• (GFD-2020-4578) [SALAH] Seluruh Karyawan Pabrik ESEMKA Terkena Corona Dan Pabrik Diliburkan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 08/08/2020

    Berita

    Akun facebook bernama Wira Bin Wasal membagikan artikel dari situs 100kpj.com yang berjudul “Pabrik Esemka Dikabarkan Kosong, Karyawannya Kemana?”. Selain itu akun Wira Bin Wasal menambahkan narasi yang mengklaim bahwa semua karyawan pabrik Esemka terkena virus corona.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, isi artikel dari situs 100kpj.com tidak ada satupun kalimat yang menyebutkan bahwa semua karyawan pabrik Esemka atau PT Solo Manufaktur Kreasi terkena atau terpapar virus corona.

    Dalam artikel tersebut berisi penjelasan dari Humas PT Esemka, Sabar Budhi terkait kosongnya area pabrik karena disebabkan manajemen perusahaan tengah menerapkan sistem piket bergilir. Hal itu mengacu pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

    “Berita tentang pemangkasan karyawan dan pemotongan gaji yang dilakukan manajemen PT Solo Manufaktur Kreasi tidak benar. Ketidakhadiran karyawan di area pabrik dikarenakan kami menerapkan protokol kesehatan, bukan sedang melakukan pengurangan tenaga kerja,” ujar Sabar, dikutip dari VIVA, Kamis 6 Agustus 2020.

    Sementara bagi para karyawan yang tetap bekerja, pihaknya menerapkan aturan kesehatan yang ketat seperti wajib menggunakan masker dan sarung tangan sesuai anjuran tim penanggulangan Covid-19. Dia pun memastikan, hingga saat ini, produksi masih berjalan dengan normal.

    Sabar memastikan, kendati situasi tengah sulit, namun seluruh karyawan tetap menerima haknya. Kabar mengenai pemotongan upah, kata dia, sama sekali tidak benar.

    “Semuanya berlaku seperti biasa. Tak ada pemotongan apa pun. Hingga saat ini manajemen memang masih menerapkan sistem piket dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap fasilitas dan peralatan produksi secara berkala,” kata dia.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa seluruh karyawan pabrik Esemka terkena corona adalah salah. Humas PT Esemka, Sabar Budhi mengatakan, kosongnya area pabrik disebabkan manajemen perusahaan tengah menerapkan sistem piket bergilir. Hal itu mengacu pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4577) [SALAH] Pesan Berantai “Pemerintah Menyediakan Laptop Gratis Untuk Siswa dan Guru”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai yang menyatakan bahwa pemerintah menyediakan laptop gratis untuk siswa dan guru disertai tautan. Ketika tautan itu dibuka melalui ponsel akan mengarah kepada laman yang meminta data nomor telepon.

    Berikut kutipan narasi:

    _Pemerintah Menyediakan Laptop Gratis Untuk Siswa dan Guru._
    *_Klik Di Bawah Ini untuk Memesan Laptop Gratis Anda Sekarang_*
    👉 _http://laptops.offers247.online/id_

    notebook gratis

    Pemerintah Menyediakan Laptop Gratis Untuk Siswa dan Guru.
    *Klik Di Bawah Ini untuk Memesan Laptop Gratis Anda Sekarang*
    👉 http://laptops.offers247.online/id

    "Bro ini mayan ada* Give Away Laptop GAHARRR EYYY* .. *GRATISSS!!!* .. dan syaratnya pun GAMPAANNGGG BANGEETTT .. Jadi kamu WAJIB bin HARUSS untuk ikutan Give Away ini.. Cara ikutannya langsung sajah klik link ini https://urlqu.com/@eksekutifcomp/formulir/give-away-laptop-gaharrr93a2e?ref=10076016bfdd61838534"

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa pesan berantai tersebut tidak berasal dari pemerintah. Mengacu kepada laporan dari gadgetren.com, Hasan Chabibie, Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Pembelajaran (PTP) Berbasis Multimedia dan Web, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom), membantah Kemendikbud membuat program laptop gratis untuk siswa dan guru.

    Adapun, tautan yang digunakan dalam pesan berantai tersebut bukan domain resmi milik Pemerintah Indonesia. Untuk domain resmi Pemerintah Indonesia, mengacu kepada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Penggunaan Domain go.id Untuk Situs Web Resmi Pemerintahan Pusat dan Daerah, selalu menggunakan domain .go.id.

    Dilansir dari kompas.com, COO Pengelola Nama Domain Indonesia (Pandi), Sigit Widodo mengatakan peredaran situs web hoaks dan scam marak karena tools untuk membuat situs web semacam itu tersedia lengkap dan mudah untuk digunakan. Dia mencontohkan sebuah layanan yang bisa menjiplak tampilan sebuah website, hanya dengan memasukkan nama domain website yang ingin ditiru. Menurut Sigit, ada kesamaan antara situs-situs hoax dan scam di internet. "Mereka rata-rata mengandalkan social engineering untuk menipu pengguna," katanya

    Ian Marlow, dilansir dari liputan6.com, seorang ahli keamanan dunia maya sekaligus chief eksekutif di Fiftech LLC mengatakan nomor ponsel bisa digunakan untuk memverifikasi data diri untuk kepentingan pembayaran tagihan. Secara sederhana, seseorang yang memiliki niat tidak baik kemungkinan bisa menggunakan data diri Anda untuk membeli sebuah produk secara online, kemudian mengirimkan tagihannya ke kartu kredit Anda.

    “Nomor ponsel juga bisa digunakan untuk mencari informasi lain yang lebih personal, seperti data anggota keluarga Anda,” tambah Marlow.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tautan pada pesan berantai tersebut tidak menggunakan domain go.id sehingga tidak berasal dari laman resmi pemerintah. Selain itu, memberikan data pribadi berupa nomor ponsel berbahaya lantaran bisa salah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4576) [SALAH] Setiap Hari Puskesmas di Kelapa Gading Rujuk 10 Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Beredar status dari akun Facebook Ruth Cahyadi dengan narasi berisikan klaim bahwa tiap harinya puskesmas Kelapa Gading rujuk 10 pasien ke Wisma Atlet. Postingan ini telah mendapat like sebanyak sebanyak 20 dan telah disebarkan kembali sebanyak 4 kali.

    Berikut kutipan narasinya:

    “*P E N T I N G*
    *_dibaca ya mentemen_*
    Teman2x semua kasus covid +19 di jakarta masih sangat banyak.
    Per hari ini ruang isolasi covid di mitra gading full 23 dengan kondisi yg sedang sampe berat.
    Setiap ada belasan pasien covid yg positif dan setiap hr dr puskesmas gading ngerujuk 10 an pasien ke wisma atlet.
    Jadi stay safe jangan keluar dl kl gak perlu... kita masih jauhhhhhhhhhhhhhhhhhhh dr kelar.
    Jangan euforia dulu. Kasus makin banyak dan makin berat lebih parah dr akhir maret. Gading, sunter dan sekitarnya... daerah lain juga sama semua RS full.. stay safe.. 🙏🙏
    Banyak yg kena abis makan di restoran dimana semua org buka masker karena ruangan AC gak ada ventilasi, banyak yg dapat dr kantor saat makan bareng, banyak yg kena acara ultah, RESEPSI PERNIKAHAN keluarga pikirnya aman ternyata ada yg positif gak bergejala
    Jangan ke mall, jangan lepas masker, jangan makan bareng dulu.. jangan dine in.
    Dear all, ini sharing teman saya yang dokter.
    Harus sangat ketat untuk menghindari resiko dan menjaga diri kita, dan serta keluarga dan TEMAN2 kantor kita yang lain..
    Semoga TUHAN selalu lindungi kita semua dan keluarga .. 🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan dari artikel medcom.id, klaim yang sama juga beredar melalui pesan berantai Whatsapp. Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko mengatakan narasi yang beredar merupakan pengingat bagi semua orang karena pandemi belum berakhir tetapi sebagian informasi yang disampaikan tidak benar. Puskesmas Kelapa Gading tidak merujuk pasien setiap hari, disebutkan pasien dirujuk hanya terjadi pada tanggal 4, 11, 12, 15, 19, 20, 21, 23, dan 26. Tanggal 21 Juli merupakan rujukan pasien terbanyak yaitu sebanyak 6 orang.

    Kesimpulan

    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim bahwa setiap hari puskesmas di Kelapa Gading merujuk 10 pasien COVID-19 ke Wisma Atlet adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4574) [SALAH] Foto “1 Agustus 2020, jutaan warga Jerman turun ke jalan menolak kemerdekaannya dirampas dengan dalih virus sepele.”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Akun Abi Ridwan (fb.com/abi.ridwan.5) mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:

    “1 Agustus 2020, jutaan warga Jerman turun ke jalan menolak kemerdekaannya dirampas dengan dalih virus sepele. Kenapa menolak wajib masker? Karena jika menerimanya begitu saja, maka kita akan dipertemukan dgn kewajiban baru lagi; wajib vaksin. Jika wajib vaksin berhasil maka akan disusul dgn wajib ini wajib itu hingga kita benar-benar 100% di bawah kontrol “mereka”.

    Foto ini asli. Diunggah oleh seorang Dokter yg masih PUNYA OTAK @drtenpenny. Dan jika kalian anggap diksi yg saya tulis di atas hanyalah khayalan tanpa data, silakan cek unggahan2 Jendral @pongrekundharma88 dari Divisi Siber Indonesia

    Oh iya, Foto/video demo di Jerman TIDAK AKAN kita temui di media2 mainstream karena MSM dikontrol oligarki global pendukung skema CV19″

    Foto Jutaan Orang di Berlin Demo Tidak Percaya Virus Corona Covid-19 Ternyata Direkayasa

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya jutaan warga Jerman turun ke jalan menolak kemerdekaannya dirampas dengan dalih virus sepele pada tanggal 1 Agustus 2020 berdasarkan foto ribuan massa yang berkumpul di sebuah wilayah di dekat pelabuhan adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto itu adalah oto tahun 2019, bukan foto terkait peserta demonstrasi terkait COVID-19 pada 1 Agustus 2020 di Jerman. Foto itu merupakan foto dokumentasi Zurich Street Parade di Swiss pada Agustus 2019. Selain itu, jumlah peserta demonstrasi terkait Covid-19 di Jerman tidak mencapai jutaan, melainkan hanya sekitar 20 ribu orang.

    Foto yang identik pernah dimuat oleh laman Streetparade.com pada 16 Agustus 2019. Foto itu diberi keterangan, “Lihatlah momen terindah dari Street Parade 2019. Terima kasih banyak kepada semua artis, mitra sponsor, Love Mobile-Teams, Clubs, keluarga Elrow, Ants, Katermukke, Rakete, Daylight, dan semua penjelajah, yang telah berdansa bersama kami.”

    Streetparade.com pun menyertakan tautan yang mengarah ke unggahan sebuah video di YouTube yang juga memperlihatkan momen-momen dalam Street Parade 2019. Video yang diunggah pada tanggal yang sama ini diberi judul “Official Street Parade Aftermovie 2019”.

    Foto-foto dokumentasi Zurich Street Parade 2019 lainnya juga dimuat oleh Streetparade.com dalam pengumumannya yang membatalkan Street Parade 2020. Acara yang rencananya digelar pada 8 Agustus 2020 ini dibatalkan karena pandemi Covid-19. Foto-foto dokumentasi Zurich Street Parade 2019 dicantumkan di bagian bawah pengumuman itu. Dalam daftar foto ini, terselip foto unggahan sumber klaim.

    Artikel tentang Zurich Steet Parade 2019 juga pernah dimuat di situs resmi Platzhirsch Hotel & Bar pada 20 Juli 2019. Menurut artikel itu, Zurich Street Parade merupakan pesta musik tekno terbesar di dunia. Dalam Zurich Street Parade, ratusan ribu penggemar musik elektronik dan tekno yang hadir dapat berjoget sepuasnya di jalanan sekitar lembah danau Zurich.

    Jumlah peserta demonstrasi terkait Covid-19 di Jerman pun, menurut berbagai pemberitaan media, tidak mencapai jutaan, melainkan hanya ribuan. Dikutip dari BBC, jumlah peserta demonstrasi terkait Covid-19 di Jerman pada 1 Agustus 2020 mencapai sekitar 20 ribu orang.

    Para demonstran menyatakan upaya-upaya pembatasan di tengah pandemi Covid-19, termasuk pemakaian masker, melanggar hak dan kebebasan mereka. Polisi membubarkan unjuk rasa itu dengan menyatakan bahwa penyelenggara tidak menghormati aturan terkait Covid-19, seperti menjaga jarak aman sejauh 1,5 meter dan memakai masker.

    Menurut laporan BBC, sejumlah demonstran berasal dari kelompok kanan jauh dan pendukung teori konspirasi yang tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada. Namun, beberapa demonstran lain merupakan masyarakat biasa yang hanya menolak pendekatan pemerintah Jerman terhadap pandemi Covid-19.

    Kesimpulan

    Foto tahun 2019, bukan foto terkait peserta demonstrasi terkait COVID-19 pada 1 Agustus 2020 di Jerman. Foto itu merupakan foto dokumentasi Zurich Street Parade di Swiss pada Agustus 2019. Selain itu, jumlah peserta demonstrasi terkait Covid-19 di Jerman tidak mencapai jutaan, melainkan hanya sekitar 20 ribu orang.

    Rujukan