• (GFD-2021-7910) [SALAH] Akun WhatsApp Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi “+6281937035653”

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/11/2021

    Berita

    “+6281937035653 : Assalamu’alaikum wr.wbBenar dengan ust. M. Hafidz pengurus Ponspes Shuffah Hizbullah(Wa’alaikumsalam wr wb. Iya betul)Perkenalkan saya Wawako kota Samarinda H. RusmadiSaya mendapatkan amanah dari bapak Wako Samarinda H. Andi HarunBeliau ingin mendonasikan dana bantuan ke seluruh tempat-tempat ibadah dan yayasan yang ada di kota SamarindaDan untuk saat ini donasi bantuan tersebut tertuju kepada Ponpes Shuffah Hizbullah”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun WhatsApp Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi. Akun tersebut menggunakan nama dan foto profil Rusmadi dan akan memberikan bantuan ke sejumlah rumah ibadah dan yayasan.

    Melalui akun Instagram Diskominfo Samarinda (@diskominfo.samarinda), pihak Diskominfo menyatakan bahwa akun WhatsApp tersebut adalah palsu. Lebih lanjut, pihak Diskominfo juga menambahkan jika Pemerintah Kota Samarinda akan membagikan donasi secara resmi hanya dilakukan pemerintah kota bukan secara pribadi.

    Dengan demikian, diharap warga berhati-hati dan bisa melakukan konfirmasi ke Diskominfo Samarinda terkait hal berbau penipuan. Maka akun WhatsApp yang mengatasnamakan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    hasil periksa fakta Rahmah a n ((Uin Sunan Ampel Surabaya)

    Faktanya, melalui akun Instagram @pdiskominfo.samarinda, pihak diskominfo menyatakan bahwa akun Whatsapp tersebut adalah palsu dan warga diimbau untuk berhati-hati dan melaporkan ke Dinas Kominfo Samarinda jika menerima pesan yang berbau penipuan ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7909) [SALAH] Swab PCR Merupakan Cara untuk Melakukan Vaksinasi

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/11/2021

    Berita

    (narasi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Dr. Lorraine Day. Mereka melakukan vaksinasi terhadap kalian dengan menggunakan uji PCR.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi oleh akun Facebook Jessica Raylynn yang mengatakan bahwa tes PCR merupakan cara untuk melakukan vaksinasi. Narasi tersebut juga mengunggah video yang berisikan klaim dari dr. Lorraine Day, salah satu dokter dari Amerika Serikat yang mengatakan bahwa tes PCR merupakan bentuk vaksinasi terselubung.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Kompas, Dr Phionah Atuhebwe dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tes PCR dengan metode swab bertujuan mengambil sampel untuk mendeteksi keberadaan virus corona. Ia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada metode vaksinasi yang dilakukan melalui swab.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook Jessica Raylynn tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. PCR merupakan cara untuk mengambil sampel keberadaan virus Corona, bukan cara untuk vaksinasi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7908) [SALAH] WHO Mengatakan bahwa Menyimpan Ponsel Dekat Kepala dapat Menyebabkan Tumor

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/11/2021

    Berita

    “#LIFESYLE

    KESEHATAN
    [ CACHA NOVITA | FRAKSI ADMIN ]
    5 Bahaya Meletakkan HP Dekat Kepala Saat Tidur
    Salam pengetahuan bagi kita semua!
    Sering terjadi di semua kalangan dan cenderung menyepelekan tanpa memikirkan dampak untuk kedepannya.
    Bahaya meletakkan HP dekat kepala saat tidur mungkin masih sering disepelekan. Padahal, hal ini dapat membuat kamu lebih sulit tidur dan menjadi insomnia. Bahkan, kebiasaan buruk ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
    Menggunakan HP atau samartphone memang sudah menjadi keseharian yang tidak pernah ditinggalkan orang-orang pada zaman ini. Pada saat baru bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur lagi pada malam harinya, banyak orang yang tidak bisa lepas dari HP-nya. Namun, kebiasaan ini harus segera dihindari, apalagi saat akan tidur.
    Bahaya meletakkan HP dekat kepala saat tidur harus kamu hindari. Pada malam hari tentunya kamu harus beristirahat dan menghindar dari berbagai gangguan-gangguan yang dapat membuat tidurmu tidak nyenyak. Apalagi yang membahayakan kesehatan.
    Berikut adalah rangkuman dari bahaya meletakkan hp dekat kepala saat tidur.

    Gangguan Sel Otak
    Bahaya meletakkan HP dekat kepala saat tidur yang pertama adalah dapat menimbulkan gangguan pada sel otak. Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, radiasi HP bisa memengaruhi susunan saraf manusia hingga dapat menyebabkan kanker atau tumor.
    Hal ini bahkan lebih rentan menyerang anak-anak karena kulit kepala dan tengkoraknya lebih tipis daripada orang dewasa, dan lebih rentan terhadap radiasi. Seorang ilmuwan kesehatan lingkungan, mengatakan bahwa paparan radiasi dari handphone dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Sel-sel otak yang rusak membuat risiko terjangkitnya berbagai jenis penyakit meningkat, karena otak adalah pusat pengendalian tubuh.
    Sulit tidur
    HP, tablet, TV, dan gadget lainnya akan memancarkan cahaya biru yang sebuah penelitian menunjukan bahwa cahaya biru tersebut bisa menghambat produksi hormon melatonin.
    Mengurangi Kemampuan Konsentrasi Bahaya meletakkan HP dekat kepala saat tidur juga dapat mengurangi kemampuan konsentrasi. Jika kamu pernah tidur memegang HP atau menaruhnya di bawah bantal tentunya kamu harus benar-benar memerhatikan berbagai dampak buruknya. Biasanya seseorang menaruh HP-nya dekat kepala saat tidur agar dapat diambil dengan cepat. Menurut penelitian, HP jenis apapun yang mengeluarkan radiasi elektromagnetik bisa mempengaruhi kualitas tidur. Efek dari radiasi HP yang mempengaruhi kualitas tidur ini menyebabkan aliran darah yang diarahkan ke otot-otot kamu tidak maksimal. Oleh karena itu, di pagi hari, kamu mungkin akan mengalami kurang konsentrasi, nyeri, dan fokus.
    Mengganggu Ritme Tidur
    Tak hanya itu, ada lagi bahaya terbesar dari tidur dengan smartphone. Dr Charles Czeisler, seorang Profesor Kedokteran yang meneliti ritme tidur dari Harvard University, mengungkap bahwa cahaya yang dipijarkan smartphone juga menyebabkan gangguan ritme alami tubuh seseorang.
    Hal tersebut dapat memanipulasi tubuh manusia sehingga menggangap waktu masih siang, dengan kata lain dapat membuat pengguna mengalami disorientasi waktu.
    Meletakkan HP di Bawah Bantal Menyebabkan Kebakaran
    Meletakkan HP di bawah bantal, apalagi saat sedang mengisi daya baterai harus segera dihindari. Kasus HP terbakar atau meledak memang sudah banyak disebarkan pada media massa. Oleh karena itu kamu harus benar-benar memperhatikannya.
    Dalam beberapa kasus memang ada ponsel yang tidak sampai meledak, tapi bagaimanapun, menaruh ponsel di bawah bantal sambil mengisi daya baterai sangat tidak disarankan. Pasalnya, secara logika ponsel dalam kondisi mengisi daya baterai akan cenderung cepat panas saat ditaruh di tempat yang tertutup seperti bantal, selimut, ataupun bahan tebal lainnya sehingga berisiko memicu kebakaran.
    Nah dari semua rangkuman di atas, sebaiknya mulai dari sekarang taruh HP kalian jauh dari jangkauan otak saat hendak tidur. Untuk mengurangi resiko diatas agar otak berjalan normal lagi.
    Semoga bermanfaat!
    Sr; https://mliputan6com/hot/read/4209815/5-bahaya-meletakkan-hp-dekat-kepala-saat-tidur
    Ikuti terus platform Ruang Pengetahuan di:🏷YouTube:https://youtube.com/channel/UCzin4w9oseYEMDYZDyjfkeQ🏷Telegram:https://t.me/GroupRuangPengetahuan🏷Line: https://line.me/ti/g2/z77WxnlcvBvBPqMNzOOb_Q?utm_source=invitation&utm_medium=link_copy&utm_campaign=default🏷Discord:https://dsc.gg/ruangpengetahuan🏷Instagram:https://www.instagram.com/ruangpengetahuanid/🏷Website:www.ruangpengetahuan.net🏷TikTok Ruang Pengetahuan:tiktok.com/@ruangpengetahuan_🏷Podcast Ruang Pengetahuan:https://open.spotify.com/user/31mic2lgy36rp2sersts5i5b6p5u?si=TZsbxbkhQ_ylxJaCMERTIQhttps://anchor.fm/ruang-pengetahuan.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui grup Facebook Ruang Pengetahuan oleh CACHA NOVITA yang menjelaskan bahaya dari menyimpan ponsel genggam dekat kepala saat sedang tidur. Klaim dari narasi tersebut mengatakan bahwa WHO mengeluarkan pernyataan bahwa menyimpan ponsel genggam dekat kepala dapat memengaruhi susunan syaraf manusia dan menyebabkan tumor atau kanker.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman resmi WHO, penelitian internasional bernama International Agency for Research on Cancer (IARC) mengatakan bahwa tidak ada penambahan tumor atau kanker otak yang disebabkan oleh penggunaan ponsel genggam selama sepuluh tahun terakhir. Dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa terdapat indikasi peningkatan risiko kanker atau tumor pada 10% peringkat teratas dalam penggunaan ponsel terlama. Namun indikasi tersebut masih bias, karena indikasi tersebut tidak bertambah dengan penggunaan ponsel yang lebih lama. Sehingga untuk mengatakan bahwa menyimpan ponsel dekat kepala saat tidur dapat menyebabkan kanker atau tumor masih membutuhkan penelitian lebih dalam lagi.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah pada grup Facebook Ruang Pengetahuan oleh akun Cacha Novita tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Hingga saat ini, WHO belum mengeluarkan pernyataan bahwa paparan radiasi ponsel genggam dapat menyebabkan tumor.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7907) [SALAH] Aliansi Dokter Dunia Mengatakan Bahwa Varian Delta Tidak Ada

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 28/11/2021

    Berita

    “Aliansi dokter dunia menyatakan bahwa VARIAN DELTA (INDIA) TIDAK ADA”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui grup Facebook Penipuan CORONA Yg Menyesatkan oleh akun Agung Sedayu yang mengatakan bahwa Covid-19 varian delta tidak ada. Video tersebut juga menyantumkan sebuah video yang mengatakan bahwa varian delta hanyalah politik ketakutan yang merampas kebebasan.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Kompas, Epidemiolog asal Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Bayu Satria Wiratama mengatakan bahwa varian delta terbukti ada dan berasal dari India. WHO mengatakan bahwa varian tersebut berasal dari India, hanya saja penamaannya diganti sehingga tidak terikat satu negara.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah pada grup Facebook Penipuan CORONA Yg Menyesatkan oleh akun Agung Sedayu tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Kompas, Epidemiolog asal Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Bayu Satria Wiratama mengatakan bahwa varian delta terbukti ada dan berasal dari India.

    Rujukan