• (GFD-2020-4360) [SALAH] Gambar “Islam Jangan Liberal!”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/07/2020

    Berita

    Akun Rama Firmansyah (fb.com/100009698109052) mengunggah sebuah gambar yang terdapat narasi sebagai berikut:

    “ISLAM JANGAN LIBERAL!”

    Terdapat ilustrasi penggunaan masker yang dibawahnya terdapat narasi:

    “Islam ada di atas, leberal ada di bawah!”, “banyak yang tergoda untuk menurunkan keislamanya sehingga tercampur liberalisme.” dan, “Islam yang sudah tercampur liberalisme akan menginfeksi pernafasan sehingga wajah korban akan menjadi merah seperti wajah Aidit.”

    Terdapat logo Kumparan, kemudian narasi “kumparan Olah data: Brian Hikari | Grafis: Hod Susanto” dan “@kumparancom”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya konten grafis dari kumparan yang berisi ilustrasi yang mengaitkan cara pemakaian masker dengan “ISLAM JANGAN LIBERAL!” adalah klaim yang salah.

    Konten grafis yang diunggah oleh sumber klaim adalah konten yang sudah mengalami proses editan atau suntingan. Konten asli dari kumparancom adalah grafis dengan narasi “JANGAN TURUN KE DAGU”, terkait imbauan agar masyarakat tak menurunkan maskernya ke dagu karena hal ini justru akan mencemari masker.

    Konten grafis yang asli, diunggah di media sosial milik kumparan.com, pada tanggal 13 Juli 2020.

    Misalnya, di akun facebooknya, kumparan mengunggah konten tersebut dengan narasi: “Pakai masker yang benar ya, agar tidak terpapar virus, bakteri, atau kuman. Oke? #TopNews https://bit.ly/38XXfbK”

    Sementara di akun Instagramnya, konten itu diunggah dengan narasi : “Pakai masker yang benar ya, agar tidak terpapar virus, bakteri, atau kuman. Oke?”

    Konten grafis tersebut, berisi ilustrasi penggunaan masker dengan narasi masing-masing:

    “JANGAN TURUN KE DAGU”, “Area terekspos”, “Bagian dalam masker kini tercema.”, “Mulut dan hidung terpapar bakteri, virus, atau kuman.” dan “Bila ingin makan, minum atau aktivitas apapun yang mesti lepas masker, lepas saja seluruhnya.”

    Akun Rama Firmansyah sendiri, akhirnya meminta maaf dan menghapus postingannya setelah ada klarifikasi langsung kumparan yang meminta warganet berhati-hati atas beredarnya konten hoax hasil modifikasi dari infografik kumparan, dengan pesan yang melenceng dari aslinya dan mengajak warganet melaporkan akun yang menyebarkan informasi bohong tersebut.

    “PERNYATAAN MAAF
    Saya, Rama Firmansyah, mewakili rekan rekan saya untuk meminta maaf karena memparodikan infografis kumparan yang mencantumkan nama Brian Hikari dan Hod Susanto selaku staf kumparan. Tidak ada niatan misinformasi dari kami, dan kami mengapresiasi tindak cepat dari Kumparan karena mencerminkan etos pemberantasan hoax yang baik. Untuk netizen, kami ucapkan terima kasih pula atas peringatanya. Kalian memberi peringtan secara sopan, dan etos yang sopan tersebut kami apresiasi. Sekian dan selamat malam.” Tulis Rama Firmansyah di akunnya.

    Kesimpulan

    Konten suntingan / editan. Konten asli dari kumparancom adalah grafis dengan narasi “JANGAN TURUN KE DAGU”, terkait imbauan agar masyarakat tak menurunkan maskernya ke dagu karena hal ini justru akan mencemari masker. Sumber klaim juga sudah meminta maaf dan menghapus postingannya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4358) [SALAH] Video “Ini adalah pusat Judi terbesar pertama di Arab Saudi Arabia”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/07/2020

    Berita

    Akun Ki Ageng Cakra Bumi (fb.com/kisabda.ciptarasa) membagikan video yang diunggah oleh akun hijab_cantik849 (fb.com/hijabcantikr) dengan narasi “Yg kmu anggp orang arab itu suci dimna nya perjudian di sana mlh kaya god of gambler”

    Video yang sudah diunggah sejak 31 Desember 2019 itu, diberi narasi:

    “Astagfirullahal’azim…
    Mari kita bersama-sama berlindung kepada Allah swt…
    Ini adalah pusat Judi terbesar pertama di Arab Saudi Arabia. Yang telah di resmikan di Jeddah oleh Fatwa Mufti Wahaby. #Khiamatsemakindekat#”

    Dalam video berdurasi 19 detik itu, memperlihatkan beberapa kelompok pria berpakaian ghutrah (pakaian khas pria Timur Tengah) yang sedang bermain sejenis permainan kartu.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa video beberapa kelompok pria berpakaian ghutrah (pakaian khas pria Timur Tengah) yang sedang bermain sejenis permainan kartu adalah pusat judi terbesar pertama di Arab Saudi adalah klaim yang salah.

    Bukan pusat judi. Acara di video itu adalah kompetisi resmi pertama permainan Kartu Baloot. “Baloot” mirip dengan permainan kartu Belote dari Prancis dan merupakan salah satu permainan yang populer di Arab Saudi.

    Pada tahun 2018, klaim yang mirip sudah pernah diperiksa faktanya dan dimuat di situs turnbackhoax.id. Lokasi yang direkam di video yang disertakan di post yang diedarkan pada tahun 2018 itu bukan lounge untuk berjudi. Video tersebut merekam event turnamen kartu, yaitu event permainan kartu “Baloot” selama 4 hari.

    Dilansir dari liputan6.com, permainan kartu itu bernama Baloot sangat populer di Arab Saudi. Permainan ini terinspirasi dari permainan bernama Belote asal Prancis serta Rummy asal India dan Pakistan.

    Seperti dikutip dari media Pakistan Geo TV News, kompetisi Baloot itu diselenggarakan pada 4-18 April 2018 di King Abdullah Petroleum Studies and Research Center. Kompetisi ini diselengarakan Otoritas Hiburan Umum Pemerintah Saudi diikuti oleh 12 ribu peserta.

    Dilansir dari Detik.com, turnamen yang berlangsung selama empat hari ini menyediakan total hadiah sekitar satu juta riyal Saudi (270 ribu USD) untuk empat tim teratas.

    Ulama senior, Sheikh Adel al-Kalbani, hadir di hari pembukaan turnamen kartu tersebut. “Sayangnya saya tidak tahu cara bermain Baloot namun saya berharap semua orang beruntung dan saya berharap ada sportivitas yang baik,” ujar ulama tersebut.

    Kesimpulan

    Bukan pusat judi. Acara di video itu adalah kompetisi resmi pertama permainan Kartu Baloot. “Baloot” mirip dengan permainan kartu Belote dari Prancis dan merupakan salah satu permainan yang populer di Arab Saudi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4357) [SALAH] Setelah Ada Yang Bakar Bendera PDIP, Kaos Gambar Banteng Semakin Go Publik Di Arab Saudi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/07/2020

    Berita

    Akun facebook bernama Ibnu Syukur mengunggah gambar jaket dengan menambahkan narasi “Setelah ada yang bakar bendera PDIP, kaos bergambar banteng semakin go publik hadir di Arab Saudi.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, gambar banteng yang ada di jaket tersebut adalah logo milik tim basket NBA Chicago Bulls dan tidak ada sangkut pautnya dengan PDIP maupun aksi pembakaran terhadap bendera PDIP pada demo RUU HIP beberapa waktu lalu.

    Logo bergambar hewan banteng pada tim NBA Chicago Bulls sudah digunakan sejak awal tim tersebut berdiri yaitu tahun 1966. Sementara itu untuk merchandise Chicago Bulls sendiri memang tersebar hampir di seluruh dunia termasuk Arab Saudi.

    Kesimpulan

    Logo banteng tersebut adalah logo milik tim basket NBA Chicago Bulls dan tidak ada sangkut pautnya dengan PDIP maupun aksi pembakaran terhadap bendera PDIP pada demo RUU HIP beberapa waktu lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4350) [SALAH] “Semboyan Pesindo “Bekerdja, bekerdja, bekerdja” adalah semboyan PKI”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/07/2020

    Berita

    “PKI KOMUNIS………AYO BONG CEBONG TOGOG
    KALO MASIH PUNYA OTAK” (di post).

    “Semboyan “Bekerdja, bekerdja, bekerdja” adalah semboyan PKI di tahun 1946

    Ini adalah foto dari majalah Revolusioner, majalah resmi Pesindo (Pemoeda Socialis Indonesia) edisi tahun 1946.

    HMMMM… KOK MIRIP YA?”

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan pelintiran yang sebelumnya sudah pernah diklarifikasi. SUMBER menhubung-hubungkan Pesindo dengan PKI dengan kesimpulan yang keliru.

    “Tercatat sebagai ormas pemuda terbesar di masanya, Pesindo bernasib tragis karena dikaitkan Peristiwa Madiun 1948. Bagaimanapun, jejak Pesindo pernah mewarnai sejarah Republik Indonesia



    Norman sendiri adalah cucu Fransisca Fanggidaej, salah satu pimpinan Pesindo waktu itu. Ia mengatakan, Pesindo tidak berada di bawah salah satu partai politik, tetapi pernah menyampaikan pernyataan resmi bahwa satu-satunya organisasi politik yang mampu memimpin revolusi Indonesia adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Penyataan itu agak mengherankan, sebab Pesindo dan PKI tidak saling terkait. Ditambah lagi Pesindo berhaluan sosialis, bukan komunis. Itu sebabnya, Pesindo sejak awal dirancang sebagai organisasi pemuda yang bisa merangkul seluruh organisasi pemuda lain. Semacam front nasional.”

    MUSABAB.COM: “Ideologi Komunisme dan Sosialisme sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Mereka yang berfaham sosialis belum tentu komunis, tapi berideologi komunis sudah pasti sosialis.



    Perbedaan Sosialisme dan Komunisme.

    Dibawah komunisme, tidak ada yang namanya milik pribadi, semua properti dimiliki bersama, dan setiap orang menerima bagian berdasarkan apa yang mereka butuhkan. Pemerintah pusat memgendalikan semua aspek produksi ekonomi, dan menyediakan kebutuhan dasar warga negara, termasuk makanan, perumahan, perawatan medis, dan pendidikan. Sebaliknya, di bawah sosialisme, individu masih dapat memiliki properti, tetapi produksi industri, atau sarana utama untuk menghasilkan kekayaan, dimiliki dan dikelola secara komunal oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.”

    Kesimpulan

    Hoaks daur ulang. TIDAK terkait PKI, Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) adalah ormas yang berperan aktif ketika revolusi fisik periode 1945-1949.

    Rujukan