• (GFD-2025-28229) Hoaks Narasi Australia Keluar dari WHO

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    tirto.id - Narasi antivaksin dan informasi sesat tentang kesehatan yang dikaitkan dengan agenda dari elite global merupakan jualan yang laku di dunia maya. Kali ini, Tim Riset Tirto menemukan narasi di media sosial Facebook yang menyatakan negara Australia keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    ADVERTISEMENT

    Narasi tersebut beredar dalam beberapa unggahan di Facebook, salah satunya disebarkan akun dengan nama “Wahyu Cokro Buono” (arsip). Unggahan dalam bentuk video itu tampak menampilkan dua potongan klip pidato dan pendapat seorang politisi asal Australia.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Dalam video, politisi dengan jas hitam itu menyatakan bahwa keluarnya Australia dari WHO, Forum Ekonomi Dunia (WEF), serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal menghemat 1 miliar dollar per tahun. Ia juga berjanji uang yang dihemat akan kembali ke kantong warga Australia.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Video tersebut juga dibubuhi keterangan teks dengan bunyi: ‘Australia menyatakan keluar dari WHO’. Pengunggah video itu juga menyertakan takarir yang bertuliskan:
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    “Australia keluar dari WHO, tidak ada lagi vaksin buat anak anak di Australia, indonesia kapan keluar dari WHO? Sudah banyak korban imunisasi vaksin , nakesnya aman aman saja. 🥲🥲.”

    Periksa Fakta hoaks Australia keluar dari WHO.

    ADVERTISEMENT

    Hingga Jumat 1 Agustus 2025, video yang diunggah pada 14 Juli lalu itu sudah ditonton sekitar 6 ribu kali. Selain itu, video tersebut juga mendapatkan 25 tanda suka (likes), satu komentar, dan sudah dibagikan ulang sebanyak 27 kali.

    Penelusuran Tirto, beberapa akun Facebook lainnya juga menyebarkan narasi serupa soal keluarnya Australia dari WHO yang diiringi narasi bahaya imunisasi. Seperti unggahan "Azis Wahyu P" (arsip), "Jefri Papahnya Aqiela" (arsip), dan "Sonny Gunawan" (arsip).

    Namun benarkah narasi yang menyatakan bahwa Australia sudah keluar dari WHO?

    Hasil Cek Fakta

    Mulanya, Tirto melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci “Australia resmi keluar dari WHO” ke mesin pencarian Google. Namun, tidak ada satupun keterangan resmi dari pemerintahan Australia ataupun pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim soal Australia keluar dari keanggotaan WHO.

    Selanjutnya, Tirto melakukan penelusuran reverse images search dari tangkapan layar video yang diunggah dan berfokus pada sosok politisi yang menyatakan narasi tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa sosok tersebut merupakan senator Australia bernama Malcolm Roberts.

    Penelusuran juga membawa kepada video asli yang digunakan oleh penyebar narasi di Facebook. Potongan video pendapat yang dilontarkan Malcolm Roberts ternyata diambil dari akun YouTube resmi politisi asal One Nation Party itu.

    Setelah disimak, konteks asli video yang diunggah Malcolm sebetulnya tidak menyatakan Australia resmi keluar dari WHO atau PBB. Isinya lebih seperti video kampanye agenda One Nation yang mengklaim Australia akan lebih menghemat pengeluaran dan menguntungkan jika keluar dari keanggotaan WHO, WEF, dan PBB.

    One Nation adalah partai sayap kanan di Australia yang gaung mengkampanyekan narasi anti-imigran, anti-muslim, dan anti-multikulturalisme. Malcolm adalah salah satu anggotanya yang memang sering membuat pernyataan keliru dan menyebarkan disinformasi kesehatan.

    Misalnya, sebagaimana dilansir media berita ABC, Malcolm pernah mengklaim bahwa Australia dipaksa mengadopsi tindakan kesehatan restriktif oleh WHO. Pada pandemi lalu, ia juga rajin menyatakan bahwa vaksinasi merupakan agenda global dan menyebabkan efek berbahaya. Semua klaim-klaim tak berdasar itu sudah dibantah dalam artikel periksa fakta ABC.

    Selain itu, dalam laman resmi WHO, Australia juga masih tertera sebagai anggota resmi. Tak ada informasi kredibel dan resmi dari pemerintahan Australia bahwa mereka keluar dari WHO.

    Narasi yang mengaitkan pernyataan-pernyataan Malcolm di media sosial dengan bahaya imunisasi atau vaksin di Indonesia ditengarai merupakan klaim tak berdasar dari kelompok antivaksin.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi Australia keluar dari WHO bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan video yang beredar di Facebook menampilkan senator Australia bernama Malcolm Roberts yang dikenal sebagai politisi kontroversial yang kerap melontarkan klaim tak berdasar soal WHO. Video pernyataan Malcolm dari YouTube pribadinya diduga sengaja dikutip untuk menggaungkan narasi antivaksin di Indonesia.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28228) Hoaks Video yang Diklaim Tsunami Akibat Gempa Rusia

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    tirto.id - Gempa bumi berkekuatan magnitude 8,7 mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Selasa (29/7/2025) malam waktu setempat. Gempa ini memicu tsunami yang tidak hanya terjadi di Rusia, melainkan juga di negara-negara lain di sepanjang Pasifik.

    ADVERTISEMENT

    Badan Cuaca Jepang meningkatkan peringatan tsunami untuk wilayah Pantai Pasifik Jepang dari Hokkaido hingga Kyushu. Tak hanya Jepang, gempa Rusia ini pun memicu peringatan tsunami di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS) Filipina, Ekuador, Kosta Rika, hingga Indonesia.

    let gpt_inline2 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline2.cmd.push(function() {gpt_inline2.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-2', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline2-passback').addService(gpt_inline2.pubads());gpt_inline2.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline2.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline2.enableServices();gpt_inline2.display('gpt-inline2-passback');});

    Wilayah-wilayah yang disebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berstatus waspada antara lain Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong Bagian Utara, Jayapura, dan Sarmi.
    #inline3 img{margin: 20px auto;max-width:300px !important;}

    let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});

    #gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terhadap potensi dampak tsunami, media sosial turut diramaikan oleh beredarnya video yang diklaim memperlihatkan situasi tsunami akibat gempa di Rusia.
    #inline4 img{max-width:300px !important;margin:20px auto;}

    let gpt_inline4 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline4.cmd.push(function() {gpt_inline4.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-4', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline4-passback').addService(gpt_inline4.pubads());gpt_inline4.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline4.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline4.enableServices();gpt_inline4.display('gpt-inline4-passback');});

    #gpt-inline4-passback{text-align:center;}

    Akun X bernama @fakenewsmedia33(arsip) misalnya, mengunggah video yang menampilkan gelombang besar yang menyapu pantai yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berjemur.

    “Rekaman tsunami akibat gempa bumi di Rusia mulai berdatangan,” cuit akun pengunggah, Rabu (30/7/2025), seolah menggambarkan bahwa situasi dalam video tersebut adalah gelombang tsunami yang disebabkan gempa Rusia baru-baru ini.

    ADVERTISEMENT

    PERIKSA FAKTA Hoaks Video yang Diklaim Tsunami Akibat Gempa Rusia.

    Tirto juga menemukan video lain yang diunggah oleh akun Facebook bernama “M Roy”(arsip), yang diklaim merekam momen saat tsunami menghantam wilayah Rusia baru-baru ini. Dalam rekaman tersebut, tampak dua orang berada di tepi pantai, berlari menyelamatkan diri ketika gelombang besar tiba-tiba muncul dan menerjang dari arah laut.

    “Detik-Detik Tsunami Datang. Dampak Gempa 8,7 Rusia. Hari Ini Rusia Kembali Diguncang Gempa Bumi Dahsyat Dengan Kekuatan 8,7 Yang Menyebabkan Tsunami, Didalam Video Ini Adalah Detik Detik Tsunami Datang Menerjang Wilayah,” tulis keterangan unggahan tersebut pada Rabu (30/7/2025).

    Sepanjang Rabu (30/7/2025) hingga Jumat (1/8/2025) atau selama dua hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 682 tanda suka, 72 komentar dan telah dibagikan sebanyak 343 kali.

    Lantas, bagaimana kebenaran video-video tersebut? Benarkah video itu menampilkan momen tsunami dampak dari gempa Rusia baru-baru ini?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto menelusuri satu per satu video yang beredar di media sosial. Pada video pertama yang tersebar di platform X, kami melakukan verifikasi dengan menggunakan teknik reverse image search melalui Google Images.

    Hasil penelusuran menunjukkan bahwa video serupa telah diunggah lebih dahulu di kanal YouTube @gotigamer24_7 pada Selasa, 22 Juli 2025 atau sekitar satu pekan sebelum gempa bumi di Rusia terjadi. Artinya, bisa dipastikan video tersebut tidak terkait dengan tsunami yang disebabkan gempa Rusia.

    Selain dari waktu unggahan, sejumlah kejanggalan visual juga ditemukan dalam video tersebut. Gerakan ombak dan pencahayaan tampak tidak natural, dan yang paling mencolok, orang-orang yang berada di tepi pantai tidak menunjukkan reaksi apapun meskipun gelombang besar terlihat mendekat.

    Kejanggalan-kejanggalan ini mengindikasikan bahwa video tersebut kemungkinan besar merupakan hasil manipulasi digital, khususnya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Untuk memverifikasi hal itu, kami melakukan penelusuran dengan memasukan video itu ke situs pemindai AI, Hive Moderation. Hasilnya, video tersebut mendapatkan skor 81 persen kemungkinan besar dibuat menggunakan kecerdasan buatan.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan kami ke artikel periksa fakta dari media Deutsche Welle (DW), yang juga telah melakukan pemeriksaan fakta terhadap klaim video yang sama. Senada, hasil pemeriksaan fakta DW juga menyimpulkan bahwa video tersebut adalah hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) dan tidak terkait dengan gempa rusia baru-baru ini.

    Selanjutnya, Tirto melakukan penelusuran terhadap klaim video tsunami akibat gempa Rusia yang tersebar di Facebook. Dengan menggunakan teknik reverse image search, kami menemukan bahwa video serupa pernah diunggah di kanal youtube “Licet Studios” pada (9/4/2021) dalam video berjudul “ TSUNAMI GREENLAND: Nelayan Lari Menyelamatkan Diri - Kamera 3”.

    Dari segi waktu, jelas bahwa video tersebut sudah beredar jauh sebelum peristiwa gempa bumi di Rusia yang terjadi baru-baru ini. Dalam deskripsi unggahan YouTube tersebut juga dijelaskan bahwa video tersebut merekam momen para nelayan yang berhasil menyelamatkan diri dari terjangan tsunami setinggi 10 meter yang menghantam desa Nuugaatsiaq, Greenland, pada (17/6/2017).

    Jadi, bisa dipastikan bahwa video tersebut tidak terkait dengan tsunami akibat gempa Rusia yang terjadi baru-baru ini.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukan, video-video yang menampilkan momen yang diklaim peristiwa tsunami yang disebabkan oleh gempa Rusia bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Video yang tersebar di platform X merupakan hasil manipulasi kecerdasan buatan (AI). Sementara, video yang tersebar di Facebook merupakan video tsunami di Greenland yang tidak terkait dengan tsunami akibat gempa Rusia yang terjadi baru-baru ini.

    ==

    Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28227) [KLARIFIKASI] Rekaman Toko Diguncang Gempa Myanmar, Bukan Gempa Rusia

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/08/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo 8,7 mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Selasa (29/7/2025) pukul 23.24 waktu setempat atau Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.

    Di media sosial, beredar rekaman CCTV sebuah toko dilanda gempa yang berpusat di Rusia.

    Namun hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Rekaman CCTV sebuah toko saat diguncang gempa Rusia, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (30/7/2025):

    Gempa dgn kekuatan 8,8 sr terjadi di rusia, dan memicu tsunami, 30 juli 2025.Bahkan gempa ini berdampak ke Indonesia, hingga BMKG mengeluarkan peringatan tsunami di 10 daerah

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar telah ada di internet jauh sebelum perisitwa gempa di Rusia.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk melacak jejak digital video tersebut.

    Hasilnya, video serupa ditemukan di akun Instagram @mymtvshow yang diunggah pada 30 Mei 2025.

    Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video merupakan gempa bumi yang terekam oleh kamera CCTV sebuah toko di Myanmar.

    Video yang sama ditemukan di kanal YouTube RowanCreed-s4p.

    Pada 28 Maret 2025, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,9 terjadi di dekat Mandalay, Myanmar. Bencana ini menyebabkan kehancuran dan ketakutan yang meluas di seluruh wilayah tersebut.

    Gempa berlangsung selama hampir satu menit dan mengakibatkan lebih dari 5.400 orang meninggal dan lebih dari 11.000 orang mengalami luka.

    Sementara, gempa di Semenanjung Kamchatka, Rusia terjadi pada Selasa (29/7/2025) pukul 23.24 waktu setempat atau Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.

    Gempa di lepas pantai timur jauh Rusia itu memicu peringatan tsunami di sejumlah wilayah, termasuk Jepang dan Alaska.

    Kesimpulan

    Rekaman CCTV sebuah toko saat diguncang gempa Myanmar pada 28 Maret 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Perisitwa dalam video tidak terkait dengan gempa yang berpusat di Rusia pada Rabu (30/7/2025).

    Rujukan

  • (GFD-2025-28226) [KLARIFIKASI] Gambar Tsunami di Jepang pada 2011 Dinarasikan Terjadi 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/07/2025

    Berita

     

    KOMPAS.com - Sebuah gambar yang beredar di media sosial diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025, usai Rusia diguncang gempa.

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar. Gambar yang beredar merupakan peristiwa tsunami di Jepang pada 2011.

    Gambar yang diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025 salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Foto itu menampilkan sejumlah mobil yang hanyut terseret air. Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    JEPANG BERDUKA TSUNAMI SETELAH RUSIA GEMPA ??semoga menjadi teguran buat kita semua yang masih hidup di atas bumi...

    @sorotan#semuaorang

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sumber gambar itu menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, gambar tersebut diketahui merupakan tangkapan layar video yang ada di kanal YouTube TBS NEWS DIG Powered by JNN.

    Keterangan dalam unggahan menyebut bahwa video itu menampilkan tsunami pada 11 Maret 2011. Tsunami itu menghanyutkan mobil dan kontainer di pesisir Kota Miyako, Prefektur Iwate, Jepang.

    Dikutip dari Kompas.id, pada Rabu (30/7/2025) Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami  untuk wilayah di pesisir Pasifik Jepang, dari Hokkaido hingga Wakayama. 

    Peringatan itu dikeluarkan usai gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo yang terjadi di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia.

    Gempa bumi di Rusia itu telah memicu tsunami setinggi 1,3 meter di Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate, Jepang. Para pejabat pun mengimbau masyarakat untuk mengungsi hingga semua peringatan dicabut.

    Diberitakan NHK, Badan Meteorologi Jepang kemudian mencabut peringatan waspada tsunami untuk beberapa wilayah di pesisir Pasifik Jepang.

    Namun, peringatan tersebut tetap berlaku untuk area pesisir dari Hokkaido hingga Chiba, serta Kepulauan Izu di Tokyo, dan beberapa pulau di Prefektur Kagoshima.

    Kesimpulan

    Gambar yang diklaim menampilkan wilayah Jepang dilanda tsunami pada 2025 merupakan informasi keliru.

    Video aslinya adalah kondisi Prefektur Iwate ketika Jepang dilanda tsunami pada 2011.

    Sementara itu gempa bumi di Rusia pada Rabu (30/7/2025) memicu tsunami setinggi 1,3 meter di Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate, Jepang. 

    Badan Meteorologi Jepang kemudian mencabut peringatan waspada tsunami untuk beberapa wilayah pesisir Pasifik Jepang. 

    Rujukan