• (GFD-2022-10924) Cek Fakta: Tidak Benar Kondisi AS Terkena Dampak Resesi dalam Video Ini

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 10/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video kondisi Amerika Serikat atau AS terkena dampak resesi. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Oktober 2022.
    Unggahan klaim video kondisi AS terkena dampak resesi menampilkan situasi tepi jalan terdapat sejumlah orang tergeletak dan ada yang berjalan gontai.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Ini situasi terkini di Amerika serikat Negara super power yg terkena dampak akibat resesi global yg melanda Dunia..coba klu terjadi di Indonesia para Kadrun mngoreng2 tiap hari sambil menari2 teriak2 turunkan Jokowi..😁😁"
    Benarkah klaim video kondisi AS terkena dampak resesi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video kondisi AS terkena dampak resesi, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penlusuran menggunakan Google Image.
     
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kensington Ave – Everything You Want To Know About Philadelphia’s Skid Row" yang dimuat situs vanlifewanderer.com.
    Situs vanlifewanderer.com memuat foto yang identik dengan klaim video, artikel tersebut menyebutkan video tersebut merupakan kondisi di Kensington, Philadelphia, Amerika Serikat yang menjadi pasar narkoba. 
    Masuknya imigran dan rumah tangga berpenghasilan rendah , banyak dari mereka yang terjerumus menjadi pecandu narkoba.
    Dalam artikel tersebut juga memuat video berjudul "Walking Kensington Ave K&A [4K]" yang diunggah akun YouTube Kensington Now, pada 26 Juli 2022. Cuplikn video yang identik ada pada menit ke 3.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video kondisi AS terkena dampak resesi tidak benar.
    Video tersebut menampilkan  kondisi di Kensington, Philadelphia, Amerika Serikat yang menjadi pasar narkoba. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10923) [SALAH] Kebijakan Pemerintah Tiongkok yang Mewajibkan Anak-Anak Menggunakan Baju Hazmat

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 10/11/2022

    Berita

    Akun Twitter dengan nama pengguna “uytimes” mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekelompok anak tengah berbaris dan mengenakan kostum berwarna putih. Unggahan tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa anak-anak dalam video tersebut tengah menggunakan baju hazmat sesuai dengan kebijakan pemerintah.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali beredar. Anak-anak dalam video tersebut sedang menggunakan kostum astronot, bukan baju hazmat. Video serupa pertama kali diunggah di media sosial Douyin oleh akun “ruyi” pada 29 Desember 2021. Adapun kostum tersebut digunakan sebagai perlengkapan penampilan dalam rangka festival yang diselenggarakan oleh sekolah.

    Narasi serupa juga pernah beredar sebelumnya. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id pada 12 Januari 2022 dengan judul artikel “[SALAH] Video Anak-Anak di Tiongkok Diwajibkan untuk Menggunakan Baju Hazmat”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “uytimes” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Hoaks lama yang kembali beredar. Faktanya, anak-anak dalam video tersebut sedang menggunakan kostum astronot, bukan baju hazmat. Video serupa pertama kali diunggah di media sosial Douyin pada 29 Desember 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10921) Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Genosida Uni Eropa Membuat 100 Ribu Kematian

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 09/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin genosida Uni Eropa membuat 100 ribu kematian dalam seminggu. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 27 Oktober 2022.
    Klaim vaksin genosida Uni Eropa membuat 100 ribu kematian dalam seminggu berupa tangkapan layar tumbnails YouTube berjudul "SHOCKING: 100,000 PLUS DEATHS A WEEK! - VACCINE GENOCIDE! - EU To PROSECUTE PRESIDENT?"
    Tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "📣 SHOCKING : LEBIH 100.000 KEMATIAN DALAM SEMINGGU - PEMBANTAIAN MASSAL VAKSIN - EUROPA UNION ______________
    #yang dipuja - puja sebagai pemimpin hanya wayang demi membunuh 95% populasi dunia!"
    Benarkah klaim vaksin genosida Uni Eropa membuat 100 ribu kematian dalam seminggu? Simak faktanya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin genosida Uni Eropa membuat 100 ribu kematian dalam seminggu, menggunakan Google Search dengan kata kunci '100,00 plus deaths a week-vaccine genocide - EUROPEAN UNION'. 
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact Check-Claim of tens of thousands of vaccine-related EU deaths is based on a misreading of data" yang dimuat situs reuters.com.
    Dalam situs reuters.com Juru Bicara organisasi kesehatan Eropa (EMA) mengatakan, situs remsi EMA tidak menyajikan total kasus kematian akibat vaksin, data yang beredar di banyak artikel dan unggahan media sosial tidak benar.
    Posisi EMA tetap bahwa vaksin efektif dalam mengurangi risiko COVID-19, rawat inap, dan kematian.
    Artikel berjudul "What can explain the excess mortality in the U.S. and Europe in 2022?" yang dimuat situs healthfeedback.org menyebutkan, beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kematian berlebih yang terus-menerus ini.
    Pertama, virus SARS-CoV-2 masih beredar dan data epidemiologi menunjukkan bahwa kematian akibat COVID-19 masih merupakan bagian signifikan dari kelebihan kematian.
    Kedua, gelombang panas yang luar biasa pada bulan Juli dan Agustus 2022 kemungkinan telah meningkatkan risiko kematian, karena panas yang berlebihan dapat menyebabkan kematian secara langsung atau tidak langsung.
    Ketiga, sistem perawatan kesehatan di banyak negara masih belum pulih dari pandemi COVID-19. Banyak rumah sakit tetap kekurangan dana, tidak dilengkapi, dan kekurangan staf, yang mengarah pada perawatan pasien yang kurang optimal.
    Tetapi satu hal yang kita tahu tidak berkontribusi terhadap kematian berlebih adalah vaksin COVID-19, bertentangan dengan klaim oleh beberapa orang. Seperti yang kami tunjukkan sebelumnya, tidak ada korelasi antara cakupan vaksinasi dan jumlah kematian berlebih, juga tidak ada korelasi positif dengan penyebaran kampanye vaksinasi COVID-19 publik. Oleh karena itu, bukti yang tersedia bertentangan dengan klaim ini.
     
    Sumber: 
    https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-eu-idUSL1N2UJ0SH
    https://healthfeedback.org/what-can-explain-the-excess-mortality-in-the-u-s-and-europe-in-2022/

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin genosida Uni Eropa membuat 100 ribu kematian dalam seminggu tidak benar.
    Vaksin tidak termasuk sebagai penyebab tingginya angka kematian.
     
  • (GFD-2022-10920) Cek Fakta: Tidak Benar Mantan Presiden Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 09/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut Presiden Jokowi memberi gelar pahlawan nasional bagi mantan presiden Soeharto. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 4 November 2022.
    Berikut isi postingannya:
    "Terimakasih Kepada Presiden RI Joko Widodo, Atas Nama Bangsa Dan Negara Memberikan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Kepeda Alm Jenderal TNI Soeharto Presiden RI Ke - 2.Semoga Pak Soeharto Ditempatkan Disisi Yg Mulia Oleh Tuhan Yg Maha Kuasa Atas Jasa2 nya Kepada Bangsa Dan Negara"
    Lalu benarkah postingan yang menyebut Presiden Jokowi memberi gelar pahlawan nasional bagi mantan presiden Soeharto?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Jokowi Akan Beri Gelar Pahlawan Nasional ke 5 Tokoh, HR Soeharto hingga Paku Alam VIII" yang tayang di Liputan6.com pada 3 November 2022.
    Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
    "Pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum DR dr H R. Soeharto dari Jawa Tengah yang dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan, almarhum DR dr H R Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air," ujar Mahfud.
    "Ikut pembangunan department store syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia)," Mahfud menambahkan.
    Dilansir dari Merdeka.com dalam artikel berjudul "Mengenal Dokter Soeharto, Kepercayaan Bung Karno yang Dianugerahi Pahlawan Nasional" yang tayang pada 8 November 2022, dijelaskan dokter Soeharto bukanlah orang yang pernah menjadi Presiden Indonesia selama 32 tahun.
    Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Soekarno, mantan Presiden RI yang pertama. Dikutip dari Klatenkab.go.id, Soeharto diusulkan sebagai pahlawan nasional atas peran dan perjuangannya sejak berkiprah di Jong Islamieten Bond.
    Selain itu dia juga menjadi pengurus besar Jong Java dan mengikuti Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.
    Selain itu, perannya juga tercatat di Pusat Tenaga Rakyat dan peristiwa-peristiwa penting lainnya sebelum proklamasi kemerdekaan. Dia juga berperan penting dalam pendirian berbagai institusi penting negara.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut Presiden Jokowi memberi gelar pahlawan nasional bagi mantan presiden Soeharto adalah tidak benar. Faktanya yang diberi gelar adalah doktor dokter Soeharto yang pernah menjadi dokter pribadi Soekarno dan berjuang bersama untuk kemerdekaan Indonesia.

    Rujukan