Sebuah video beredar di Facebook [arsip] menampilkan mantan Menteri Kesehatan dokter Siti Fadilah Supari mempromosikan pengobatan diabetes dengan metode fenugreek dan moringa hasil temuan dokter Tony Setiobudi. Menurutnya, metode tersebut dapat menghilangkan diabetes dalam 24 jam.
Selain sosok Siti Fadilah, dalam video tersebut juga menampilkan pernyataan Tony Setiobudi. Dia menyampaikan hasil penelitiannya tentang penyebab diabetes.
Lalu benarkah dokter Siti Fadilah Supari mempromosikan metode fenugreek temuan dokter Tony Setiobudi untuk menyembuhkan diabetes?
(GFD-2025-25839) Keliru: Siti Fadilah Promosikan Pengobatan Diabetes dengan Metode Fenugreek Temuan Tony Setiobudi
Sumber:Tanggal publish: 25/02/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa klaim video ini dengan bantuan Google Lens dan penelusuran YouTube dengan kata kunci. Hasilnya menunjukkan bahwa video Siti Fadilah Supari mempromosikan metode fenugreek temuan Tony Setiobudi untuk penyembuhan diabetes adalah hasil rekayasa kecerdasan buatan.
Faktanya, video Siti Fadillah Supari tersebut pernah diunggah di akun YouTube Siti Fadilah Supari Channel pada 25 Januari 2025 dengan judul “BPJS VS Kemenkes”.
Dalam video berdurasi 11 menit 41 detik tersebut, Siti membahas pernyataan Menkes Budi Gunadi di media online terkait BPJS yang seolah-olah ada aturan baru.
“Menkes mengatakan bahwa BPJS tidak bisa menanggung semua biaya pengobatan, sisanya di-cover asuransi swasta. Seolah-olah ada aturan baru. Tapi setelah saya cek, ternyata tidak ada perubahan di BPJS,” kata Siti dalam video tersebut.
Pengamatan Tempo dari awal hingga akhir video, Siti tidak membahas pengobatan diabetes dengan metode fenugreek seperti yang terdapat dalam unggahan di atas.
Sementara itu, potongan video Tony Setiobudi, aslinya berasal dari video di akun YouTube Dr Tony Setiobudi - Mount Elizabeth Hospital berjudul Masukan Ke Menteri Kesehatan Tentang RUU Omnibus Law Kesehatan. Video berdurasi 14 menit 49 detik tersebut diunggah pada 17 Maret 2023.
Dalam perkenalannya di awal video itu, Tony menyebut sebagai dokter spesialis bedah tulang di Rumah Sakit Mount Elizabeth Hospital, Singapura. Ia ingin memberi masukan kepada Menkes agar dunia kedokteran di Indonesia maju dan pasien-pasien bisa percaya kepada dokter. Ia tidak menyampaikan hasil penelitiannya tentang pengobatan diabetes seperti yang ada dalam video unggahan di atas.
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa keaslian suara pada video menggunakan HIVE Moderation. Hasil AI-Generated Content Detection ini menunjukkan bahwa 95% video Siti Fadilah Supari dan Tony Setiobudi itu merupakan deepfake.
Faktanya, video Siti Fadillah Supari tersebut pernah diunggah di akun YouTube Siti Fadilah Supari Channel pada 25 Januari 2025 dengan judul “BPJS VS Kemenkes”.
Dalam video berdurasi 11 menit 41 detik tersebut, Siti membahas pernyataan Menkes Budi Gunadi di media online terkait BPJS yang seolah-olah ada aturan baru.
“Menkes mengatakan bahwa BPJS tidak bisa menanggung semua biaya pengobatan, sisanya di-cover asuransi swasta. Seolah-olah ada aturan baru. Tapi setelah saya cek, ternyata tidak ada perubahan di BPJS,” kata Siti dalam video tersebut.
Pengamatan Tempo dari awal hingga akhir video, Siti tidak membahas pengobatan diabetes dengan metode fenugreek seperti yang terdapat dalam unggahan di atas.
Sementara itu, potongan video Tony Setiobudi, aslinya berasal dari video di akun YouTube Dr Tony Setiobudi - Mount Elizabeth Hospital berjudul Masukan Ke Menteri Kesehatan Tentang RUU Omnibus Law Kesehatan. Video berdurasi 14 menit 49 detik tersebut diunggah pada 17 Maret 2023.
Dalam perkenalannya di awal video itu, Tony menyebut sebagai dokter spesialis bedah tulang di Rumah Sakit Mount Elizabeth Hospital, Singapura. Ia ingin memberi masukan kepada Menkes agar dunia kedokteran di Indonesia maju dan pasien-pasien bisa percaya kepada dokter. Ia tidak menyampaikan hasil penelitiannya tentang pengobatan diabetes seperti yang ada dalam video unggahan di atas.
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa keaslian suara pada video menggunakan HIVE Moderation. Hasil AI-Generated Content Detection ini menunjukkan bahwa 95% video Siti Fadilah Supari dan Tony Setiobudi itu merupakan deepfake.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mempromosikan metode fenugreek temuan Tony Setiobudi untuk menyembuhkan diabetes adalah keliru.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Rujukan
(GFD-2025-25838) Cek Fakta: Aksi Mahasiswa 'Indonesia Gelap' Ditunggangi Lembaga yang Dibiayai USAID
Sumber:Tanggal publish: 25/02/2025
Berita
Suara.com - Beredar di media sosial sebuah narasi yang menyebut bahwa aksi mahasiswa #IndonesiaGelap dimanfaatkan dan ditunggangi oleh lembaga swadaya masyarakat yang dibiayai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Narasi itu muncul dalam salah satu unggahan Akun Intel Imut di platform X.
Diketahui bahwa Aksi #IndonesiaGelap tersebut untuk merespon situasi terkini atas kebijakan Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi seperti Makan Bergizi Gratis, pemotongan anggaran, kabinet gemuk, tunjangan kinerja dosen dan lain-lain.
Aksi yang melibatkan banyak mahasiswa itu digelar pada 17, 20, dan 21 Februari 2025 di Jakarta dan sejumlah daerah lain.
Lantas benarkah narasi yang disampaikan?
Narasi itu muncul dalam salah satu unggahan Akun Intel Imut di platform X.
Diketahui bahwa Aksi #IndonesiaGelap tersebut untuk merespon situasi terkini atas kebijakan Prabowo dan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi seperti Makan Bergizi Gratis, pemotongan anggaran, kabinet gemuk, tunjangan kinerja dosen dan lain-lain.
Aksi yang melibatkan banyak mahasiswa itu digelar pada 17, 20, dan 21 Februari 2025 di Jakarta dan sejumlah daerah lain.
Lantas benarkah narasi yang disampaikan?
Hasil Cek Fakta
Melansir hasil verifikasi Tempo, diketahui bahwa narasi tersebut tidak memiliki bukti-bukti akurat. Aksi #IndonesiaGelap merupakan aksi massa yang melibatkan beragam kelompok masyarakat sipil. Aksi ini tidak terkait dengan pendanaan dari USAID yang telah ditutup oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebelumnya tempo juga menerbitkan artikel yang menjelaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi memerintahkan penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Semua stafnya diperintahkan untuk kembali ke Amerika Serikat paling lambat Jumat, 7 Februari 2025.
Aksi Indonesia Gelap tersebut dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan yang terdiri dari 340 badan mahasiswa, sehingga tidak ada hubungannya dengan USAID.
Sebelumnya tempo juga menerbitkan artikel yang menjelaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi memerintahkan penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Semua stafnya diperintahkan untuk kembali ke Amerika Serikat paling lambat Jumat, 7 Februari 2025.
Aksi Indonesia Gelap tersebut dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan yang terdiri dari 340 badan mahasiswa, sehingga tidak ada hubungannya dengan USAID.
Kesimpulan
Berdasarkanpenjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa klaim aksi mahasiswa Indonesia Gelap dibiayai oleh USAID adalah keliru.
(GFD-2025-25837) Cek Fakta: Tidak Ada Stasiun Televisi yang Meliput Aksi Indonesia Gelap
Sumber:Tanggal publish: 25/02/2025
Berita
Suara.com - Beredar di media sosial sebuah unggahan video dengan narasi yang menyebut tidak ada media stasiun tv yang meliput aksi Indonesia Gelap.
Postingan/cuitan di X/Twitter itu dibagikan pada Senin, 17/2/2025 dengan narasi sebagai berikut:
“hei demi apapun ini berita lagi naik lohhhhBAJINGAN KALIANini gada stasiun televisi gada yang mau liput????kemana kalian?????hallloooo????heiii?APAKAH INI SUDAH PEMBUNGKAMAN???
KaburAjaDulu #IndonesiaGelap”
Lantas benarkah narasi yang disampaikan?
Postingan/cuitan di X/Twitter itu dibagikan pada Senin, 17/2/2025 dengan narasi sebagai berikut:
“hei demi apapun ini berita lagi naik lohhhhBAJINGAN KALIANini gada stasiun televisi gada yang mau liput????kemana kalian?????hallloooo????heiii?APAKAH INI SUDAH PEMBUNGKAMAN???
KaburAjaDulu #IndonesiaGelap”
Lantas benarkah narasi yang disampaikan?
Hasil Cek Fakta
Melansir Turnbackhoax, telah dilakukan penelusuran dengan menggunakan perkakas (tools) pencarian foto (image search) Google Lens.
Hasilnya, ditemukan beberapa sumber foto yang sudah membagikan sebelumnya, salah satunya oleh VICE pada 13 Juni 2022 lalu di artikel berjudul “DPR dan Pemerintah Enggan Buka Akses Draf Terbaru RUU KUHP ke Publik”.
Ditemukan pula sebuah file foto yang diunggah di Wikipedia pada 24 September 2019 lalu dengan nama “File:September2019jakartademo1.jpg”.
Ketika dilakukan penelusuran dengan perkakas pencarian video (video search) Google Videos dan pencarian berita (news search) Google News, ditemukan bahwa ada beberapa stasiun televisi dan media nasional yang melaksanakan liputan Demo Indonesia Gelap saat ini (2025) per artikel ini disusun.
Hasilnya, ditemukan beberapa sumber foto yang sudah membagikan sebelumnya, salah satunya oleh VICE pada 13 Juni 2022 lalu di artikel berjudul “DPR dan Pemerintah Enggan Buka Akses Draf Terbaru RUU KUHP ke Publik”.
Ditemukan pula sebuah file foto yang diunggah di Wikipedia pada 24 September 2019 lalu dengan nama “File:September2019jakartademo1.jpg”.
Ketika dilakukan penelusuran dengan perkakas pencarian video (video search) Google Videos dan pencarian berita (news search) Google News, ditemukan bahwa ada beberapa stasiun televisi dan media nasional yang melaksanakan liputan Demo Indonesia Gelap saat ini (2025) per artikel ini disusun.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa foto yang dibagikan sudah beredar sebelumnya dan klaim Demo Indonesia Gelap tidak diliput adalah salah. Post/cuitan masuk ke kategori konten yang menyesatkan (misleading content).
(GFD-2024-25836) Benarkah Video Dedi Mulyadi Bagikan Uang Rp20 Juta Jelang HUT ke-79 RI? Cek Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 12/08/2024
Berita
Benarkah Video Dedi Mulyadi Bagikan Uang Rp20 Juta Jelang HUT ke-79 RI? Cek Faktanya
Untuk mendapatkan uang Rp20 juta, harus menyukai atau like video tersebut. Berikut penelusurannya
Beredar video di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi, membagikan uang tunai Rp20 juta jelang Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.
Untuk mendapatkan uang Rp20 juta, harus menyukai atau like video tersebut. Berikut keterangan dalam video yang beredar:
"SPECIAL MENJELANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945."
Untuk mendapatkan uang Rp20 juta, harus menyukai atau like video tersebut. Berikut penelusurannya
Beredar video di media sosial Facebook yang mengeklaim bahwa politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi, membagikan uang tunai Rp20 juta jelang Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.
Untuk mendapatkan uang Rp20 juta, harus menyukai atau like video tersebut. Berikut keterangan dalam video yang beredar:
"SPECIAL MENJELANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945."
Hasil Cek Fakta
Melansir dari Kominfo, video yang menampilkan Dedi Mulyadi identik dengan unggahan di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada 24 Juli 2024 lalu.
Dalam video tersebut Dedi menginformasikan soal acara hiburan rakyat yang digelar di Lapangan Sahate, Kota Purwakarta pada 26 Juli 2024. Acara tersebut dihadiri komedian Sule dan Ohang serta musisi Doel Sumbang.
Mantan Bupati Purwakarta itu tidak mengatakan akan membagikan uang Rp20 juta. Sementara itu, suara Dedi dalam video soal pembagian uang Rp20 juta merupakan hasil kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Dalam video tersebut Dedi menginformasikan soal acara hiburan rakyat yang digelar di Lapangan Sahate, Kota Purwakarta pada 26 Juli 2024. Acara tersebut dihadiri komedian Sule dan Ohang serta musisi Doel Sumbang.
Mantan Bupati Purwakarta itu tidak mengatakan akan membagikan uang Rp20 juta. Sementara itu, suara Dedi dalam video soal pembagian uang Rp20 juta merupakan hasil kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Kesimpulan
Video Dedi Mulyadi bagikan uang Rp20 juta dalam rangka HUT ke-79 RI adalah keliru alias hoaks. Faktanya, suara Dedi dalam video soal pembagian uang Rp20 juta merupakan hasil kecerdasan buatan (AI).
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Rujukan
Halaman: 393/6213