• (GFD-2020-4396) [SALAH] Kaesang: “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/07/2020

    Berita

    “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?,” kutipan yang atas nama dan foto dari putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Kaesang Pangarep yang diunggah akun Facebook Andre Satya atau @andre.satya.75248 pada Minggu, (19/7).

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Andre Satya atau @andre.satya.75248 mengunggah foto putra dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Kaesang Pangarep yang mengenakan kemeja putih dengan celana pendek berwarna merah yang ditambahkan kutipan sebagai berikut:

    “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?”.

    Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Andre Satya diketahui salah atau keliru.

    Aslinya foto Kaesang yang diunggah akun Facebook Andre Satya adalah milik pribadi Kaesang. Kaesang mengunggah foto tersebut pada akun Instagram miliknya yakni @kaesangp pada Jumat, (24/4). Keterangan dalam foto Kaesang itu adalah “Atas kemeja, bawahan celana pendek dan pake srandal. OOTD ngantor jaman now,” tulis @kaesangp.

    Unggahan akun Instagram Kaesang ini pun turut diberitakan oleh beberapa media daring.

    Artinya dalam foto Kaesang tersebut, dirinya tidak ada membahas seperti yang diklaim akun Facebook Andre Satya.

    Berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft, unggahan akun Facebook Andre Satya dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Foto Kaesang dengan kutipan “Bapak Saya dengan Kesederhaan Bisa Nipu Rakyat Indonesia Kenapa Saya Tidak?” yang diunggah akun Facebook Andre Satya adalah tidak benar dan tidak ditemukan pada media daring. Faktanya, foto Kaesang itu pernah diunggah akun Instagram @kaesangp pada Jumat, (24/4) dengan keterangan “Atas kemeja, bawahan celana pendek dan pake srandal. OOTD ngantor jaman now”.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4395) [SALAH] “Takut Dibunuh, Ahli Virus China Kabur ke AS: Saya Bersaksi Covid-19 Hasil Persekongkolan Jahat”

    Sumber: Artikel
    Tanggal publish: 21/07/2020

    Berita

    Beredar artikel berjudul “Takut Dibunuh, Ahli Virus China Kabur ke AS: Saya Bersaksi Covid-19 Hasil Persekongkolan Jahat”, salah satunya dimuat di situs beritaviral-lagi[dot]blogspot.com pada 17 Juli 2020.

    Berikut kutipan artikel tersebut;

    “Li-Meng Yan, dokter China yang berspesialisasi dalam virologi dan imunologi di Hong Kong School of Public Health, melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) sejak 28 April lalu. Ahli virus ini menuduh pemerintah negaranya menutup-nutupi virus corona baru penyebab Covid-19. Beberapa jam sebelum dia naik pesawat Cathay Pacific 28 April ke Amerika Serikat, dokter terkemuka ini telah merencanakan pelariannya, mengemas tasnya dan menyelinap melewati sensor dan kamera video di kampusnya di Hong Kong.

    Dia saat itu sudah membawa paspor dan dompetnya dan akan meninggalkan semua orang yang dicintainya. Jika dia tertangkap, dia tahu dia bisa dijebloskan ke penjara, atau, lebih buruk lagi, menjadikan dirinya salah satu dari “orang yang hilang”.

    Yan mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa dia percaya pemerintah China tahu tentang virus corona jauh sebelum mengklaim itu. Dia mengatakan atasannya, yang terkenal sebagai beberapa ahli top di lapangan, juga mengabaikan penelitian yang dia lakukan pada awal pandemi yang dia percaya bisa menyelamatkan nyawa manusia.

    Hingga saat ini virus corona masih menjadi misteri, pasalnya kabar apakah virus itu dibentuk dari alam atau buatan manusia hingga kini belum terjawab. Namun banyak sebagian ahli berpendapat bahwa virus ini buatan manusia.“

    Hasil Cek Fakta

    Berdasar hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo dan Liputan6, klaim bahwa ahli virus Cina Li Meng Yan menyebut bahwa Covid-19 merupakan hasil persekongkolan jahat adalah klaim yang keliru.

    Li Meng Yan hanya menyebut bahwa Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 sebelum akhirnya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim tersebut. HKU menyatakan isi wawancara Li dengan Fox News tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang ada.

    Artikel di situs beritaviral-lagi[dot]blogspot.com tersebut bersumber dari wawancara eksklusif Fox News dengan Li Meng Yan yang terbit pada 10 Juli 2020. Wawancara tersebut dimuat dalam artikel Fox News yang berjudul “Exclusive: Chinese virologist accuses Beijing of coronavirus cover-up, flees Hong Kong: ‘I know how they treat whistleblowers’“.

    Namun, setelah artikel itu diperiksa secara menyeluruh, ditemukan bahwa Li tidak menyebut Covid-19 sebagai hasil persekongkolan jahat. Bahkan, dalam artikel yang dimuat oleh situs di atas, juga tidak tercantum pernyataan Li seperti yang dikutip dalam judul artikel tersebut, bahwa Covid-19 merupakan hasil persekongkolan jahat.

    Li hanya mengatakan kepada Fox News bahwa dia percaya Cina tahu tentang virus Corona baru penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, jauh sebelum mengakui munculnya virus tersebut. Li juga mengatakan bahwa atasannya mengabaikan penelitian yang ia lakukan yang ia yakini bisa menyelamatkan nyawa.

    Fox News pun memuat video wawancaranya dengan Li itu dengan judul “Coronavirus Whistleblower: Exclusive Fox News Interview”. Video berdurasi 13 menit 42 detik tersebut diberi keterangan bahwa Li, ahli virologi dari Hong Kong, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara eksklusif tentang penelitian awal yang dilakukan terkait Covid-19.

    Pernyataan Li di Fox News yang menyebut Cina telah mengetahui Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi itu pun ramai dikutip oleh sejumlah media di Indonesia.

    Dilansir dari CNBC Indonesia, Li menuturkan bahwa Cina sudah lama tahu akan adanya virus Corona Covid-19 sebelum diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Li sendiri merupakan ilmuwan Cina asal Hong Kong yang kini disebut Fox News ‘melarikan diri’ ke Amerika Serikat.

    Dalam wawancara tersebut, Li menyebut Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19, bahkan mengabaikan penelitian yang dilakukannya di awal pandemi, yang ia percayai bisa menyelamatkan nyawa. Padahal, mereka memiliki kewajiban untuk memberi tahu dunia mengingat statusnya sebagai laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khusus untuk virus influenza dan pandemi.

    “Pemerintah China menolak membiarkan para ahli di luar negeri, termasuk yang di Hong Kong, melakukan penelitian di Cina,” kata Li dalam wawancara Fox News. “Jadi, aku menghubungi teman-temanku (peneliti Cina lain) untuk menggali informasi.”

    Dilansir dari Kompas.com, pada 31 Desember 2019, teman Li memberitahu dirinya mengenai kemungkinan transmisi antar manusia, jauh sebelum WHO dan Beijing mengakuinya. Li pun segera memberitahukannya kepada atasannya. Tapi, menurut Li, dia “hanya menggangguk” dan memintanya untuk terus bekerja.

    Pada 9 Januari 2020, WHO merilis pernyataan, berdasarkan laporan otoritas Cina, virus ini menyebabkan gejala yang sangat parah pada sejumlah pasien. Namun, badan kesehatan di bawah PBB itu menyatakan virusnya belum menular antar manusia. “Sedikit sekali informasi yang diterima untuk menentukan risiko klaster,” ujar WHO.

    Mendengar pernyataan itu, Li mengungkapkan bahwa temannya yang biasanya terbuka soal penyakit itu mendadak diam. Meski sumbernya menerangkan transmisi antar manusia terus meningkat, pengawas Li hanya memintanya untuk “diam dan berhati-hati”. “Dia memperingatkan saya, ‘Jangan injak garis merah. Kita bisa terlibat masalah dan hilang nantinya’,” katanya mengingat ucapan atasannya.

    Namun, dilansir dari Liputan6.com, Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim Li tersebut. HKU mengkonfirmasi bahwa Li adalah mahasiswa pascadoktoralnya yang telah meninggalkan kampus. “Kami mencatat bahwa isi laporan berita tersebut tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci seperti yang kita pahami,” demikian penjelasan HKU.

    HKU juga mengklarifikasi bahwa Li belum melakukan penelitian tentang topik tersebut di kampus dari Desember 2019 hingga Januari 2020. “Kami selanjutnya mengamati bahwa apa yang mungkin ditekankannya dalam wawancara yang dilaporkan tidak memiliki dasar ilmiah tapi menyerupai desas-desus.”

    HKU pun membantah klaim Li bahwa ia menemukan adanya potensi penularan dari manusia ke manusia, namun tidak digubris oleh pejabat setempat. Menurut pernyataan HKU, salah satu profesornya, Yuen Kwok Yung, justru memberi tahu Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan Siu Chee tentang wabah di Wuhan dan mencatat potensi pandemi serta kemiripannya dengan SARS, yang mana menular antar manusia.

    Sumber Covid-19
    Dilansir dari organisasi cek fakta AS, Fact Check, setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada akhir Desember 2019, memang tersebar berbagai rumor palsu tentang misteri asal-usul virus. Salah satunya adalah bahwa virus Corona Covid-19 merupakan senjata biologi yang bocor dari laboratorium di Wuhan. Namun, seluruh versi teori ini tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.

    Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.

    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, pun telah membantah rumor bahwa virus Corona Covid-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, virus Corona Covid-19 adalah buah dari proses evolusi alami.

    Andersen menjelaskan, sejak awal pandemi Covid-19, para peneliti telah menguliti asal-usul SARS-CoV-2 tersebut dengan menganalisis data urutan genomnya. “Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus Corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami,” ujarnya.

    Kesimpulan

    Li Meng Yan hanya menyebut bahwa Cina menutup-nutupi keberadaan Covid-19 sebelum akhirnya diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Universitas Hong Kong (HKU) membantah klaim tersebut. HKU menyatakan isi wawancara Li dengan Fox News tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang ada.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4394) [SALAH] Foto Anies Baswedan Berfoto bersama Tokoh ISIS Syekh Yusuf Al-Qaradhawi

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 20/07/2020

    Berita

    Akun Twitter @maiaindry20 mengomentari sebuah cuitan dengan mengunggah foto yang disertai tagar #DukungKetegasanPolri pada 19 Juli 2020. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 13 suka, 13 retweet, dan 1 balasan.

    Berikut kutipan narasinya:

    “#DukungKetegasanPolri
    Jejak digital gak perna berdusta..
    Betapa mesranya mereka dg idiolog ISIS..apakah DKI mau dijadikan propinsi ISIS pertama di Indonesia.???
    Bersama Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi di kediamannya di Doha, 15 Feb 2009.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang pernah dilakukan Tim CekFakta Tempo, foto Anies Baswedan bersama Hidayat Nur Wahid dan Yusuf al-Qaradawi di atas telah beredar sejak 2017. Dengan menggunakan reverse image tools Yandex, dapat ditemukan jejak digital bahwa foto tersebut ramai dibagikan di Twitter dan forum Kaskus pada Februari-Maret 2017.

    Namun, sejauh ini, belum ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa Yusuf al-Qaradawi berafiliasi dengan ISIS. Dikutip dari laman Kumparan, Qaradawi adalah ahli ijtihad (tafsir) yang lahir di Kairo, Mesir, pada September 1926.

    Dikutip dari portal media Inggris, Telegraph, Yusuf al-Qaradawi pernah mengecam deklarasi khilafah yang digaungkan pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, pada 2014. Saat itu, Baghdadi menyebut dirinya khalifah yang bernama Ibrahim.

    Menurut Qaradawi, deklasari itu melanggar hukum syariah dan memiliki konsekuensi yang berbahaya bagi
    kaum Sunni di Irak dan pemberontakan di Suriah. “Khalifah pun hanya dapat diberikan oleh seluruh kaum muslim, bukan oleh satu kelompok,” kata Qaradawi.

    Dikutip dari Turnbackhoax.id yang pernah memeriksa fakta foto yang sama pada 2017, Yusuf al-Qaradawi bukan pentolan atau pendiri ISIS. Bahkan, beberapa pernyataannya mengkritisi sepak terjang ISIS. Qaradawi merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Mesir.

    Dalam beberapa kesempatan, Yusuf Al-Qaradawi pernah berkunjung ke Indonesia, yakni pada Januari 2007 dan Januari 2009. Kunjungan tersebut mempertemukannya dengan beberapa tokoh penting Indonesia, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta pimpinan MPR, Hidayat Nur Wahid dan Aksa Mahmud.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, foto yang diunggah oleh akun Twitter @maiaindry20 dapat masuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan Yusuf al-Qaradawi, yang berfoto bersama Anies Baswedan dan Hidayat Nur Wahid bukan pimpinan ISIS, melainkan tokoh Ikhwanul Muslimin.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4393) [SALAH] Foto Ang Tjoen Min Anak Lim Seng Komandan Pasukan Pao An Thui

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/07/2020

    Berita

    Akun Facebook Raja Frank mengunggah sebuah foto dengan narasi mengenai identitas Ang Tjoen Ming yang diunggah pada 15 Juli 2020. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 15 reaksi, 15 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 8 kali.

    Pada unggahan tersebut, disebutkan bahwa Ang Tjoen Ming merupakan anak dari Lim Seng, seorang dari komandan Pasukan Pao Ang Thui 1945 yang akun Facebook tersebut anggap sebagai pengkhianat NKRI dan juga merupakan ipar dari James Ryadi. Keduanya adalah pendiri, pembina, dan pemilik saham dari Brimob.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Mantaap.
    Bpk Ang Tjoeng Ming anak dari Lim Seng komandan Pasukan Pao Ang Thui 1945, pengkhianat NKRI pada penjajahan Belanda.
    Sekaligus saudara ipar James Ryadi naga 9 Taipan. Mereka berdua pendiri, pembina, pemilik saham terbesar Club Demit 88 Polri ( Brimob ) reinkarmasi Pasukan Cakra 1965.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang disebutkan pada unggahan tersebut adalah salah. Ang Tjoen Min (Thahir) adalah anak dari Ang Boen Ing, seorang pembuat dan penyewa becak. Sedangkan James Riady adalah ipar dari Tahir yang merupakan mantan CEO Lippo Group.

    Ang Boen Ing dan James Riady bukan merupakan pendiri dari Brimob (Brigade Mobil) seperti yang diklaim pada unggahan tersebut. Pendiri dari Brimob yang sebenarnya adalah Moehammad Jasin (Muhammad Yasin).

    Sebagai tambahan, foto yang digunakan pada unggahan Facebook tersebut adalah foto Thahir saat dianugerahi gelar Warga Kehormatan Brimob oleh Korps Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian RI pada 12 November 2018. Tahir dianggap layak untuk menerima gelar tersebut karena kontribusi yang telah diberikannya kepada Brimob.

    Isu mengenai Thahir sudah pernah diperiksa faktanya dengan isu Thahir menjadi pembina Brimob, seperti pada tahun Mei 2019 dengan judul [SALAH] Bos Mayapada Jadi Pembina Brimob dan TNI serta pada Juni 2020 dengan judul [SALAH] Thahir Pembina Brimob.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, foto dengan narasi yang diunggah oleh akun Facebook Raja Frank dapat masuk ke dalam Konten yang Salah atau False Context. Hal ini dikarenakan foto Thahir yang ditampilkan pada unggahan tersebut adalah foto asli dipadankan dengan narasi yang salah.

    Rujukan