Akun X “DS_yantie” pada Jumat (8/8/2025) membagikan foto [arsip], isinya menampilkan gedung tinggi berlogo BRI.
Unggahan disertai narasi:
“Setelah dibuat resah karena pemblokiran rekening, kini masyarakat kembali diterpa kabar tidak menyenangkan biaya admin bank bulanan terbaru naik “Bank Mandiri sebesar 12.500/bulan, Bank BNI 11.000/bulan, Bank BTN sebesar 12.500/bulan, Bank BRI sebesar 12.000/bulan.”
Hingga Minggu (24/8/2025) unggahan tersebut telah disukai oleh lebih dari 13.000 pengguna, dibagikan ulang sebanyak 3.000 kali, dan menuai 1.000 balasan.
(GFD-2025-28596) [SALAH] Ada Kenaikan Biaya Admin Bank Usai Polemik Blokir Rekening
Sumber: X.comTanggal publish: 24/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta tempo.co.
Gambar gedung yang beredar dalam konten tersebut diambil dari dokumentasi laman resmi BRI pada Maret 2024. Konten tersebut memuat informasi bahwa BRI menjadi satu-satunya brand Indonesia yang masuk dalam Finance Global 500. Artikel itu tidak membahas tarif biaya layanan bulanan.
Dari data yang dihimpun Tempo di masing-masing laman resmi Bank Mandiri, BRI, BTN, dan BNI, tak ada perubahan untuk sejumlah nominal dibandingkan periode sebelumnya (yang berlaku sejak 2021).
Satu catatan, biaya administrasi bulanan untuk jenis tabungan BRI Simpedes naik dari Rp5.500 menjadi Rp6.000, berdasarkan informasi dari laman resmi BRI. Ada pula kenaikan biaya administrasi bulanan Bank BCA untuk jenis tabungan Xpresi—dari Rp7.500 menjadi Rp10.000—pada awal 2024.
Gambar gedung yang beredar dalam konten tersebut diambil dari dokumentasi laman resmi BRI pada Maret 2024. Konten tersebut memuat informasi bahwa BRI menjadi satu-satunya brand Indonesia yang masuk dalam Finance Global 500. Artikel itu tidak membahas tarif biaya layanan bulanan.
Dari data yang dihimpun Tempo di masing-masing laman resmi Bank Mandiri, BRI, BTN, dan BNI, tak ada perubahan untuk sejumlah nominal dibandingkan periode sebelumnya (yang berlaku sejak 2021).
Satu catatan, biaya administrasi bulanan untuk jenis tabungan BRI Simpedes naik dari Rp5.500 menjadi Rp6.000, berdasarkan informasi dari laman resmi BRI. Ada pula kenaikan biaya administrasi bulanan Bank BCA untuk jenis tabungan Xpresi—dari Rp7.500 menjadi Rp10.000—pada awal 2024.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “ada kenaikan biaya admin bank usai polemik pemblokiran rekening” merupakan konten palsu (fabricated content).
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)
Rujukan
- http[tempo.co] Menyesatkan: Biaya Administrasi Perbankan Naik pada 2025
- https://x.com/DS_yantie/status/1953656883027558631 (unggahan akun X “DS_yantie”)
- https://archive.ph/2KQzO (arsip unggahan akun X “DS_yantie”)
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/3757/menyesatkan-biaya-administrasi-perbankan-naik-pada-2025
(GFD-2025-28595) [SALAH] Vaksin HPV Sebabkan Rahim Kering dan Kemandulan
Sumber: Facebook.com, TikTok.comTanggal publish: 24/08/2025
Berita
Akun Facebook “Adhit Tiandito” [arsip] dan akun TikTok “romla311” [arsip] pada Kamis (15/5/2025) membagikan video dari Dharma Pongrekun sedang menjelaskan bahwa vaksin HPV dapat sebabkan kemandulan. Berikut pernyataan yang disebutkan Dharma Pongrekun dalam video:
“Dilaksanakan namanya BIAN, Bulan Imunisasi Anak Nasional, apa yang dilakukan? ada namanya vaksin HPV, Human Papilloma Virus. Yang tujuannya untuk apa? Alasannya untuk apa? Untuk mencegah kanker serviks, tetapi dilakukan kepada anak-anak tujuannya apa? untuk kandungannya kering. Apa yang terjadi kalau mandul? apa yang terjadi, mereka frustasi dan akhirnya mereka akan melakukan seks bebas di mana-mana”.
“Adhit Tiandito” lewat takarirnya menambahkan narasi:
“Kata dokter Vaksin HPV itu pencegahan kanker serviks tp padahal kenyataanya untuk mengeringkan rahim makanya banyak kasus mandul”
“Dilaksanakan namanya BIAN, Bulan Imunisasi Anak Nasional, apa yang dilakukan? ada namanya vaksin HPV, Human Papilloma Virus. Yang tujuannya untuk apa? Alasannya untuk apa? Untuk mencegah kanker serviks, tetapi dilakukan kepada anak-anak tujuannya apa? untuk kandungannya kering. Apa yang terjadi kalau mandul? apa yang terjadi, mereka frustasi dan akhirnya mereka akan melakukan seks bebas di mana-mana”.
“Adhit Tiandito” lewat takarirnya menambahkan narasi:
“Kata dokter Vaksin HPV itu pencegahan kanker serviks tp padahal kenyataanya untuk mengeringkan rahim makanya banyak kasus mandul”
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Periksa Fakta tirto.id.
Kementerian Kesehatan RI menjelaskan vaksin HPV diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko infeksi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker leher rahim. Ini menjadi salah satu upaya menekan angka kematian yang masih tinggi di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut strategi penanggulangan terdiri dari tiga pilar, yakni vaksinasi pada remaja, skrining HPV DNA, serta penanganan medis bagi kasus invasif.
Dalam riset berjudul Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review (2023) disebutkan bahwa vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terjadi paparan alami, sehingga efektivitasnya lebih tinggi jika diberikan pada usia muda.
Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc mengungkapkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan merekomendasikan pemberian vaksin dimulai sejak usia 9 tahun agar perlindungan optimal sebelum seseorang aktif secara seksual. Masih dari Halodoc, dr. Rizal Fadli menambahkan bahwa vaksin HPV justru membantu mencegah penyakit yang berisiko mengganggu kesehatan reproduksi.
Studi yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine terhadap perempuan usia 18–33 tahun di Amerika Serikat menunjukkan tidak ada kaitan antara vaksinasi HPV dan infertilitas atau kemandulan. Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional periode 2013–2016 juga mendukung temuan tersebut, dengan hasil tidak ada peningkatan risiko gangguan kesuburan pada kelompok usia 20–30 tahun yang telah menerima imunisasi ini.
Vaksin HPV terbukti efektif hampir 100 persen dalam mencegah kanker leher rahim serta berbagai jenis kanker lain yang berhubungan dengan virus tersebut, termasuk kanker anus, vagina, vulva, penis, mulut, dan tenggorokan.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa efek samping vaksin HPV umumnya hanya berupa nyeri, bengkak, demam, atau sakit kepala, dan tidak ada bukti medis yang menghubungkannya dengan infertilitas jangka panjang.
“Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal,” ungkap Andreas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui publikasi Mei 2017 juga menekankan bahwa vaksin HPV perlu diintegrasikan dalam strategi pencegahan yang komprehensif dan terkoordinasi guna menekan angka kejadian kanker serviks maupun penyakit lain yang disebabkan oleh HPV.
Kementerian Kesehatan RI menjelaskan vaksin HPV diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko infeksi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker leher rahim. Ini menjadi salah satu upaya menekan angka kematian yang masih tinggi di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut strategi penanggulangan terdiri dari tiga pilar, yakni vaksinasi pada remaja, skrining HPV DNA, serta penanganan medis bagi kasus invasif.
Dalam riset berjudul Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review (2023) disebutkan bahwa vaksin HPV bekerja dengan mencegah infeksi sebelum terjadi paparan alami, sehingga efektivitasnya lebih tinggi jika diberikan pada usia muda.
Dokter Caisar Dewi Maulina pada laman Halodoc mengungkapkan bahwa American Cancer Society (ACS) dan American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan merekomendasikan pemberian vaksin dimulai sejak usia 9 tahun agar perlindungan optimal sebelum seseorang aktif secara seksual. Masih dari Halodoc, dr. Rizal Fadli menambahkan bahwa vaksin HPV justru membantu mencegah penyakit yang berisiko mengganggu kesehatan reproduksi.
Studi yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine terhadap perempuan usia 18–33 tahun di Amerika Serikat menunjukkan tidak ada kaitan antara vaksinasi HPV dan infertilitas atau kemandulan. Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional periode 2013–2016 juga mendukung temuan tersebut, dengan hasil tidak ada peningkatan risiko gangguan kesuburan pada kelompok usia 20–30 tahun yang telah menerima imunisasi ini.
Vaksin HPV terbukti efektif hampir 100 persen dalam mencegah kanker leher rahim serta berbagai jenis kanker lain yang berhubungan dengan virus tersebut, termasuk kanker anus, vagina, vulva, penis, mulut, dan tenggorokan.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro Andreas Wilson Setiawan menegaskan bahwa efek samping vaksin HPV umumnya hanya berupa nyeri, bengkak, demam, atau sakit kepala, dan tidak ada bukti medis yang menghubungkannya dengan infertilitas jangka panjang.
“Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal,” ungkap Andreas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui publikasi Mei 2017 juga menekankan bahwa vaksin HPV perlu diintegrasikan dalam strategi pencegahan yang komprehensif dan terkoordinasi guna menekan angka kejadian kanker serviks maupun penyakit lain yang disebabkan oleh HPV.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim “vaksin HPV sebabkan rahim kering dan kemandulan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)
(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)
Rujukan
- http[tirto.id] Tidak Benar Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan
- https://www.facebook.com/reel/343582835463516 (unggahan akun Facebook “Adhit Tiandito”)
- https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2025/08/Arsip-Vaksin-HPV-sebabkan-rahim-kering-dan-kemandulan.png (arsip unggahan akun Facebook “Adhit Tiandito”)
- https://www.tiktok.com/@romla311/video/7504367316516277509 (unggahan akun TikTok “romla311”)
- https://archive.ph/WhM0A (arsip unggahan akun TikTok “romla311”)
- https://tirto.id/tidak-benar-klaim-vaksin-hpv-sebabkan-kemandulan-hfYh
(GFD-2025-28594) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Puskesmas Purwasari Karawang Runtuh Efek Gempa Bekasi
Sumber:Tanggal publish: 24/08/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Puskesmas Purwasari Karawang runtuh efek gempa Bekasi, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Agustus 2025.
Klaim video Puskesmas Purwasari Karawang runtuh efek gempa Bekasi menampilkan reruntuhan bangunan terdapat tulisan UGD. Dalam video tersebut terdapat tulisan "Efek Gempa Bekasi".
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Puskesmas Purwasari Karawang...Efek Gempa Kabupaten Bekasi...Semoga tidak ada korban jiwa..."
Benarkah klaim video Puskesmas Purwasari Karawang runtuh efek gempa Bekasi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Puskesmas Purwasari Karawang runtuh efek gempa Bekasi, dalam artikel berjudul "Beredar Hoaks Puskesmas Purwasari Runtuh Efek Gempa Bekasi, Penyebab Asli Terkuak" yang dimuat Liputan6.com, pada 22 Agustus 2025.
Klaim mengenai Hoaks Puskesmas Purwasari runtuh efek gempa Bekasi telah dibantah secara tegas oleh otoritas terkait. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memastikan bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Menurutnya, kerusakan pada bangunan puskesmas disebabkan oleh faktor lain yang terjadi hampir bersamaan.
Dinas Kesehatan Karawang juga turut memberikan klarifikasi. Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Endang Suryadi, menegaskan bahwa kerusakan Puskesmas Purwasari bukan karena gempa bumi, melainkan akibat hujan deras disertai angin kencang. Peristiwa ini terjadi sebelum gempa Bekasi mengguncang wilayah tersebut.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Image dengan menangkap layar video tersebut.
Penelusuran mengarah salah satu situs berita dengan judul "Bukan Gempa, Penyebab Plafon Depan IGD Puskesmas Purwasari Karawang Ambruk Karena Hujan Badai" yang dimuat situs ayobandung.com, pada 21 Agustus 2025.
Artikel situs ayobandung.com memuat foto yang identik dengan salah satu cupilikan video, foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Plafon depan gedung IGD Puskesmas Purwasari, Karawang ambruk akibat hujan badai yang melanda kawasan tersebut, Rabu, 20 Agustus 2025 (Tangkapan layar Instagram)".
Sumber:https://www.ayobandung.com/umum/7915766372/bukan-gempa-penyebab-plafon-depan-igd-puskesmas-purwasari-karawang-ambruk-karena-hujan-badai
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video Puskesmas Purwasari Karawang runtuh efek gempa Bekasi tidak benar.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Endang Suryadi, menegaskan bahwa kerusakan Puskesmas Purwasari bukan karena gempa bumi, melainkan akibat hujan deras disertai angin kencang. Peristiwa ini terjadi sebelum gempa Bekasi mengguncang wilayah tersebut.
(GFD-2025-28593) [SALAH] 3 Orang Tewas saat Demo di Pati
Sumber: facebook.comTanggal publish: 23/08/2025
Berita
Akun Facebook “Risca Tania” pada Kamis (14/8/2025) mengunggah video [arsip] berisi narasi:
“Pati memanas sudah ada korban 3 orang meninggal semoga tidak ada tambahan lagi yang menjadi korban kearogan para pejabat ”
Per Sabtu (23/8/2025), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 17 ribu kali, disukai 178 kali, dan dibagikan ulang 39 kali.
“Pati memanas sudah ada korban 3 orang meninggal semoga tidak ada tambahan lagi yang menjadi korban kearogan para pejabat ”
Per Sabtu (23/8/2025), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 17 ribu kali, disukai 178 kali, dan dibagikan ulang 39 kali.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memasukkan kata kunci “jumlah korban demo Pati 13 agustus menurut data Dinkes” ke mesin pencarian Google. Penelusuran teratas mengarah ke pemberitaan antaranews.com “Dinkes Pati-Jateng: Ada 64 korban luka saat unjuk rasa” yang tayang Rabu (13/8/2025).
Diketahui, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto menegaskan bahwa per Rabu (13/8/2025) tidak ada korban meninggal dari aksi demo menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo itu. Dinas Kesehatan Kabupaten Pati mencatat ada 64 korban luka dalam aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati tersebut.
Dari penelusuran TurnBackHoax, tidak ditemukan adanya pemberitaan terkini atau informasi kredibel lainnya yang membenarkan klaim "3 orang tewas saat demo di Pati”.
Diketahui, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto menegaskan bahwa per Rabu (13/8/2025) tidak ada korban meninggal dari aksi demo menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo itu. Dinas Kesehatan Kabupaten Pati mencatat ada 64 korban luka dalam aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati tersebut.
Dari penelusuran TurnBackHoax, tidak ditemukan adanya pemberitaan terkini atau informasi kredibel lainnya yang membenarkan klaim "3 orang tewas saat demo di Pati”.
Kesimpulan
Unggahan berisi klaim "3 orang tewas saat demo di Pati” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Vania)
(Ditulis oleh Vania)
Rujukan
Halaman: 135/6642