(GFD-2025-27336) [KLARIFIKASI] Video WNA Marah dengan Pertambangan di Raja Ampat Dibuat dengan AI

Sumber:
Tanggal publish: 11/06/2025

Berita

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan seorang pria kulit putih atau warga negara asing marah dan memaki Pemerintah Indonesia.

Ia marah karena adanya kegiatan pertambangan di Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut merupakan konten yang dibuat dengan artificial intelligence (AI).

Belakangan masyarakat melayangkan protes atas pertambangan nikel yang beroperasi di Raja Ampat, terutama setelah pembukaan lahan di Pulau Gag.

Video WNA marah kepada Pemerintah Indonesia karena pertambangan di Raja Ampat disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Video serupa juga disebarkan melalui Reels oleh akun ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (9/6/2025):

Bule aja berani komentari ttg Tambang Nikel Raja Ampat yg merusak lingkungan...Memang pantas apa yang diucapkan bule ini. Pejabat Indonesia memang lebih pantas dibilang txx...

Hasil Cek Fakta

Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video yang beredar menggunakan tools yang dapat mendeteksi konten deepfake.

Pertama, tools Deepware yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Zemana.

Pemindaian Deepware mencurigai adanya campur tangan kecerdasan buatan dari video yang beredar.

Hasil pengidentifikasiannya menunjukkan, video WNA marah atas pertambangan di Raja Ampat memiliki probabilitas 78 persen merupakan deepfake.

Deepware Tangkapan layar Deepware mengidentifikasi video bule marah atas pertambangan di Raja Ampat memiliki probabilitas 78 persen sebagai deepfake.

Tools lainnya, yakni Hive Moderation juga menunjukkan kecenderungan campur tangan akal imitasi pada video tersebut.

Hasil pengidentifikasiannya menunjukkan, video itu memiliki probabilitas 97 persen dihasilkan oleh AI.

Kesimpulan

Video WNA marah kepada Pemerintah Indonesia karena pertambangan di Raja Ampat merupakan konten manipulatif. Video tersebut merupakan deepfake.

 Deepware dan Hive Moderation mengidentifikasinya sebagai konten yang dihasilkan oleh AI.

Rujukan