Akun Facebook milik “Aburizal Dewantara Bin Abubakar” pada Kamis (31/7/2025) mengunggah video [arsip] yang menunjukkan sebuah kapal yang berada di tengah laut saat cuaca buruk disertai dengan narasi sebagai berikut:
“Penampakan tsunami di laut.
Setelah gempa bumi besar 8,7 menghantam Semenanjung Kamchatka Rusia, yang menyebabkan tsunami di Rusia Jepang dan Amerika Serikat”
Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 221 ribu kali, dengan 1.408 penyuka, dan 53 share ulang
(GFD-2025-28354) [SALAH] Kapal Terhempas Ombak Saat Gempa di Rusia
Sumber: facebook.comTanggal publish: 08/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) coba melakukan penelusuran informasi tersebut melalui mesin pencarian Google dengan reverse image search. Hasilnya, pencarian mengarah pada saluran YouTube bernama KGW News yang diunggah pada tahun 2023.
Dalam keterangannya, video tersebut merupakan upaya penyelamatan seseorang di kapal dekat Cape Disappointment di pesisir Oregon. Saat seorang perenang mendekati kapal, ombak menyebabkannya terbalik.
Perenang penyelamat berhasil menemukan dan menyelamatkan pria yang berada di kapal. Ternyata pria itu telah mencuri kapal, kata polisi, dan beberapa hari sebelumnya ia juga meninggalkan ikan mati di teras depan rumah Goonies yang terkenal di Astoria.
Dalam keterangannya, video tersebut merupakan upaya penyelamatan seseorang di kapal dekat Cape Disappointment di pesisir Oregon. Saat seorang perenang mendekati kapal, ombak menyebabkannya terbalik.
Perenang penyelamat berhasil menemukan dan menyelamatkan pria yang berada di kapal. Ternyata pria itu telah mencuri kapal, kata polisi, dan beberapa hari sebelumnya ia juga meninggalkan ikan mati di teras depan rumah Goonies yang terkenal di Astoria.
Kesimpulan
Video “kapal terhempas ombak saat gempa di Rusia” merupakan konteks yang salah (false context).
Rujukan
- http[youtube.com] KGW News – Boat capsizes during rescue on Columbia River near Oregon coast
- https://www.facebook.com/reel/1925717004879983 (unggahan informasi oleh akun Facebook milik “Aburizal Dewantara Bin Abubakar”)
- https://archive.ph/p89qC (arsip unggahan informasi oleh akun Facebook milik “Aburizal Dewantara Bin Abubakar”)
(GFD-2025-28353) [SALAH] Mobil berisi 30 ton Ginjal Manusia
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 08/08/2025
Berita
Akun Instagram milik “Jenis_Kitchen_sg” mengunggah video [arsip] pada Senin (21/07/2025). Pengunggah pertama video tersebut berasal dari akun TikTok “coganbatak”, namun tidak ditemukan konten tersebut yang kemungkinan sudah di hapus oleh pemilik akun. Narator dalam video tersebut menjelaskan terdapat penemuan mobil berisi 30 ton ginjal manusia untuk diperdagangkan secara ilegal di pasar internasional.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) coba melakukan penelusuran informasi tersebut melalui mesin pencarian Google. Hasilnya, ditemukan unggahan artikel yang ditulis pada laman Tempo.co tayang 4 Agustus 2025.
Tempo memverifikasi video itu dengan memindainya menggunakan alat pendeteksi akal imitasi. Tempo juga bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, India, memverifikasi keaslian konten tersebut. Hasil verifikasi menunjukkan, video tersebut buatan teknologi akal imitasi atau artificial intelligence (AI).
Hasil analisis menggunakan alat pendeteksi akal imitasi, Hive Moderation, menyimpulkan, 99,9 persen video dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Demikian juga dengan audio juga dibuat dengan AI, berdasarkan analisis menggunakan Hiya Deepfake Voice Detector.
Pada video tersebut juga ditemukan beberapa kejanggalan, seperti pada baju petugas polisi bertuliskan ‘interpol’ yang pudar, kejanggalan pada bekas jahitan operasi di dada yang tak lazim serta letak bekas operasi yang tak masuk akal. Serta video mirip konferensi pers yang terdapat beberapa kameramen terlihat tidak mengarah pada para pejabat, melainkan ke arah yang lain.
Tempo memverifikasi video itu dengan memindainya menggunakan alat pendeteksi akal imitasi. Tempo juga bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, India, memverifikasi keaslian konten tersebut. Hasil verifikasi menunjukkan, video tersebut buatan teknologi akal imitasi atau artificial intelligence (AI).
Hasil analisis menggunakan alat pendeteksi akal imitasi, Hive Moderation, menyimpulkan, 99,9 persen video dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Demikian juga dengan audio juga dibuat dengan AI, berdasarkan analisis menggunakan Hiya Deepfake Voice Detector.
Pada video tersebut juga ditemukan beberapa kejanggalan, seperti pada baju petugas polisi bertuliskan ‘interpol’ yang pudar, kejanggalan pada bekas jahitan operasi di dada yang tak lazim serta letak bekas operasi yang tak masuk akal. Serta video mirip konferensi pers yang terdapat beberapa kameramen terlihat tidak mengarah pada para pejabat, melainkan ke arah yang lain.
Kesimpulan
Video “mobil berisi 30 ton ginjal manusia” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
(GFD-2025-28352) Hoaks! Tautan buka blokir rekening PPATK
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menggunakan nama akun “Pusat Pelapor PPATK” membagikan tautan yang diklaim sebagai sarana konfirmasi rekening aktif agar tidak masuk daftar blokir PPATK, sekaligus untuk membuka kembali rekening yang sudah terblokir.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Khawatir Rekening Tabungan Anda diblokir Oleh PPATK? Segera Daftar Rekening yang masih Aktif/Terpakai Melalui Link yang sudah Kami sediakan.
Dan untuk juga yang Sudah Terlanjur di blokir Juga bisa registrasi ulang melalui Link pendaftaran dibawah”
Namun, benarkah tautan buka blokir rekening PPATK tersebut?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Khawatir Rekening Tabungan Anda diblokir Oleh PPATK? Segera Daftar Rekening yang masih Aktif/Terpakai Melalui Link yang sudah Kami sediakan.
Dan untuk juga yang Sudah Terlanjur di blokir Juga bisa registrasi ulang melalui Link pendaftaran dibawah”
Namun, benarkah tautan buka blokir rekening PPATK tersebut?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran menunjukkan tautan tersebut tidak mengarah ke laman resmi pemerintah atau PPATK, melainkan ke laman pengisian data pribadi seperti nama lengkap, provinsi, dan nomor ponsel yang terhubung ke Telegram.
Tautan ini terindikasi sebagai phishing atau upaya pencurian data pribadi.
PPATK menegaskan bahwa proses analisis terhadap 122 juta rekening pasif (dormant) telah selesai. Ketentuan pembekuan rekening bank yang tidak aktif selama tiga hingga 12 bulan sudah dicabut.
“Saya tegaskan lagi, per hari ini semua sudah kita kita rilis (semua rekening dormant sudah dirilis) dan kita kembalikan (ke bank). Sudah selesai, memang fasenya sudah masuk (untuk diselesaikan),” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, dilansir dari ANTARA.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jika rekening dormant dihentikan sementara dan tidak ditemukan aktivitas mencurigakan, rekening tersebut akan dibuka kembali. Saat ini, mekanisme reaktivasi sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing bank.
Klaim: Tautan buka blokir rekening PPATK
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Tautan ini terindikasi sebagai phishing atau upaya pencurian data pribadi.
PPATK menegaskan bahwa proses analisis terhadap 122 juta rekening pasif (dormant) telah selesai. Ketentuan pembekuan rekening bank yang tidak aktif selama tiga hingga 12 bulan sudah dicabut.
“Saya tegaskan lagi, per hari ini semua sudah kita kita rilis (semua rekening dormant sudah dirilis) dan kita kembalikan (ke bank). Sudah selesai, memang fasenya sudah masuk (untuk diselesaikan),” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, dilansir dari ANTARA.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jika rekening dormant dihentikan sementara dan tidak ditemukan aktivitas mencurigakan, rekening tersebut akan dibuka kembali. Saat ini, mekanisme reaktivasi sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing bank.
Klaim: Tautan buka blokir rekening PPATK
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Rujukan
(GFD-2025-28351) Cek fakta, penemuan puluhan kepala kucing tanpa badan di Sidoarjo
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) - Kabar penemuan puluhan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sorotan publik di media sosial pada awal Agustus ini.
Informasi yang merebak melalui video TikTok itu menyebutkan bahwa puluhan kepala kucing tersebut ditemukan di dalam sebuah plastik, tanpa disertai tubuh bagian lainnya.
Narasi itu dikemas dalam sebuah video sepanjang satu menit dan sudah direspon oleh lebih dari 7.000 pengguna TikTok.
"Nemu lagi satu kepala kucing dibedak pindang pasar sepanjang... (mungkin ketinggalan pas beresin kepala2 hbs jagal)," demikian isi narasi di video tersebut.
Lalu, benarkah kabar soal penemuan puluhan kepala kucing tanpa badan di Sidoarjo?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Informasi yang merebak melalui video TikTok itu menyebutkan bahwa puluhan kepala kucing tersebut ditemukan di dalam sebuah plastik, tanpa disertai tubuh bagian lainnya.
Narasi itu dikemas dalam sebuah video sepanjang satu menit dan sudah direspon oleh lebih dari 7.000 pengguna TikTok.
"Nemu lagi satu kepala kucing dibedak pindang pasar sepanjang... (mungkin ketinggalan pas beresin kepala2 hbs jagal)," demikian isi narasi di video tersebut.
Lalu, benarkah kabar soal penemuan puluhan kepala kucing tanpa badan di Sidoarjo?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hasil Cek Fakta
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sidoarjo memastikan bahwa isu penemuan puluhan potongan kepala kucing di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, adalah hoaks.
"Salah satu pedagang wanita dalam video tersebut berinisial S sudah kami mintai keterangan dan ternyata yang bersangkutan pun tidak mengetahui secara langsung adanya kejadian itu, hanya dengar dari cerita mulut ke mulut," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Taman Inspektur Polisi Dua (Ipda) Andri Sasongko.
Penelusuran polisi juga dilakukan kepada Kepala Pasar Sepanjang, Sumali, serta petugas kebersihan di Pasar Sepanjang, melansir berita ANTARA ini.
Kedua petugas itu menyebutkan kabar soal kepala kucing yang beredar tersebut tidak benar dan hanya bersumber dari keterangan beberapa pedagang, tapi tanpa bukti.
Tidak ditemukan pula bangkai kepala kucing, sebagaimana yang disebutkan video TikTok tersebut, kata Andri.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Klaim: Penemuan puluhan kepala kucing tanpa badan di Sidoarjo
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
"Salah satu pedagang wanita dalam video tersebut berinisial S sudah kami mintai keterangan dan ternyata yang bersangkutan pun tidak mengetahui secara langsung adanya kejadian itu, hanya dengar dari cerita mulut ke mulut," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Taman Inspektur Polisi Dua (Ipda) Andri Sasongko.
Penelusuran polisi juga dilakukan kepada Kepala Pasar Sepanjang, Sumali, serta petugas kebersihan di Pasar Sepanjang, melansir berita ANTARA ini.
Kedua petugas itu menyebutkan kabar soal kepala kucing yang beredar tersebut tidak benar dan hanya bersumber dari keterangan beberapa pedagang, tapi tanpa bukti.
Tidak ditemukan pula bangkai kepala kucing, sebagaimana yang disebutkan video TikTok tersebut, kata Andri.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Klaim: Penemuan puluhan kepala kucing tanpa badan di Sidoarjo
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Rujukan
Halaman: 368/6814




