tirto.id - Belum lama ini Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menarik keanggotaan Negeri Paman Sam dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump bahkan menandatangani perintah eksekutif untuk menarik negara yang dipimpinnya dari sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya.
Kabar itu lantas menuai sorotan dari berbagai pihak. Di tengah banyaknya perhatian publik yang tertuju pada organisasi global pasca gebrakan Trump, muncul pula beberapa narasi miring yang menyeret PBB.
Akun Facebook bernama “Lucky Harmony Reborn” (arsip) misalnya, membagikan klaim bahwa PBB akan bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) untuk memulai krisis air global. Unggahan itu mencantumkan poster bergambar Sekjen PBB, António Guterres, dan pendiri WEF, Klaus Schwab.
“Jika di Amerika, Kumpulkan air hujan, anda siap untuk di jebloskan ke penjara. Mungkinkah peraturan ini akan berlaku secara global? Bersiaplah...!,” begitu bunyi takarir yang menyertai unggahan.
Sejak beredar pada Kamis, (30/1/2025) sampai Jumat (7/2/2025), unggahan ini sudah dibagikan ke 15 orang, dan mendapatkan 37 reaksi emoji serta 24 komentar.
Klaim identik juga dibagikan oleh akun Facebook lain, seperti bisa dilihat di sini (arsip).
Namun, bagaimana faktanya?
(GFD-2025-25508) Tidak Benar PBB dan WEF Berkolaborasi Ciptakan Krisis Air
Sumber:Tanggal publish: 07/02/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk mencari kebenaran klaim yang beredar, Tim Riset Tirto mencoba melakukan penelusuran Google dengan kata kunci berbahasa Inggris, “UN and WEF join forces to initiate water crisis”. Hasilnya, kami tak menemukan adanya sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi.
Hasil pencarian teratas justru membawa kami ke artikel WEF tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.
Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia. Tujuan utama diadakan konferensi ini disebut guna mendukung dan mencapai target terkait air yang disepakati secara internasional, termasuk yang tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
“Krisis air dan sanitasi yang sedang berlangsung merupakan ancaman bagi semua orang karena pengelolaan air yang buruk meningkatkan atau melipatgandakan risiko dalam semua aspek kehidupan,” begitu bunyi potongan pernyataan visi Konferensi Air di laman PBB.
Prinsip konferensi ini yakni inklusif, berorientasi pada tindakan, dan dilakukan secara lintas-sektoral.
Menurut informasi dari situs WEF, konferensi pertama dalam hampir lima dekade ini ditutup dengan adopsi Agenda Aksi Air, yang berisi hampir 700 komitmen untuk melindungi “kebaikan bersama global yang paling berharga bagi manusia”.
WEF juga sering menyerukan terkait “water security”. Ketahanan air disebut lebih dari sekadar apakah kita memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit sumber daya fisik. Manusia membutuhkan air yang cukup, dengan kualitas yang tepat, untuk menjaga mereka tetap sehat. Oleh karenanya, nantinya bisa menopang penghidupan, mengembangkan ekonomi, dan melindungi ekosistem.
“Ketahanan air mencakup semua aspek masalah ini, mulai dari bencana yang berhubungan dengan air dan penyakit yang ditularkan melalui air, hingga konflik atas sumber daya bersama dan tantangan tata kelola, hingga keanekaragaman hayati dan kualitas air tanah,” tulis WEF di laman resminya.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa WEF dan PBB justru menyerukan dan menciptakan agenda-agenda untuk mengatasi krisis air, bukan malah berkolaborasi menciptakan krisis itu sendiri.
WEF sendiri sudah sering menjadi sasaran narasi miring. Sebelumnya, mencuat klaim terkait dokumen WEF yang menyebut 6 miliar orang akan meninggal pada 2025. Namun, setelah diperiksaTirto, narasi itu tidak benar adanya.
Pihak WEF telah menyatakan bahwa klaim yang menghubungkan organisasi itu dengan konspirasi depopulasi tidak berdasar dan berakar pada disinformasi yang berasal dari sumber tak kredibel.
Hasil pencarian teratas justru membawa kami ke artikel WEF tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.
Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia. Tujuan utama diadakan konferensi ini disebut guna mendukung dan mencapai target terkait air yang disepakati secara internasional, termasuk yang tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
“Krisis air dan sanitasi yang sedang berlangsung merupakan ancaman bagi semua orang karena pengelolaan air yang buruk meningkatkan atau melipatgandakan risiko dalam semua aspek kehidupan,” begitu bunyi potongan pernyataan visi Konferensi Air di laman PBB.
Prinsip konferensi ini yakni inklusif, berorientasi pada tindakan, dan dilakukan secara lintas-sektoral.
Menurut informasi dari situs WEF, konferensi pertama dalam hampir lima dekade ini ditutup dengan adopsi Agenda Aksi Air, yang berisi hampir 700 komitmen untuk melindungi “kebaikan bersama global yang paling berharga bagi manusia”.
WEF juga sering menyerukan terkait “water security”. Ketahanan air disebut lebih dari sekadar apakah kita memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit sumber daya fisik. Manusia membutuhkan air yang cukup, dengan kualitas yang tepat, untuk menjaga mereka tetap sehat. Oleh karenanya, nantinya bisa menopang penghidupan, mengembangkan ekonomi, dan melindungi ekosistem.
“Ketahanan air mencakup semua aspek masalah ini, mulai dari bencana yang berhubungan dengan air dan penyakit yang ditularkan melalui air, hingga konflik atas sumber daya bersama dan tantangan tata kelola, hingga keanekaragaman hayati dan kualitas air tanah,” tulis WEF di laman resminya.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa WEF dan PBB justru menyerukan dan menciptakan agenda-agenda untuk mengatasi krisis air, bukan malah berkolaborasi menciptakan krisis itu sendiri.
WEF sendiri sudah sering menjadi sasaran narasi miring. Sebelumnya, mencuat klaim terkait dokumen WEF yang menyebut 6 miliar orang akan meninggal pada 2025. Namun, setelah diperiksaTirto, narasi itu tidak benar adanya.
Pihak WEF telah menyatakan bahwa klaim yang menghubungkan organisasi itu dengan konspirasi depopulasi tidak berdasar dan berakar pada disinformasi yang berasal dari sumber tak kredibel.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa klaim PBB dan WEF berkolaborasi merencanakan krisis air bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Alih-alih menemukan sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi, Tirto justru menjumpai artikel tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.
Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia.
==Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Alih-alih menemukan sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang mengonfirmasi, Tirto justru menjumpai artikel tentang Konferensi Air yang diadakan WEF bersama PBB. Kedua lembaga itu memang pernah melangsungkan Konferensi Air pada 22 – 24 Maret 2023, di New York, AS.
Konferensi ini justru dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis air dan sanitasi, di samping juga merayakan Hari Air Sedunia.
==Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Rujukan
- https://tirto.id/who-minta-trump-pikir-ulang-keputusan-as-keluar-dari-keanggotaan-g7CJ
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0nncvJ1jEBpCi8mJRvqyh8aCzrXgNEzF3o285qufXCnGaDH65sXKMyFNFN812icNJl&id=61555676564847
- https://archive.ph/n6bfZ/image
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0GZFaoR6h3vXTPnYbjU2Nv9zo8tgxS5NfmiYyM5qgRrhR3iqhMYCeMvDMCv9AfdW2l&id=61564454264505
- https://archive.ph/C0at3/image
- https://www.weforum.org/stories/2023/03/un-water-conference-aquapreneurs-innovation/
- https://sdgs.un.org/conferences/water2023
- https://sdgs.un.org/sites/default/files/2021-11/Vision_Statement_UN2023_Water_Conference.pdf
- https://www.weforum.org/stories/2023/10/why-water-security-is-our-most-urgent-challenge-today/
- https://tirto.id/salah-dokumen-wef-sebut-6-miliar-orang-akan-meninggal-pada-2025-g3sy
(GFD-2025-25507) Tiktoker asal Malaysia hilang di hutan Bandung setelah buat konten paranormal, benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 07/02/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok yang diunggah TikToker asal Malaysia, Ammar Nazhan dengan pengikut 1,9 juta menceritakan kisahnya saat sedang berlibur ke Indonesia.
Ammar bersama teman lainnya berlibur ke Bandung, salah satu temannya yang bernama Eyka hilang di hutan setelah mereka membuat konten tentang paranormal.
Video hilangnya Eyka lantas menjadi viral di media sosial hingga jumlah penayangan videonya mencapai 3,7 juta.
Namun, benarkah kejadian tersebut?
Ammar bersama teman lainnya berlibur ke Bandung, salah satu temannya yang bernama Eyka hilang di hutan setelah mereka membuat konten tentang paranormal.
Video hilangnya Eyka lantas menjadi viral di media sosial hingga jumlah penayangan videonya mencapai 3,7 juta.
Namun, benarkah kejadian tersebut?
Hasil Cek Fakta
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kapolsek Panyileukan Kompol Kurnia, dalam keterangannya mengatakan konten itu dibuat untuk meningkatkan viewers dan followers. Menurut Kurnia, kegiatan para konten kreator asal Malaysia ini dilakukan tanpa izin pihak kepolisian.
"Maksud tujuan pembuatan konten tersebut dalam rangka menaikkan rating dan follower akun Tiktok dan YouTube miliknya, dengan skenario seolah-olah WNA Malaysia Tiktoker bernama Eykaa hilang di hutan Bandung namun dengan kejadian tersebut mereka tidak mengetahui bahwa di negara Indonesia ada Undang-undang yang mengatur apabila melakukan berita hoax dikenai sanksi pidana," kata Kurnia.
Kurnia menegaskan jika informasi WNA Malaysia yang hilang di hutan Bandung adalah hoaks. Dia juga mengatakan konten kreator itu sudah meminta maaf di hadapan polisi.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Kapolsek Panyileukan Kompol Kurnia, dalam keterangannya mengatakan konten itu dibuat untuk meningkatkan viewers dan followers. Menurut Kurnia, kegiatan para konten kreator asal Malaysia ini dilakukan tanpa izin pihak kepolisian.
"Maksud tujuan pembuatan konten tersebut dalam rangka menaikkan rating dan follower akun Tiktok dan YouTube miliknya, dengan skenario seolah-olah WNA Malaysia Tiktoker bernama Eykaa hilang di hutan Bandung namun dengan kejadian tersebut mereka tidak mengetahui bahwa di negara Indonesia ada Undang-undang yang mengatur apabila melakukan berita hoax dikenai sanksi pidana," kata Kurnia.
Kurnia menegaskan jika informasi WNA Malaysia yang hilang di hutan Bandung adalah hoaks. Dia juga mengatakan konten kreator itu sudah meminta maaf di hadapan polisi.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-25506) [HOAKS] Upaya Penculikan Anak di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah
Sumber:Tanggal publish: 07/02/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang menginformasikan dugaan penculikan anak di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah pada akhir Januari 2025.
Namun setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar dan telah dibantah oleh Polres Tolitoli.
Informasi soal dugaan percobaan penculikan anak di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut menyebutkan, seorang anak berusia 6 tahun hampir menjadi korban penculikan.
Kejadian itu disebut bermula ketika seseorang yang tidak dikenal turun dari sebuah mobil dan mendekati anak-anak yang sedang bermain.
Orang tersebut terlihat mencurigakan, sehingga seorang saksi mata yang ada di lokasi berteriak dan menggagalkan aksi penculikan.
Namun setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar dan telah dibantah oleh Polres Tolitoli.
Informasi soal dugaan percobaan penculikan anak di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide, Kabupaten Tolitoli salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut menyebutkan, seorang anak berusia 6 tahun hampir menjadi korban penculikan.
Kejadian itu disebut bermula ketika seseorang yang tidak dikenal turun dari sebuah mobil dan mendekati anak-anak yang sedang bermain.
Orang tersebut terlihat mencurigakan, sehingga seorang saksi mata yang ada di lokasi berteriak dan menggagalkan aksi penculikan.
Hasil Cek Fakta
Setelah informasi adanya dugaan penculikan anak di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide beredar di media sosial, Polres Tolitoli mengecek informasi tersebut ke lokasi.
Namun, tidak ada informasi valid soal dugaan penculikan anak di Desa Buga. Kapolres Tolitoli, AKBP Wayan Wayracana Aryawan memastikan informasi tersebut adalah hoaks.
Menurut Wayan, ibu dari anak yang disebut menjadi korban penculikan juga membantah narasi yang beredar di media sosial.
Wayan mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menyebar informasi yang belum jelas kebenarannya.
“Kami pastikan bahwa informasi terkait penculikan anak di Desa Buga adalah tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya," kata Wayan dikutip dari Instagram Humas Polres Talitoli.
Kabar bohong mengenai penculikan anak merupakan salah satu bentuk provokasi yang membahayakan, karena menimbulkan kecurigaan terhadap orang asing di masyarakat.
Sejumlah peristiwa kerusuhan bahkan pernah terjadi akibat hoaks penculikan. Salah satunya yang terjadi di Wamena, isu penculikan yang kemudian menimbulkan kecurigaan terhadap orang asing menyebabkan kerusuhan.
Masyarakat Wamena terprovokasi adanya kabar penculikan, dan berupaya melakukan main hakim sendiri. Polisi mengamankan orang yang disebut akan melakukan penculikan, namun masyarakat mengamuk.
Aksi massa menyebabkan kerusuhan yang menyebabkan tewasnya 10 orang.
Konten hoaks penculikan memang memantik sisi emosional, terutama para orangtua, sehingga mudah tersebar luas. Namun, hoaks ini sangat membahayakan.
Jangan terprovokasi dengan informasi tidak jelas di media sosial terkait penculikan anak!
Namun, tidak ada informasi valid soal dugaan penculikan anak di Desa Buga. Kapolres Tolitoli, AKBP Wayan Wayracana Aryawan memastikan informasi tersebut adalah hoaks.
Menurut Wayan, ibu dari anak yang disebut menjadi korban penculikan juga membantah narasi yang beredar di media sosial.
Wayan mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menyebar informasi yang belum jelas kebenarannya.
“Kami pastikan bahwa informasi terkait penculikan anak di Desa Buga adalah tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya," kata Wayan dikutip dari Instagram Humas Polres Talitoli.
Kabar bohong mengenai penculikan anak merupakan salah satu bentuk provokasi yang membahayakan, karena menimbulkan kecurigaan terhadap orang asing di masyarakat.
Sejumlah peristiwa kerusuhan bahkan pernah terjadi akibat hoaks penculikan. Salah satunya yang terjadi di Wamena, isu penculikan yang kemudian menimbulkan kecurigaan terhadap orang asing menyebabkan kerusuhan.
Masyarakat Wamena terprovokasi adanya kabar penculikan, dan berupaya melakukan main hakim sendiri. Polisi mengamankan orang yang disebut akan melakukan penculikan, namun masyarakat mengamuk.
Aksi massa menyebabkan kerusuhan yang menyebabkan tewasnya 10 orang.
Konten hoaks penculikan memang memantik sisi emosional, terutama para orangtua, sehingga mudah tersebar luas. Namun, hoaks ini sangat membahayakan.
Jangan terprovokasi dengan informasi tidak jelas di media sosial terkait penculikan anak!
Kesimpulan
Informasi soal dugaan penculikan anak di Desa Buga, Kecamatan Ogodeide Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah tidak benar atau hoaks.
Setelah Polres Tolitoli mengecek ke lokasi, tidak ada informasi valid soal dugaan penculikan di Desa Buga. Waspada, jangan terprovokasi hoaks yang memancing kecurigaan di masyarakat!
Setelah Polres Tolitoli mengecek ke lokasi, tidak ada informasi valid soal dugaan penculikan di Desa Buga. Waspada, jangan terprovokasi hoaks yang memancing kecurigaan di masyarakat!
Rujukan
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1381792539867017&id=100041088522396&rdid=Zm1z9hnyDHLlDsIq
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=3304261716372124&id=100003649856339&rdid=YctnIOXl1JCQRhhp
- https://www.facebook.com/share/p/1BSH2MyWa4/
- https://www.facebook.com/share/p/18C7WFMpGW/
- https://www.instagram.com/p/DFpRF2zysNv/?igsh=MW8zZzJnNWh0a3Bqaw%3D%3D&img_index=2
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/cw408q0wxv1o
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-25505) [HOAKS] Akun Facebook Tawarkan Undian Berhadiah dari Bank Bengkulu
Sumber:Tanggal publish: 07/02/2025
Berita
KOMPAS.com - Unggahan yang berisi undian berhadiah mengatasnamakan bank daerah kembali bermunculan di media sosial.
Sejumlah akun Facebook menawarkan undian berhadiah mengatasnamakan PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu atau Bank Bengkulu.
Undian tersebut menawarkan hadiah beragam, seperti mobil, motor, paket umroh, paket wisata, dan emas.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Tawaran undian berhadiah disebarkan oleh akun dengan nama Festival Tabut bpd bengkulu 2025, Gebyar Hadiah BPD Bengkulu, dan Bank Bengkulu Menanda i Anda Sebagai Pemenang Undian Berhadiah.
Akun-akun tersebut menyertakan tautan yang diklaim sebagai pendaftaran dan pengecekan kupon.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 7 Januari 2025:
Sobat Bengkulu !Promo Bank Bengkulu FESTIVAL TABUT 2025.Hadir lagi makin berlimpah hadiahnya. Ayo buruan Daftar Cetak Kupon Undian Anda,
*Syarat & Ketentuan*Sudah menggunakan (Bengkulu Mobile)
Klik Daftar DibawahUntuk Mendapatkan Kode Kupon nya,,,Ayo Daftar Sekarang (GRATIS)
Sejumlah akun Facebook menawarkan undian berhadiah mengatasnamakan PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu atau Bank Bengkulu.
Undian tersebut menawarkan hadiah beragam, seperti mobil, motor, paket umroh, paket wisata, dan emas.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.
Tawaran undian berhadiah disebarkan oleh akun dengan nama Festival Tabut bpd bengkulu 2025, Gebyar Hadiah BPD Bengkulu, dan Bank Bengkulu Menanda i Anda Sebagai Pemenang Undian Berhadiah.
Akun-akun tersebut menyertakan tautan yang diklaim sebagai pendaftaran dan pengecekan kupon.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 7 Januari 2025:
Sobat Bengkulu !Promo Bank Bengkulu FESTIVAL TABUT 2025.Hadir lagi makin berlimpah hadiahnya. Ayo buruan Daftar Cetak Kupon Undian Anda,
*Syarat & Ketentuan*Sudah menggunakan (Bengkulu Mobile)
Klik Daftar DibawahUntuk Mendapatkan Kode Kupon nya,,,Ayo Daftar Sekarang (GRATIS)
Hasil Cek Fakta
Melalui akun Instagram-nya, Bank Bengkulu menginformasikan mengenai modus penipuan mengatasnamakan bank daerah tersebut.
"Hati-hati terhadap penipuan dengan modus undian berhadiah dan pengumuman yang mengatasnamakan Bank Bengkulu," tulisnya pada Rabu (5/2/2025).
Modus penipuan undian berhadiah itu biasa meminta informasi perbankan, seperti kata sandi, OTP, atau nomor kartu ATM.
Undian berhadiah Bank Bengkulu yang dilakukan dengan mendaftar melalui tautan, kemungkinan besar merupakan phishing.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan yang disebarkan oleh pengguna Facebook menggunakan URL Scan dan Where Goes.
Kedua tools tersebut membantu mengecek laman dari tautan yang disebarkan tanpa perlu mengunjunginya.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Bank Bengkulu. Hasil pelacakannya dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.
Alamat situs web resmi bank tersebut yakni www.bankbengkulu.co.id.
Selain itu, akun-akun Facebook yang menyebarkan tawaran tersebut bukanlah akun media sosial resmi Bank Bengkulu.
Sementara, akun Facebook asli milik Bank Bengkulu adalah ini.
"Hati-hati terhadap penipuan dengan modus undian berhadiah dan pengumuman yang mengatasnamakan Bank Bengkulu," tulisnya pada Rabu (5/2/2025).
Modus penipuan undian berhadiah itu biasa meminta informasi perbankan, seperti kata sandi, OTP, atau nomor kartu ATM.
Undian berhadiah Bank Bengkulu yang dilakukan dengan mendaftar melalui tautan, kemungkinan besar merupakan phishing.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan yang disebarkan oleh pengguna Facebook menggunakan URL Scan dan Where Goes.
Kedua tools tersebut membantu mengecek laman dari tautan yang disebarkan tanpa perlu mengunjunginya.
Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Bank Bengkulu. Hasil pelacakannya dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.
Alamat situs web resmi bank tersebut yakni www.bankbengkulu.co.id.
Selain itu, akun-akun Facebook yang menyebarkan tawaran tersebut bukanlah akun media sosial resmi Bank Bengkulu.
Sementara, akun Facebook asli milik Bank Bengkulu adalah ini.
Kesimpulan
Undian berhadiah mengatasnamakan Bank Bengkulu merupakan hoaks.
Tautan yang disebarkan kemungkinan merupakan phishing karena disebarkan oleh akun Facebook tiruan dan tidak mengarah ke situs resmi Bank Bengkulu.
Tautan yang disebarkan kemungkinan merupakan phishing karena disebarkan oleh akun Facebook tiruan dan tidak mengarah ke situs resmi Bank Bengkulu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0n8BV2ZBN7fZfznjari7xMrZEVVVJYs4r3wbXZunLtUZBf5DwftHeeBBxF8YXdfTVl&id=61571726786616
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0U3DedAbAy1KVZKmicqp6Kqw5U57U86g1vKPESrkkxeVQadA3eUfNKDyzh5cE4trfl&id=61571524234354
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02JXVFnq8VaBLHP9m7bbYg713Ki1f4AWMaTc1eacHuVSwoYeSV9k4yTqvukga9wMn5l&id=61571038281400
- https://www.instagram.com/bankbengkuluofficial/p/DFsDdvTzRdU/
- https://urlscan.io/result/ef10b114-d72f-4651-b670-5b4c38a1c581/
- https://wheregoes.com/trace/2025871512/
- https://wheregoes.com/trace/2025871507/
- https://bankbengkulu.co.id/
- https://www.facebook.com/bank.bengkulu.3/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 299/6037