KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan massa pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta pada Kamis (28/8/2025).
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu dibagikan dengan konteks keliru dan perlu diluruskan.
Video yang diklaim menunjukkan massa pengemudi ojol mengadakan unjuk rasa di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) dibagikan oleh akun Facebook ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Ribuan massa turun ke jalan. Aksi demo ojek online di Jakarta hari ini.
(GFD-2025-28709) [KLARIFIKASI] Foto Demonstrasi Ojek Online Ini Terjadi pada 2024, Bukan 28 Agustus 2025
Sumber:Tanggal publish: 28/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri menggunakan Google Lens, visual serupa ditemukan di artikel Independent Observer yang dipublikasikan pada 30 Agustus 2024.
Artikel tersebut memberitakan unjuk rasa pengemudi ojol yang digelar di kawasan dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada 29 Agustus 2024.
Mereka mengecam komisi tinggi yang dibebankan perusahaan aplikasi kepada pengemudi ojol, serta penangguhan atau penghapusan akun ketika pelanggan membuat keluhan.
Sementara itu, tidak ada laporan mengenai unjuk rasa pengemudi ojol pada Kamis (28/8/2025) di daerah dekat Patung Kuda atau kawasan Jakarta lainnya.
Pada Kamis ini, demonstrasi dilakukan oleh massa dari bermacam kelompok. Demonstrasi dilakukan buruh pada pagi hingga siang sekitar pukul 13.00 WIB.
Berikutnya, aksi dilakukan oleh mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat sekitar siang hingga sore.
Akan tetapi, aksi itu kemudian berlangsung ricuh dan terjadi bentrokan antara demonstran dengan aparat keamanan.
Artikel tersebut memberitakan unjuk rasa pengemudi ojol yang digelar di kawasan dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada 29 Agustus 2024.
Mereka mengecam komisi tinggi yang dibebankan perusahaan aplikasi kepada pengemudi ojol, serta penangguhan atau penghapusan akun ketika pelanggan membuat keluhan.
Sementara itu, tidak ada laporan mengenai unjuk rasa pengemudi ojol pada Kamis (28/8/2025) di daerah dekat Patung Kuda atau kawasan Jakarta lainnya.
Pada Kamis ini, demonstrasi dilakukan oleh massa dari bermacam kelompok. Demonstrasi dilakukan buruh pada pagi hingga siang sekitar pukul 13.00 WIB.
Berikutnya, aksi dilakukan oleh mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat sekitar siang hingga sore.
Akan tetapi, aksi itu kemudian berlangsung ricuh dan terjadi bentrokan antara demonstran dengan aparat keamanan.
Kesimpulan
Video yang diklaim menunjukkan massa pengemudi ojol mengadakan unjuk rasa di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) dibagikan dengan konteks keliru.
Peristiwa dalam video adalah unjuk rasa pengemudi ojol yang digelar di kawasan dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada 29 Agustus 2024.
Peristiwa dalam video adalah unjuk rasa pengemudi ojol yang digelar di kawasan dekat Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada 29 Agustus 2024.
Rujukan
(GFD-2025-28708) [HOAKS] Video Aremania Berangkat ke Gedung DPR RI untuk Unjuk Rasa
Sumber:Tanggal publish: 28/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Penggemar Arema FC atau Aremania dikabarkan berangkat ke Jakarta untuk ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, pada Senin (25/8/2025).
Narasi itu disertai video yang menunjukkan konvoi kendaraan bermotor dan sebuah bus dengan spanduk "HOOLIGAN".
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan video itu dibagikan dengan konteks keliru.
Narasi Aremania berangkat ke Jakarta untuk ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Minggu (24/8/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Aremania menuju ke jakarta untuk demo DPR
Video yang dicantumkan juga disertai teks sebagai berikut:
AREMANIA sudah dalam perjalanan untuk menuju jakarta dan ikut merapatkan barisan di gedung DPR. jakmania..bobotoh..bonex mari ber'sama2 kita bersatu dengan rakyat tinggalkan sejenak soal sepak bola negara kita sedang tidak baik2 saja
Screenshot Hoaks, Aremania berangkat ke Gedung DPR RI untuk unjuk rasa
Narasi itu disertai video yang menunjukkan konvoi kendaraan bermotor dan sebuah bus dengan spanduk "HOOLIGAN".
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan video itu dibagikan dengan konteks keliru.
Narasi Aremania berangkat ke Jakarta untuk ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Minggu (24/8/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Aremania menuju ke jakarta untuk demo DPR
Video yang dicantumkan juga disertai teks sebagai berikut:
AREMANIA sudah dalam perjalanan untuk menuju jakarta dan ikut merapatkan barisan di gedung DPR. jakmania..bobotoh..bonex mari ber'sama2 kita bersatu dengan rakyat tinggalkan sejenak soal sepak bola negara kita sedang tidak baik2 saja
Screenshot Hoaks, Aremania berangkat ke Gedung DPR RI untuk unjuk rasa
Hasil Cek Fakta
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel tentang keberangkatan Aremania ke Jakarta untuk berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
Selain itu, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa video yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut salah konteks.
Setelah melakukan penelusuran dengan Google Lens, ditemukan kesamaan visual antara video yang dibagikan di Facebook dengan video di kanal YouTube Kompas.com ini.
Kesamaan yang paling mencolok terlihat dari keberadaan bus dengan spanduk "HOOLIGAN'.
Video itu memberitakan Aremania menggelar parade kemenangan di Kota Malang, Jawa Timur, usai Arema FC menjuarai Piala Presiden 2022.
Selain itu, Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa video yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut salah konteks.
Setelah melakukan penelusuran dengan Google Lens, ditemukan kesamaan visual antara video yang dibagikan di Facebook dengan video di kanal YouTube Kompas.com ini.
Kesamaan yang paling mencolok terlihat dari keberadaan bus dengan spanduk "HOOLIGAN'.
Video itu memberitakan Aremania menggelar parade kemenangan di Kota Malang, Jawa Timur, usai Arema FC menjuarai Piala Presiden 2022.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi Aremania berangkat ke Jakarta untuk ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI adalah hoaks.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel tentang keberangkatan Aremania ke Jakarta untuk berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
Video yang dicantumkan juga dibagikan dengan konteks keliru. Video itu merupakan parade kemenangan Arema FC di Kota Malang, Jawa Timur, usai menjuarai Piala Presiden 2022.
Tidak ditemukan pemberitaan kredibel tentang keberangkatan Aremania ke Jakarta untuk berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Senin (25/8/2025).
Video yang dicantumkan juga dibagikan dengan konteks keliru. Video itu merupakan parade kemenangan Arema FC di Kota Malang, Jawa Timur, usai menjuarai Piala Presiden 2022.
Rujukan
(GFD-2025-28707) [KLARIFIKASI] Video Uya Kuya Menanggapi Konten di LA, Bukan soal Joget di DPR
Sumber:Tanggal publish: 28/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial, beredar video anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Surya Utama alias Uya Kuya, menanggapi aksi joget anggota parlemen di ruang sidang.
Uya Kuya menyebut bahwa dirinya adalah artis, sehingga wajar untuk membuat konten.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu disebarkan dengan konteks keliru.
Sebagai informasi, aksi joget para anggota parlemen di ruang sidang tahunan pada Jumat, 15 Agustus 2025 menuai kritik dari masyarakat.
Mereka dinilai tidak peka dengan kondisi rakyat. Kritik semakin memanas ketika gaji dan tunjangan anggota DPR yang mencapai ratusan juta terungkap.
Video Uya Kuya mewajarkan joget di ruang sidang DPR karena dirinya artis disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (21/8/2025):
MAU ARTIS , MAU RAKYAT BIASA SEMUA BISA NGENTOD, SEMUA BISA JILPEK, SEMUA BISA PAKE GAYA DOGGY-STYLE , SEMUA BISA NGENTOD PAKE GAYA APAPUN !!TAPI GAK JUGA NGENTOD DI GEDUNG DPR, LOGIKANYA GITU.
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
Aksi jogetnya bareng anggota DPR lain saat sidang tahunan MPR dikritik tajam, Uya Kuya: "Lah kita artis"
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Kamis (21/8/2025), menampilkan video Uya Kuya mewajarkan joget di ruang sidang DPR karena dirinya artis.
Uya Kuya menyebut bahwa dirinya adalah artis, sehingga wajar untuk membuat konten.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu disebarkan dengan konteks keliru.
Sebagai informasi, aksi joget para anggota parlemen di ruang sidang tahunan pada Jumat, 15 Agustus 2025 menuai kritik dari masyarakat.
Mereka dinilai tidak peka dengan kondisi rakyat. Kritik semakin memanas ketika gaji dan tunjangan anggota DPR yang mencapai ratusan juta terungkap.
Video Uya Kuya mewajarkan joget di ruang sidang DPR karena dirinya artis disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (21/8/2025):
MAU ARTIS , MAU RAKYAT BIASA SEMUA BISA NGENTOD, SEMUA BISA JILPEK, SEMUA BISA PAKE GAYA DOGGY-STYLE , SEMUA BISA NGENTOD PAKE GAYA APAPUN !!TAPI GAK JUGA NGENTOD DI GEDUNG DPR, LOGIKANYA GITU.
Sementara, berikut teks yang tertera pada video:
Aksi jogetnya bareng anggota DPR lain saat sidang tahunan MPR dikritik tajam, Uya Kuya: "Lah kita artis"
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Kamis (21/8/2025), menampilkan video Uya Kuya mewajarkan joget di ruang sidang DPR karena dirinya artis.
Hasil Cek Fakta
Uya Kuya menyampaikan klarifikasi melalui akun Instagramnya.
Ia menjelaskan, ada video lama yang disebarkan ulang seolah dirinya sedang menanggapi aksi joget di DPR yang belakangan disorot.
"Guys, ini rambut gue sudah tiga bulan ini cepak seperti ini. Jadi kalau tiba-tiba ada video beredar seolah-olah video klarifikasi gue, seolah-olah video baru, ini hoaks, guys," kata dia pada Minggu (24/8/2025).
"Itu video awal tahun ini dengan konteks berbeda seolah-olah gue menanggapi atau klarifikasi soal yang baru-baru ini," imbuhnya.
Video serupa dari sudut pandang beredar terdapat di kanal YouTube Cumicumi yang diunggah pada 22 Januari 2025.
Uya Kuya menjawab pertanyaan wartawan karena ia membuat konten di rumah korban terdampak kebakaran di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, tindakan Uya Kuya bahkan mendapat sorotan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Namun anggota DPR tersebut membela dirinya, dengan mewajarkan bahwa seorang artis membuat konten.
Ia menjelaskan, tujuan mereka merekam video di lokasi kebakaran adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Mereka telah mendapatkan izin dari pihak berwenang untuk merekam di lokasi tersebut, yang merupakan area publik.
Uya juga telah meminta maaf pada pemilik rumah memastikan bahwa mereka telah menghentikan pembuatan video dan menghapus konten yang ada.
Ia menjelaskan, ada video lama yang disebarkan ulang seolah dirinya sedang menanggapi aksi joget di DPR yang belakangan disorot.
"Guys, ini rambut gue sudah tiga bulan ini cepak seperti ini. Jadi kalau tiba-tiba ada video beredar seolah-olah video klarifikasi gue, seolah-olah video baru, ini hoaks, guys," kata dia pada Minggu (24/8/2025).
"Itu video awal tahun ini dengan konteks berbeda seolah-olah gue menanggapi atau klarifikasi soal yang baru-baru ini," imbuhnya.
Video serupa dari sudut pandang beredar terdapat di kanal YouTube Cumicumi yang diunggah pada 22 Januari 2025.
Uya Kuya menjawab pertanyaan wartawan karena ia membuat konten di rumah korban terdampak kebakaran di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, tindakan Uya Kuya bahkan mendapat sorotan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Namun anggota DPR tersebut membela dirinya, dengan mewajarkan bahwa seorang artis membuat konten.
Ia menjelaskan, tujuan mereka merekam video di lokasi kebakaran adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Mereka telah mendapatkan izin dari pihak berwenang untuk merekam di lokasi tersebut, yang merupakan area publik.
Uya juga telah meminta maaf pada pemilik rumah memastikan bahwa mereka telah menghentikan pembuatan video dan menghapus konten yang ada.
Kesimpulan
Video Uya Kuya mewajarkan joget di ruang sidang DPR karena dirinya artis merupakan narasi keliru.
Pernyataan Uya Kuya dalam video merupakan tanggapan atas konten kontroversialnya yang merekam rumah korban dampak kebakaran Los Angeles, California.
Video itu diambil pada 22 Januari 2022, sebelum aksi joget anggota parlemen menjadi sorotan.
Pernyataan Uya Kuya dalam video merupakan tanggapan atas konten kontroversialnya yang merekam rumah korban dampak kebakaran Los Angeles, California.
Video itu diambil pada 22 Januari 2022, sebelum aksi joget anggota parlemen menjadi sorotan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100076392813301/videos/1856209918258393/
- https://www.facebook.com/reel/1774981510564808
- https://www.facebook.com/reel/663290082808305
- https://www.facebook.com/reel/736776189233259
- https://www.facebook.com/reel/1774981510564808
- https://www.instagram.com/king_uyakuya/reel/DNuuDqtwihQ/
- https://www.instagram.com/reel/DNuuDqtwihQ/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading
- https://www.youtube.com/watch?v=a2ms1YR9_l4
- https://kitabisa.com/campaign/kompascompendidikan
(GFD-2025-28706) Keliru: Video Tentara Membela Pengunjuk Rasa di DPR 25 Agustus 2025
Sumber:Tanggal publish: 29/08/2025
Berita
NARASI yang menyebut tentara membela mahasiswa dalam demonstrasi di depan DPR RI pada 25 Agustus 2025 beredar di media sosial. Konten serupa tersebar di TikTok (akun satu [arsip] dan dua), Facebook (akun satu, dua, dan tiga), dan YouTube.
Salah satu video memperlihatkan prajurit berbaret merah memprotes polisi yang berjaga di depan DPR. Video lain menampilkan mahasiswa menyambut kedatangan pasukan militer.
Benarkah kedua video itu merekam TNI membela demonstran saat aksi di DPR pada 25 Agustus 2025?
Salah satu video memperlihatkan prajurit berbaret merah memprotes polisi yang berjaga di depan DPR. Video lain menampilkan mahasiswa menyambut kedatangan pasukan militer.
Benarkah kedua video itu merekam TNI membela demonstran saat aksi di DPR pada 25 Agustus 2025?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi narasi itu lewat pencarian gambar terbalik Google, analisis visual, dan alat pendeteksi akal imitasi. Hasilnya, video pertama merupakan konten buatan akal imitasi. Adapun video kedua berasal dari demonstrasi di Yogyakarta, bukan aksi di DPR RI pada 25 Agustus 2025.
Gambar awal pada video pertama menunjukkan sejumlah kejanggalan visual. Dalam satu frame, wajah prajurit tampak patah, padahal di frame sebelumnya utuh. Bagian tangan juga terlihat hilang sebagian. Kejanggalan seperti ini lazim ditemukan pada video buatan akal imitasi.
Selain itu, sejak frame awal prajurit tidak tampak mengenakan badge di lengan kanan. Namun pada detik ke-04, tiba-tiba muncul badge berwarna kuning di bagian tersebut.
Analisis menggunakan alat deteksi, Was It AI dan Hive Moderation, menyatakan kemungkinan 99 persen video dibuat dengan akal imitasi.
Sementara itu, penelusuran terhadap video kedua menunjukkan rekaman aksi demonstrasi menolak pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Jalan Malioboro, Yogyakarta, pada 8 Oktober 2020. Petunjuk ini diperoleh dari akun TikTok skuykulineran yang mengunggah video identik.
Tempo juga memverifikasi lokasi menggunakan Google Street View dan menemukan kecocokan dengan titik pengambilan gambar di Jalan Malioboro.
Kekerasan Polisi pada Demo 25 Agustus 2025
Tempo melaporkan, 1.250 personel gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP DKI dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi di kawasan Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Agustus 2025.
Dalam kericuhan di kawasan Slipi, tentara terlihat berada di barisan polisi yang berjaga di simpang bawah jalan layang Slipi.
Kepala Divisi Hukum Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yahya Ihyaroza, menilai polisi melakukan kekerasan saat menangkap peserta aksi. Bahkan, sejumlah warga yang bukan demonstran ikut menjadi korban pemukulan.
Pantauan Tempo di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Selasa, 26 Agustus 2025 memperlihatkan beberapa orang yang ditangkap polisi mengalami luka memar di sekitar mata, goresan di wajah, hingga ada yang menggunakan gips di lengan.
Gambar awal pada video pertama menunjukkan sejumlah kejanggalan visual. Dalam satu frame, wajah prajurit tampak patah, padahal di frame sebelumnya utuh. Bagian tangan juga terlihat hilang sebagian. Kejanggalan seperti ini lazim ditemukan pada video buatan akal imitasi.
Selain itu, sejak frame awal prajurit tidak tampak mengenakan badge di lengan kanan. Namun pada detik ke-04, tiba-tiba muncul badge berwarna kuning di bagian tersebut.
Analisis menggunakan alat deteksi, Was It AI dan Hive Moderation, menyatakan kemungkinan 99 persen video dibuat dengan akal imitasi.
Sementara itu, penelusuran terhadap video kedua menunjukkan rekaman aksi demonstrasi menolak pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Jalan Malioboro, Yogyakarta, pada 8 Oktober 2020. Petunjuk ini diperoleh dari akun TikTok skuykulineran yang mengunggah video identik.
Tempo juga memverifikasi lokasi menggunakan Google Street View dan menemukan kecocokan dengan titik pengambilan gambar di Jalan Malioboro.
Kekerasan Polisi pada Demo 25 Agustus 2025
Tempo melaporkan, 1.250 personel gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP DKI dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi di kawasan Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Agustus 2025.
Dalam kericuhan di kawasan Slipi, tentara terlihat berada di barisan polisi yang berjaga di simpang bawah jalan layang Slipi.
Kepala Divisi Hukum Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Yahya Ihyaroza, menilai polisi melakukan kekerasan saat menangkap peserta aksi. Bahkan, sejumlah warga yang bukan demonstran ikut menjadi korban pemukulan.
Pantauan Tempo di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Selasa, 26 Agustus 2025 memperlihatkan beberapa orang yang ditangkap polisi mengalami luka memar di sekitar mata, goresan di wajah, hingga ada yang menggunakan gips di lengan.
Kesimpulan
Tempo menyimpulkan, klaim bahwa video tersebut memperlihatkan tentara membela mahasiswa saat demo di DPR RI pada 25 Agustus 2025 adalah keliru. Sebagian rekaman terbukti buatan akal imitasi, sementara lainnya berasal dari demonstrasi di Yogyakarta pada 2020.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@bungkri/video/7542823322770279698?_r=1&_t=ZS-8zDGfsAh84m
- https://perma.cc/PRN5-5897
- https://www.tiktok.com/@dodo_saputra24/video/7542547973176052997?_r=1&_t=ZS-8zDGddTdWPE
- https://web.facebook.com/reel/666985389106416
- https://web.facebook.com/reel/1169229531711201
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid04PyuMcfvdnXacYdoQkpgBCwBYJMek2sQzF9GxeQCYeW99EuZZGbD8JKRaVjREkqal&id=61576611062625
- https://www.youtube.com/shorts/Gt4GgIR11k8
- http://wasitai.com
- http://hivemoderation.com
- https://www.tiktok.com/@skuykulineran/video/6881404523630382338
- https://www.tempo.co/hukum/polisi-diduga-lakukan-kekerasan-saat-tangkap-peserta-demonstrasi-25-agustus-2063586 /cdn-cgi/l/email-protection#1b787e707d7a706f7a5b6f7e766b7435787435727f
Halaman: 219/6754