa mengatakan hubungan kausal antara GBS dan suntikan AstraZeneca, yang dikenal sebagai Vaxzevria, disebut sebagai “kemungkinan yang masuk akal" setelah 833 kasus GBS dilaporkan dari 592 juta dosis vaksin yang diberikan di seluruh dunia pada 31 Juli.
    EMA mengkategorikan efek samping sebagai "sangat jarang", frekuensi terendah dari kategori efek samping yang dimilikinya, dan telah menekankan bahwa manfaat dari suntikan lebih besar daripada risikonya.
    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah menambahkan peringatan tentang sindrom Guillain-Barré sebagai kemungkinan efek samping dari suntikan Johnson & Johnson (JNJ.N). Kedua vaksin menggunakan teknologi vektor virus, dan juga telah dikaitkan dengan pembekuan darah yang langka.
    EMA juga menandai beberapa efek samping lain yang tidak terlalu parah pada vaksin dari Johnson & Johnson (JNJ.N), Moderna serta suntikan AstraZeneca.
    Sindrom Sindrom Guillain-Barre bukan hal baru di dunia medis. Sejak satu abad lalu, sindrom Guillain Barré kerap dikaitkan dengan infeksi virus atau bakteri. Namun ini adalah penyakit autoimun yang tergolong langka.
    "Benar (ini penyakit langka)," ungkap dokter kepala divisi saraf tepi RS PON Aldy Novriansyah kepada CNNIndonesia.com.
    Sindrom Guillain-Barre adalah kelainan langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Sistem imunitas tubuh berbalik menyerang saraf dan mengakibatkan kelumpuhan. Kelemahan dan kesemutan pada bagian ekstremitas biasanya merupakan gejala pertama.
    "(GBS) Itu suatu peradangan terjadi di akar saraf tulang belakang, mulai dari leher sampai tangan dan kaki. Utamanya di situ, tapi bisa juga meluas sampai ke saraf kranial," ungkapnya.
    "Ini merupakan bagian dari autoimun. Jadi awalnya itu biasanya kebanyakan sebagian besar dari suatu proses infeksi apapun, tapi yang paling banyak infeksi pencernaan, jadi dari infeksi itu memicu timbulnya suatu antibodi. Hanya saja akhirnya pada beberapa orang tertentu antibodi yang malah menyerang saraf,” jelas Aldy.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Eropa telah menambahkan Gangguan Saraf Langka dalam daftar efek samping Vaksin AstraZeneca benar. Namun, regulator obat-obatan Eropa (EMA) mengkategorikan efek samping tersebut sebagai "sangat jarang”. Merupakan frekuensi terendah dari kategori efek samping yang dimilikinya. EMA juga menekankan bahwa manfaat dari suntikan vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan