KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto disebut menerima tawaran migrasi 10 juta warga negara Indonesia ke Jepang dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi yang mengeklaim Prabowo menerima tawaran migrasi 10 juta WNI ke Jepang dibagikan oleh akun Facebook ini pada 15 September 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Presiden Prabowo menerima ajakan imigrasi Indonesia ke jepang, ini kan yang kalian mau !?
Narasi itu disertai video yang menampilkan gambar Prabowo berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru. Gambar itu dibubuhi teks sebagai berikut:
Presiden Prabowo Subianto Menerima Ajakan Imigrasi Indonesia ke Jepang total 10 juta orang selama Lima Tahun ke depan!
Screenshot Hoaks, Prabowo Terima Tawaran Migrasi 10 Juta WNI ke Jepang
(GFD-2025-29187) [HOAKS] Prabowo Terima Tawaran Migrasi 10 Juta WNI ke Jepang
Sumber:Tanggal publish: 22/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan foto jabat tangan Presiden Prabowo dengan PM Jepang Ishiba Shigeru tersebut di berbagai pemberitaan.
Salah satunya, dalam pemberitaan CNBC Indonesia. Artikel itu memberitakan pertemuan Prabowo dan Ishiba di Bogor, Jawa Barat, pada 11 Januari 2025.
Indonesia dan Jepang mencapai sejumlah kesepakatan dalam pertemuan tersebut, antara lain, kerja sama pertahanan, ekonomi, terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami undang Jepang untuk ikut serta dalam program yang kami canangkan menuju industrialisasi Indonesia, terutama di bidang hilirisasi dan mereka juga berminat untuk bantu di bidang makan bergizi," ujar Prabowo
Sementara itu, Ishiba menawarkan paket kerjasama untuk mengakomodir keinginan besar Prabowo dalam menyediakan makanan siang bergizi tinggi untuk anak-anak di Indonesia.
"Kami negara Jepang akan menyelenggarakan paket kerja sama termasuk latihan penyedia makan siang sekolah, pengiriman tenaga ahli, dan bantuan peningkatan sektor perikanan dan pertanian dengan memanfaatkan berbagai pengalaman negara Jepang," kata Ishiba.
Namun, tidak ditemukan adanya kesepakatan migrasi 10 juta WNI ke Jepang dalam jangka waktu lima tahun ke depan usai pertemuan Prabowo dan Ishiba tersebut.
Salah satunya, dalam pemberitaan CNBC Indonesia. Artikel itu memberitakan pertemuan Prabowo dan Ishiba di Bogor, Jawa Barat, pada 11 Januari 2025.
Indonesia dan Jepang mencapai sejumlah kesepakatan dalam pertemuan tersebut, antara lain, kerja sama pertahanan, ekonomi, terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami undang Jepang untuk ikut serta dalam program yang kami canangkan menuju industrialisasi Indonesia, terutama di bidang hilirisasi dan mereka juga berminat untuk bantu di bidang makan bergizi," ujar Prabowo
Sementara itu, Ishiba menawarkan paket kerjasama untuk mengakomodir keinginan besar Prabowo dalam menyediakan makanan siang bergizi tinggi untuk anak-anak di Indonesia.
"Kami negara Jepang akan menyelenggarakan paket kerja sama termasuk latihan penyedia makan siang sekolah, pengiriman tenaga ahli, dan bantuan peningkatan sektor perikanan dan pertanian dengan memanfaatkan berbagai pengalaman negara Jepang," kata Ishiba.
Namun, tidak ditemukan adanya kesepakatan migrasi 10 juta WNI ke Jepang dalam jangka waktu lima tahun ke depan usai pertemuan Prabowo dan Ishiba tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim Prabowo menerima tawaran migrasi 10 juta WNI ke Jepang adalah hoaks.
Tidak ditemukan adanya kesepakatan migrasi 10 juta WNI ke Jepang setelah Prabowo menerima kunjungan PM Jepang Ishiba Shigeru pada Januari 2025.
Tidak ditemukan adanya kesepakatan migrasi 10 juta WNI ke Jepang setelah Prabowo menerima kunjungan PM Jepang Ishiba Shigeru pada Januari 2025.
Rujukan
(GFD-2025-29186) [HOAKS] Ferry Irwandi Tuduh TNI Dalang Kerusuhan
Sumber:Tanggal publish: 22/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah unggahan video di media sosial diklaim menampilkan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan.
Dalam video itu, terdengar Ferry mengatakan bahwa intel TNI menyusupi aksi demonstrasi.
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa berbasis artificial intelligence (AI). Konten itu merupakan hoaks, informasinya keliru.
Video yang mengeklaim Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Ferry mengatakan bahwa TNI merekayasa kerusuhan dan menyusupkan intel supaya masyarakat takut berdemonstrasi.
Akun tersebut menulis keterangan:
Ferry Irwandi menuding kerusuhan rekayasa TNI tanpa bukti. Tuduhan liar seperti ini hanya menyesatkan publik.
Dalam video itu, terdengar Ferry mengatakan bahwa intel TNI menyusupi aksi demonstrasi.
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa berbasis artificial intelligence (AI). Konten itu merupakan hoaks, informasinya keliru.
Video yang mengeklaim Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Dalam video, Ferry mengatakan bahwa TNI merekayasa kerusuhan dan menyusupkan intel supaya masyarakat takut berdemonstrasi.
Akun tersebut menulis keterangan:
Ferry Irwandi menuding kerusuhan rekayasa TNI tanpa bukti. Tuduhan liar seperti ini hanya menyesatkan publik.
Hasil Cek Fakta
Ketika dicermati saksama, wajah dan gerakan tubuh Ferry dalam video tampak kaku. Hal itu mengindikasikan bahwa konten tersebut merupakan hasil rekayasa menggunakan AI.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah video dihasilkan AI atau bukan.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan merupakan hasil rekayasa AI, probabilitasnya mencapai 99,9 persen.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ferry sempat dikabarkan akan dipidanakan oleh TNI.
Pihak TNI telah mendatangi Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi terkait pelaporan Ferry soal dugaan pencemaran nama baik.
Saat itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan bahwa hasil patroli siber menemukan indikasi adanya dugaan pelanggaran hukum lain dari Ferry Irwandi.
Namun, belakangan pihak TNI dan Ferry Irwandi telah berdamai. Menurut Ferry, Kapuspen TNI telah menghubunginya dan saling meluruskan sejumlah kesalahpahaman.
Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah video dihasilkan AI atau bukan.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan merupakan hasil rekayasa AI, probabilitasnya mencapai 99,9 persen.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ferry sempat dikabarkan akan dipidanakan oleh TNI.
Pihak TNI telah mendatangi Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi terkait pelaporan Ferry soal dugaan pencemaran nama baik.
Saat itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan bahwa hasil patroli siber menemukan indikasi adanya dugaan pelanggaran hukum lain dari Ferry Irwandi.
Namun, belakangan pihak TNI dan Ferry Irwandi telah berdamai. Menurut Ferry, Kapuspen TNI telah menghubunginya dan saling meluruskan sejumlah kesalahpahaman.
Kesimpulan
Video yang menampilkan Ferry Irwandi menuduh TNI sebagai dalang kerusuhan merupakan konten hasil manipulasi.
Hasil pemeriksaan menggunakan Hive Moderation menunjukkan bahwa video itu memiliki probabilitas 9,9 persen dihasilkan kecerdasan buatan atau AI.
Hasil pemeriksaan menggunakan Hive Moderation menunjukkan bahwa video itu memiliki probabilitas 9,9 persen dihasilkan kecerdasan buatan atau AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/v/1LqhJTKV66/
- https://nasional.kompas.com/read/2025/09/12/09094411/tni-cari-celah-pidanakan-ferry-irwandi-usai-terganjal-putusan-mk?page=all
- https://nasional.kompas.com/read/2025/09/13/21401821/tni-benarkan-sudah-telepon-ferry-irwandi-dan-saling-bermaafan
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-29185) [HOAKS] Suami Istri Menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994
Sumber:Tanggal publish: 22/09/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial, tersiar kisah pasangan suami istri menghilang di Gurun Chihuahua, Meksiko pada Maret 1994. Mereka bernama Ethan Morrison dan Alice Patterson.
Setelah 13 tahun menghilang, wisatawan menemukan kerangka manusia diikat pada kaktus yang diduga merupakan Alice.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, kisah itu fiksi atau merupakan hoaks.
Kisah suami istri menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (10/9/2025):
PASANGAN MENGHILANG DI GURUN CHIHUAHUA — PADA TAHUN 2007, WISATAWAN MENEMUKAN MAYAT DI SEBELAH KAKTUS…
Maret 1994.
Sepasang suami istri menghilang di gurun Meksiko dalam sebuah perjalanan khusus....
Pada bulan Maret 1994, gurun Chihuahua menyimpan rahasianya di bawah terik matahari yang mengubah pasir menjadi oven.
Ethan Morrison, 54, menggenggam erat tangan Alice Patterson, 46, saat mereka berjalan menyusuri jalan setapak berdebu menuju mobil mereka. Pasangan itu telah memutuskan untuk melakukan perjalanan khusus untuk merayakan kehamilan Alice....
Mereka meninggalkan Tucson pada pagi hari tanggal 15 Maret, menuju sebuah kota kecil di mana mereka berencana untuk menghabiskan tiga hari di sebuah hotel sederhana.
Kontak terakhir mereka dengan peradaban terjadi pada pukul 14.30, ketika Ethan menelepon saudaranya di Phoenix, mengatakan bahwa mereka aman dan menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Panggilan itu tiba-tiba berakhir. Dan ketika saudaranya mencoba menelepon kembali… teleponnya tidak lagi terhubung.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Rabu (10/9/2025), mengenai kisah pasutri menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994.
Setelah 13 tahun menghilang, wisatawan menemukan kerangka manusia diikat pada kaktus yang diduga merupakan Alice.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, kisah itu fiksi atau merupakan hoaks.
Kisah suami istri menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Rabu (10/9/2025):
PASANGAN MENGHILANG DI GURUN CHIHUAHUA — PADA TAHUN 2007, WISATAWAN MENEMUKAN MAYAT DI SEBELAH KAKTUS…
Maret 1994.
Sepasang suami istri menghilang di gurun Meksiko dalam sebuah perjalanan khusus....
Pada bulan Maret 1994, gurun Chihuahua menyimpan rahasianya di bawah terik matahari yang mengubah pasir menjadi oven.
Ethan Morrison, 54, menggenggam erat tangan Alice Patterson, 46, saat mereka berjalan menyusuri jalan setapak berdebu menuju mobil mereka. Pasangan itu telah memutuskan untuk melakukan perjalanan khusus untuk merayakan kehamilan Alice....
Mereka meninggalkan Tucson pada pagi hari tanggal 15 Maret, menuju sebuah kota kecil di mana mereka berencana untuk menghabiskan tiga hari di sebuah hotel sederhana.
Kontak terakhir mereka dengan peradaban terjadi pada pukul 14.30, ketika Ethan menelepon saudaranya di Phoenix, mengatakan bahwa mereka aman dan menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Panggilan itu tiba-tiba berakhir. Dan ketika saudaranya mencoba menelepon kembali… teleponnya tidak lagi terhubung.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Rabu (10/9/2025), mengenai kisah pasutri menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994.
Hasil Cek Fakta
Tidak ditemukan berita atau laporan valid mengenai penemuan kerangka yang ditali di kaktus, di Gurun Chihuahua, Meksiko.
Adapun, tidak ada laporan orang hilang dengan nama Ethan Morrison atau Alice Patterson.
Kisah mengenai pasutri hilang di Gunung Chihuahua banyak beredar di media sosial. Di YouTube, kisah tersebut diceritakan dalam berbagai versi menggunakan ilustrasi artificial intelligence (AI).
Ada yang menyebut, pasangan itu menghilang pada 2001, 2007, 2009, 2011, ada pula versi tahun 1974. Foto pasutri yang ditampilkan juga berbeda-beda.
Tidak ada jejak digital yang mampu membuktikan bahwa foto pasangan yang ditampilkan bersumber dari momen asli.
Video dengan ilustrasi serupa yang beredar di Facebook ditemukan di kanal YouTube Casos Archivados.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar kerangka yang terikat pada kaktus dengan Hive Moderation.
Platform tersebut dapat mengidentifikasi campur tangan akal imitasi dalam suatu konten.
Hasilnya, gambar kerangka manusia terikat di kaktus memiliki probabilitas 96,2 persen dihasilkan AI.
Adapun, tidak ada laporan orang hilang dengan nama Ethan Morrison atau Alice Patterson.
Kisah mengenai pasutri hilang di Gunung Chihuahua banyak beredar di media sosial. Di YouTube, kisah tersebut diceritakan dalam berbagai versi menggunakan ilustrasi artificial intelligence (AI).
Ada yang menyebut, pasangan itu menghilang pada 2001, 2007, 2009, 2011, ada pula versi tahun 1974. Foto pasutri yang ditampilkan juga berbeda-beda.
Tidak ada jejak digital yang mampu membuktikan bahwa foto pasangan yang ditampilkan bersumber dari momen asli.
Video dengan ilustrasi serupa yang beredar di Facebook ditemukan di kanal YouTube Casos Archivados.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar kerangka yang terikat pada kaktus dengan Hive Moderation.
Platform tersebut dapat mengidentifikasi campur tangan akal imitasi dalam suatu konten.
Hasilnya, gambar kerangka manusia terikat di kaktus memiliki probabilitas 96,2 persen dihasilkan AI.
Kesimpulan
Kisah suami istri menghilang di Gurun Chihuahua pada 1994 merupakan hoaks berulang di internet yang diolah menggunakan kecerdasan buatan.
Gambar kerangka manusia di kaktus yang beredar, terbukti merupakan konten manipulatif berbasis AI.
Sementara, tidak ada laporan orang hilang di Gurun Chihuahua atas nama Ethan Morrison atau Alice Patterson.
Gambar kerangka manusia di kaktus yang beredar, terbukti merupakan konten manipulatif berbasis AI.
Sementara, tidak ada laporan orang hilang di Gurun Chihuahua atas nama Ethan Morrison atau Alice Patterson.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1079236934257101&set=a.414992317348236&_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/photo/?fbid=703039062795027&set=a.101298412969098
- https://web.facebook.com/photo/?fbid=4140940446149108&set=a.1424980404411806
- https://web.facebook.com/photo?fbid=122208734348316725&set=gm.2196092514164737&idorvanity=843124396128229
- https://web.facebook.com/photo/?fbid=31365541299727782&set=a.151828224859164
- https://www.youtube.com/results?search_query=Couple+Vanished+in+the+Chihuahua+Desert+2007
- https://www.youtube.com/watch?v=nsdFVUVbO-8
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
- https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle
(GFD-2025-29184) Cek Fakta: Hoaks Artikel Qodari Sebut Kebijakan Prabowo Mirip Nabi Sulaiman
Sumber:Tanggal publish: 23/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut kebijakan Presiden Prabowo mirip Nabi Sulaiman. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 20 September 2025.
Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel berjudul:
"Qadari Puji Prabowo Mirip Nabi Sulaiman Kebijakannya Saya Yakin Prabowo Masuk Surga Tampah Hisab".
Akun itu menambahkan narasi:
"Qodari mengatakan Nabi Sulaiman 2 stlh pasien OCCRP lahir kembali dr Indonesia...Ternyata Bangsa Ramah Tamah dan Santun Butuh Sanjungan jka ingin jabatan"
Lalu benarkah postingan artikel Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut kebijakan Presiden Prabowo mirip Nabi Sulaiman?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Kesamaan terdapat pada foto yang dipakai, nama penulis, dan tanggal artikel diunggah.
Artikel itu diunggah situs berita Merdeka.com pada Kamis (18/9/2025) pukul 06.16 WIB. Namun dalam artikel asli berjudul "Dilantik Jadi KSP, Qodari: Kita Akan Jelaskan Program Presiden Prabowo yang Bagus-Bagus"
Dalam artikel itu tidak membahas pujian Qodari pada Presiden Prabowo. Melainkan membahas pernyataan Qodari usai dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan AM Putranto, Rabu (17/9/2025).
Kesimpulan
Postingan artikel Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyebut kebijakan Presiden Prabowo mirip Nabi Sulaiman adalah tidak benar. Faktanya judul dalam artikel merupakan hasil suntingan.
Rujukan
Halaman: 222/6874
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5358096/original/064586900_1758597867-cek_fakta_qodari.jpg)