• (GFD-2025-26260) [SALAH] Penganiayaan WNA China di Lampung

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    Akun Twitter (X) “tham878” pada Kamis (13/3/2025) mengunggah video [arsip] yang menampilkan WNA didampingi pihak kepolisian disertai narasi:

    Bpk ini asal China punya teman di Jakarta mau beli kerajinan tangannya tapi sampai di Lampung tdk bisa hubungi temannya…lalu dia tanya ke orang2 & juga tanya tempat sembahyang dimana malah dipukuli & dilaporkan ke Polisi

    Per Jumat (21/3/2025) video itu sudah dilihat lebih dari 260 ribu kali, disukai lebih dari 600 kali, dibagikan ulang lebih dari 112 kali dan menuai 52 komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memasukkan kata kunci “penganiayaan WNA China di Lampung” ke mesin pencari Google. Tidak ditemukan informasi dari laman berita kredibel atau akun resmi pemerintahan yang membenarkan klaim tersebut.

    TurnBackHoax kemudian menelusuri lebih lanjut dengan cara memasukkan potongan awal video lewat Google Lens. Diketahui video berasal dari momen seorang warga negara asing (WNA) asal Tiongkok ditangkap polisi setelah kedapatan menjual 59 butir logam emas palsu seberat sekitar 6 kilogram di Bandar Lampung, Lampung pada Kamis (13/3/2025).

    Video serupa dimuat dalam kanal Youtube milik KOMPASTV dengan judul “Jual Emas Palsu, WNA Asal Tiongkok Ditangkap di Bandar Lampung”.

    Kesimpulan

    Faktanya video tersebut adalah momen WNA asal Tiongkok ditangkap polisi setelah kedapatan menjual 59 butir logam emas palsu seberat sekitar 6 kilogram di Bandar Lampung, Kamis (13/3/2025).
  • (GFD-2025-26259) Hoaks Serangkaian Narasi Menyerang Bocor Alus Politik Tempo

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    tirto.id - Media Tempo tengah menjadi sasaran dari sejumlah tindakan teror, khususnya jurnalis yang terlibat di program Bocor Alus Politik. Salah seorang pemandu siniar (podcast) Bocor Alus Politik, yang juga wartawan Tempo, sempat mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/2025).

    Berdasarkan kronologi dari Tempo, paket tersebut disebut diterima satuan pengamanan pada Rabu, pukul 16.15 WIB. Namun, wartawan Tempo bernama Cica, yang ditulis sebagai nama penerima paket tersebut, baru membukanya pada Kamis (20/3/2025), pukul 15.00 WIB usai melakukan liputan.

    Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, mengatakan kiriman paket berisi kepala babi tersebut sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers.

    Namun, teror terhadap Tempo dan siniar Bocor Alus Politik juga terjadi di ranah digital. Sebuah akun di X (dulu Twitter) menerbitkan sejumlah narasi soal program populer dari Tempo tersebut.

    "MEDIA DISINTEGRASA BANGSA, hanya memuat isu isu memecah bela bangsa," begitu bunyi cuitan akun @Elvianadwirizki pada 18 Maret 2025 (arsip).

    Bersama cuitan tersebut, disertakan sebuah poster salah satu episode Bocor Alus Politik sebagai latar, sementara terdapat sosok Sasmito Madrim di bagian depan yang dikutip mengatakan, "Bocor alus program disintegrasi bangsa."

    Tidak hanya satu, terdapat beberapa unggahan serupa dari akun tersebut yang bernada serangan kapada Tempo dan secara khusus, program Bocor Alus Politik (tautan 1, arsip 1) (tautan 2, arsip 2). Terdapat juga satu unggahan (arsip) yang mencatut Pendiri Lokataru Fondation, Haris Azhar, dengan kutipan yang berbunyi, "Bocor Alus Tempo didukung oleh dana dari MDIF George Soros. Segera blokir Bocor Alus Tempo."

    Meski unggahan-unggahan tersebut tidak menarik perhatian publik secara masif, namun akun tersebut mengunggah serangkaian narasi, yang semua terkumpul dalam satu hari, pada 18 Maret 2025, mengindikasikan adanya pola serangan tertentu yang disusun secara terstruktur.

    Di TikTok juga terdapat narasi yang menyerang Tempo (arsip). Media tersebut disebut mendapat pendanaan dari investor asing, MDIF. Hal ini membuat aktivitas jurnalisme Tempo mengarah ke kepentingan asing.

    Lantas, benarkah klaim-klaim terkait Tempo ini?

    Hasil Cek Fakta

    Dari sejumlah serangan digital yang menyerang Tempo, kami mencoba membedahnya.

    Pertama, terkait dengan narasi yang mengutip Mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI), Sasmito Madrim terkait program Bocor Alus Politik. Sasmito mengatakan kalau narasi yang beredar di media sosial tersebut tidaklah benar.

    “itu jelas konten yang tidak sesuai fakta. Saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu,” terangnya dalam pesan singkat yang Tirto terima, Kamis (18/3/2025).

    Dia sendiri mengaku baru mengetahui beredarnya konten yang mencatut namanya itu beberapa saat lalu. Konten tersebut dikhawatirkan dapat menyebarkan informasi yang keliru kepada publik dan dia menganggapnya sebagai upaya adu domba.

    “Kalau dengan kawan-kawan Tempo, saya yakin mereka paham, bahwa itu bukan pernyataan saya. Tapi orang yang tidak kenal saya, bisa jadi memandang Bocor Alus itu, sesuai pernyataan saya (yang dicatut di media sosial) dan menganggap Tempo adalah media yang memecah belah publik,” tambahnya.

    Penjelasan Sasmito ini sejalan dengan klarifikasinya di halaman Instagram pribadinya, Kamis (18/3) malam. "Saya tidak pernah mengatakan, Tempo mendukung pemecatan saya dari VoA dan tidak pernah menyatakan Bocor Alus Tempo merupakan program disintegrasi bangsa," tulis dia dalam unggahan tersebut.

    Sementara pendiri Lokataru, Haris Azhar, juga membantah narasi konten X yang mencatut namanya soal program Bocor Alus Politik Tempo. "Gambar dan kutipan itu palsu, fitnah. Saya tidak kenal siapa pemilik akun X yang posting, tidak pernah interaksi dan tidak pernah ada wawancara atau pernyataan saya keluar seperti dalam kutipan tersebut,” kata Haris mengutip konfirmasi kepada Tempo pada Kamis, 20 Maret 2025.

    Senada dengan Sasmito, dia menganggap ini adalah upaya mengadu domba kelompok kritis dengan Tempo.

    Kemudian, terkait narasi investasi Media Development Investment Fund (MDIF), yang dikutip dari unggahan di X dan juga beredar di TikTok, Tempo juga telah memberi penjelasan.

    Dalam artikel penjabarannya, Tempo menyoroti tiga fakta yang kurang sesuai dengan narasi di video yang tersebar di media sosial.

    Pertama terkait MDIF yang disebut sebagai investor asing yang mendanai Tempo pada Juli 2024. Tempo menjabarkan kalau George Soros memang sempat menjadi investor pertama pada tahun 1995. Namun, dia bukan pendanaan tunggal MDIF.

    Seperti yang tertera dalam informasi situs MDIF, organisasi itu menerima pendanaan dan investasi dari 70 entitas dari berbagai negara. Di antaranya Arjuna Capital, Allianz Foundation, Association of Alternative Newsmedia, Mediahuis, dan Oak Foundation. Sampai tahun 2025, MDIF juga telah berinvestasi ke 154 media independen di 48 negara, termasuk empat organisasi media di Indonesia.

    Kedua, terkait independensi Tempo setelah pendanaan dari MDIF. Tempo menjelaskan kalau Investasi dari MDIF bukan membeli kepemilikan saham Tempo. "Dana dari MDIF berbentuk surat utang yang dapat dikonversi (convertible performance debenture). Mayoritas saham PT Info Media Digital (IMD) dikuasai PT Tempo Inti Media Tbk.," tulis Tempo dalam penjelasannya.

    Tempo juga menegaskan pendanaan dari MDIF bukan satu-satunya penopang bisnis media tersebut. Perusahaan memiliki model bisnis dengan sumber pemasukan beragam.

    CEO Tempo Digital, Wahyu Dhyatmika, menjelaskan dana investasi dari MDIF dan investor lain bertujuan membantu Tempo menciptakan ekosistem bisnis media digital yang ditopang oleh publik dan pelanggan. “Investor justru ingin mempertahankan redaksi yang independen dan berorientasi sepenuhnya melayani kepentingan publik,” kata Wahyu pada Senin, 3 Maret 2025.

    Terakhir, Tempo menegaskan fakta kalau krisis moneter 1997-1998 bukan disebabkan oleh faktor tunggal. Hal ini untuk meluruskan klaim konten di TikTok, kalau George Soros dituding sebagai dalang utama di balik krisis moneter Indonesia pada 1997-1998.

    Dalam penjabarannya Tempo menjelaskan narasi George Soros, sebagai biang kerok krisis adalah pernyataan dari Mahathir Muhammad, Perdana Menteri Malaysia kala itu. Narasi tersebut kemudian mendapat bantahan dari sebuah studi yang menunjukkan hanya ada sedikit bukti kalau perusahaan investasi milik Soros berkontribusi terhadap krisis keuangan di Asia.

    Dokumen dari International Monetary Fund (IMF) menjelaskan kalau krisis moneter di sejumlah negara di Asia disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya nilai impor yang lebih besar daripada ekspor, kerentanan uang domestik dengan lembaga keuangan, tata kelola ekonomi yang buruk seperti konsentrasi kepemilikan, dan pinjaman luar negeri yang tinggi.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta mendapatkan, narasi soal tundingan program Bocor Alus Politik milik Tempo memecah belah bangsa dan mendapat pendanaan asing yang membuat aktivitas jurnalismenya tidak independen, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Haris Azhar dan Sasmito Madrim yang namanya dicatut dalam konten di X tersebut menyatakan, kalau mereka tidak pernah membuat narasi yang menyerang konten Bocor Alus Politik Tempo. Menurut mereka ini adalah upaya mengadu domba kelompok kritis dengan Tempo.

    Sementara terkait konten TikTok yang menyebut pendanaan MDIF kepada Tempo, membuat aktivitas Tempo mengarah ke kepentingan asing, juga telah dibantah. Salah satu poin bantahan Tempo menegaskan kalau pendanaan yang diterima Tempo justru mendorong mereka untuk tetap menjadi meida independen.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26258) [HOAKS] Video Fenomena Petir Menyambar Sungai

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/03/2025

    Berita

     

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang beredar pada pertengahan Maret 2025 diklaim menampilkan ledakan di sebuah sungai karena disambar petir.

    Video itu tentunya menarik perhatian karena memperlihatkan fenomena alam yang jarang terekam kamera. Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang diklaim menampilkan sebuah sungai disambar petir salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video ledakan di sebuah sungai dan terdapat keterangan:

    SERAM ! Inilah Yang Terjadi Saat Petir Menyambar Sungai

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Sebab, tidak ada kilat atau gemuruh dari langit yang menunjukkan bahwa sungai itu disambar petir.

    Setelah ditelusuri, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Rannikon Merityö ini. 

    Dalam unggahan terdapat keterangan bahwa video itu adalah upaya untuk memperdalam jalur air.

    Adapun Rannikon Merityö adalah perusahaan di bidang konstruksi pantai dan tepi laut yang berada di Finlandia. 

    Dikutip dari AFP, juru bicara Rannikon Merityö mengatakan, video itu diambil pada 2012 di wilayah Kustavi (barat daya Finlandia). Ia mengatakan, ledakan itu dibuat oleh perusahaan mereka dan bukan fenomena alam. 

    "Video ini menunjukkan ledakan batu padat di bawah air. Pekerjaan peledakan semacam ini adalah bagian dari layanan yang disediakan oleh perusahaan kami. Video tersebut telah menyebar di internet, termasuk ke situs-situs penipuan. Namun, itu adalah buatan manusia dan bukan fenomena alam,” ujar juru bicara Rannikon Merityö. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan sebuah sungai disambar petir tidak benar atau hoaks.

    Video itu adalah ledakan proyek perusahaan Finlandia, Rannikon Merityö untuk memperdalam jalur air. Video itu diambil pada tahun 2012 di wilayah Kustavi (barat daya Finlandia). 

    Rujukan

  • (GFD-2025-26257) Keliru: Video Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un Masuk Islam

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/03/2025

    Berita

    Tempo menerima permintaan dari pembaca untuk memverifikasi kebenaran video pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memeluk Islam yang diunggah akun TikTok ini [arsip]. Video yang sama juga beredar di sejumlah akun Facebook dan Instagram. 

    Video berbahasa Korea itu dibuka oleh seorang penyiar dari North Korean TV, Ri Chun Hee. Terdapat beberapa cuplikan gambar Kim Jong Un saat Ri Chun Hee berbicara, seolah-olah Kim sudah memeluk Islam. Kemudian, Kim Jong Un tampak mengenakan pakaian putih seperti pakaian ihram berpidato di podium yang bertuliskan Ramadan Mubarak, 2025 (1446 H) dan berada di dekat Kabah. 



    Benarkah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, masuk Islam?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa konten Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeluk agama Islam dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). 

    Pertama-tama, Tempo memeriksa menggunakan bantuan Yandex Image Reverse dan pemindai AI.



    Hasilnya, perempuan yang ada pada video tersebut bernama Ri Chun Hee atau dikenal juga sebagai “Pink Lady”. Ia adalah pembawa berita andalan TV Korea Utara.  Setelah ditelusuri, potongan video dalam unggahan itu identik dengan video yang diunggah akun YouTube Martyn Williams pada 1 Januari 2019. 

    Video itu berjudul New Year's Greeting from Ri Chun Hee and North Korean TV. “Korean Central Television broadcast new year 2019 greetings to viewers from anchor Ri Chun Hee,” seperti dikutip dalam keterangan video tersebut. Melalui fitur closed caption (CC) yang disediakan YouTube, Tempo mentranskrip perkataan Ri Chun Hee dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. 

    Sedangkan konten video yang beredar, ditranskrip menggunakan https://restream.io/tools/transcribe-video-to-text, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hasilnya, Ri Chun Hee tidak sedang menjelaskan soal Kim Jong Un yang masuk Islam, melainkan menyampaikan prestasi yang sudah diraih Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un dan ucapan selamat tahun baru. 

    Selanjutnya, Tempo memotong video pada bagian yang memperlihatkan Kim Jong Un berada di Mekkah dan berpakaian ihram. Video tersebut kemudian dicek dengan tiga alat pendeteksi kecerdasan buatan yakni WasitAi, Detect AI Image dan Resemble AI. Ketiga alat tersebut menyimpulkan bahwa video Kim Jong Un tersebut dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan.



    Hasil pindai tangkapan layar lain pada video tersebut menggunakan beberapa aplikasi pendeteksi AI, juga menunjukkan bahwa video itu dibuat menggunakan AI. Pertama, Wasitai.com mengatakan secara meyakinkan gambar itu mengandung elemen AI. Demikian pula dengan aplikasi https://detect-ai-images.web.app, hasilnya menyebutkan terbukti buatan AI.



    Tempo juga menggunakan aplikasi analisa suara Detect.resemble.ai untuk memindai suara dalam video tersebut. Hasil deteksi aplikasi ini menyatakan bahwa suara dalam video itu palsu atau dibuat dengan kecerdasan buatan.



    Untuk lebih meyakinkan, Tempo juga meminta bantuan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, aliansi lintas industri, perusahaan media, dan organisasi untuk memerangi disinformasi terbesar di India. DAU meneruskan konten ini kepada ConTrails AI untuk deteksi alat dan analisis yang lebih lengkap. Hasilnya, baik audio maupun video terdeteksi dimanipulasi oleh AI. 

    Sumber analisis: ConTrails AI via Deepfake Analysis Unit-Misinformation Combat Alliance.

    Menurut hasil analisa mereka, gerakan bibir perempuan berpakaian merah muda tampak tidak alami, dan kepalanya bergoyang sangat lambat. “Area bibir juga sedikit lebih kabur daripada bagian wajah lainnya, yang mengindikasikan adanya upaya sinkronisasi bibir,” tulis pakar ConTrails AI.

    Untuk Kim Jong Un, pada menit ke-01:14 dan seterusnya terlihat seperti faceswap seketika. Kemudian, frame selama segmen wawancara terlihat seperti faceswap atau hasil rekonstruksi, termasuk tambahan sinkronisasi bibir (lip sync).

    Kecepatan dan nada suara audio sepanjang video juga sesekali tidak alami dan terdengar seperti robot.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar menunjukkan pemimpin Korea Utara masuk Islam adalah klaim keliru. Video itu palsu dan dibuat menggunakan teknologi AI.

    Rujukan