• (GFD-2023-11569) [SALAH] Tentara Australia Menyerah kepada Pasukan Indonesia

    Sumber: Youtube
    Tanggal publish: 26/01/2023

    Berita

    Channel YouTube JENDERAL (https://www.youtube.com/@jenderal538) pada 27 Desember 2022 mengunggah video dengan klaim bahwa sebanyak 41 orang tentara Australia memilih untuk menyerah kepada pasukan militer Indonesia. Kabar mundurnya tentara Australia itu dikonfirmasi langsung oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Letnan Jenderal Igor Konashenkov. Menurut Konashenkov, sekitar 2.000 tentara Australia terjebak di perbatasan Indonesia tanpa pasokan logistik dan amunisi. Selain itu, komunikasi tentara Australia dengan komando militernya juga telah terputus, sehingga dapat dipastikan jika militer Australia tidak bisa menghadapi serangan dari Indonesia dan Rusia.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran, faktanya narasi yang dibacakan dalam unggahan tersebut merupakan hasil suntingan karena narator hanya membaca ulang artikel milik viva.co.id dengan mengubah subjek yang diberitakan. Artikel asli dengan judul “Takut Mati, Puluhan Tentara Ukraina Pilih Menyerah Pada Pasukan Rusia” telah diunggah pada Sabtu, 25 Juni 2022. Dalam artikel tersebut, tertulis jika tentara Ukraina-lah yang menyerah pada pasukan Rusia, bukan tentara Australia yang menyerah pada pasukan Indonesia.


    Kesimpulan

    Unggahan video dengan klaim bahwa tentara Australia menyerah kepada pasukan Indonesia merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, narator hanya membaca ulang artikel milik viva.co.id dengan judul “Takut Mati, Puluhan Tentara Ukraina Pilih Menyerah Pada Pasukan Rusia”.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11568) [SALAH] Bahaya Parah yang Dilakukan Vaksin Covid-19 pada Otak

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 26/01/2023

    Berita

    Akun Twitter 𝕎𝕠𝕟𝕘 ℕ𝕕𝕖𝕤𝕠 (@Angon_Kebo77) pada tanggal 12 Januari 2023 membuat cuitan dengan klaim bahwa Dr Vernon Coleman menjelaskan bahaya parah yang dilakukan Vaksin Covid-19 pada Otak. Akun tersebut juga mengutip pernyataan Dr. Vernon Coleman dengan narasi: “Ini adalah video paling menakutkan yang pernah saya buat dan mungkin video paling menakutkan yang pernah dibuat siapa pun. Dan itu semua benar.”

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari artikel CNN Indonesia, informasi mengenai vaksin Covid-19 bisa merusak otak manusia merupakan hoaks. Bimo A. Tejo, Associate Professor dan Peneliti Kimia Farmasi Universiti Putra Malaysia mengatakan bahwa virus yang menyerang otak memang ada, namun bukan karena vaksin atau kandungan aluminium. Semua vaksin yang sudah mendapat izin edar berarti sudah lolos uji klinis. Adapun kandungan garam aluminium dalam vaksin kecil sekali sehingga tidak berbahaya bagi otak. Hingga saat ini belum ada yang bisa membuktikan vaksin yang mengandung aluminium bisa menyerang otak manusia.

    Berdasarkan artikel dari Wikipedia, Vernon Coleman merupakan seorang ahli teori konspirasi Inggris, aktivis anti vaksinasi, penyangkal AIDS, blogger dan novelis yang menulis tentang isu yang berkaitan dengan kesehatan manusia, politik dan hewan.
    Dilansir dari artikel Alodokter yang berjudul “Macam-Macam Infeksi Otak dan Faktor Risikonya” diterangkan bahwa ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi otak yaitu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV/AIDS, efek samping kemoterapi, diabetes, kecanduan alkohol atau penyalahgunaan obat terlarang, terdapat infeksi pada gigi dan rongga sinus, belum mendapatkan vaksinasi, mengalami cedera kepala, serta berusia lebih dari 60 tahun.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Informasi bahwa vaksin Covid-19 berbahaya bagi otak adalah sesat, tidak ada bukti yang menyatakan kebenaran klaim tersebut. Faktanya, vaksin Covid-19 sudah diuji secara klinis sebelum diedarkan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11567) [SALAH] PERCEPAT KIAMAT AUSTRALIA…! RUSIA DAN SEKUTU ANCAM TEMBAK JATUH SATELIT KOMERSIAL MILIK BARAT

    Sumber: Youtube
    Tanggal publish: 26/01/2023

    Berita

    Akun Youtube DINDING PERTAHANAN menggunggah video pada 23 Januari 2023 dengan judul “PERCEPAT KIAMAT AUSTRALIA…! RUSIA DAN SEKUTU ANCAM TEMBAK JATUH SATELIT KOMERSIAL MILIK BARAT”. Video tersebut berisi beberapa kumpulan video pertempuran dan pertemuan diplomasi dengan narasi bahwa Rusia akan mengerahkan bantuan untuk Indonesia dalam konflik Pulau Pasir dengan Australia, dalam video disebutkan juga bahwa Australia didukung oleh negara-negara Barat dalam konflik ini.

    Hasil Cek Fakta

    Salah satu video yang dicuplik adalah video serangan artileri yang diunggah oleh akun Youtube resmi Kementerian Pertahanan Rusia pada tanggal 15 September 2021.

    Video pertemuan Vladimir Putin dan Joko Widodo yang ditampilkan sebenarnya merupakan video kunjungan Jokowi ke Rusia dalam rangka misi damai. Video diunggah oleh akun Youtube KOMPASTV pada tanggal 30 Juni 2022 dengan judul “Pertemuan Presiden Jokowi dan Vladimir Putin, Pengamat: Strategi Diplomasi Mereka Luar Biasa”.

    Hasil penelusuran menujukkan bahwa video merupakan hasil editan dari beberapa video yang dikumpulkan jadi satu dengan narasi yang tidak sesuai. Tidak ada peperangan ataupun dukungan dari sekutu dalam konflik Pulau Pasir antara Indonesia dan Australia seperti yang dinarasikan dalam video.

    Kesimpulan

    Konten yang dimanipulasi. Video yang diunggah merupakan video yang diunggah Kementerian Pertahanan Rusia dan kunjungan presiden Jokowi ke Rusia dengan misi damai yang tidak ada kaitannya dengan konflik Pulau Pasir seperti yang dinarasikan dalam video.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11566) [SALAH] Video “vaksin Pfizer adalah vaksin yang tidak efektif”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 25/01/2023

    Berita

    Beredar video CEO Pfizer Albert Bourla yang dihadang dan ditanyai oleh sejumlah orang ketika sedang berjalan di sebuah jalan di Davos, Swiss.

    Pada detik ke 0:40, seseorang di video itu bertanya ke Albert Bourla dengan pertanyaan sebagai berikut:

    “”Is it time to apologise to the world, sir? To give refunds to the countries that borrowed their money into a vaccine that doesn’t work. An ineffective vaccine. Are you not ashamed of what you’ve done in the last couple of years?” atau yang jika diterjemahkan:

    “Apakah sudah waktunya untuk meminta maaf kepada dunia, Pak? Untuk memberikan pengembalian uang kepada negara-negara yang meminjam uang mereka ke dalam vaksin yang tidak berfungsi. Vaksin yang tidak efektif. Apakah Anda tidak malu dengan apa yang telah Anda lakukan dalam beberapa tahun terakhir?”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa vaksin Pfizer merupakan vaksin yang tidak berfungsi atau tidak efektif merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yang terbit pada 12 Mei 2022 menyatakan bahwa efektivitas vaksin booster Pfizer setelah dua sampai empat minggu berada di angka 65 sampai 75%.

    Dikutip dari artikel berjudul “[SALAH] Efektivitas Vaksin Pfizer Hanya Sebesar 12%” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 29 Juni 2022, artikel Covid-19 Data Sciene berjudul “Do the recent 80k pages of Pfizer documents released really show vaccine efficacy was only 12%?” yang ditulis oleh Jeffrey Morris mengungkapkan bahwa klaim efektivitas vaksin Pfizer hanya sebesar 12% didasari oleh investigasi Sonia Elijah di Substack pada 4 April 2022. Namun, investigasi tersebut menyesatkan tanpa pengujian ilmiah dan hanya didasari dari interpretasi dokumen lama bulan Desember 2020.

    Mengutip dari Full Fact, uji klinis awal pada April 2021 menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin Pfizer adalah 95% di antara peserta uji coba yang sebelumnya tidak dites positif Covid-19, dan 94,6% untuk mereka yang sudah dan belum dites positif sebelum 7 hari setelah menerima dosis kedua mereka.

    Namun, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan bahwa vaksin Pfizer kurang efektif dalam mencegah penyakit bergejala dengan varian Omicron dibandingkan dengan virus SARS-CoV-2 asli, dengan perlindungan yang berkurang seiring waktu. Laporan dari UKHSA pada 12 Mei 2022 tentang efektivitas vaksin dalam melawan penyakit simptomatik menyatakan sebagai berikut:

    “Dengan 2 dosis, efektivitas Pfizer atau Moderna turun dari sekitar 65 sampai 70% menjadi sekitar 15% pada 25 minggu setelah dosis kedua. Dua hingga 4 minggu setelah dosis booster vaksin Pfizer atau Moderna, efektivitas berkisar antara 60 hingga 75%, turun hingga hampir tidak berpengaruh lebih dari 20 minggu setelah booster.”

    Kesimpulan

    Faktanya, laporan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) yang terbit pada 12 Mei 2022 menyatakan bahwa efektivitas vaksin booster Pfizer setelah dua sampai empat minggu berada di angka 65 sampai 75%.

    Rujukan