(GFD-2024-19978) Menyesatkan, Mengaitkan Efek Samping Vaksin AstraZeneca dengan Prediksi Lenyapnya Seluruh Umat Manusia pada 2025
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2024
Berita
Sebuah akun di Facebook [ arsip ] mengunggah video yang mengaitkan ramalan tentang lenyapnya seluruh umat manusia pada 2025 dengan efek samping vaksin AstraZeneca yang baru-baru ini diakui oleh perusahaan tersebut di Pengadilan Tinggi Inggris.
Ramalan tersebut sebelumnya disampaikan dalam obrolan Mongol, seorang standup comedian yang tayang di YouTube Narasi Misteri pada 2 Januari 2023. Pada video ini, Mongol menceritakan tentang klaim kelompok Satanik, yang pernah diikutinya, terkait adanya penyakit yang bisa menghilangkan umat manusia pada tahun 2025.
Narator video lain kemudian menghubungkan pernyataan Mongol itu dengan efek samping vaksin AstraZeneca yang dapat menyebabkan pembekuan darah. “......kalau dihubungkan dengan berita yang trending saat ini, yaitu tentang kasus bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa membuat darah beku,......apakah ucapan mengol itu ada hubungannya dengan berita vaksin yang dapat membekukan darah ini?”
Benarkah efek samping vaksin AstraZeneca dapat melenyapkan seluruh umat manusia pada 2025?
Hasil Cek Fakta
Dilansir Telegraph, perusahaan AstraZeneca memang telah mengakui untuk pertama kalinya dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-nya dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi yakni menyebabkan Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS), sindrom dimana seseorang dapat mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah.
Akan tetapi sejak 2021, European Medicine Agency telah mengingatkan bahwa kasus pembekuan darah tersebut sangat jarang terjadi dan orang yang mendapatkan efek samping diminta untuk melaporkan gejalanya. Manfaat vaksin masih lebih besar dibandingkan risiko bagi penerimanya. Vaksin AstraZeneca efektif mencegah Covid-19 dan mengurangi rawat inap dan kematian.
Menurut Michael Head, Senior Research Fellow in Global Health, University of Southampton, dalam artikelnya di The Conversation, lebih dari dua miliar dosis Astrazeneca telah didistribusikan ke setidaknya 170 negara, dengan sekitar 50 juta dosis diberikan di Inggris. Namun sebagian besar vaksin merupakan dosis pertama dan kedua – hanya sedikit di atas 56.000 dosis AstraZeneca yang telah diberikan sebagai dosis booster pada Mei 2022. Sebagian besar dosis ketiga yang diberikan di Inggris adalah Pfizer (30,1 juta dosis) dan Moderna (9,4 juta).
Setelah efek samping mengenai pembekuan darah mendapatkan pemberitaan yang luas, keraguan menggunakan Astrazeneca menurun. Meskipun demikian, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris, Badan Obat Eropa, dan Organisasi Kesehatan Dunia terus merekomendasikan vaksin tersebut, berdasarkan catatan keamanan dan efektivitasnya.
Beberapa negara dengan ekonomi maju beralih ke vaksin berbasis mRNA. Namun vaksin Astrazeneca cukup penting bagi negara berpendapatan rendah karena masalah pasokan, biaya, dan logistik. Misalnya, vaksin hanya memerlukan penyimpanan rutin di lemari es, dibandingkan dengan vaksin mRNA yang perlu dibekukan. AstraZeneca adalah produk yang aman dan efektif, serta tetap menjadi alat penting untuk mendukung respons global terhadap pandemi ini.
Penelitian terbaru terhadap lebih dari 99 juta orang di Australia, Argentina, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Selandia Baru, dan Skotlandia juga mengkonfirmasi betapa jarangnya komplikasi vaksin yang diketahui, dan para peneliti mengkonfirmasi bahwa manfaat vaksin Covid-19 masih “jauh lebih besar daripada risiko”.
Para peneliti yang bekerja sebagai bagian dari Jaringan Data Vaksin Global menggunakan data layanan kesehatan elektronik yang tidak teridentifikasi untuk membandingkan tingkat 13 kondisi antara lain di otak, darah, dan jantung pada mereka yang telah menerima vaksin Pfizer, Moderna, atau AstraZeneca dengan tingkat yang diharapkan dari kondisi tersebut di populasi sebelum pandemi.
Penelitian yang dipublikasikan di The Guardian itu mengkonfirmasi dengan tingkat akurasi yang tinggi adanya hubungan yang diketahui antara vaksin mRNA (Pfizer dan Moderna) dengan efek samping yang jarang terjadi, yaitu miokarditis (radang otot jantung) dan perikarditis (pembengkakan kantong tipis yang menutupi jantung). Hal ini juga mengkonfirmasi sindrom Guillain-Barré (di mana sistem kekebalan menyerang saraf) dan trombosis sinus vena serebral (sejenis bekuan darah di otak) sebagai efek samping langka yang terkait dengan vaksin AstraZeneca.
Demikian juga pada studi kedua yang menganalisis kumpulan data terpisah dari 6,8 juta warga Australia yang menerima vaksin AstraZeneca. Hasilnya menunjukkan menunjukkan risiko yang sangat kecil terhadap ensefalomielitis akut diseminata, yaitu 0,78 kasus untuk setiap juta dosis, dan 1,82 kasus per juta dosis untuk mielitis transversa.
Vaksin Astrazeneca telah ditarik
The Independent menuliskan bahwa produsen AstraZeneca telah menarik vaksin Covid-19 yang mereka produksi di seluruh dunia. Hal ini dilakukan beberapa bulan setelah ditemukan bahwa vaksin tersebut dapat menyebabkan cedera yang jarang terjadi namun mengancam jiwa.
Di Indonesia, vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak digunakan lagi dalam program vaksinasi/imunisasi, berdasarkan rekomendasi BPOM.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang mengaitkan efek samping vaksin AstraZeneca dengan prediksi lenyapnya seluruh umat manusia pada 2025 adalah menyesatkan.
Kasus pembekuan darah tersebut sangat jarang terjadi. Manfaat vaksin masih lebih besar dibandingkan risiko bagi penerimanya. Vaksin AstraZeneca efektif mencegah COVID-19 dan mengurangi rawat inap dan kematian.
Rujukan
- https://web.facebook.com/reel/1467181530872329
- https://web.archive.org/web/20240520142900/
- https://www.facebook.com/reel/1467181530872329?_rdc=1&_rdr
- https://www.youtube.com/watch?v=fpEJCkC961o
- https://www-telegraph-co-uk.translate.goog/news/2024/04/28/astrazeneca-admits-covid-vaccine-causes-rare-side-effect/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp
- https://www.ema.europa.eu/en/news/astrazenecas-covid-19-vaccine-ema-finds-possible-link-very-rare-cases-unusual-blood-clots-low-blood-platelets
- https://theconversation.com/what-happened-to-the-astrazeneca-vaccine-now-rare-in-rich-countries-its-still-saving-lives-around-the-world-181791
- https://www.theguardian.com/australia-news/2024/feb/23/two-very-rare-covid-vaccine-side-effects-detected-in-global-study-of-99-million
- https://www.independent.co.uk/news/health/rare-side-effects-astrazeneca-covid-vaccine-b2541998.html
- https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-publik-nomor-hm-01-1-2-05-24-35-tanggal-5-mei-2024-tentang-pemantauan-jangka-panjang-keamanan-vaksin-covid-19-astrazeneca
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-19977) Menyesatkan, Mengaitkan Penanaman Chip yang Telah Didukung WHO dengan Terjadinya Pandemi pada Mei 2024
Sumber:Tanggal publish: 20/05/2024
Berita
Sebuah video beredar di Facebook [ arsip ] berisi klaim bahwa WHO mendukung pemasangan chip untuk memantau kondisi kesehatan. Konten tersebut juga berisi klaim pandemi seperti Covid-19 akan diumumkan pada bulan Mei 2024.
Konten itu bagian dari ceramah Ps. Debby Basjir, seorang pendeta yang tinggal di Manado, Sulawesi Utara. Menurut dia, peletakan chip di tubuh manusia telah dilakukan di Amerika Serikat oleh perusahaan Elon Musk. Chip tersebut akan membunyikan alarm jika ada risiko kesehatan, seperti kadar gula meningkat. Hal itu disebutnya didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Ke depan semua manusia akan dipasangi chip,” kata dia.
Selain itu, klaim berikutnya mengenai pandemi yang akan diumumkan pada Mei 2024:
“Saya dengar berita kemarin saudara, ya ini dari luar negeri beritanya. Bulan Mei nanti, akan diumumkan, akan ada pandemi yang baru, seperti yang Covid kemarin. Saya cuma dengar di berita ya. Apa bisa terjadi? Ya bisa.”
Artikel ini akan memverifikasi dua hal: 1) Benarkah semua manusia akan dipasangi chip dan 2) benarkah ada pengumuman pandemi pada Mei 2024?
Hasil Cek Fakta
Klaim 1: Benarkah semua manusia akan dipasangi chip?
Meski Elon Musk telah mengumumkan bahwa perusahaannya, Neuralink, telah menanamkan antarmuka otak-komputer ke manusia dan sekitar 50 ribu orang telah memilih mengimplan microchip, namun klaim bahwa semua manusia akan dipasangi chip belum tentu terjadi.
Saat ini, implan microchip, terutama di Swedia, lebih banyak digunakan untuk menyimpan informasi unik untuk mewakili identitas orang yang menerimanya, mendukung sejumlah aktivitas, misalnya pemindaian untuk membuka kunci rumah, konfirmasi tiket, dan menyimpan kontak darurat.
Mengutip artikel yang ditulis Zhanna L. Malekos Smith, senior associate di CSIS,
setidaknya 11 negara bagian di Amerika Serikat telah mengeluarkan undang-undang yang melarang penggunaan microchip manusia secara wajib. Hal ini berkaitan risiko microchip terhadap masalah privasi dan keamanan, meskipun microchip menawarkan manfaat kenyamanan dan kecepatan yang menarik.
Klaim 2: WHO telah mendukung implan microchip kesehatan
Microchip yang ditanamkan memang dapat digunakan untuk layanan kesehatan, termasuk dapat menyimpan informasi mengenai keuangan dan informasi pribadi lainnya pengguna, serta memberi pengguna akses mudah dan cepat ke berbagai lokasi dan item.
Meski begitu belum pernah ada pernyataan atau dukungan resmi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyetujui penggunaan implan microchip kesehatan pada manusia. Tempo telah mengakses situs WHO dengan memasukkan kata kunci “microchips”, tapi tidak menemukan pernyataan dari WHO yang mendukung implan microchip.
Dengan demikian klaim tersebut keliru.
Klaim 3: Pengumuman adanya pandemi baru pada Mei 2024
Hingga 20 Mei 2024 saat artikel ini diturunkan, tidak ada penyakit yang menyebar secara global sebagaimana Covid-19 pada 2020 lalu. Meski begitu, sejumlah ahli telah mengingatkan bahwa potensi terjadinya pandemi lagi di masa mendatang dapat terjadi namun tidak diketahui pasti kapan akan terjadi.
Virus yang dikatakan berpotensi menjadi penyebabnya, salah satunya adalah H5N1 alias flu burung, sebagaimana tertera dalam artikel Stanford Medicine. Kedua adalah penyakit X berupa daftar virus berbahaya yang hidup pada hewan yang berpotensi menular pada manusia di masa akan datang, sebagaimana diberitakan Financial Times.
Pandemi Covid-19 telah mendorong disusunnya perjanjian penanganan pandemi alias Pandemic Treaty yang akan diajukan dalam pertemuan tahunan WHO pada Mei 2024.
Isinya adalah instrumen internasional tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi bila suatu saat terjadi lagi. Tidak ditemukan pernyataan WHO akan mengumumkan kemunculan pandemi baru. Kepastiannya bisa dibuktikan setelah pertemuan tahunan WHO akhir Mei nanti.
Sebelumnya juga beredar narasi yang mengatakan Pandemic Treaty berkaitan dengan penanaman chip berkode 666 ke dalam tubuh manusia. Namun, berdasarkan penelusuran Tempo, narasi tersebut dinyatakan keliru.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengaitkan penanaman chip yang telah didukung WHO dengan pengumuman pandemi pada Mei 2024 adalah menyesatkan.
Meski saat ini sudah ada 50 ribu orang yang memilih menggunakan microchip, tapi hingga artikel ini terbit, WHO tidak pernah menyatakan mendukung implan chip pada manusia. Pengumuman adanya pandemi pada Mei 2024 juga tidak memiliki bukti akurat karena tidak ada penyakit yang menular secara global seperti Covid-19 pada 2020 lalu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?v=820317016583675
- https://web.archive.org/web/20240520140311/
- https://www.facebook.com/100090173850969/videos/820317016583675/
- https://www.scientificamerican.com/article/elon-musks-neuralink-has-implanted-its-first-chip-in-a-human-brain-whats-next/
- https://www.npr.org/2018/10/22/658808705/thousands-of-swedes-are-inserting-microchips-under-their-skin
- https://www.csis.org/blogs/strategic-technologies-blog/fear-uncertainty-and-doubt-about-human-microchips
- https://scopeblog.stanford.edu/2024/05/14/bird-avian-flu-h5n1-cows-pandemic-threat/
- https://www.ft.com/content/d40a3add-8151-4910-aabd-3f1dafabcc35
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2858/keliru-who-pandemic-treaty-tanam-chip-666-dalam-tubuh-manusia
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-19976) [SALAH] Video Dugaan Kasus Suap MK Mulai di Tonjolkan
Sumber: tiktok.comTanggal publish: 20/05/2024
Berita
Dugaan Kasus suap MK mulai di tonjolkan!!
Pak arif meminta maaf kepada rakyat bahwa mahkamah telah melakukan kesalahan lagi!!
SUMBER: https://vt.tiktok.com/ZSYRKroGU / https://archive.org/details/hoax-suap-mk
Pak arif meminta maaf kepada rakyat bahwa mahkamah telah melakukan kesalahan lagi!!
SUMBER: https://vt.tiktok.com/ZSYRKroGU / https://archive.org/details/hoax-suap-mk
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Tiktok dengan nama @geutihsunda88 mengunggah sebuah video yang menampakkan mantan ketua hakim MK tahun 2015-2018, Arief Hidayat tengah diwawancarai oleh media.
Dalam video tersebut, Arief mengucapkan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia. Video tersebut diunggah ulang dengan klaim narasi adanya dugaan suap di MK yang ditonjolkan kembali.
Faktanya, video yang digunakan merupakan cuplikan peristiwa tahun 2017 ketika seorang anggota hakim MK, Patrialis Akbar, terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 25 Januari 2017 karena telah menerima suap sebesar 2,15 miliar dari seorang importir daging agar MK dapat mengabulkan permohonan judicial review UU Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dengan demikian, klaim bahwa kasus suap yang menjerat hakim MK dimunculkan ulang buntut hasil sengketa Pilpres 2024, tidak benar.
Dalam video tersebut, Arief mengucapkan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia. Video tersebut diunggah ulang dengan klaim narasi adanya dugaan suap di MK yang ditonjolkan kembali.
Faktanya, video yang digunakan merupakan cuplikan peristiwa tahun 2017 ketika seorang anggota hakim MK, Patrialis Akbar, terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 25 Januari 2017 karena telah menerima suap sebesar 2,15 miliar dari seorang importir daging agar MK dapat mengabulkan permohonan judicial review UU Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dengan demikian, klaim bahwa kasus suap yang menjerat hakim MK dimunculkan ulang buntut hasil sengketa Pilpres 2024, tidak benar.
Kesimpulan
Faktanya, tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2024. Video yang beredar merupakan peristiwa tahun 2017 pada kasus suap yang menimpa Patrialis Akbar, salah seorang hakim MK. Arief Hidayat selaku Ketua MK saat itu mengucapkan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia sebab ia tidak bisa menjaga anggotanya hingga tertangkap MK.
Rujukan
(GFD-2024-19975) [SALAH] Foto “Seorang Tentara IDF Menyelamatkan Bayi di Gaza”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 20/05/2024
Berita
“Seorang tentara idf menyelamatkan bayi di gaza”
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Kompas.
Beredar sebuah gambar yang diklaim seorang tentara Israel Defense Forces (IDF) telah menyelamatkan seorang bayi di Gaza.
Namun setelah ditelusuri oleh Kompas, gambar tersebut merupakan hasil buatan AI. Pemeriksaan gambar dengan menggunakan Hive Moderation, sebuah platform pendeteksi gambar hasil AI. Dari pemeriksaan tersebut dinyatakan bahwa gambar 99% dibuat dengan AI.
Diketahui dari Media Indonesia pada Maret 2024 lalu, UNICEF menyebut bahwa Israel telah membunuh lebih dari 13.000 anak di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 silam. Anak-anak yang masih bertahan hidup dihadapkan pada kondisi kekurangan gizi karena kurangnya asupan makanan di Gaza.
Dengan demikian, seorang tentara IDF menyelamatkan bayi di Gaza, Palestina adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Beredar sebuah gambar yang diklaim seorang tentara Israel Defense Forces (IDF) telah menyelamatkan seorang bayi di Gaza.
Namun setelah ditelusuri oleh Kompas, gambar tersebut merupakan hasil buatan AI. Pemeriksaan gambar dengan menggunakan Hive Moderation, sebuah platform pendeteksi gambar hasil AI. Dari pemeriksaan tersebut dinyatakan bahwa gambar 99% dibuat dengan AI.
Diketahui dari Media Indonesia pada Maret 2024 lalu, UNICEF menyebut bahwa Israel telah membunuh lebih dari 13.000 anak di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 silam. Anak-anak yang masih bertahan hidup dihadapkan pada kondisi kekurangan gizi karena kurangnya asupan makanan di Gaza.
Dengan demikian, seorang tentara IDF menyelamatkan bayi di Gaza, Palestina adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya foto tersebut adalah hasil buatan AI. Pada Maret 2024 lalu, UNICEF menyebut bahwa Israel telah membunuh 13.000 anak di jalur Gaza, Palestina.
Faktanya foto tersebut adalah hasil buatan AI. Pada Maret 2024 lalu, UNICEF menyebut bahwa Israel telah membunuh 13.000 anak di jalur Gaza, Palestina.
Rujukan
Halaman: 2234/6605