• (GFD-2024-22441) Cek Fakta: Tidak Benar Video Penampakan Kepiting Raksasa di Kupang NTT

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim penampakan kepiting raksasa naik ke permukaan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 Agustus 2024.
    Video berdurasi 17 detik itu memperlihatkan dua ekor kepiting muncul ke permukaan. Dua kepiting berukuran besar itu disebut-sebut muncul di wilayah Kupang, NTT.
    "Harus banyak hati2 kalau ada tanda Alam kepiting Raksasa naik ke permukaan (Kupang NTT)," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 128 kali direspons dan mendapat 116 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut merupakan penampakan kepiting raksasa yang muncul di Kupang, NTT? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penampakan kepiting raksasa muncul di Kupang, NTT. Penelusuran dilakukan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya ditemukan video identik ditemukan di situs msn.com. Video itu berjudul "Massive crabs lifted by cranes in Chipiona, Spain" yang diunggah pada 4 Juli 2024 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dalam video itu tertulis narasi bahwa dua kepiting yang seolah-olah muncul ke permukaan tersebut merupakan patung. Video tersebut diambil di dekat pantai di Chipiona, Spanyol.
    "On June 23, 2024, near the shore in Chipiona, Spain, a surprising scene unfolded as two massive crabs awaited their turn to be lifted by cranes. In a video shared by @felixcebrian0, these giant crustaceans stood prominently, capturing the attention of onlookers with their impressive size," demikian narasi dalam video tersebut.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim penampakan kepiting raksasa muncul di Kupang, NTT ternyata tidak benar. Faktanya, kepiting dalam video tersebut merupakan patung di dekat pantai di Chipiona, Spanyol.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22440) Cek Fakta: Hoaks Artikel Karier Nadiem Makarim Dalam Bahaya karena Dituntut Bank Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel yang mengklaim Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam bahaya setelah dituntut Bank Indonesia. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 27 Agustus 2024.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel Detik News berjudul "Karier Nadeem Makarim dalam Bahaya"
    Postingan itu disertai narasi "Bank Indonesia telah mengajukan tuntutan terhadap Nadiem Makarim"
    Akun itu menambahkan narasi "Ini Screenshoot yg ngomong ya bukan gue..."
    Lalu benarkah postingan artikel yang mengklaim Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam bahaya setelah dituntut Bank Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka fitur pencarian di laman Detik.com. Hasilnya tidak ada artikel seperti dalam postingan.
    Artikel terakhir Detik.com terkait Nadiem Makarim tayang pada 5 Juli 2024 dengan judul "Puan Lirik Nadiem Makarim untuk Pilgub Jakarta: Mungkin Kalau Tertarik"
    Pencarian dilanjutkan dengan menggunakan Google Lens. Hasilnya foto dalam postingan identik dengan foto dari Antaranews.com.
    Namun tidak ada artikel dari Antara News yang identik dengan postingan. Foto itu digunakan Antara News untuk beberapa artikel sejak 2019.

    Kesimpulan


    Postingan artikel yang mengklaim Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam bahaya setelah dituntut Bank Indonesia adalah hoaks.
  • (GFD-2024-22439) Menyesatkan, Narasi yang Mengatakan Garam Bukan Penyebab Hipertensi

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp serta akun Facebook ini, ini, ini, dan di TikTok berisi klaim tentang mengkonsumsi garam bukan termasuk penyebab sakit hipertensi atau darah tinggi.

    Video itu memperlihatkan seorang pria yang mengatakan: Bahwa garam menyebabkan hipertensi keliru. Hari ini sudah kebuka semua politik di sana, bahwa penyebab penyakit degeneratif diabetes, jantung, stroke, kanker, karena makanan yang banyak mengandung gula, terutama gula pasir.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah garam bukan penyebab sakit hipertensi?

    Hasil Cek Fakta



    Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir menyatakan garam aman dikonsumsi asalkan tidak berlebihan. Namun akan merugikan bila mengkonsumsinya melebihi kebutuhan tubuh.

    “Garam oke kok, (bisa jadi) nggak oke kalau berlebih. Kebutuhan kita rata-rata di 3.500 mg (garam per hari) saja,” kata pria yang kerap disapa Doter Koko itu, pada Tempo melalui pesan, Selasa, 4 September 2024.

    Sejumlah dokter, akademisi, dan sumber-sumber resmi, telah menerangkan bahwa konsumsi garam yang berlebihan bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit hipertensi. 

    Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) melalui website resmi mengatakan kekurangan garam ataupun konsumsi berlebih, tidak baik untuk kesehatan manusia. Kurang konsumsi garam dapat menyebabkan rendahnya natrium dalam sel, yang dapat berujung pada dehidrasi dan kehilangan nafsu makan.

    Sementara konsumsi berlebihan bisa menyebabkan kadar natrium dalam sel terlalu tinggi, sehingga mengganggu keseimbangan cairan. Hal itu membuat cairan masuk ke pembuluh darah, mempersempit pembuluh darah arteri, dan terjadi tekanan darah tinggi atau hipertensi, bahkan bisa mengarah ke serangan jantung atau stroke.

    Rekomendasi konsumsi garam dapur untuk orang sehat ialah 5 gram atau satu sendok teh (sdt) per hari, yang pada umumnya mengandung kurang dari 100 mmol natrium. Untuk penderita hipertensi, porsinya lebih rendah lagi, yakni 1,5 sampai 4 gram garam per hari.

    “Walaupun tidak semua penderita hipertensi sensistif terhadap natrium, namun pembatasan asupan natrium dapat membantu terapi farmakologi menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit kardioserebrovaskuler,” tulis Kemenkes.

    Dilansir Antara pada 6 Mei 2021, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) Erwinanto mengatakan mengurangi konsumsi garam sama dengan mengurangi risiko terkena darah tinggi. Batas aman konsumsi garam untuk orang sehat dikatakannya 5 sampai 6 gram per hari.

    “Tapi dalam praktiknya kita tidak bisa menghitung kadar garam yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga untuk (lebih aman) menguranginya, kurangilah konsumsi garam sedapat mungkin," kata Erwinanto dalam acara Media Briefing Hari Hipertensi Sedunia 2021 yang ditayangkan secara daring.

    Selain itu, pengaturan konsumsi makanan juga dianjurkan diperhatikan, yakni dengan mengkonsumsi banyak sayur, banyak kuah, dan sedikit lemak jenuh serta sedikit gula. Olahraga minimal 30 menit per hari, selama lima hari per minggu, juga disarankan.

    "Kita juga perlu turunkan berat badan supaya upaya itu lebih efektif. Target lingkar pinggang orang Asia laki-laki kurang 90 sentimeter dan wanita 80 sentimeter. Ini usaha untuk ukur faktor risiko," katanya lagi.

    Dokter ilmu gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Luciana B Sutanto juga mengatakan bahwa natrium yang dikandung garam dibutuhkan oleh tubuh, namun harus dalam jumlah yang tepat, sebagaimana dilaporkan Mediaindonesia.com.

    Natrium dalam kadar yang tepat memberikan fungsi sebagai elektrolit yang menjaga keseimbangan cairan tubuh sehingga menghindari dehidrasi. Namun bila kebanyakan, bisa meningkatkan volume darah akibat kelebihan air, yang dampaknya meningkatkan tekanan hingga terjadi hipertensi.

    "Oleh sebab itu, terlalu banyak asupan natrium juga berbahaya untuk kesehatan karena bisa menyebabkan edema atau membengkaknya bagian tubuh tertentu karena terdapat penumpukan cairan berlebih," kata Luciana.

    Sementara natrium atau sodium tak hanya dikandung garam dapur saja, tetapi juga dalam bahan makanan lain, seperti udang, keju, ham, makanan kaleng, hingga kecap maupun saus.

    Dokter Spesialis pada Klinik Endokrin di RSA UGM, Ali Baswedan, Sp.PD-KEMD, menjelaskan menurut Kemenkes, seseorang didiagnosa darah tinggi bila telah memeriksakan tekanan darahnya minimal dua kali dalam seminggu dan hasilnya sama-sama 140 ke atas untuk batas atas dan 90 ke atas untuk batas bawah (140/90 mmHg atau lebih tinggi).

    Dia menjelaskan kebanyakan penderita hipertensi justru tidak merasakan gejala, sementara yang lainnya merasa pusing atau gejala lain. Hipertensi pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala justru lebih berbahaya karena tidak segera mendapatkan penanganan.

    “Terutama bagi orang-orang yang memiliki keturunan hipertensi, misal dari bapak, kakek neneknya, pamannya, dan memiliki kecenderungan seperti itu maka sebaiknya secara periodik periksa,” kata Ali dalam artikel yang dipublikasikan pada 20 Januari 2023 itu.

    Untuk itu, pihaknya menyarankan masyarakat melakukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui dirinya hipertensi atau tidak. Salah satu pencegahan dan penanganan penderita hipertensi adalah mengendalikan konsumsi sumber garam.

    Dia mengatakan, tidak hanya garam, banyak produk bumbu yang beredar saat ini mengandung sumber garam. Di antaranya micin atau MSG, kecap, saos, sambal sachet, camilan, makanan ringan dan lain-lain.

    Untuk orang yang telah didiagnosa hipertensi, dia menganjurkan untuk benar-benar berhenti mengkonsumsi garam. Lantaran, konsumsi garam juga bisa menghambat kerja obat yang diminum orang tersebut.

    “Dengan mengkonsumsi garam secara terus menerus, maka natrium akan masuk sel. Pada saat masuk sel, maka cairan juga akan masuk ke dalam semua, sehingga bisa overload (kelebihan) cairan. Dan kelebihan cairan ini membuat jantung memompa lebih kuat sehingga menaikkan tensi,” kata Ali lagi.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan faktor yang bisa mempengaruhi risiko seseorang terkena hipertensi dibagi dua macam, yakni faktor yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah.

    Faktor risiko yang dapat diubah di antaranya pola makan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, asupan buah dan sayur yang rendah), kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, serta kelebihan berat badan atau obesitas.

    Selain itu, ada faktor risiko lingkungan untuk hipertensi dan penyakit terkait, di mana polusi udara merupakan yang paling signifikan. Kemudian faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat hipertensi dalam keluarga, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan konsumsi garam tidak termasuk faktor penyebab hipertensi adalah klaimmenyesatkan.

    Natrium yang dikandung garam dibutuhkan oleh tubuh, namun tidak boleh dikonsumsi berlebihan. Bila dikonsumsi berlebihan dampaknya akan mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22438) Keliru, Video Berisi Klaim Biji Alpukat Bisa Menghancurkan Batu Ginjal Tanpa Operasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/09/2024

    Berita



    Sebuah akun Facebook [ arsip ] membagikan video dari Instagram reels berisi klaim bahwa biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal. Dengan demikian, penderita batu ginjal tidak perlu operasi. 

    Berikut narasi lengkapnya: Bahkan ada biji di dalam alpukat itu sendiri ternyata sangat bermanfaat untuk menghancurkan batu. Jadi bagi penderita batu ginjal, yang mungkin tidak mau dioperasi selama itu belum tersumbat total bisa dilakukan dengan merebus biji alpukat kemudian diminumkan airnya. Ternyata biji alpukat ini bisa melarutkan batu ginjal, bahkan bisa melisiskan batu ginjal sedikit demi sedikit.



    Sejak diunggah, video pendek ini sudah ditonton 1,3 juta kali, disukai 19,3 ribuan dan 6,8 ribuan kali dibagikan ulang. Namun, benarkah biji alpukat dalam menghancurkan batu ginjal, opsi pengobatan tanpa operasi?

    Hasil Cek Fakta



    Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD, mengatakan menghancurkan batu ginjal dengan cara mengkonsumsi biji alpukat yang telah direbus, tidak direkomendasikan dalam dunia kedokteran kecuali jika sudah ada penelitian.

    Menurut dia, pengobatan batu ginjal sebagian besar memang tidak harus melalui operasi, tetapi harus tetap dilakukan evaluasi oleh dokter.

    “Tidak direkomendasikan [dengan hanya mengkonsumsi rebusan biji alpukat]. Based-nya harus saintifik. Sebagian besar pengobatan batu ginjal tidak harus dioperasi, tapi harus dievaluasi,” kata Andi kepada Tempo, Selasa, 3 September 2024.

    Dikutip dari Antara, salah satu dokter spesialis di Rumah Sakit Siloam ASRi, Prof DR dr Nur Rasyid, Sp.U (K), menjelaskan pengobatan batu ginjal dapat dilakukan dengan metode Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).

    Menurut dia, RIRS merupakan metode minimal invasif yang tidak hanya efektif mengatasi masalah batu ginjal, tetapi memberikan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan metode bedah lainnya.

    "Retrograde Intrarenal Surgery atau yang biasa disingkat dengan RIRS bermanfaat untuk melakukan diagnosis sekaligus tindakan pengobatan kelainan di saluran kencing mulai ureter hingga ke ginjal. Singkatnya, metode RIRS menjadi metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan permasalahan pada batu ginjal dengan satu prosedur tindakan," ujar Nur Rasyid seperti yang dilaporkan Antara, 29 Januari 2024.

    Terdapat beberapa tindakan medis yang dapat dipertimbangkan untuk mengobati penyakit batu ginjal, kata dia, antara lain Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) dan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).

    RIRS merupakan prosedur bedah yang diaplikasikan untuk mengobati batu ginjal dan kelainan sistem saluran kemih lainnya. Metode RIRS dilakukan dengan memasukkan alat endoskopi kecil dari saluran kemih bawah (kandung kemih) lalu naik ke saluran kemih bagian atas, kemudian ke saluran di dalam ginjal. Alat ini bisa mencapai semua saluran di ginjal karena fleksibel.

    "Secara prinsip, metode ini dilakukan dengan memasukkan teropong kecil melalui saluran kemih bagian bawah hingga ke kandung kemih. Selanjutnya, teropong kecil akan terus masuk melalui saluran kemih bagian atas (ureter) dan masuk ke ginjal," kata dia.

    "Dokter urologi dapat menggunakan laser untuk memecah batu ginjal menjadi fragmen kecil bahkan sampai menjadi pasir dan debu, kemudian alat penghisap dengan mudah mengeluarkannya atau bisa sisanya melalui urine,” ujar dokter yang pernah meraih Best Poster Presentation in WCE (World Congress EndoUrology) 2010 di Barcelona tersebut.

    Dia juga memberikan tips mencegah terjadinya sakit batu ginjal, yakni minum air yang cukup, membatasi konsumsi garam, mengurangi konsumsi makanan tinggi oksalat, dan mengkonsumsi makanan kaya serat. Selain itu, menjalani pola hidup sehat dengan mengatur diet dan olahraga teratur juga sangat penting untuk mencegah sakit batu ginjal.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal, opsi pengobatan tanpa operasi, keliru.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD, mengatakan tidak merekomendasikan pengobatan penyakit batu ginjal menggunakan air rebusan biji alpukat, kecuali penelitiannya sudah ada.

    Rujukan