• (GFD-2022-10915) Cek Fakta: Tidak Benar Nurofen Ibuprofen Mengandung Logam Graphene Oxide

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 08/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tablet Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide, klaim tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Agustus 2022.
    Unggahan klaim tablet Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide berupa video yang menampilkan seorang mengambil tablet Nurofen Ibuprofen kemudian tablet tersebut dimasukan ke dalam gelas yang berisi air.
    Setelah tablet tersebut larut kemudian ada sebuah benda berbahan besi ditempelkan pada gelas terbut dan terlihat gumpalan besi menempel pada dinding gelas.
    Dalam video tersebut terdapat narasi suara yang mengatakan sedang menunjukan graphene oxide di dalam tablet.
    Benarkah klaim tablet Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tablet Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide'. Penelelusuran mengarah pada berbagai judul artikel, salah satunya "Nurofen tablets do not contain graphene oxide" yang dimuat situs factcheck.afp.com, pada 29 Maret 2022.
    Dalam artikel situs factcheck.afp.com perwakilan produsen Nurofen, Reckitt Benckiser mengatakan partikel hitam itu adalah zat pewarna yang disebut oksida besi hitam.
    "Tinta yang digunakan pada tablet Nurofen sesuai dengan persyaratan peraturan. Ini mengandung bahan Black Iron Oxide, yang digunakan secara luas dalam industri farmasi dan aman untuk dikonsumsi manusia," kata juru bicara itu.
    "Tinta tidak mengandung graphene atau zat serupa."
    Graphene dan graphene oxide tidak terdaftar sebagai bahan dalam salah satu dari 24 obat Nurofen yang disetujui oleh Australian Register of Therapeutic Goods (ARTG).
    Beberapa obat-obatan, termasuk tablet yang terlihat dalam video, Nurofen Zavance, memang mengandung "besi oksida hitam" sebagai bahannya.
    Dusan Losic, direktur Pusat Penelitian Grafena Dewan Riset Australia, mengatakan bahwa sementara oksida graphene dapat digunakan sebagai pembawa molekul obat, itu "bukan sesuatu yang Anda harapkan" ada di tablet Nurofen.
    Dia mengatakan partikel oksida graphene kecil dapat dilihat dengan mata telanjang jika ada kelompok yang cukup besar, tetapi mereka akan memiliki "warna agak kuning hingga coklat" ketika terdispersi dalam air, bukan hitam seperti yang terlihat dalam video.
    Therapeutic Goods Administration (TGA), yang mengawasi keamanan dan kemanjuran obat-obatan di Australia, mengatakan oksida besi hitam juga disebut besi oksida hitam dalam tablet Nurofen aman untuk dikonsumsi manusia.
    "Besi oksida hitam biasanya digunakan sebagai pigmen pewarna dalam tinta cetak pada kapsul dan tablet. Ini diizinkan untuk digunakan sebagai zat pewarna dalam obat-obatan untuk penggunaan oral asalkan memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas," kata seorang juru bicara kepada AFP.
    "Oksida besi hitam yang ada di Nurofen Zavance memenuhi persyaratan ini."
    Spesifikasi TGA untuk penggunaan oksida besi hitam dan pewarna lain yang digunakan dalam obat-obatan tersedia di situs webnya.
    Mathew Martin-Iverson, seorang ahli farmakologi di University of Western Australia mengatakan oksida besi hitam juga digunakan sebagai zat pewarna dalam makanan.
    "Besi oksida banyak digunakan sebagai zat pewarna dalam beberapa makanan seperti manisan, buah zaitun atau kulit keju dan disetujui untuk penggunaan itu dan memiliki nama E172 sebagai zat tambahan di Eropa," katanya kepada AFP.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tablet Nurofen Ibuprofen mengandung logam graphene oxide tidak benar.
    Partikel hitam pada tablet Nurofen Ibuprofen adalah zat pewarna yang disebut oksida besi hitam.
    Graphene oxide tidak terdaftar sebagai bahan dalam salah satu dari 24 obat Nurofen yang disetujui oleh Australian Register of Therapeutic Goods (ARTG).

    Rujukan

  • (GFD-2022-10914) [SALAH] Video “Berita Viral ~ INNALILLAH!!HARI INI 4 NOVEMBER 2022 GUNUNG SEMERU MELETUS 384 KALI & HANCUR BEGINI.”

    Sumber: YOUTUBE
    Tanggal publish: 08/11/2022

    Berita

    Berita Viral ~ INNALILLAH!!HARI INI 4 NOVEMBER 2022 GUNUNG SEMERU MELETUS 384 KALI & HANCUR BEGINI.

    Hasil Cek Fakta

    Kanal Youtube MIMBAR ISTANA membagikan video yang menyebutkan bahwa telah terjadi letusan hebat di Gunung Semeru, pada 4 November 2022. Disebutkan bahwa terdapat 15 orang korban meninggal, 27 orang hilang, 1027 orang mengungsi, dan 2700 unit bangunan rusak.

    Hasil penelusuran ditemukan informasi bahwa video tersebut adalah keterangan peristiwa erupsi yang terjadi di Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021. Dalam peristiwa tersebut, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas dan lahar dingin.

    Informasi dari MAGMA Indonesia, layanan mitigasi bencana dari Kementerian ESDM Indonesia, saat ini status Gunung Semeru ada di level III (Siaga). Adapun hasil pengamatan kegempaan pada tanggal 4 November 2022 adalah 29 kali gempa letusan dengan amplitudo 20 - 24 mm dan lama gempa 100 - 200 detik, serta delapan kali harmonik dengan amplitudo 5-20 mm dan lama gempa 69 - 3120 detik.

    Dikutip dari tvonenews.com, pada tanggal 5 November 2022, teramati adanya 2 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur kurang lebih 300 meter dari ujung lidah lava. Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan bahwa hingga saat ini aktivitas Gunung Semeru masih terhitung aman untuk pemukiman warga. Namun Patria tetap menghimbau warga untuk tetap waspada dengan risiko peningkatan aktivitas yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    Kesimpulan

    Video yang beredar mengenai letusan Gunung Semeru pada tanggal 4 November 2022 adalah informasi yang salah. Video tersebut adalah keterangan peristiwa erupsi yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10913) [SALAH] Mengonsumsi Kulit Pohon Jambu Mete Bisa Menetralisir Racun Akibat Gigitan Ular

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/11/2022

    Berita

    Klaim tentang mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat gigitan ular beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook.

    Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi cara mengonsumsi kulit pohon jambu mete untuk menetralisir racun akibat digigit ular.

    "ANTI-POISON.

    There are many snakes with a very poisonous venom that kills within some hours

    If you are a victim of snakes bites or poison, just look for a cashew tree, use your cutlass to get the bark of the cashew tree, and chew the bark of the tree

    As you chew, swallow the juice, don't swallow the chaff. It will neutralize every poisonous substance from the snake even if it's a black mamba bite.

    Very effective and powerful to destroy snake venoms.

    You can keep the bark for any emergency, even if it's a dry one, just soak it in water. it doesn't spoil, it can be kept for years

    God has blessed us with so many herbs but many don't know it," tulis salah satu akun Facebook.

    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 13 kali dibagikan dan mendapat 6 komentar dari warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat digigit ular. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "cashew snake poison" di kolom pencarian Google Search.

    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Experts say antivenom, not herbs, is the only effective antidote to toxins from snake bites" yang dimuat situs factcheck.afp.com pada 7 Oktober 2022.

    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa obat herbal termasuk mengonsumsi kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralkan racun gigitan ular.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bahwa jika terjadi gigitan ular, pengobatan tradisional dan herbal harus dihindari.

    "Antibisa tetap menjadi satu-satunya pengobatan spesifik yang berpotensi mencegah atau membalikkan sebagian besar efek gigitan ular ketika diberikan lebih awal dalam dosis terapi yang memadai," demikian pernyataan WHO.

    Pakar gigitan ular dari African Snakebite Institute (ASI), Johan Marais mengatakan bahwa mengonsumsi atau mengunyah kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralisir racun akibat gigitan ular.

    "Jadi, makan atau mengunyah kacang mete atau kulit pohon tidak bisa menetralisir bisa ular," kata Marais.

    Sementara, petugas medis utama di Pusat Penelitian dan Perawatan Gigitan Ular di Kaltungo, Sulaiman Mohammed menyarankan, agar korban gigitan ular berbisa segera dibawa ke rumah sakit. Tentunya, rumah sakit rujukan tersebut memiliki stok antibisa.

    Kesimpulan

    Klaim mengonsumsi kulit pohon jambu mete dapat menetralisir racun akibat gigitan ular ternyata tidak benar. Faktanya, mengonsumsi atau mengunyah kulit pohon jambu mete tidak bisa menetralisir racun akibat gigitan ular.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10912) [SALAH] Balurkan Telur Rebus di Tubuh Bisa Turunkan Demam Anak

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/11/2022

    Berita

    Beredar di media sosial postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2022.

    Dalam postingannya terdapat link yang mengarah pada artikel berjudul "Cara Mengobati Anak Demam, Baby Badan Panas Dengan Telur Rebus"

    Artikel itu menyebutkan bahwa telur yang direbus dibalurkan pada kepala, perut, kaki hingga seluruh badan anak yang demam. Artikel itu juga menyebutkan bahwa cara itu merupakan amalan tabib dari Cina.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul "Claim that 'rubbing a boiled egg over a child’s body can cure fever' is false: experts" yang tayang 17 Oktober 2022.

    Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari dr Wendy Wong, praktisi pengobatan Cina yang sudah terdaftar sekaligus mantan asisten profesor di Chinese University of Hong Kong. Ia menyebut klaim dalam postingan itu tidak benar.

    "Perawatan yang disebut berasal dari Cina adalah tidak benar. Klaimnya juga sama sekali salah dan misleading," ujarnya.

    Selain itu terdapat juga penjelasan dari Dr Thurein Hlaing Win, Country Manajer dari website kesehatan Hello Sayarwon di Myanmar.

    "Kita hidup di era yang harus ada bukti nyata dan penjelasan logis di balik sebuah klaim. Dan tidak ada bukti ilmiah telur rebus yang dibalurkan bisa menurunkan demam anak," ucapnya.

    Penelusuran dilanjutkan dengan membuka website Ikatan Dokter Anak Indonesia. Di sana terdapat penjelasan penanganan demam pada anak.

    "Penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik), terapi fisik (nonfarmakologi) seperti istirahat baring, kompres hangat, dan banyak minum," bunyi pernyataan IDAI.

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut membalurkan telur rebus ke tubuh bisa untuk menurunkan demam pada anak adalah tidak benar.

    Rujukan