• (GFD-2025-29031) [HOAKS] Pembagian Obat Cacing untuk Anak Sekolah adalah Agenda Penyebaran Virus Baru

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Pembagian obat cacing untuk anak sekolah diklaim sebagai upaya menyebarkan virus baru. Narasi tersebut marak beredar di media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Narasi pembagian obat cacing untuk anak sekolah merupakan agenda penyebaran virus baru dibagikan oleh akun Facebook ini, serta akun Instagram ini dan ini, pada September 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    GAWAT DARURAT. WASPADA TERHADAP MENTERI KESEHATAN SAAT INI

    TOLAK Program Membagi2 OBAT CACING/IMUNISASI PLUS VACSIN dari Kementerian Kesehatan Sebab ini Bagian dari Misi Global Dalam Rangka Penyebaran Virus Baru. Target Utama Mereka Sekolah2 dan Keluarga yang Awam Terhadap Kesehatan.

    Share Sebanyak2nya agar Kita Bisa Selamatkan Seluruh Rakyat dan Negara dari Rongrongan Penghianat Bangsa.

    Screenshot Hoaks, pembagian obat cacing untuk anak sekolah adalah agenda penyebaran virus baru

    Hasil Cek Fakta

    Narasi pembagian obat cacing untuk anak sekolah merupakan upaya penyebaran virus baru sempat beredar pada Mei 2025.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membantah narasi tersebut.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muharmawan mengatakan, narasi tersebut adalah hoaks lama yang kembali disebarkan.

    "Pemberian obat atau vaksin untuk semua sasaran masyarakat itu sudah dipastikan keamanan, kualitas, dan khasiatnya," kata Aji kepada Kompas.com, 14 Mei 2025.

    Adapun, pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan.

    Salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).

    Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan, disebutkan bahwa POPM Cacingan dilakukan pada anak balita, anak usia pra-sekolah, dan anak usia sekolah di daerah kabupaten/kota dengan prevalensi cacingan tinggi dan sedang.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pembagian obat cacing untuk anak sekolah merupakan agenda penyebaran virus baru adalah hoaks.

    Narasi yang sama sempat beredar pada Mei 2025 dan telah dibantah Kemenkes. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung narasi tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29030) [HOAKS] Soto Daging Manusia di Wonosobo

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Seorang pemilik warung soto di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah diklaim menyajikan soto dari daging manusia.

    Melalui sebuah video yang beredar di media sosial pada September 2025, daging itu disebut berasal dari mayat seorang mahasiswi yang dibunuh.

    Setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Video mengenai soto daging manusia di Wonosobo disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Setiap akun menyertakan tautan sebuah video YouTube yang sama, dengan judul berikut:

    Wonosobo Gempar: Pemilik Warung Masak Mayat Mahasiswi, Jual Soto Selama Dua Bulan Tanpa Diketahui

    akun Facebook Tangkapan layar konten manipulatif di sebuah akun Facebook, Senin (8/9/2025), mengenai soto daging manusia di Wonosobo, Jawa Tengah.

    Hasil Cek Fakta

    Keterangan video dari kanal YouTube Cerita Pendek 365 telah menyebutkan bahwa konten yang mereka buat merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).

    Namun, mereka mengeklaim bahwa kisah yang diceritakan berdasarkan kejadian nyata.

    Faktanya, informasi tersebut hoaks. Sejauh ini tidak ada laporan temuan soto daging manusia atau pembunuhan mahasiswi seperti narasi dalam video.

    Unggahan di media sosial juga menyebarkan ulang video tersebut tanpa konteks lengkap dan berisiko memicu informasi keliru hanya dari judulnya saja.

    Akun Facebook Pemerintah Kabupaten Wonosobo, mengunggah video kegiatan Diskusi Publik Lintas Elemen Masyarakat di Pendopo Belakang Bupati, pada Kamis (4/9/2025).

    Salah satu topik diskusi yakni maraknya hoaks yang meresahkan masyarakat.

    Dalam acara tersebut, konten viral mengenai soto daging manusia menjadi pembahasan. Informasi itu dipastikan hoaks.

    Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengajak masyarakat untuk lebih cermat dan kritis dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial.

    Kesimpulan

    Video mengenai soto daging manusia di Wonosobo merupakan konten manipulatif.

    Visual dalam video dibuat dengan AI dan kisahnya fiktif. Pemerintah Kabupaten Wonosobo juga memastikan bahwa informasi itu hoaks. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-29029) [HOAKS] Video Ahmad Sahroni Ditangkap Polisi Spanyol

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial mengeklaim politisi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol saat berada di bandara.

    Namun, setelah ditelusuri video itu merupakan hasil rekayasa menggunakan artificial intelligence (AI).

    Video yang mengeklaim Sahroni ditangkap polisi Spanyol dibagikan muncul di Facebook, misalnya diunggah akun ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak Sahroni ditangkap oleh dua orang polisi. Narator dalam video menyebut Sahroni ditangkap di bandara Spanyol saat melarikan diri.

    Keterangan dalam video yakni sebagai berikut:

    Alhamdulillah Sahroni melarikan diri ke negara spanyol tertangkap, #reel #sahroni #ditangkap #di #bandara #spanyol

    Akun Facebook Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol

    Hasil Cek Fakta

    Ketika dicermati, terdapat kejanggalan dalam video tersebut. Salah satunya bisa dilihat dari gerakan tubuh Sahroni dan kedua polisi yang tampak kaku. 

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation. Tool tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan.

    Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, video Sahroni ditangkap polisi Spanyol terdeteksi dihasilkan AI, dengan probabilitas mencapai 94,2 persen.

     

    Adapun sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sahroni ditangkap polisi Spanyol.

    Sebelumnya di media sosial juga muncul video manipulasi AI yang mengeklaim Sahroni ditangkap di Bandara Sooekarno-Hatta. Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim Ahmad Sahroni ditangkap polisi Spanyol merupakan konten hasil manipulasi berbasis AI.

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, video itu terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI. Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sahroni ditangkap polisi Spanyol. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-29028) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Kerusuhan di Kalimalang Bekasi

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 31 Agustus 2025.
    Unggahan kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, berupa video yang menampilkan korban api dan sejumlah orang berkerumun kemudian sebagian orang tersebut berlarian menjauhi kobaran api.
    Terlihat juga dalam video sejumlah orang berkumpul beridir dipermukaan yang lebih tinggi ke arah kobaran api dan sejumlah orang berlarian, sebagian terlihat sedang merekam suasan menggunakan ponsel.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Kalimalang bekasi mulai rusuh"
    Benarkah kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi, dengan menangkap layar menggunakan Google Image.
     
     
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Hoaks Viral Massa Ricuh hingga Ada Kobaran Api di Bekasi, Begini Faktanya" yang dimuat situs news.detik.com, pada 1 September 2025. Artikel situs news.detik.com memuat foto yang identik dengan cuplikan klaim video.
     
     
    Dalam artikel situs news.detik.com,Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Kusumo Wahyu Bintoro menyebutkam, peristiwa yang terjadi dalam video tersebut terjadi di Makassar.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Makassar Mencekam, Gedung DPRD Sulsel dan Kejati Dibakar Massa" yang dimuat situs rakyatpriangan.com, Sabtu (30/8/2025).
     
     
     
     
    Artikel situs rakyatpriangan.com memuat foto yang identik dengan kliam, foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "video Susana Makassar Masih Mencekam Saat Malam Hari".

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kliam video kerusuhan di Kalimalang Bekasi tidak benar.
    Setelah ditelusuri, pristiwa dalam video tersebut terjadi di Makkasar.

    Rujukan