(GFD-2020-8052) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Menteri Agama Izinkan Salat Tarawih dan Buka Bersama Saat Pandemi Corona?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 20/04/2020
Berita
Narasi bahwa Menteri Agama Fachrul Razi mengizinkan salat tarawih dan buka bersama saat Ramadan di tengah pandemi virus Corona Covid-19 beredar di media sosial. Narasi itu terdapat dalam sebuah artikel yang berjudul "Alhamdulillah, Menteri Agama Bolehkan Pelaksanaan Salat Tarawih, Buka Bersama Saat Ramadan".
Artikel itu berasal dari blog yang bernama Resep Masakan ID. Dalam artikel itu disebutkan bahwa informasi tersebut berasal dari siaran pers Fachrul yang viral di grup-grup percakapan WhatsApp. Dalam pesan berantai itu, disertakan pula video Fachrul yang menyatakan bahwa salat tarawih dan buka bersama tetap bisa dilaksanakan.
Menurut artikel itu, dalam video tersebut, Fachrul mengimbau semua masjid untuk menyiapkan sabun serta antiseptik agar jamaah bisa mencuci tangan dan terjaga dari penularan virus Corona Covid-19. Fachrul pun mengatakan, "Memasuki bulan Ramadan ini kami sepakat salat tarawih dan buka bersama tetap diadakan kecuali ada perubahan-perubahan yang membuat situasi menjadi sangat jelek. Dan mudah-mudahan itu tidak terjadi."
Tautan artikel ini pun diunggah di halaman Resep Masakan.id pada 19 April 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 800 kali dan dibagikan lebih dari 5.300 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan halaman Facebook Resep Masakan.id.
Apa benar Menteri Agama Fachrul Razi mengizinkan salat tarawih dan buka bersama saat Ramadan di tengah pandemi virus Corona Covid-19?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa Menteri Agama Fachrul Razi mengizinkan salat tarawih dan buka bersama saat Ramadan di tengah pandemi virus Corona Covid-19 telah beredar sejak awal April 2020 lalu. Saat itu, beredar sebuah potongan video Fachrul yang mengizinkan salat tarawih bersama saat bulan Ramadan.
Namun, berdasarkan penjelasan dari situs resmi Kementerian Agama, potongan video tersebut merupakan penggalan wawancara Fachrul dengan media usai mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam kegiatan bersih-bersih di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 13 Maret 2020.
Salah satu media yang pernah mempublikasikan video wawancara itu adalah BeritaSatu. Video yang berjudul "Ada Corona, Menag Pastikan Agenda Ramadan Berjalan Normal" tersebut diunggah ke YouTube pada 13 Maret 2020. Dalam keterangannya, BeritaSatu menulis, "Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau seluruh warga untuk menjaga kebersihan saat beribadah. Terkait ibadah di Bulan Ramadan, tetap berlangsung normal hingga ada perubahan resmi."
Ketika itu, Fachrul memberikan penjelasan: "Yang lainnya kami garis bawahi juga masalah pengambilan air wudu, betul-betul diyakinkan air itu mengalir dengan baik. Kemudian, di tiap-tiap tempat wudu itu kami siapkan sabun dan antiseptik. Mudah-mudahan dengan itu akan menjadi lebih baik. Penularan penyakit peluangnya menjadi lebih kecil. Kemudian hal lain, kami ingin informasikan juga bahwa sebentar lagi akan Ramadan. Kami sepakat Ramadan tarawih maupun buka puasa bersama tetap kita adakan sebagaimana biasa, kecuali ada perubahan-perubahan yang membuat situasinya menjadi sangat jelek, mudah-mudahan tidak terjadi, maka kami akan ambil langkah-langkah lain yang lebih baik."
Gambar tangkapan layar video di kanal YouTube BeritaSatu yang memuat wawancara dengan Menteri Agama Fachrul Razi.
Sekitar tiga pekan kemudian, Menteri Agama Fachrul Razi meneken surat edaran terkait panduan ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah di tengah pandemi virus Corona Covid-19. Dalam surat tertanggal 6 April 2020 itu, Fachrul mengimbau umat muslim untuk melakukan salat tarawih dan tadarus di rumah serta tidak melakukan sahur on the roaddanifthar jama'iatau buka puasa bersama.
Berikut ini panduan pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadan dalam surat edaran yang ditujukan bagi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis seluruh Indonesia tersebut:
1. Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah;2. Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahuron the roadatauifthar jama’i(buka puasa bersama);3. Salat tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah;4. Tilawah atau tadarus Al Quran dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al Quran;5. Buka puasa bersama, baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid, maupun musala ditiadakan;6. Peringatan Nuzulul Quran dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid, maupun musala ditiadakan;7. Tidak melakukan iktikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadan di masjid atau musala;8. Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya;9. Agar tidak melakukan kegiatan sebagai berikut:a. Salat tarawih keliling (tarling);b. Takbiran keliling, kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid atau musala dengan menggunakan pengeras suara;c. Pesantren kilat, kecuali melalui media elektronik.10. Silaturahim atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri bisa dilakukan melalui media sosial danvideo callatauconference.
Dikutip dari situs Kompas.com, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin juga mengimbau masyarakat untuk melaksanakan ibadah tarawih di rumah masing-masing selama bulan Ramadan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus Corona Covid-19.
"Jangan sampai kita menjemput bahaya, kita berkerumun di suatu tempat, termasuk di tempat-tempat ibadah. Itu sangat berpotensi untuk kita membahayakan diri kita dan juga orang lain," ujar Kamaruddin dalam keterangan resminya pada 17 April 2020.
Kamaruddin mengatakan, sebagai umat muslim, ia memahami dan menyadari betapa penting dan mulianya ketika beribadah di masjid. Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat diwajibkan untuk tetap berada di rumah, termasuk untuk beribadah.
Menurut Amin, kualitas ibadah umat Islam tidak akan berkurang dengan beribadah di rumah. "Kualitas ibadah kita tidak hanya ditentukan oleh lokasi kita beribadah. Yang tidak kalah penting, kualitas ibadah kita ditentukan oleh keikhlasan, kekhusyukan, dan kesucian jiwa kita," katanya.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam artikel di blog Resep Makanan ID di atas, bahwa Menteri Agama Fachrul Razi mengizinkan salat tarawih dan buka bersama saat Ramadan di tengah pandemi virus Corona Covid-19, menyesatkan. Video yang digunakan untuk menyebarkan klaim itu merupakan video pada 13 Maret 2020. Pada 6 April 2020, Fachrul telah menerbitkan surat edaran yang berisi imbauan agar umat muslim melakukan salat tarawih dan tadarus di rumah serta tidak melakukan sahur on the road dan ifthar jama'i atau buka puasa bersama.
IBRAHIM ARSYAD
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.resepmasakanid.xyz/2020/04/paaddang-virus-corona-yang-telah-memasuki.html?m=1&fbclid=IwAR0WPOqIkRfsRjXpexcyAVPy01OREMceM8_czWl0hLgTdsg0UzeOzUDw01U
- http://archive.ph/XzhWn
- https://kemenag.go.id/berita/read/513141
- https://www.youtube.com/watch?v=zqLAb28UEsg
- https://kemenag.go.id/home/artikel/43328/surat-edaran-menteri-agama-nomor-6-tahun-2020-tentang-panduan-ibadah-ramadan-dan-idul-fitri-1-syawal-1441h-di-tengah-pandemi-wabah-covid-19
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/17/191036065/berikut-imbauan-kemenag-soal-pelaksanaan-ibadah-ramadhan-di-tengah-pandemi
(GFD-2020-8051) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Luhut Perintahkan TNI-Polri Tangkap Pemda yang Tutup Bandara di Tengah Pandemi Corona?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 20/04/2020
Berita
Gambar tangkapan layar yang berisi narasi bahwa Menteri Perhubungan Ad Interim, Luhut Binsar Pandjaitan, memerintahkan TNI-Polri tangkap pemerintah daerah yang tutup bandara beredar di media sosial di tengah pandemi virus Corona Covid-19. Di Facebook, gambar tangkapan layar itu dibagikan salah satunya oleh akun Ahmad Muhajir, yakni pada 17 April 2020.
Dalam gambar tangkapan layar itu, terdapat tautan sebuah artikel yang berjudul "Luhut Minta Panglima TNI dan Kapolri Kawal Bandara, Jangan Sampai Ditutup Pemda". Selain itu, terdapat narasi yang disebut berasal dari pernyataan Luhut, yakni:
Tangkap kalau ada yang melawan. Jangan ada yang kurang ajar sama saya dan pada pemerintah pusat.
LBP: "Negara ini Dalam Kekuasaan saya..." Kamu Mau apa... Saya Akan Buldozer Siapapun yang Ganggu Ahok, China Dan Kelompok Saya. Siapapun Dia. Ini Bisnis dan Investasi Lebih Penting Dari Hidup Kalian.
Akun Ahmad Muhajir pun menuliskan narasi, "Pedasnya Level 10. Se Indonesia Nggak Punya Nyali. Ngelawan Kakek Tua." Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah dikomentari lebih dari 100 kali dan dibagikan lebih dari 200 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ahmad Muhajir.
Apa benar Luhut memerintahkan TNI-Polri tangkap pemda yang tutup bandara di tengah pandemi Corona?
Hasil Cek Fakta
Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri sumber dari artikel yang berjudul "Luhut Minta Panglima TNI dan Kapolri Kawal Bandara, Jangan Sampai Ditutup Pemda" dalam gambar tangkapan layar tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa artikel itu pernah dimuat oleh situs Bizlaw.id pada 7 April 2020.
Namun, setelah artikel tersebut dibaca secara menyeluruh, tidak ditemukan informasi bahwa Luhut memerintahkan TNI-Polri untuk menangkap pemda yang menutup bandara di tengah pandemi Corona. Justru, menurut artikel itu, Luhut meminta dukungan seluruh pemda serta TNI-Polri untuk memastikan bandara, pelabuhan, terminal, dan stasiun tetap beroperasi.
Dalam artikel tersebut, tidak ditemukan pula pernyataan dari Luhut bahwa, "Negara ini dalam kekuasaan saya. Kamu mau apa? Saya akan buldozer siapa pun yang ganggu Ahok, Cina, dan kelompok saya. Siapa pun dia. Ini bisnis dan investasi lebih penting dari hidup kalian."
Tempo pun mencari pemberitaan dari media kredibel mengenai permintaan Luhut kepada pemda serta TNI-Polri terkait pengoperasian layanan transportasi tersebut. Dilansir dari Liputan6.com, permintaan Luhut tersebut tertuang dalam Surat Menteri Perhubungan Nomor PL. 001/1/4 PHB 2020 yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri pada 6 April 2020.
Terdapat 8 tembusan dalam surat tersebut, antara lain kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Menteri Badan Usaha Milik Negara; Panglima TNI; Kapolri; dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Dalam rangka memberikan kepastian terhadap pelayanan transportasi nasional tetap berjalan, maka Kementerian Perhubungan mengharapkan dukungan dan kerjasama seluruh Pemerintah Daerah, TNI dan Polri serta stakeholder terkait untuk bersama-sama memastikan agar pelayanan transportasi di wilayah operasional Bandar Udara, Pelabuhan, Terminal, Stasiun dan prasarana transportasi lainnya dapat tetap berjalan," demikian permintaan Luhut yang tertulis dalam surat tersebut.
Operasional seluruh sarana transportasi itu, kata Luhut, tetap dapat berjalan dengan mengoptimalkan pengawasan serta mengacu pada protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran virus Corona Covid-19. "Berkenaan dengan hal tersebut di atas, mohon dikiranya Menteri (Dalam Negeri) dapat menyampaikan kebijakan tersebut kepada Kepala Daerah di seluruh Indonesia serta menghimbau agar tidak melakukan penutupan fasilitas transportasi yang berada pada wilayahnya," ujar Luhut.
Dilansir dari Bisnis.com, Luhut melayangkan surat itu setelah beberapa pemda, seperti Papua dan Kalimantan Timur, menutup sarana transportasi guna memutus rantai penyebaran virus Corona Covid-19. Berdasarkan regulasi, sarana transportasi tersebut merupakan obyek vital nasional sehingga penutupannya menjadi kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Dalam surat itu, Luhut menyatakan pengawasan dan pengamanan serta penutupan atau penghentian operasional sarana transportasi oleh pemda harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. "Kemenhub mengharapkan dukungan dan kerja sama seluruh pemerintah daerah, TNI dan Polri serta stakeholder untuk bersama-sama memastikan agar pelayanan transportasi di wilayah operasional dapat tetap berjalan," ujar Luhut.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa Luhut memerintahkan TNI-Polri tangkap pemda yang tutup bandara di tengah pandemi virus Corona Covid-19 adalah klaim yang menyesatkan. Dalam pemberitaan di media kredibel, tidak ditemukan informasi bahwa Luhut memerintahkan TNI-Polri untuk menangkap pemda yang menutup bandara. Justru, Luhut meminta dukungan seluruh pemda serta TNI-Polri untuk memastikan bandara, pelabuhan, terminal, dan stasiun tetap beroperasi di tengah pandemi Corona.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/Wl0nh
- https://bizlaw.id/read/20584/Luhut-Minta-Panglima-TNI-dan-Kapolri-Kawal-Bandara-Jangan-Sampai-Ditutup-Pemda
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/4220960/menko-luhut-larang-bandara-hingga-terminal-tutup-meski-ada-corona
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20200406/98/1223243/corona-mewabah-luhut-perintahkan-bandara-hingga-pelabuhan-tetap-beroperasi
(GFD-2020-8050) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Terjadi Bentrok TNI-Polri di Papua yang Dipicu oleh Masuknya TKA Cina Ilegal?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 17/04/2020
Berita
Akun Facebook Nomost mengunggah sebuah poster berlogo situs media CNN Indonesia pada 16 April 2020. Poster itu berisi informasi tentang bentrok antara TNI penjaga perbatasan dengan Polri di Papua. Menurut poster tersebut, bentrokan itu dipicu oleh masuknya tenaga kerja asing (TKA) Cina ilegal di perbatasan.
Di bagian atas poster itu, tertulis judul "Bentrok Baku Tembak antara TNI Penjaga Perbatasan dengan Polri di Papua". Terdapat pula dua foto yang diklaim sebagai foto TKA Cina ilegal yang memicu bentrokan TNI-Polri serta sebuah gambar tangkapan layar video berlogo CNN Indonesia yang menampilkan berita berjudul "Bentrok Oknum TNI-Polri".
Poster ini juga berisi empat paragraf yang berisi kronologi bentrokan tersebut. Bentrokan itu diklaim berawal saat prajurit TNI berpatroli di perbatasan dan memergoki adanya TKA Cina ilegal yang masuk. Prajurit TNI pun menahan 139 TKA Cina tersebut. Tak lama kemudian, polisi datang dan mereka terlibat adu mulut. Bentrokan kemudian terjadi.
Akun Nomost juga memberikan narasi pada unggahannya itu, yakni, "Ketahuan siapa yang melindungi TKA CINA. Bravo TNI. Tembak semua hingga mati penghinat bangsa ini." Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Nomost tersebut telah dibagikan lebih dari 300 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Nomost.
Artikel ini akan berisi pemeriksaan terhadap dua hal:
Hasil Cek Fakta
Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri gambar tangkapan layar video berlogo CNN Indonesia dalam poster di atas. Namun, ketika dimasukkan kata kunci sesuai judul video berita yang tertera, yakni "Bentrok Oknum TNI-Polri", ke kanal YouTube CNN Indonesia, hasilnya nihil. CNN Indonesia tidak pernah menyiarkan video tersebut.
Tempo justru menemukan bahwa video itu merupakan tayangan program Kabar Pagi yang disiarkan oleh tvOne pada 12 April 2020. Hal itu terlihat dari kesamaan logo Kabar Pagi, juru bahasa isyarat, serta cuplikan video pada detik ke-55. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa gambar tangkapan layar video dalam poster di akun Nomost telah disunting dengan menambahkan logo CNN Indonesia untuk menutup logo tvOne.
Gambar tangkapan layar video berita tvOne tentang bentrokan TNI-Polri di Papua.
Selanjutnya, Tempo melakukan pencarian di situs media CNN Indonesia mengenai berita terkait. Hasilnya, CNN Indonesia hanya pernah memuat satu berita tentang bentrok TNI-Polri dengan judul "3 Polisi Tewas dalam Bentrokan Polri dan TNI di Mamra Papua" pada 12 April 2020. Setelah berita itu dibaca secara menyeluruh, tidak ditemukan informasi bahwa bentrokan itu dipicu oleh masuknya 139 TKA Cina ilegal di Papua.
Dalam berita itu, CNN Indonesia memuat keterangan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab. Ia mengatakan bahwa bentrokan itu terjadi karena kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail duduk perkara insiden tersebut. Saat ini, insiden itu sedang diinvestigasi oleh tim bentukan Pangdam Cenderawasih bersama Kepala Polda Papua.
Terkait foto
Tempo juga menelusuri dua foto yang terdapat dalam poster tersebut yang diklaim sebagai 139 TKA Cina yang diselundupkan ke Papua. Hasilnya, kedua foto itu merupakan foto peristiwa yang sudah terjadi jauh sebelumnya. Foto itu pun tidak diambil di Papua.
Foto ini adalah foto 35 WNA asal Cina yang ditahan oleh petugas Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 11 Januari 2016. Mereka ditangkap saat beraktivitas di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sambelia, Lombok Timur, NTB.
Sumber: Kompas.com
Foto ini adalah foto TKA Cina yang tiba di Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 24 April 2018. Mereka akan bekerja di sejumlah lokasi di Sulawesi Tenggara, terutama di perusahaan-perusahaan pemilik pabrik nikel.
Sumber: iNews.id
Bukan TKA penyebab bentrok TNI-Polri di Papua pada 12 April 2020
Tempo tidak menemukan pemberitaan yang menyebut bentrok TNI-Polri di Kasonaweja, Mamberamo Raya, Papua, dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal.
Berdasarkan arsip berita Koran Tempo, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan pertikaian itu berawal dari urusan sewa motor sehari sebelum kejadian. Saat itu, anggota Polres Mambero Raya menyewa motor tukang ojek yang mangkal di dekat Markas Batalion Infanteri 755/Yalet. Dalam perjanjian antara mereka, motor hanya disewa satu jam. Tapi ternyata motor itu disewa hingga tiga jam sebelum keributan.
Saat keributan terjadi, anggota Yonif 755 berusaha melerai. Tapi keributan justru meluas dengan melibatkan TNI dan Polri. Selanjutnya, polisi tersebut melapor ke Polres Mambero. Sejumlah anggota Polres Mambero Raya pun mendatangi markas Yonif 755. Kemudian, terjadi baku tembak antara polisi dan TNI. Insiden ini mengakibatkan tiga anggota Polres Mambero tewas tertembak.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam poster unggahan akun Nomost, bahwa terjadi bentrok TNI-Polri di Papua yang dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal, keliru. CNN Indonesia tidak pernah menayangkan video, foto, ataupun berita sebagaimana yang tercantum dalam poster tersebut. Bentrok TNI-Polri di Papua itu pun, yakni pada 12 April 2020, bukan dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal, melainkan urusan sewa motor.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/XLxWK
- https://www.youtube.com/watch?v=SX2PtKiUod8
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200412125333-20-492748/3-polisi-tewas-dalam-bentrokan-polri-dan-tni-di-mamra-papua
- https://regional.kompas.com/read/2016/01/11/20260821/Imigrasi.Mataram.Amankan.35.Pekerja.Asing.Asal.China
- https://regional.inews.id/berita/heboh-ratusan-tenaga-kerja-asing-asal-tiongkok-menyerbu-sultra
- https://koran.tempo.co/read/nasional/451825/baku-tembak-karena-urusan-sepeda-motor
(GFD-2020-8049) [Fakta atau Hoaks] Benarkah FBI Gerebek Sinagoge Yahudi di New York yang Timbun Masker N95?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 17/04/2020
Berita
Video yang diklaim sebagai video penggerebekan sebuah sinagoge atau rumah ibadah kaum Yahudi di New York, Amerika Serikat, beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertai video itu, sinagoge tersebut digerebek oleh Biro Investigasi AS atau FBI karena dipakai untuk menimbun ribuan masker N95.
Video itu diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman pada 7 April 2020. Akun ini menulis narasi, "FBI menggrebek sinagoge (tempat ibadah) Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan Masker yang diperlukan sangat di rumah sakit, semuanya masker jenis N95. Ini adalah moral mereka yang dikenal sejak zaman kuno."
Hingga artikel ini dimuat, video berdurasi 2 menit 42 detik yang diunggah oleh akun Ayesha Rahman tersebut telah ditonton lebih dari 4 ribu kali dan dibagikan lebih dari 300 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ayesha Rahman.
Apa benar video di atas adalah video penggerebekan FBI terhadap sebuah sinagoge Yahudi di New York yang dipakai untuk menimbun ribuan masker N95?
Hasil Cek Fakta
Untuk memeriksa klaim yang diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Kemudian, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolYandex.
Hasilnya, video yang sama pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Euro News Amateur pada 1 April 2020. Video tersebut diberi keterangan "FBI agents return thousands of N95 masks stolen from the hospital(Agen FBI mengembalikan ribuan masker N95 yang dicuri dari rumah sakit)".
Video serupa dari lokasi yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube milik media asing ABC News pada 2 April 2020 dengan judul "Authorities remove almost a million N95 masks and other supplies from alleged hoarder(Pihak berwenang menyita hampir satu juta masker N95 dan persediaan lainnya dari seseorang yang diduga penimbun)".
Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube ABC News.
Menurut ABC News, pihak berwenang menyita sekitar 192 ribu masker respirator N95, sekitar 600 ribu sarung tangan medis, 130 ribu masker bedah, masker prosedur, masker N100, pakaian bedah, handuk disinfektan, filter partikel, hand sanitizer, dan semprotan disinfektan setelah seorang pria asal Brooklyn, sebuah wilayah di New York, ditangkap atas dugaan penimbunan peralatan medis.
Sebuah foto yang diambil di lokasi penggerebekan di Brooklyn itu juga pernah dimuat oleh situs media NY Daily News pada 30 Maret 2020. Foto itu diberi keterangan "FBI menggerebek rumah Baruch Feldheim". Menurut berita yang memuat foto itu, Feldheim, 43 tahun, adalah pria asal Brooklyn yang mengaku menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan agen FBI yang menggerebek rumahnya.
Feldheim juga berbohong kepada FBI tentang alat perlindungan diri (APD) yang dia timbun untuk menghasilkan uang. Karena itu, Feldheim didakwa telah menyerang pejabat federal dan membuat pernyataan palsu kepada penegak hukum. Menurut jaksa penuntut, Feldheim telah menimbun respirator N95, masker bedah, pakaian medis, dan alat disinfektan, lalu menjualnya ke para profesional perawatan kesehatan dengan harga yang tinggi.
Penangkapan Feldheim bermula ketika seorang dokter di New Jersey menghubunginya melalui grup WhatsApp yang bernama "Virus2020!". Feldheim pun setuju untuk menjual sekitar 1.000 masker N95 dan berbagai peralatan lainnya kepada dokter itu dengan harga US$ 12 ribu, jauh lebih tinggi sekitar 700 persen dari harga normal.
Kemudian, Feldheim menyuruh dokter itu mengambil pesanannya ke sebuah bengkel mobil di Irvington, New Jersey. Menurut dokter tersebut, bengkel tersebut dipenuhi dengan berbagai produk, seperti hand sanitizer, tisu basah, bahan kimia pembersih, dan perlengkapan bedah. Setelah itu, Feldheim memberi tahu dokter tersebut bahwa dia terpaksa memindahkan berbagai produk itu ke lokasi lain.
Beberapa hari kemudian, Feldheim diduga menawarkan sejumlah pakaian bedah kepada seorang perawat, dan mengarahkan perawat itu ke kediamannya di Brooklyn. Pada 25 Maret 2020, Feldheim juga menerima kiriman dari Kanada yang berisi delapan palet masker bedah. Dua hari kemudian, FBI mendapati sebuah kardus kemasan masker N95 yang sudah kosong di luar rumah Feldheim. FBI juga melihat beberapa orang yang, ketika pergi dari rumah Feldheim, membawa kotas atau tas yang diduga berisi peralatan medis.
Ketika FBI mendatangi rumahnya dan bertanya tentang peralatan medis itu, Feldheim mengaku bahwa ia menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan para agen. Jaksa penuntut juga mengatakan bahwa Feldheim telah berbohong dan mengaku kepada FBI bahwa ia bekerja untuk perusahaan yang menjual APD.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video penggerebekan FBI terhadap sebuah sinagoge Yahudi di New York yang dipakai untuk menimbun ribuan masker N95, menyesatkan. Video itu memang memperlihatkan penggerebekan FBI terkait kasus penimbunan ribuan masker N95 serta perlengkapan medis lainnya. Namun, penggerebekan itu terjadi di rumah seorang pria asal Brooklyn, Baruch Feldheim, bukan di sinagoge atau tempat ibadah orang Yahudi.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://web.facebook.com/ayesha.greenisa.rahman/videos/3908703552503166/
- https://www.youtube.com/watch?v=RnZdPEi8xFQ
- https://www.youtube.com/watch?v=MmNqXaGuo2k
- https://abcnews.go.com/Politics/medical-supplies-seized-alleged-price-gouger-distributed-hospitals/story?id=69938363
- https://www.nydailynews.com/news/villian-selling-coronavirus-supplies-20200330-ppda2n5zoza6fcingzk3lvagha-story.html
Halaman: 4468/5897