• (GFD-2025-26809) Benarkah Apple Hapus Hari Perempuan Internasional dari Kalender?

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/03/2025

    Berita

    tirto.id – Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) diperingati setiap tanggal 8 Maret. IWD merupakan perayaan global yang didedikasikan untuk menghormati pencapaian kaum perempuan di berbagai bidang.

    Tak hanya itu, Perayaan Hari Perempuan Internasional juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap tantangan yang masih dihadapi perempuan di seluruh dunia, termasuk diskriminasi dan kekerasan.

    Namun, sebelum memasuki Perayaan Hari Perempuan tahun 2025 ini, beredar narasi bahwa Apple diam-diam menghapus Hari Perempuan Internasional dari aplikasi kalendernya di iPhone, iPad, MacBook, dan perangkat lain yang menggunakan sistem operasi perusahaan tersebut.

    Akun Instagram bernama “samallbooked” (arsip) menyebarkan narasi ini dalam bahasa Inggris. Akun itu menyebut langkah Apple sebagai sesuatu hal yang aneh. Oleh karenanya, ia menyerukan warganet untuk menambahkan secara manual Peringatan Hari Perempuan Internasional ke kalender.

    “Masukkan kembali Hari Perempuan Internasional ke kalender! Kunjungi @bellesaco dan klik tautan di bio mereka untuk menambahkannya kembali ke kalender Anda dengan mudah. Terima kasih Bellesa!” begitu bunyi takarir yang disematkan sembari mempromosikan sebuah jenama.

    Sejak dibagikan pada Rabu (5/3/2025) sampai Senin (10/3/2025), unggahan ini telah memperoleh 9 tanda suka. Narasi serupa juga diketahui disebarkan oleh sebuah akun Threads.

    Lantas, apa benar Apple menghapus Hari Perempuan Internasional dari kalender perangkatnya?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “Apple remove International Women’s Day from its calendar”. Hasilnya, kami menemukan beberapa lembaga pemeriksa fakta yang telah menyatakan klaim ini tidak tepat, seperti PolitiFact dan Snopes.

    Masyarakat diketahui menyamakan Apple dengan langkah yang diambil Google. Raksasa teknologi Google pada tahun 2024 lalu memang menghapus banyak peringatan budaya dari kalendernya, termasuk Bulan Sejarah Perempuan, Black History Month (untuk menghormati warga Afrika-Amerika), serta Pride Month.

    Seperti tercantum di laman resmi Google, Tim Kalender Google disebut mulai menambahkan serangkaian momen yang lebih luas secara manual di sejumlah besar negara di seluruh dunia — seperti perayaan budaya, hari guru, dan lainnya.

    “Kami mendapat masukan bahwa banyak acara dan negara lain yang tidak tercantum, dan tidak memungkinkan untuk memasukkan ratusan momen ke dalam kalender setiap orang — jadi pada pertengahan tahun 2024 kami memutuskan untuk menyederhanakan dan hanya menampilkan hari libur umum dan peringatan nasional dari timeanddate.com,” tulis Google.

    Meski Google memutuskan menghapus Bulan Sejarah Perempuan dan beberapa peringatan lain, Apple mengatakan untuk kasus pihaknya tidak demikian. Menukil Snopes, pihak Apple menyatakan bahwa narasi semacam itu adalah kesalahpahaman lantaran Hari Perempuan Internasional maupun Bulan Sejarah Perempuan, yang juga terjadi pada Maret, tidak pernah ditampilkan dalam kalender standar Apple.

    Tirto pun tidak menemukan adanya bukti yang menunjukkan kalau Apple menghapus Hari Perempuan Internasional dari aplikasi kalendernya, maupun data yang memperlihatkan perusahaan teknologi itu mencantumkan Peringatan Hari Perempuan Internasional di kalendernya, dalam beberapa tahun terakhir.

    Sebuah arsip yang menunjukkan tangkapan layar kalender MacBook pada 2024 juga tidak menampilkan label khusus untuk Hari Perempuan Internasional saat 8 Maret. Dengan demikian, klaim soal Apple menghapus Hari Perempuan Internasional dari kalender bisa menyesatkan tanpa tambahan keterangan.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim soal perusahaan teknologi Apple menghapus Hari Perempuan Internasional dari kalender bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan keterangan).

    Pihak Apple menyatakan bahwa narasi semacam itu adalah kesalahpahaman lantaran Hari Perempuan Internasional maupun Bulan Sejarah Perempuan memang tidak pernah ditampilkan dalam kalender Apple.

    Tirto tidak menemukan adanya bukti kalau Apple menghapus Hari Perempuan Internasional dari aplikasi kalendernya.

    Rujukan

    https://tirto.id/kapan-hari-perempuan-internasional-sejarah-dan-apa-tema-2025-g8YJ#:~:text=Hari%20Perempuan%20Internasional%20diperingati%20setiap,ketidaksetaraan%20dan%20penindasan%20terhadap%20perempuan.

    https://www.instagram.com/p/DGzmoIAAi56/?img_index=1

    https://archive.ph/a6WaW/image

    https://www.threads.net/@drjolenebrighten/post/DGzOAYcx-_9

    https://www.politifact.com/factchecks/2025/mar/07/social-media/apple-didnt-remove-international-womens-day-from-i

    https://www.snopes.com/news/2025/03/07/
  • (GFD-2025-26808) [KLARIFIKASI] Video Badai Pasir Berlokasi di Arab Saudi, Bukan Israel

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Israel bagian selatan dilanda badai pasir dahsyat pada Rabu (30/4/2025). Akan tetapi, beredar kabar keliru terkait peristiwa tersebut.

    Di media sosial beredar sebuah video menampilkan badai pasir yang direkam dari pinggir jalan aspal.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Video badai pasir di Israel disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (1/5/2025):

    BERITA TERBARU:01.05.2025

    Jika api tidak cukup,Badai pasir besar telah menghantam Israel.Murka Allah itu mulia.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek jejak digital video yang beredar dengan teknik reverse image search.

    Hasil pencarian di Google menunjukkan, video badai pasir itu telah ada di internet setidaknya sejak Maret 2025.

    Salah satunya video yang diunggah akun Instagram @shahbazahmad1082 pada 23 Maret 2025.

    Keterangan video menyebutkan, video terjadi di Arab Saudi.

    Video serupa diunggah oleh akun X dan Facebook media pemeriksa fakta Misbar yang menegaskan bahwa video badai pasir berlokasi di Arab Saudi.

    Dilansir Almasryalyoum.com, video tersebut sebelumnya keliru diklaim berlokasi di Mesir.

    Padahal, badai pasir terjadi di wilayah Wadi ad-Dawasir, Riyadh, Arab Saudi pada akhir Maret 2025.

    Juru bicara Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi, Hussein Al-Qahtani, menyatakan badai debu atau pasir yang melanda wilayah Wadi Ad-Dawasir merupakan hasil dari aliran udara dari badai petir aktif antara wilayah Bisha dan Wadi Ad-Dawasir.

    Badai yang berlangsung berlangsung selama sekitar satu jam itu didukung kecepatan angin mencapai 28 knot atau sekitar 52 km per jam, berdasarkan data stasiun pemantauan di Bandara Wadi Al-Dawasir.

    Kesimpulan

    Video badai pasir di wilayah Wadi ad-Dawasir, Riyadh, Arab Saudi pada akhir Maret 2025 disebarkan dengan konteks keliru.

    Peristiwa itu tidak terkait dengan badai pasir yang terjadi di Israel pada Rabu (30/4/2025).

    Rujukan

  • (GFD-2025-26807) Keliru: Video yang Diklaim Memperlihatkan Balas Dendam Tentara AS-Israel pada TNI di Gaza

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/05/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di WhatsApp [arsip] dan Facebook, memuat klaim gabungan tentara AS dan Israel menyerang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Serangan itu diklaim menyebabkan Letkol Infanteri Wisnu gugur, beserta 40 anggota pasukan khusus TNI dibombardir pesawat gabungan Israel. 

    Video itu memperlihatkan sejumlah kegiatan militer yang membawa senjata masing-masing dalam kondisi perang. Berikut narasinya: “Letkol Inf. Wisnu gugur beserta 40 anggota pasukan khusus TNI yang bersandi garuda hitam PBB, dalam misinya di Gaza akibat dibombardir pesawat gabungan Israel dan AS pada Jum'at malam 25 April 2025, setelah sebelumnya menghancurkan gudang senjata milik Israel di otoritas Gaza.”



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan tentara AS-Israel yang menyerang TNI di Gaza?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, konten yang memuat klaim 40 anggota pasukan khusus TNI tewas karena serangan militer Amerika Serikat dan Israel adalah informasi bohong. Kolase video yang beredar tersebut berasal dari peristiwa yang lain.

    Tempo menggunakan reverse image search Google dan Yandex untuk memverifikasi video tersebut. 



    Pada menit ke-1, video yang memperlihatkan asap yang membumbung di antara gedung-gedung tinggi, Klip itu sesungguhnya memperlihatkan gedung yang roboh setelah diserang berkali-kali oleh militer Israel melalui udara sebagaimana diberitakan Sky News. Target serangan itu adalah Hamas,  bukan TNI.

    Peristiwa itu dipublikasikan pada 18 Mei 2021. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan angkatan udara negara tersebut mengatakan, mereka telah menyerang 65 target Hamas di Jalur Gaza dalam semalam, dengan menggunakan 62 jet tempur dan 110 senjata.



    Klip berikutnya memperlihatkan sejumlah tentara berjalan di gundukan tanah yang tak rata. Video itu juga tidak memperlihatkan militer AS-Israel menyerang TNI. Video itu sesungguhnya memperlihatkan kondisi tentara Israel (IDF) yang sedang berperang dengan militer Lebanon sebagaimana keterangan di akun Twitter mereka pada 21 Oktober 2024. 

    Akun tersebut menulis: “Pasukan IDF melanjutkan operasi yang ditargetkan di sektor Lebanon, dan dengan kerja sama erat antara pasukan udara, intelijen, dan api, 7 komandan brigade, 21 komandan batalion, dan 24 komandan kompi di organisasi teroris Hizbullah telah dieliminasi sejauh ini.”



    Berikutnya klip di konten itu memperlihatkan beberapa tentara yang merunduk sambil mengarahkan senapan pada musuh. Video itu sesungguhnya bersumber dari akun X US Marine pada 7 November 2017 yang tak ada hubungannya dengan TNI.

    Bantahan dari TNI

    Dikutip dari Antara, Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi menyatakan,  pernyataan yang beredar merupakan hoaks. 

    Indonesia tidak mengirimkan pasukan militer ke Gaza untuk melawan Israel. Menurut situs Mabes TNI, tim yang dikirim Indonesia yakni 40 tenaga kesehatan, terdiri dari dokter, perawat, dan ahli medis lainnya yang diberangkatkan dalam dua tahap. Tahap pertama melibatkan 25 personel yang berangkat pada 9 Agustus 2024 pukul 00.45 WIB. 

    Gelombang dua sebanyak 25 nakes TNI diberangkatkan pada Senin, 16 Desember 2024 dari Denpasar, Bali.

    Kemudian, gelombang ketiga terdiri dari 25 personel, yang merupakan gabungan dari berbagai tenaga medis dan paramedis, diberangkatkan April 2025.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan tentara AS-Israel yang menyerang TNI di Gaza karena balas dendam adalah klaim keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26806) Keliru: Rosianna Silalahi Promosi Pengobatan Mata dengan Soda Dapur

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/05/2025

    Berita

    SEBUAH akun di Facebook [arsip] mengunggah video berlogo Kompas TV yang menyiarkan Rosianna Silalahi memberikan informasi pengobatan mata. Sebagai presenter, Rosi menyampaikan tentang penemuan metode memulihkan penglihatan hingga 100 persen hanya dalam waktu 48 jam. 

    Dalam video itu, Rosi menyebut seorang dokter mata asal Indonesia yang telah menemukan minuman untuk memulihkan penglihatan. Obat tersebut diklaim telah menyembuhkan 5 juta orang.



    Benarkah Rossi menayangkan program promosi pengobatan mata dengan soda dapur yang ditemukan oleh seorang dokter?

    Hasil Cek Fakta

    Verifikasi Tempo menunjukkan, potongan video Rosianna Silalahi di Kompas TV yang menyiarkan pengobatan mata tersebut adalah hasil suntingan. Audio itu diubah dari aslinya dengan menggunakan kecerdasan buatan (generated-AI audio).

    Tempo menelusuri video Kompas TV dengan menggunakan kata kunci di Youtube. Hasilnya, video Rosi tersebut sebenarnya pernah dipublikasikan di akun YouTube Kompas TV pada 8 November 2024 dengan judul [FULL] Mendikti Saintek Klarifikasi soal LPDP, UKT Mahal berujung Pinjol, sampai Obral Gelar | ROSI.



    Video tersebut berisi obrolan antara Rosianna Silalahi dengan mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Kabinet Merah Putih, Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro. Saat itu, Satryo menjawab permasalahan yang dialami mahasiswa mulai dari UKT mahal yang berujung pinjol, pembungkaman suara kritis, hingga perisakan.  

    Dalam video itu, Rosi tidak mempromosikan minuman pemulih penglihatan hingga 100 persen seperti pada unggahan di atas.

    Pria yang memberikan testimoni dalam video tersebut adalah Prof. dr. Budu, PhD, SPM, MMedEdu dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Video tersebut pernah dirilis oleh kanal YouTube Identitas Unhas pada 1 Desember 2021, yang membahas pemilihan rektor Unhas.



    Prof. Budu menceritakan tentang alasannya maju dalam pemilihan rektor 2021 dan visi-misinya setelah terpilih sebagai rektor. Dia tidak menyampaikan testimoni tentang keberhasilan pengobatan mata dengan metode soda dapur, seperti dalam konten di atas.

    Tempo juga memverifikasi video dengan alat pemindai AI, Hive Moderation.com. Hasil analisis menunjukkan bahwa 99 persen kemungkinan audio dalam video Kompas TV itu telah diubah dengan generator AI.



    Manfaat Soda untuk Mata

    Narasi bahwa soda bisa mengobati penyakit mata atau memperbaiki penglihatan, pernah beredar di India. Dikutip dari The Healthy Indian Project, organisasi pemeriksa fakta kesehatan di India, soda tidak dapat menyembuhkan masalah penglihatan. 

    Masalah penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisma biasanya disebabkan oleh bentuk mata atau kesehatan retina dan tidak dapat diperbaiki dengan pengobatan rumahan atau perawatan eksternal seperti soda. Kondisi ini memerlukan lensa korektif, pembedahan, atau intervensi medis, tergantung pada tingkat keparahannya.

    Tidak ada bukti bahwa penglihatan dapat diperbaiki 100% dalam 24 jam. Perbaikan penglihatan memerlukan waktu dan didasarkan pada kondisi spesifik yang sedang dirawat.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video klaim Rosiana Silalahi menyiarkan tentang metode penyembuhan mata dengan soda dapur adalah keliru.

    TIM CEK FAKTA TEMPO 

    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]

    Rujukan