• (GFD-2021-7990) [SALAH] Video Letusan Gunung White Island di New Zealand

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    “DAHSYAT😭 Sebuah kamera yg diletakkan di suatu rumah merekam letusan gunung White Island di New Zealand, yg merenggut 22 nyawa pd 9 Des 2019. Tunggu 24 detik sampai alam menunjukkan kedahsyatannya.
    Kamera sempat “mati”, tapi tayangan video ini blm berakhir! Tunggu 24 detik lagi”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Haidar_Bagir memposting sebuah video berdurasi 2 menit 18 detik yang menampilkan sebuah letusan. Pada postingan terdapat narasi yang mengklaim video tersebut merupakan rekaman letusan gunung White Island di New Zealand. Letusan gunung yang terjadi pada 9 Desember 2019 merenggut 22 nyawa.

    Setelah ditelusuri, melansir dari newshub.co.nz ditemukan sebuah artikel dengan judul “Fake videos of White Island eruption go viral” jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi “Video palsu letusan White Island menjadi viral”. Dalam artikel tersebut terdapat video yang sama dengan video pada Twitter. Namun klaim pada postingan tersebut tidak benar, sebenarnya video tersebut merupakan simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland, video tersebut menunjukan kehancuran yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi bawah laut di Auckland.

    Dengan demikian klaim bahwa video tersebut merupakan rekaman letusan gunung White Island di New Zealand tidak benar. Video pada postingan Twitter merupakan video simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland sehingga masuk dalam kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Klaim pada video tersebut tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan simulasi yang dibuat untuk Museum Auckland.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7989) [SALAH] Gejala Varian Omicron Disebabkan oleh Komplikasi Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    (Narasi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Beberapa gejala dari Varian Omicron di antaranya adalah:
    -Gagal jantung
    -Aritmia
    -Peradangan jantung
    -Pembekuan darah
    -Stroke
    -Kerusakan saraf Perifer
    -Kegagalan organ lainnya

    Omicron terdengar seperti komplikasi dari obat percobaan tertentu, bukan?”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui sebuah halaman Facebook Beware of Disinformation yang mengatakan bahwa gejala varian Omicron merupakan efek samping dari vaksin Covid-19. Klaim dalam narasi tersebut mengatakan bahwa gejala yang dialami seseorang yang mengalami varian Omicron adalah gagal jantung, aritmia, peradangan jantung, pembekuan darah, stroke, kerusakan saraf perifer dan kegagalan organ lainnya.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Reuters, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang terkena varian Omicron mengalami gejala-gejala tersebut. WHO hingga saat ini masih meneliti tingkat penularan dari varian Omicron. Profesor Laboratorium Patologi dan Obat-obatan di University of Wisconsin-Madison, yakni David O’Connor mengatakan bahwa masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengatakan bahwa varian Omicron mempunyai gejala yang berbeda dari penyakit yang lain.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh halaman Facebook Beware of Disinformation tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Reuters, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gejala varian Omicron menyebabkan seseorang gagal jantung, aritmia, peradangan jantung, pembekuan darah, stroke, kerusakan saraf perifer dan kegagalan organ lainnya seperti yang diklaim dalam unggahan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7988) [SALAH] Video “Ormas Berideologi Komunis Boleh Berkembang di Indonesia”

    Sumber: Tangkapan Layar Whatsapp
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    “ATHEISME dan KOMUNISME di Kecualikan Dalam PERPPU Ormas? Ada yang janggal dalam pidato Mendagri, Tjahjo Kumolo, pasca ketok palu pengesahan PERPPU ORMAS. Karena ada pengecualian untuk paham komunisme dan atheisme.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video melalui pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa ormas berideologi komunis dan ateis boleh berkembang di Indonesia. Pernyataan tersebut diklaim dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, yakni Tjahjo Kumolo.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Tjahjo Kumolo memang pernah mengatakan pernyataan tersebut yang disampaikan pada saat pengesahan RUU Ormas di forum paripurna DPR RI, Selasa 24 Oktober 2017. Hanya saja, pernyataan tersebut bukan memperbolehkan ormas dengan ideologi komunis atau ateis untuk berkembang. Melainkan memberikan penekanan bahwa paham atau ideologi selain komunis, ateis, leninisme dan merxisme sama bahayanya bagi kesatuan Republik Indonesia. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Istana Meresmikan Bahwa PKI Diperbolehkan di Indonesia”.

    Dengan demikian, video yang disebarkan melalui pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa ormas berideologi komunis boleh berkembang di Indonesia tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Pernyataan yang dimaksud dalam video tersebut bukanlah mengizinkan ormas berideologi komunis untuk berkembang, melainkan memberi penekanan bahwa paham atau ideologi selain komunisme, ateisme, marxisme dan leninisme yang sama membahayakannya terhadap kesatuan Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7987) [SALAH] Video Memasak Popcorn Menggunakan Ponsel

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 12/12/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “cara membuat popcorn di tahun 2077”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook dengan nama pengguna “Endorfin” (https://www.facebook.com/Endorfin.xp)
    mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekelompok orang berusaha memasak popcorn menggunakan ponsel. Dalam video tersebut, mereka meletakkan beberapa butir biji jagung di meja dan beberapa ponsel di dekat biji jagung tersebut. Kemudian, salah satu dari mereka menghubungi ponsel yang diletakkan di atas meja, dan beberapa saat kemudian biji jagung tersebut matang dan menjadi popcorn.

    Berdasarkan hasil penelusuran, memasak popcorn menggunakan ponsel adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Melansir dari Wired, Profesor Fisika dari Universitas Virginia, Louis Bloomfield menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik dan energi panas yang dipancarkan oleh ponsel sangatlah kecil, sehingga tidak akan dapat digunakan untuk memasak popcorn. Ponsel memang dapat menjadi panas jika digunakan terlalu lama, tetapi penelitian membuktikan bahwa energi panas yang dipancarkan tidak berbahaya dan tidak cukup kuat untuk memasak popcorn.

    Narasi dengan topik serupa sudah pernah beredar sebelumnya. Artikel dengan topik yang sama telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Memasak Popcorn Dengan Ponsel ( Pop corn with cell phones )” yang diunggah pada 9 Februari 2019 lalu.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “Endorfin” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.

    Faktanya, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel sangatlah kecil, sehingga tidak akan dapat digunakan untuk memasak popcorn.

    Rujukan