KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang menampilkan selebritas Uya Kuya sedang mewawancarai admin judi online di podcast-nya
Dalam video, admin menjelaskan, terdapat situs judi yang menawarkan keuntungan besar.
Namunm setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi.
Video yang menampilkan admin judi online mempromosikan situs judi di podcast Uya Kuya diunggah oleh akun Facebook ini.
Dalam video Uya Kuya mewawancarai seorang pria yang mengaku sebagai admin judi online. Video diberi keterangan demikian:
Uya kuya bongkar ternyata admin jud*l pun main sl*t juga di situs khusus karena tidak di setting b4ndar utama!
Akun Facebook Tangkapan layar akun Facebook, video yang menampilkan admin judi online promosi situs judi di podcast Uya Kuya
(GFD-2024-23952) [HOAKS] Video Promosi Situs Judi di Podcast Uya Kuya
Sumber:Tanggal publish: 12/11/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri video wawancara Uya Kuya dengan admin judi online di YouTube.
Hasilnya, video itu identik dengan unggahan kanal YouTube Uya Kuya TV pada 17 Juli 2024.
Video itu berjudul "EKS KARYAWAN BONGKAR RAHASIA TIPU DAYA JUDI ONLINE !! DIBEKING OKNUM APARAT !?".
Dalam video aslinya, Uya Kuya mewawancarai mantan karyawan sebuah perusahaan judi online.
Mantan karyawan itu menjelaskan bahwa menang dan kalah dalam judi online telah diatur oleh bandar.
Selain itu, ia juga menyebut ada oknum aparat yang menjadi beking perusahaan judi online. Dalam podcast tersebut tidak ada promosi situs judi.
Sementara, setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara admin judi online dalam video yang beredar terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Probabilitas suara itu dibuat AI generatif mencapai 81.6 persen.
Hasilnya, video itu identik dengan unggahan kanal YouTube Uya Kuya TV pada 17 Juli 2024.
Video itu berjudul "EKS KARYAWAN BONGKAR RAHASIA TIPU DAYA JUDI ONLINE !! DIBEKING OKNUM APARAT !?".
Dalam video aslinya, Uya Kuya mewawancarai mantan karyawan sebuah perusahaan judi online.
Mantan karyawan itu menjelaskan bahwa menang dan kalah dalam judi online telah diatur oleh bandar.
Selain itu, ia juga menyebut ada oknum aparat yang menjadi beking perusahaan judi online. Dalam podcast tersebut tidak ada promosi situs judi.
Sementara, setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara admin judi online dalam video yang beredar terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Probabilitas suara itu dibuat AI generatif mencapai 81.6 persen.
Kesimpulan
Video yang menampilkan admin judi online mempromosikan situs judi di podcast Uya Kuya merupakan hasil manipulasi.
Dalam video aslinya, ia justru menjelaskan kepada Uya Kuya bahwa menang dan kalah dalam judi online telah diatur oleh bandar. Sehingga, pengaturan itu mengakibatkan banyak orang mengalami kerugian.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara admin judi online itu terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Dalam video aslinya, ia justru menjelaskan kepada Uya Kuya bahwa menang dan kalah dalam judi online telah diatur oleh bandar. Sehingga, pengaturan itu mengakibatkan banyak orang mengalami kerugian.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara admin judi online itu terdeteksi dihasilkan oleh AI.
Rujukan
(GFD-2024-23951) Cek Fakta: Hoaks Penyanyi Dangdut Iis Dahlia Meninggal Dunia pada 8 November 2024
Sumber:Tanggal publish: 13/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang penyanyi dangdut Iis Dahlia meninggal dunia beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook 8 November 2024.
Akun Facebook tersebut mengunggah postingan berisi narasi Iis Dahlia meninggal dunia pada 8 November 2024 pagi.
"Innalillahi, Iis Dahlia Meninggal Dunia Pagi Tadi, Rekan Artis Datang Melayat Baca di komentar," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 116 kali direspons dan mendapat 105 komentar dari warganet.
Benarkah kabar tentang penyanyi dangdut Iis Dahlia meninggal dunia pada 8 November 2024? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang penyanyi dangdut Iis Dahlia meninggal dunia pada 8 November 2024. Penelusuran dilakukan dengan mengecek akun Instagram milik Iis Dahlia, @isdadahlia.
Akun Instagram @isdadahlia terpantau masih aktif mengunggah sejumlah konten. Terbaru pada 11 November 2024, akun tersebut mengunggah sebuah video. Selain itu, akun Instagram @isdadahlia masih mengunggah Insta Story.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
"Gituu ceunahhhh ??
#walaubisa?
#happylife
#blessed," tulis akun Instagram @isdadahlia.
Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "iis dahlia meninggal dunia" ke kolom pencarian Google Search. Namun, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
Kesimpulan
Kabar tentang penyanyi dangdut Iis Dahlia meninggal dunia pada 8 November 2024 ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
Rujukan
(GFD-2024-23950) Cek Fakta: Hoaks Tautan Pendaftaran Bansos Rp 2,4 Juta dari Pemerintah Melalui Telegram
Sumber:Tanggal publish: 13/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan tautan pendaftaran bantuan sosial (bansos) tunai Rp 2,4 juta dari pemerintah melalui Telegram. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 6 November 2024.
Berikut narasi dalam postingan tersebut:
"Bantuan sosial dari pemerintah selamat kepada pemilik BPJS Kesehatan bisa dapat Bansos total 2,4 juta di tahun 2024
Begini cara daftarnya 👇https://bansosterkini-2024.cek-data.my.idJangan Lupa "SHARE" Bantuan Ini Dengan Keluarga Yang Lain. Terima Kasih"
Lalu benarkah postingan tautan pendaftaran bantuan sosial tunai dari pemerintah melalui Telegram?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim link pendaftaran penerima Bansos PKH 2024, penelusuran mengarah pada pengumuman berjudul "Waspada Hoaks terkait Bantuan Sosial" yang dimuat dalam situs resmi Kementerian Sosial Kemensos.go.id.
Berikut pengumumannya:
"Akhir-akhir ini banyak beredar pesan berantau berisi link/tautan yang di dalanya terdapat berita bohong (hoaks) terkait pencairan dan/atau pendaftaran bantuan sosial.
Kementerian Sosial tidak pernah membuat situs ataupun tautan terkait pendaftaran maupun pencairan bantuan sosial. Adapun penerima bantuan sosial Program Kartu Sembako/ BPNT dan PKH adalah masyarakat yang telah terdaftar ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), jika masyarakat layak menerima namun belum terdaftar dalam DTKS, bisa diusulkan Pemerintah Daerah atau mengajukan melalui Aplikasi Cek Bansos di menu Usul-Sanggah."
Masyarakat diimbau agar selalu mengecek ulang kebenaran berita dan tidak ikut menyebarkannya.
Mari saling ingatkan dan lebih kritis terhadap informasi yang tidak dikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Sosial RI agar kita terhindar dari hoaks maupun modus penipuan lainnya katanya menambahkan."
Liputan6.com juga pernah menulisnya dalam artikel berjudul "Cara Mengecek Bantuan PKH, Panduan Lengkap untuk Penerima Manfaat" yang tayang pada 2 Oktober 2024.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, cara mendaftar Bantuan Sosial PKH secara online bagi yang belum terdaftar sebagai penerima bantuan PKH namun merasa berhak menerimanya bisa dilakukan dengan mengikut langkah-langkah untuk mendaftar secara online:
1. Unduh aplikasi "Cek Bansos" dari App Store (untuk pengguna iOS) atau Play Store (untuk pengguna Android).
2. Buat akun baru dengan mengisi informasi pribadi, alamat, dan nomor kontak yang aktif.
3. Setelah berhasil masuk, pilih menu "Daftar Usulan" pada halaman utama aplikasi.
4. Klik "Tambah Usulan" untuk memulai proses pendaftaran.
5. Isi data diri Anda serta data anggota keluarga dengan lengkap dan akurat.
6. Pilih jenis bantuan PKH yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
7. Setelah semua data terisi, kirimkan pendaftaran Anda.
Setelah pendaftaran selesai, data Anda akan melalui proses validasi dan verifikasi oleh pihak berwenang. Sistem akan memeriksa kelayakan Anda sebagai penerima Bantuan Sosial PKH berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Kesimpulan
Postingan tautan pendaftaran bantuan sosial tunai dari pemerintah Rp 2,4 juta melalui Telegram adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2024-23949) Keliru, Pandemi di Indonesia karena Presiden Bukan Dari Kalangan TNI
Sumber:Tanggal publish: 13/11/2024
Berita
Sebuah postingan yang mengklaim bahwa pandemi di Indonesia karena presiden Republik Indonesia bukan dari kalangan TNI, beredar di Instagram [ arsip ].
Postingan tersebut memuat dua peristiwa pandemi yaitu pandemi Flu Burung (H5N1) pada 2000-2004 terjadi di masa Presiden Megawati Soekarnoputri dan pandemi COVID-19 pada 2019-2023 di era Presiden Joko Widodo. Dua pandemi itu terjadi di masa presiden bukan dari kalangan TNI.
Lantas benarkah pandemi yang terjadi di Indonesia terkait presiden Indonesia yang bukan dari kalangan TNI?
Hasil Cek Fakta
Peneliti epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan, pandemi terjadi bukanlah hasil dari siapa yang menjabat sebagai presiden atau ditentukan bahwa seorang presiden di suatu negara itu dari latar belakang militer, politik, atau profesi lain. Pandemi dipicu oleh penyebaran penyakit yang tidak bisa dicegah dengan kebijakan akibat dominasi karakteristik virus dan dinamika penyebarannya di dalam populasi.
“Jadi kejadian pandemi itu tidak ada sangkut pautnya dengan sekali lagi latar belakang dari seorang presiden. Tidak ada satupun negara negara di dunia yang bebas dari pandemi. Semua kena dampaknya, apapun latar belakang presidennya,” kata Dicky kepada TEMPO, Selasa, 12 November 2024.
Menurut Dicky, pandemi biasanya terjadi karena empat faktor. Pertama, adanya patogen baru virus atau bakteri yang sangat menular seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Virus ini belum pernah dihadapi oleh sistem kekebalan tubuh manusia sebelumnya. Kedua, transmisi atau penyebaran patogen baru yang lebih efektif menyebar dengan sangat mudah, dan umumnya efektif karena ditularkan terutama melalui kontak langsung atau droplet atau bahkan melalui udara.
Ketiga, belum adanya kekebalan di populasi terhadap patogen dari penyakit yang menjadi penyebab pandemi termasuk belum ada vaksin ataupun kekebalan alamiah. Keempat, mobilisasi manusia antar tempat di dunia yang begitu cepat sehingga makin mempercepat penyebaran virus atau patogen ini secara global.
Dikutip dari Tempo, Indonesia sendiri mengalami setidaknya dua kali pandemi yaitu pandemi flu burung atau dikenal dengan virus H5N1 dan virus COVID-19.
Untuk virus flu burung sendiri, pertama kali terdeteksi penyebarannya di Indonesia pada akhir 2003 di era Presiden Megawati Soekarno Putri, namun mulai menyebar pada manusia pada 2005 di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatar belakang TNI.
Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Indonesia terjadi dengan ditandai banyaknya ternak ayam mati, namun belum teridentifikasi adanya serangan virus ini dari unggas kepada manusia. Daerah terjangkit KLB unggas Flu Burung" adalah seluruh Jawa, Bali, Lampung, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005-2006, jumlah kasus flu burung yang dilaporkan mencapai 199 kasus dengan 167 kematian. Kasus flu burung tersebar di 15 provinsi dan 58 Kabupaten Kota.
Sementara penyebaran virus COVID-19 di Indonesia seperti dilansir Tempo, pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020 dan diumumkan Presiden Joko Widodo. Sejak saat itu, kasus Covid-19 terus bertambah. Hingga 2 Maret 2022, total tercatat 5.589.176 kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia. Sementara itu, total kasus sembuh berjumlah 4.944.237 dan kasus meninggal 149.036.
Hingga kepemimpinan Presiden Prabowo, penyebaran virus COVID-19 masih ditemukan. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hingga November 2024 masih ditemukan 1619 kasus aktif. Pada minggu ini bahkan ada 30 orang terdeteksi virus COVID-19.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan Tempo, klaim pandemi yang terjadi di Indonesia dikarenakan Presiden Republik Indonesia bukan dari kalangan TNI adalahkeliru.
Pandemi dipicu karena dominasi karakteristik virus dan dinamika penyebarannya di dalam populasi.
Rujukan
- https://mvau.lt/media/fee7b2ac-7c6a-4d75-8be4-a03c66fe8aed
- https://www.tempo.co/sains/sebelum-covid-19-berikut-ini-pandemi-yang-pernah-terjadi-di-muka-bumi-478914
- https://regulasi.bkpk.kemkes.go.id/detail/a9eeca0b-8934-460d-9b02-d7b82c925634/unduh/
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20171016/4423681/kemenkes-umumkan-kasus-flu-burung-200/
- https://www.tempo.co/politik/2-tahun-pandemi-covid-19-ringkasan-perjalanan-wabah-corona-di-indonesia-420602
- https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19 /cdn-cgi/l/email-protection#6102040a07000a15002115040c110e4f020e4f0805
Halaman: 391/5742