• (GFD-2021-8725) Keliru, Klaim Megawati Mundur dari PDIP dan Menunjuk Jokowi Jadi Ketua Umum

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/08/2021

    Berita


    Sebuah video disertai klaim bahwa Megawati Soekarnoputri mundur dari PDIP beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa Megawati Mundur dari PDIP dan menunjuk Jokowi sebagai ketua umum.
    Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 7 Agustus 2021. Akun inipun menuliskan narasi, “Mundur Dari PDIP ! Megawati Tunjuk Jokowi Gantikan Jadi Ketua Umum PDIP.”
    Hingga artikel ini dimuat, video berdurasi 10 menit tersebut telah mendapat 172 komentar dan dibagikan sebanyak 190 ribu kali.
    Apa benar ini video Megawati mundur dari PDIP dan menunjuk Jokowi sebagai ketua umum?
    Tangkapan layar video yang diklaim sebagai video Megawati mundur dari PDIP

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunkan tool InVid. Selanjutnya, gambar-gambar ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex. Hasilnya, video di atas hanya berisi cuplikan beberapa pernyataan Megawati dalam sejumlah forum. Tidak ada sama sekali pernyataan Megawati yang menyebut dirinya mundur dari PDIP.
    Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal POLITIK NUSANTARA pada 6 Agustus 2021 dengan judul, “Berita Terkini ~ Mundur Dari PDIP ! Megawati Tunjuk Jokowi Gantikan Jadi Ketua Umum PDIP.”
    Video di atas dimulai dengan gambar tangkapan layar Megawati pada Pelatihan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami sekaligus peluncuran Bagunan PDI Perjuangan. Videonya pernah diunggah ke Youtube oleh kanal PDI Perjuangan pada 4 Agustus 2021 dengan judul, “PELATIHAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI - BAGUNA DPP PDI PERJUANGAN RABU, 4 AGUSTUS 2021.”
    Video selanjutnya merupakan cuplikan dari pidato Megawati saat peringatan HUT ke-44 PDI Perjuangan. Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal BeritaSatu pada 10 Januari 2017 dengan judul, “Sambutan Megawati di HUT ke-44 PDI Perjuangan.”
    Cuplikan selanjutnya identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal PDI Perjuangan pada 30 Mei 2021 dengan judul, “Peresmian Kantor PDI Perjuangan, Tingkat DPD, DPC dan PAC.”
    Terdapat pula cuplikan video pidato Presiden Jokowi pada Global Healt Summit 2021. Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Sekretriat Presiden pada 21 Mei 2021 dengan judul, “Pidato Presiden Jokowi untuk Global Health Summit, 21 Mei 2021.”
    Video di atas juga disertai narasi yang dibacakan pengisi suara. Narasi tersebut bersumber dari tiga situs berbeda.
    Pada bagian awal naskah video yang dibacakan pengisi suara bersumber dari situs seword.com yang diunggah pada 4 Agustus 2021 dengan judul, ”Lelah, Megawati Siap Mundur, Pengganti: Prananda, Puan atau Jokowi?”
    Selanjutnya, pengisi suara juga mengutip artikel yang dimuat situs beritasatu.com yang dimuat pada 25 Februari 2021 dengan judul, “Pengamat: Berkat Jokowi Effect, Elektabilitas PDIP Makin Naik.”
    Berikut Kutipannya:
    "Membaca hasil survei dan melihat elektabilitas PDIP cenderung naik, membuat saya terkejut. Pasalnya, serangan ke partai ini datang bertubi-tubi akhir-akhir ini. Sang banteng dijadikan target," ujar pengamat politik dan pegiat media sosial, Kajitow Elkayeni.
    Menurut pengamatannya dari sisi intensitas serangan yang bermain di kubangan ini bukan main-main. Framing yang biasanya disasarkan ke Joko Widodo, kali ini merembet ke partai moncong putih.
    Dia pun mengungkapkan, serangan tersebut dalam upaya membusukkan PDIP dengan menyeret para pentolan seperti Herman Hery dan istilah ‘Madam' dalam kasus bansos adalah upaya sistematis untuk menghancurkan kredibilitas PDIP.
    "Namun yang mengejutkan, upaya untuk meredupkan pamor PDIP melalui kasus korupsi bansos, ternyata sia-sia. PDIP menjadi satu-satunya partai yang justru mengalami kenaikan elektabilitasnya," jelasnya.
    Diketahui, hasil survei Parameter menunjukkan bahwa PDIP memiliki elektabilitas tertinggi dibanding partai politik lainnya yaitu 25,1 persen. Sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan elektabilitas PDIP sebagai partai teratas dengan 20,1 persen. Bahkan jika dilakukan semi terbuka, PDIP masih diposisi pertama 24,5 persen. Survei LSI juga menunjukkan PDIP paling dekat dengan rakyat sebesar 35,4 persen.
    Kemudian pada bagian akhir, naskah yang dibacakan pengisi suara mengutip artikel yang bersumber dari situs pikiranrakyat.com yang dimuat pada 19 Maret 2021 dengan judul, “Jokowi Disebut Pantas Jadi Ketum PDIP, Bang Arief: Apa Megawati Rela Dipimpin di Luar Trah Soekarno?”
    Berikut kutipannya:
    Seiring dengan isu tersebut, kini muncul isu yang menyebut jika Presiden Jokowi yang nantinya sudah tidak menjabat menjadi Presiden, akan menjadi Ketua Umum PDIP.
    “Muncul lagi satu isu tentang kemungkinan Pak Jokowi menggantikan MegawatiSoekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP” ujar Bang Arief.
    “Ini yang menarik namun kita lihat nanti apakah Ibu Mega (Megawati) rela kepemimpinan partai merah ini di luar trah Soekarno,” lanjut Bang Arief.
    Pernyataan Bang Arief tersebut menanggapi sebuah pemberitaan mengenai pernyataan Pengamat Politik Wempy Hadir.
    Pengamat Politik Wempy Hadir menuturkan bahwa Jokowi sangat cocok menggantikan posisi Megawati menjadi Ketua Umum PDIP.
    Terlebih, jika Presiden Jokowi sudah tidak menjabat menjadi Presiden kembali, Bang Arief menuturkan bahwa tidak mungkin Jokowi kembali membuka meubel kembali di Solo.
    Meskipun begitu, Bang Arief melihat keadaan saat ini di mana Presiden Jokowi tidak selalu beriringan dan satu pendapat dengan Megawati.
    Menurutnya, hal itu mungkin saja Megawati akan menyerahkan partainya kepada trah Soekarno kembali, yaitu anak-anaknya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan penelusuran fakta Tempo, video disertai narasi bahwa Megawati mundur dari PDIP dan menunjuk Jokowi sebagai ketua umum keliru. Tak ada sama sekali pernyataan Megawati yang menyebut dirinya mundur dari PDIP dan menunjuk Jokowi sebagai ketua umum. Video di atas hanya berisi cuplikan beberapa kegiatan Megawati dan Jokowi disertai opini dan pernyataan sejumlah pengamat politik.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8724) Keliru, Serbuan Burung Gagak dan Nyamuk Besar di Cina Gemparkan Arab

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/08/2021

    Berita


    Sebuah video berisi klaim berita serbuan burung gagak dan nyamuk-nyamuk besar di Cina menggemparkan Arab, diunggah pada 7 Agustus 2021. Serbuan gagak dan nyamuk itu disebut akan menimbulkan wabah penyakit baru setelah Covid-19 di Cina. 
    Narasi ini disampaikan pada detik ke-30 hingga satu menit pertama berbarengan dengan tampilan ilustrasi video ribuan burung yang terbang di langit sebuah kota. “Sekarang kita makin yakin dengan perkembangan terbaru di Cina, dan ini diberitakan di televisi arab, di Al Jazeera, bahwa gagak yang sangat banyak mendatangi negeri atau kota-kota Cina,” bunyi narasi video tersebut.
    Selain  gagak, serbuan nyamuk berukuran jumbo juga disebutkan memenuhi berbagai daerah di Cina. “Kemudian juga saat ini ada nyamuk-nyamuk yang berukuran besar-besar, memenuhi kota-kota, perkampungan-perkambangan, lembah-lembah, dan ini akan menimbulkan wabah penyakit baru. Luar biasa, berlapis-lapis yang dialami Cina." 
    Selanjutnya, narasi video berisi ceramah yang mengajak umat Islam untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
    Tangkapan layar unggahan yang mengklaim serbuan burung gagak dan nyamuk besar di Cina Gemparkan Arab.

    Hasil Cek Fakta


    Dari hasil pemeriksaan, Tim Cek Fakta Tempo tidak menemukan pemberitaan di Al Jazeera maupun media Arab lainnya tentang serbuan gagak dan nyamuk berukuran besar di Cina ini. Sementara itu, narasi dan video yang ditampilkan pernah beredar pada Januari 2020, saat virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2 pertama kali mewabah di Wuhan, Cina. Namun ribuan burung di langit Cina tersebut tidak terkait dengan Covid-19. 
    Untuk menelusuri klaim tersebut, Tempo memasukkan berbagai kata kunci terkait serbuan gagak dan nyamuk jumbo di Cina dalam bahasa Inggris dan Arab ke mesin pencari Google. Termasuk menelusurinya di situs media Al Jazeera. Hasilnya, Tempo tidak menemukan pemberitaan mengenai hal tersebut pada 2021. 
    Beberapa artikel berbahasa Arab yang muncul, merujuk pada beberapa video viral pada Januari-Februari 2020 yang mengklaim ribuan gagak menyerbu Wuhan sebagai tanda kematian. Seperti yang dipublikasikan oleh situs Sky News Arab pada 14 Februari 2020. Namun klaim ini sudah dibantah oleh pemeriksa fakta AFP. Menurut AFP, video tersebut diambil oleh seorang pria bernama Hua Yi di Jalan Wencheng, Xining, Qinghai. Kawanan burung gagak itu menjadi fenomena yang biasa terjadi sejak dia pindah pada September 2019, di awal musim dingin. 
    Tempo juga menelusuri video-video kawanan burung yang dikompilasi dalam video di Facebook tersebut. Hasilnya, seluruh video itu pernah dimuat oleh kanal Epoch Times di Youtube pada 28 Januari 2020 dengan judul Video kawanan burung gagak di langit di Jingzhou, Hubei dan Video burung gagak di langit di Yichang, Hubei.
    Menurut organisasi nirlaba yang memeriksa bias media, Media Bias Fact Check, mengkategorikan pemberitaan Epoch Times cenderung bias karena memuat publikasi pseudosains, mempromosikan teori propaganda, konspirasi serta banyak gagal melakukan pemeriksaan fakta. 
    Video kawanan burung di langit Cina adalah bagian dari migrasi burung tahunan. Dikutip dari situs media Cina, Xinhua pada 2018 misalnya, ada 20 ribu burung terbang ke timur laut Cina untuk singgah di Cagar Alam Nasional Danau Xingkai, sebelum bermigrasi menuju lebih jauh ke selatan pada musim dingin. "Setiap tahun, dari pertengahan September hingga pertengahan November, burung migran dari Rusia singgah di cagar alam tersebut," kata Liu Huajin dari cagar alam.
    Total ada delapan rute migrasi burung di dunia. Tiga rute di antaranya melewati China.Terkait nyamuk berukuran jumbo
    Sedangkan terkait klaim serangan nyamuk berukuran jumbo juga tidak terjadi setelah Covid-19. Dikutip dari Cek Fakta Tempo, Sejak 2017, Beijing memang menghadapi peningkatan populasi nyamuk, terutama jenis nyamuk harimau Asia (Aedes albopictus). Nyamuk ini adalah salah satu spesies nyamuk paling invasif di dunia yang membawa penyakit demam berdarah, virus Zika, dan penyakit mematikan lainnya.
    Nyamuk harimau Asia menyumbang sekitar 14 persen dari total populasi nyamuk di Beijing pada 2017, hampir empat kali lipat ketimbang pada 2013. Pada Mei 2018, Beijing pun meluncurkan kampanye pengendalian nyamuk untuk mengurangi risiko penyakit menular seperti demam berdarah.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim berita serbuan burung gagak dan nyamuk-nyamuk besar di Cina yang menggemparkan Arab adalah keliru. Sebagian dari narasi ini disebarkan sejak akhir Januari 2020, ketika wabah SARS-CoV-2 terjadi di Wuhan, Tiongkok. Kawanan burung seperti dalam video adalah fenomena migrasi burung migran tahunan. Cina memang menjadi jalur migrasi berbagai jenis burung migran di musim dingin. Selain itu terkait klaim serangan nyamuk berukuran jumbo terjadi sejak 2017. 
    Tim CekFakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8723) Keliru, Klaim Lagu Bengawan Solo Dinyanyikan Pada Penutupan Olimpiade Tokyo 2020

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/08/2021

    Berita


    Pesan berantai berisi video yang diklaim merupakan penampilan lagu Bengawan Solo pada penutupan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, beredar. 
    Video yang dikirim bersamaan dengan narasi "Bengawan Solo pada Penutupan Olympiade 2021 di TOKYO" ini memang memperlihatkan seorang penyanyi yang menyanyikan lagu Bengawan Solo di atas panggung dengan diiringi sejumlah penari. Beberapa lirik lagu ini juga dinyanyikan dalam bahasa cina.
    Benarkah penampilan penyanyi dengan lagu Bengawan Solo ini berlangsung di upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020?
    Tangkapan layar unggahan yang mengklaim videopenampilan lagu Bengawan Solo di upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video menjadi beberapa bagian foto tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan tools seperti reverse image tools Google dan Yandex.
    Hasilnya, video di atas merupakan video lawas yang pernah diunggah akun Youtube, Youpidou Channel pada 02 Oktober 2019. Akun dengan menambahkan keterangan “Esther Helen - Bengawan Solo (Indonesia) @Nanning International Folk Song Art Festival 2019”. Lagu Bengawan Solo ini sendiri dinyanyikan Esther Helen pada acara Nanning International Folk Song Art Festival 2019
    Esther Helen sendiri diketahui merupakan penyanyi dari ajang pencarian bakat China Got Talent 2019.  Ia menyanyikan lagu yang sama pada acara tersebut dengan salah satu penyanyi asal China, Cai Guoqing. Acara ini juga mengunggah videonya di akun Youtube Canxing Media Official Channel pada 20 Oktober 2019.
    Dikutip dari chinahighlights, Nanning International Folk Song Art Festival merupakan acara festival tahunan seni lagu rakyat yang diselenggarakan di Kota Nanning, China. Festival ini meliputi acara budaya, pariwisata, dan perdagangan bisnis.
    Penyanyi rakyat dari luar Guangxi serta dari negara lain selalu diundang ke Festival Seni ini. Semuanya penyanyi akan diminta untuk menampilkan lagu-lagu daerah mereka yang mendapatkan inspirasi dari banyak orang. Mereka tampil di panggung yang sama, bertukar pandangan dan keterampilan, serta berbagi lagu-lagu ceria yang mengalir dengan budaya etnik, modern, dan global. Sejak tahun 2004, acara ini telah diselenggarakan pada periode yang sama dengan Pameran China-ASEAN. Festival ini memainkan peran penting dalam komunikasi antara Guangxi dan provinsi lain, Cina dan negara lain.
    Sementara upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 sendiri diselenggarakan pada Ahad, 08 Agustus 2021. Closing ceremony ini berlangsung di Stadion Olimpiade Tokyo pukul 18.00 hingga 21.00 WIB. Berdasarkan tayangan Champions TV yang dibagikan oleh vidio.com pada acara yang berdurasi 2 jam 15 menit 14 detik itu terlihat tidak ada lagu Bengawan Solo yang dinyanyikan di sepanjang acara penutupan. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, pesan berantai yang membagikan video diklaim merupakan pementasan lagu Bengawan Solo pada penutupan Olimpiade 2021 di Tokyo, Jepang, keliru. Video tersebut merupakan video lawas yang pernah diunggah pada 02 Oktober 2019 dan diketahui merupakan bagian dari acara Nanning International Folk Song Art Festival 2019. Dilansir dari ditayangkan Champions TV dan dibagikan oleh vidio.com pada acara yang berdurasi 2 jam 15 menit 14 detik itu terlihat tidak ada lagu Bengawan Solo yang dinyanyikan di sepanjang acara penutupan.
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8722) Keliru, Klaim Video Manusia Tertua Berusia 200 Tahun Masih Hidup

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/08/2021

    Berita


    Sebuah video memperlihatkan seorang pria lanjut usia yang tinggal di rumah sederhana beredar di media sosial. Di Facebook video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup.
    Video tersebut diunggah akun ini pada 14 Desember 2020. Akun ini pun menuliskan narasi, “Manusia Tertua 200 Tahun Ternyata Masih Hidup Mbah Harjo Suwito.”
    Dalam Video tersebut tampak seorang pria lanjut usia tinggal bersama dua orang wanita. Pria tersebut disebutkan bernama Mbah Harjo Suwito dan diklaim telah berusia 200 tahun.
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 3 ribukomentar dan disaksikan lebih dari 4 ribu kali.
    Apa benar manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup?
    Tangkapan layar klaim video manusia tertua berusia 200 tahun yang masih hidup

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya Mbah Harjo Suwito yang diklaim sebagai manusia tertua telah meninggal pada 2019.
    Video yang identik dengan video di atas pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Baper tv pada 13 Maret 2019 dengan judul, “Manusia Tertua 200 Tahun ternyata Masih Hidup | Mbah Harjo Suwito.”
    Menurut kanal Baper tv, Mbah Harjo Suwito disebut sebagai manusia terlangka di dunia. Usianya diprediksi sekitaran 200 tahun ke atas. Pria dengan nama panggilan Harjo Gentelot ini tinggal dikawasan Hutan dan memerlukan perjalanan panjang menemukanya. Ia tinggal bersama istri dan anak anaknya dari Istri terakhir. Mbah Harjo diketahui mempunyai 6 hingga 8 istri. Namun, sebagian besar sudah tiada, tinggal istri terakhir.
    Video prosesi pemakaman Mbah Harjo pun pernah diunggah ke Youtube oleh kanal NGURI-NGURI ADAT LAN BUDOYO LELUHUR pada 25 Mei 2019 dengan judul, “Proses Pemakaman Eyang Harjo Gentilut atau Mbah Harjo Suwito atau Mbah Petrok.
    Sementara video yang memperlihatkan makam Mbah Harjo pernah diunggah ke Youtube oleh kanal BONGKOTAN PRING pada 27 April 2020 dengan judul, “MBAH HARJO GENTELOT TUNGGAL GURU SEPIRITUAL BUNG KARNO.”
    Menurut kanal tersebut, Mbah Harjo Suwito atau Mbah Harjo Gentelot bertempat tinggal di desa gadungan, dusun Suko Mulyo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
    Mbah Harjo diklaim wafat pada umur 250 tahun. Semasa hidup Mbah Harjo juga diklaim pernah menjadi pejuang Pembela Tanah Air (PETA) serta guru sepiritual presiden RI pertama Ir Soekarno. Banyak situs-situs kerajaan yang di temukan mbah Harjo salah satunya yakni situs Candi Wringin Branjang.
    Dilansir dari Kompas.com, ditemui Minggu, 14 Januari 2018 pukul 09.00 WIB, ia sedang duduk di rumah sederhana dengan ukuran 3 x 4 meter. Dinding rumahnya berasal dari bambu (gedek), tetapi sebagian belum dianyam dan cukup dipaku. Atapnya terbuat dari alang-alang bercampur jerami.
    "Sejak saya tinggal di sini (1990-an), ya ini rumah saya. Ini saya tempati dengan anak perempuan saya," tutur Mbah Arjo. Saat itu ia bicaranya masih lancar, tetapi mengatakan sudah setahun kesulitan jalan.
    Sejak tak bisa jalan itu, ia tak bisa beraktivitas apa pun. Meski hidup di tengah hutan, ia mengaku tak kesulitan air bersih atau kebutuhan makan lainnya. Di dekat tempat tinggalnya ada sungai dengan air yang cukup jernih.
    Untuk makanan, ia mengandalkan sayur yang ditanam sendiri, seperti daun singkong dan bayam. Untuk beras, ia mengatakan mendapat jatah beras raskin dari pemerintah.
    "Kalau enggak dapat jatah beras, ya saya sudah biasa cukup minum air putih saja," katanya. Ditanya usianya berapa? Mbah Arjo mengaku sudah 200 tahun. Soal tahun kelahirannya, ia mengaku lupa dan hanya ingat harinya, yaitu Selasa Kliwon (pada subuh). Ia kelahiran Desa Gadungan yang berjarak sekitar 8 kilometer dari tempatnya sekarang ini.
    "Kalau dikait-kaitkan dengan peristiwa zaman dulu soal masa kecil saya, ya saya sudah lupa. Namun, ketika zaman penjajah Jepang, saya sudah beristri yang keenam. Sebab, kelima istri saya itu meninggal dunia sehingga saya menikah lagi dan dapat istri orang Ponorogo, namanya Suminem. Ia meninggal dunia ketika Indonesia merdeka," paparnya.
    Widodo, Kades Gadungan, menuturkan sebelum tinggal di kompleks Candi Wringi Branjang, Mbah Arjo tinggal di desanya. Namun, sejak menemukan candi itu, ia memilih tinggal di situ dan mendirikan gubuk.
    "Data di kependudukan desa kami, Mbah Arjo tercatat kelahiran Desa Gadungan pada 19 Januari 1825. Data pendukungnya, ya enggak ada. Cuma, kakek saya Mbah Mawiro Pradio yang kelahiran 1918 saja, memangil Mbah Arjo itu kakek. Berarti bisa dibayangkan, kalau Mbah Arjo sudah sangat tua. Mbah saya itu baru meninggal tahun 1990," ungkap Widodo yang usianya baru 48.
    Saat ditemui, Mbah Harjo mengaku tidak tahu pasti tahun kelahirannya. Yang dia ingat hanya lahirnya hari Selasa kliwon. Dia juga mengetahui tentang Gunung Kelud yang meletus sebanyak enam kali. dari tahun 1901, disusul pada 1918, 1951, 1965, 1990, dan terakhir 2014.
    Saat tentara Jepang menjajah Indonesia pertama kali, dia mengaku sudah tua dan mempunyai istri enam serta mempunyai banyak anak. “Saya sudah mengetahui Gunung Kelud meletus sebanyak enam kali. Dibandingkan sama Pak Karno (Presiden Pertama Indonesia Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901), lebih tua saya,” kata Mbah Harjo berbahasa Jawa saat ditemui tim INews Jatim di rumahnya, Jumat, 2 Maret 2018.
    Sementara Kepala Desa Gadungan Widodo mengatakan, sesuai dengan data yang tercantum di pihaknya, Mbah Harjo baru lahir pada 1 Juli 1925. Namun, dia tidak yakin dengan data atau dokumen tersebut. Sebab, jika dibandingkan, Mbah Harjo lebih tua dari kakeknya yang lahir pada tahun 1918. Dia memperkirakan Mbah Harjo Gentelot lahir pada tahun 1800-an.
    “Berdasarkan data-data riwayat orang tua di sana, yang seangkatan atau sebaya Mbah Harjo itu rata-rata sudah meninggal dan kelahirannya sekitar tahun 1900-an. Seperti mbah saya yang usianya kelahiran 1918 manggil Mbah Harjo itu kang. Berarti kan masih tuaan Mbah Harjo,” kata Widodo.
    Saat ini, dari enam istri Mbah Harjo Gentelot, hanya tersisa satu, yakni istri yang terakhir. Sementara lima istri lainnya sudah meninggal. Terkait usia Mbah Harjo Gentelot yang disebut-sebut berusia 200 tahun, saat ini belum ada yang bisa memastikannya.
    Warga Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur berduka, Rabu, 22 Mei 2019 siang. Harjo Suwito atau akrab disapa Harjo Gentolet atau Mbah Harjo yang berusia kurang lebih 200 tahun tersebut meninggal dunia.
    Kabar meninggalnya pria yang keseharinya berprofesi sebagai juru kunci tersebut viral di media sosial. Mbah Harjo meninggal karena sakit seiring mengingat usianya yang sudah lanjut. Namun hingga kini belum ada yang mengetahui secara pasti usia Mbah Harjo Suwito.
    "Memang usianya untuk beliaunya sendiri, tidak hafal tahun lahirnya. Cuman perkiraan kan hampir dua abad. Pokoknya seratus lebih lah, mungkin hampir 200 tahun informasinya seperti itu," tutur Iptu M Burhanudin Kasubag Humas Polres Blitar Jawa Timur dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu, 22 Mei 2019 malam.
    Mbah Harjo Suwito sempat mengeluh sakit. Pihak dari Pemerintah Daerah, melalui perangkat desa mau pun tingkat Kecamatan serta Kapolsek berusaha menawarkan untuk diperiksa dibawa ke rumah sakit.
    Namun Mbah Harjo awalnya menolak. Sehingga pihak desa harus mendatangkan dokter puskesmas untuk dibawa ke rumahnya.
    Diperkirakan kondisi kesehatan Mbah Harjo tak kunjung membaik. Setelah dibujuk, akhirnya Mbah Harjo bersedia dibawa berobat ke Rumah Sakit Wilingi. Tidak berselang lama, Mbah Harjo menghembuskan nafas terakhirnya.
    "Kemarin memang sakit, setelah itu dari Pemerintah, dari Kecamatan dari pihak Kapolsek berusaha membantu beliau untuk dibawah Ke Rumah Sakit, awalnya tidak mau. Akhirnya dokter yang harus dibawah ke rumahnya," kata Iptu M Baharudin.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa Mbah Harjo Suwito manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup, keliru. Mbah Harjo Suwito atau Eyang Harjo Gentilut atau Mbah Petrok meninggal dunia pada Rabu, 22 Mei 2019 siang. Banyak spekulasi tentang usia Mbah Harjo Suwito. Mbah Harjo sendiri mengaku tidak tahu pasti tahun kelahirannya. Data kependudukan Desa Gadungan menyebut Mbah Arjo lahir pada 19 Januari 1825. Berdasarkan data tersebut, Mbah Harjo yang meninggal dunia pada 2019, berusia 193 tahun.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan