Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di Facebook dan Instagram menampilkan wajah Nagita Slavina, istri dari Raffi Ahmad, yang sedang mengajak masyarakat untuk menjual uang koin kuno yang mereka miliki.
Dalam video tersebut, disertakan gambar 10 jenis uang koin Indonesia, mulai dari uang logam Rp25 dan Rp50 keluaran tahun 1971 hingga koin Rp1.000 keluaran tahun 2016.
Unggahan ini ramai diperbincangkan, dengan lebih dari 22 ribu suka dan 26 ribu komentar dari warganet yang tertarik menjual uang kunonya.
Dalam video itu, terdengar suara yang mengatasnamakan Nagita Slavina dengan pernyataan berikut:
“Saya Nagita Slavina. Kalian punya harapan untuk tukar uang kuno kalian ke saya intinya gini uang kuno apa saja yang jelasnya uang kuno Indonesia ya. Tenang saya akan beli uang kuno kalian. Ini untuk warga Indonesia spesial dari saya Nagita Slavina. Terima kasih”
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Namun, benarkah video Nagita Slavina akan beli uang koin kuno masyarakat tersebut?
(GFD-2025-28068) Hoaks! Video Nagita Slavina beli uang koin kuno masyarakat
Sumber:Tanggal publish: 24/07/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, tautan yang disematkan dalam unggahan itu mengarahkan pengguna untuk bergabung ke sebuah grup Telegram.
Ini diduga sebagai modus penipuan (phishing) yang bertujuan mencuri informasi pribadi, akun, atau data keuangan korban melalui cara manipulatif.
Selain itu, suara dalam video tersebut tidak selaras dengan gerakan bibir Nagita yang tampak, sehingga indikasi kuat menunjukkan bahwa suara tersebut dihasilkan menggunakan teknologi AI.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hingga saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari Nagita Slavina terkait pembelian uang koin kuno masyarakat.
Klaim: Video Nagita Slavina beli uang koin kuno masyarakat
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Ini diduga sebagai modus penipuan (phishing) yang bertujuan mencuri informasi pribadi, akun, atau data keuangan korban melalui cara manipulatif.
Selain itu, suara dalam video tersebut tidak selaras dengan gerakan bibir Nagita yang tampak, sehingga indikasi kuat menunjukkan bahwa suara tersebut dihasilkan menggunakan teknologi AI.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hingga saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari Nagita Slavina terkait pembelian uang koin kuno masyarakat.
Klaim: Video Nagita Slavina beli uang koin kuno masyarakat
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Rujukan
(GFD-2025-28067) [HOAKS] Tautan untuk Pendaftaran Kartu Prakerja 2025
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mengakses pendaftaran program Kartu Prakerja 2025.
Untuk diketahui, Kartu Prakerja adalah program pemerintah untuk pencari kerja, masyarakat yang terdampak PHK, dan pekerja, yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk pendaftaran Kartu Prakerja 2025 itu palsu.
Tautan yang diklaim untuk akses pendaftaran Kartu Prakerja 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada Rabu (23/7/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Pembukaan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 2025 Segera Hadir!
Program Kartu Prakerja, yang dinantikan oleh banyak masyarakat Indonesia, akan segera membuka gelombang pendaftaran 2025.
Program ini dirancang untuk membantu pencari kerja, pekerja, dan pelaku usaha mikro dan kecil dalam meningkatkan keterampilan mereka.
Berdasarkan pola sebelumnya, pendaftaran gelombang 2025Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kompetensi Anda!!!
Pendaftaran Gratis tidak dipungut biaya apapun!!!
Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran Kartu Prakerja 2025
Untuk diketahui, Kartu Prakerja adalah program pemerintah untuk pencari kerja, masyarakat yang terdampak PHK, dan pekerja, yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk pendaftaran Kartu Prakerja 2025 itu palsu.
Tautan yang diklaim untuk akses pendaftaran Kartu Prakerja 2025 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada Rabu (23/7/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Pembukaan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 2025 Segera Hadir!
Program Kartu Prakerja, yang dinantikan oleh banyak masyarakat Indonesia, akan segera membuka gelombang pendaftaran 2025.
Program ini dirancang untuk membantu pencari kerja, pekerja, dan pelaku usaha mikro dan kecil dalam meningkatkan keterampilan mereka.
Berdasarkan pola sebelumnya, pendaftaran gelombang 2025Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kompetensi Anda!!!
Pendaftaran Gratis tidak dipungut biaya apapun!!!
Screenshot Hoaks, tautan pendaftaran Kartu Prakerja 2025
Hasil Cek Fakta
Sampai saat ini pemerintah belum membuka program Kartu Prakerja 2025. Terakhir, pendaftaran Prakerja dibuka pada 2024.
Diberitakan Kompas.com, 16 Mei 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, program tersebut masih dipersiapkan untuk transisi.
Pemerintah sedang menyiapkan proses transisi program Kartu Prakerja dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
"Kita tunggu sampai proses transisi selesai," ujar Airlangga
Adapun pendaftaran Gelombang 1 Prakerja dibuka pada April 2020. Gelombang 71 menjadi yang terakhir, dan dilaksanakan pada Agustus 2024.
Sementara itu, tautan yang beredar di Facebook tidak mengarah ke situs resmi Prakerja. Tautan itu juga terindikasi phishing atau pencurian data.
Awas, jangan sembarang mengeklik tautan mencurigakan dan jangan pernah memasukkan data pribadi apa pun ke situs yang tidak terpercaya.
Diberitakan Kompas.com, 16 Mei 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, program tersebut masih dipersiapkan untuk transisi.
Pemerintah sedang menyiapkan proses transisi program Kartu Prakerja dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
"Kita tunggu sampai proses transisi selesai," ujar Airlangga
Adapun pendaftaran Gelombang 1 Prakerja dibuka pada April 2020. Gelombang 71 menjadi yang terakhir, dan dilaksanakan pada Agustus 2024.
Sementara itu, tautan yang beredar di Facebook tidak mengarah ke situs resmi Prakerja. Tautan itu juga terindikasi phishing atau pencurian data.
Awas, jangan sembarang mengeklik tautan mencurigakan dan jangan pernah memasukkan data pribadi apa pun ke situs yang tidak terpercaya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang beredar di Facebook dan diklaim untuk akses pendaftaran Kartu Prakerja 2025 adalah hoaks.
Sampai saat ini pemerintah belum membukan program Kartu Prakerja 2025. Terakhir, pendaftaran Prakerja dibuka pada 2024.
Sampai saat ini pemerintah belum membukan program Kartu Prakerja 2025. Terakhir, pendaftaran Prakerja dibuka pada 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02AZd7gqpqK6R7XHfE7xVwWhyDhy6jbHJ2SmsTqMFGX52hFjxBDFkDoVUbHNyQLWcol&id=61576668601792
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02834cXdLBbtnhZAMePFQNi1sW7UELF2FwWKtSJkCoypBGRGEHEWhkAXnbfF5R93Kql&id=61576668601792
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0V1ECLzbhCPLbX6F4xthj59d8biFjNxAdVtsKN6vbkLNkkyzDSgjdUW32SVLuLTqKl&id=61576668601792
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02VPBJpWQENHtNSJo6pPBFLbVZJCFW5mMdYqdaz7FwYiHysHTNDgobNWQhVxXvwZWHl&id=61576668601792
- https://money.kompas.com/read/2025/05/16/142904926/program-kartu-prakerja-belum-dibuka-lagi-proses-transisi-alasannya
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28066) [HOAKS] Nadiem Makarim Mengaku Serahkan Uang Pengadaan Laptop Rp 450 Triliun ke Jokowi
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar unggahan dengan narasi yang mengeklaim mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengaku menyerahkan uang pengadaan laptop Rp 450 triliun kepada Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Narasi itu beredar di media sosial dalam bentuk tangkapan layar judul artikel yang diklaim diterbitkan media CNBC Indonesia pada 16 Juli 2025.
Namun, setelah ditelusuri unggahan itu merupakan hasil manipulasi.
Sebagai konteks, Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi program pengadaan laptop untuk digitalisasi pendidikan yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2020-2022.
Proyek pengadaan laptop Chromebook tersebut menelan anggaran sekitar Rp 9,9 triliun.
Narasi yang mengeklaim Nadiem Makarim mengaku menyerahkan uang pengadaan laptop Rp 450 triliun kepada Jokowi dibagikan di Facebook, misalnya oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan tangkapan artikel berjudul:
"Nadiem Makarim Uang Pengadaaan laptop 450 Triliun Saya Serahkan kepada Pak Jokowi Di Rumahnya Disolo Kalau Tidak Percaya Tanya Gibran Dan Kaesang Doa ADa Waktu Saya Menyerahkan Uang".
Penelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ditemukan artikel di laman CNBC Indonesia yang memuat informasi Nadiem Makarim mengaku menyerahkan uang pengadaan laptop Rp 450 triliun kepada Jokowi.
Penelusuran menggunakan Google Lens menemukan bahwa unggahan yang beredar memanipulasi artikel di laman CNBC Indonesia.
Artikel asli berjudul "Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 T, Seret Nama Nadiem Makarim".
Artikel tersebut memuat keterangan dari Kejagung terkait kronologi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook oleh Kemendikburistek.
Nadiem disebut telah merencanakan pengadaan program digitalisasi di Kemendikbudristek itu sebelum ia menjadi menteri pada Oktober 2019.
Kejagung memperkirakan total kerugian dari perkara ini mencapai Rp 1,98 triliun.
Dalam artikel asli tidak ada pengakuan Nadiem bahwa uang pengadaan laptop mengalir ke Jokowi.
Narasi itu beredar di media sosial dalam bentuk tangkapan layar judul artikel yang diklaim diterbitkan media CNBC Indonesia pada 16 Juli 2025.
Namun, setelah ditelusuri unggahan itu merupakan hasil manipulasi.
Sebagai konteks, Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi program pengadaan laptop untuk digitalisasi pendidikan yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2020-2022.
Proyek pengadaan laptop Chromebook tersebut menelan anggaran sekitar Rp 9,9 triliun.
Narasi yang mengeklaim Nadiem Makarim mengaku menyerahkan uang pengadaan laptop Rp 450 triliun kepada Jokowi dibagikan di Facebook, misalnya oleh akun ini, ini, ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan tangkapan artikel berjudul:
"Nadiem Makarim Uang Pengadaaan laptop 450 Triliun Saya Serahkan kepada Pak Jokowi Di Rumahnya Disolo Kalau Tidak Percaya Tanya Gibran Dan Kaesang Doa ADa Waktu Saya Menyerahkan Uang".
Penelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tidak ditemukan artikel di laman CNBC Indonesia yang memuat informasi Nadiem Makarim mengaku menyerahkan uang pengadaan laptop Rp 450 triliun kepada Jokowi.
Penelusuran menggunakan Google Lens menemukan bahwa unggahan yang beredar memanipulasi artikel di laman CNBC Indonesia.
Artikel asli berjudul "Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 T, Seret Nama Nadiem Makarim".
Artikel tersebut memuat keterangan dari Kejagung terkait kronologi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook oleh Kemendikburistek.
Nadiem disebut telah merencanakan pengadaan program digitalisasi di Kemendikbudristek itu sebelum ia menjadi menteri pada Oktober 2019.
Kejagung memperkirakan total kerugian dari perkara ini mencapai Rp 1,98 triliun.
Dalam artikel asli tidak ada pengakuan Nadiem bahwa uang pengadaan laptop mengalir ke Jokowi.
Hasil Cek Fakta
Kesimpulan
Judul artikel yang mengeklaim Nadiem Makarim menyerahkan uang Rp 450 triliun kepada Jokowi merupakan konten hasil manipulasi.
Artikel aslinya berjudul "Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 T, Seret Nama Nadiem Makarim".
Adapun artikel asli memuat keterangan Kejagung terkait kronologi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook oleh Kemendikburistek pada 2020-2022. Dalam artikel tidak ada pernyataan Nadiem mengenai aliran uang laptop ke Jokowi.
Artikel aslinya berjudul "Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 T, Seret Nama Nadiem Makarim".
Adapun artikel asli memuat keterangan Kejagung terkait kronologi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook oleh Kemendikburistek pada 2020-2022. Dalam artikel tidak ada pernyataan Nadiem mengenai aliran uang laptop ke Jokowi.
Rujukan
- https://www.kompas.id/artikel/kejagung-dalami-modus-korupsi-pengadaan-laptop-chromebook-kemdikbudristek
- https://web.facebook.com/share/p/15etTttnEW/
- https://web.facebook.com/share/p/19v9euHpJ4/
- https://web.facebook.com/groups/233710785222539/permalink/1246067960653478/
- https://web.facebook.com/share/p/165dd5SiSk/
- https://web.facebook.com/share/p/1RCGhRcvWB/
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250716125509-37-649575/kronologi-kasus-korupsi-laptop-rp-198-t-seret-nama-nadiem-makarim
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28065) [HOAKS] Bantuan Rp 2 Miliar dari Vatikan untuk Masyarakat Non-Muslim dan Gereja di Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial diklaim menampilkan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty.
Dalam video itu, Pendeta Jacklevyn terdengar memberikan informasi adanya bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan.
Bantuan itu diklaim diberikan kepada masyarakat non-muslim dan gereja di Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Bimas Kristen Kemenag).
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi. Konten itu hoaks dan perlu diluruskan informasinya agar tidak merugikan masyarakat.
Klaim yang menyatakan Pendeta Jacklevyn mengumumkan adanya bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Masyarakat yang ingin mendapat bantuan diminta menghubungi sebuah nomor WhatsApp.
Dalam video itu, Pendeta Jacklevyn terdengar memberikan informasi adanya bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan.
Bantuan itu diklaim diberikan kepada masyarakat non-muslim dan gereja di Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Bimas Kristen Kemenag).
Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil manipulasi. Konten itu hoaks dan perlu diluruskan informasinya agar tidak merugikan masyarakat.
Klaim yang menyatakan Pendeta Jacklevyn mengumumkan adanya bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan salah satunya dibagikan akun Facebook ini.
Masyarakat yang ingin mendapat bantuan diminta menghubungi sebuah nomor WhatsApp.
Hasil Cek Fakta
Ketika dicermati, terdapat kecanggalan dalam video tersebut. Gerakan bibir dan perkataan Pendeta Jacklevyn tampak tidak sinkron.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut mengguanakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Dalam video aslinya Pendeta Jacklevyn tidak menginformasikan bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan. Namun, ia menyampaikan ucapan ulang tahun kepada KPPU yang ke-25.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Pendeta Jacklevy dalam video terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) dengan probabilitas mencapai 99,9 persen.
Suara yang dihasilkan AI generatif itu kemudian "ditempel" pada video lain sehingga menjadi konten manipulatif.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut mengguanakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Dalam video aslinya Pendeta Jacklevyn tidak menginformasikan bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan. Namun, ia menyampaikan ucapan ulang tahun kepada KPPU yang ke-25.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Pendeta Jacklevy dalam video terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) dengan probabilitas mencapai 99,9 persen.
Suara yang dihasilkan AI generatif itu kemudian "ditempel" pada video lain sehingga menjadi konten manipulatif.
Kesimpulan
Video Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty menginformasikan bantuan Rp 2 miliar dari Vatikan merupakan konten hasil manipulasi menggunakan AI generatif.
Dalam video aslinya, ia menyampaikan ucapan ulang tahun ke-25 kepada KPPU. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Pendeta Jacklevyn dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Dalam video aslinya, ia menyampaikan ucapan ulang tahun ke-25 kepada KPPU. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Pendeta Jacklevyn dalam video terdeteksi dihasilkan AI.
Rujukan
Halaman: 133/6508