Akun Seputar Info Bantuan Terupdate mengunggah tautan bantuan sosial (bansos) digital dari Kementerian Sosial RI di Facebook [arsip]. Unggahan pada 5 Mei 2025 itu berupa poster berisi foto Menteri Sosial Saifullah Yusuf berjudul “Bansos Go Digital”.
Pemilik akun mengajak warga untuk mendaftar bansos tersebut melalui tautan https://portal.bansosdigital.com/ dengan iming-iming uang sebesar Rp1,5 juta. “Rp1.500.000 Bantuan Tunai Siap Disalurkan. Pendaftaran 100% Online, tanpa calo, tanpa ribet,” tulis pemilik konten.
Namun, benarkah tautan tersebut sebagai saluran pendaftaran bansos dari Kemensos?
(GFD-2025-26886) Keliru: Tautan Pendaftaran Bansos Go Digital Rp1,5 Juta dari Kemensos
Sumber:Tanggal publish: 08/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi konten tersebut dengan membandingkan informasi resmi dari Kementerian Sosial mengenai pendaftaran bantuan sosial 2025. Hasilnya menunjukkan tautan tersebut adalah palsu.
Dikutip dari Tempo, penerima bansos harus terdaftar terlebih dahulu dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos). Agar bisa masuk ke dalam DTKS, masyarakat bisa mendaftarkan diri ke desa/kelurahan setempat dengan membawa kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan kartu keluarga (KK).
Cara kedua melalui pendaftaran online. Dikutip dari situs Kementerian Sosial, pendaftaran online hanya melalui aplikasi Cek Bansos yang tersedia di Google Play Store untuk ponsel Android. Tidak ada situs atau aplikasi lain yang digunakan selain Cek Bansos.
Setelah memasukkan usulan, Dinas Kependudukan bersama Dinas Sosial di masing-masing daerah harus memverifikasi dan memvalidasi data terlebih dahulu sebelum diteruskan ke Kemensos. Nama yang sudah masuk ke DTKS, juga tak otomatis mendapatkan bansos karena disesuaikan dengan kategori penerima setiap jenis bansos.
Bansos Go Digital
Istilah ‘Bansos Go Digital’ juga bukan jenis bansos baru dengan nilai Rp1,5 juta. Dikutip dari Kemensos, istilah itu merujuk upaya transformasi digital dalam program perlindungan sosial agar bantuan makin akurat, adil, dan tepat sasaran.
Kemensos rencananya berkolaborasi dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengembangkan sistem Digital Public Infrastructure (DPI) untuk tiga layanan yakni Identitas Digital, Pembayaran Digital, dan Data Exchange, yang terintegrasi dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Digitalisasi ini diharapkan mampu memperluas akses, mempercepat distribusi bantuan, dan memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke mereka yang membutuhkan.
Selama ini, pembagian bansos dilakukan melalui Himpunan Bank Negara (Himbara) dengan cara mentransfer melalui bank. Sedangkan pengiriman bantuan tunai secara langsung atau manual dengan melibatkan PT Pos.
Dikutip dari Tempo, penerima bansos harus terdaftar terlebih dahulu dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos). Agar bisa masuk ke dalam DTKS, masyarakat bisa mendaftarkan diri ke desa/kelurahan setempat dengan membawa kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan kartu keluarga (KK).
Cara kedua melalui pendaftaran online. Dikutip dari situs Kementerian Sosial, pendaftaran online hanya melalui aplikasi Cek Bansos yang tersedia di Google Play Store untuk ponsel Android. Tidak ada situs atau aplikasi lain yang digunakan selain Cek Bansos.
Setelah memasukkan usulan, Dinas Kependudukan bersama Dinas Sosial di masing-masing daerah harus memverifikasi dan memvalidasi data terlebih dahulu sebelum diteruskan ke Kemensos. Nama yang sudah masuk ke DTKS, juga tak otomatis mendapatkan bansos karena disesuaikan dengan kategori penerima setiap jenis bansos.
Bansos Go Digital
Istilah ‘Bansos Go Digital’ juga bukan jenis bansos baru dengan nilai Rp1,5 juta. Dikutip dari Kemensos, istilah itu merujuk upaya transformasi digital dalam program perlindungan sosial agar bantuan makin akurat, adil, dan tepat sasaran.
Kemensos rencananya berkolaborasi dengan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengembangkan sistem Digital Public Infrastructure (DPI) untuk tiga layanan yakni Identitas Digital, Pembayaran Digital, dan Data Exchange, yang terintegrasi dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Digitalisasi ini diharapkan mampu memperluas akses, mempercepat distribusi bantuan, dan memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke mereka yang membutuhkan.
Selama ini, pembagian bansos dilakukan melalui Himpunan Bank Negara (Himbara) dengan cara mentransfer melalui bank. Sedangkan pengiriman bantuan tunai secara langsung atau manual dengan melibatkan PT Pos.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan tautan yang beredar di Facebook tersebut menuju formulir pendaftaran penerima bansos dalam program Bansos Go Digital adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02ehcfwXLbEb86qxSEy5Eot81wMN9m8L59Fsm9BX49hWcRzoo9bFxZZKHmQUeUZDpUl&id=61573730951212&_rdc=1&_rdr
- https://mvau.lt/media/e5173d95-3dc3-41e2-bc9d-4fe9edaef743
- https://www.tempo.co/ekonomi/cara-daftar-penerima-bansos-2025-dan-syaratnya--1185582
- https://kemensos.go.id/infografis/sekretariat-jenderal/cara-terdaftar-di-dtks-dan-mendapatkan-bantuan-sosial
- https://www.facebook.com/reel/1388232249028250
- https://kemensos.go.id/berita-terkini/menteri-sosial/Kemensos-Dukung-Rencana-Digitalisasi-Penyaluran-Bansos /cdn-cgi/l/email-protection#a0c3c5cbc6c1cbd4c1e0d4c5cdd0cf8ec3cf8ec9c4
(GFD-2025-26885) [PENIPUAN] Tautan “Pendaftaran Pemutihan Pinjaman Online”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 08/05/2025
Berita
Akun Facebook “Indonesia Maju” pada Sabtu (2/5/2025) mengunggah tautan [arsip] disertai narasi:
“KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA..
OJK Resmikan Pemutihan Data Bagi Nasaba Pinjol Terutama Bagi Nasaba Gagal bayar Mulai 1 Mei 2025.
Dengan Ini OJK Resmikan Cara Pemutihannya .
Konsultasi Pinjol Dan Daftarkan Diri Kalian Sekarang Juga....!! 👇👇👇
https://daftarsekarang13[dot]upduc[dot]my[dot]id/
Ayo buruan....”
Per Jumat (8/5/2025), unggahan disukai hampir 70 akun, dibagikan ulang 3 kali, serta menuai 11 komentar.
“KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA..
OJK Resmikan Pemutihan Data Bagi Nasaba Pinjol Terutama Bagi Nasaba Gagal bayar Mulai 1 Mei 2025.
Dengan Ini OJK Resmikan Cara Pemutihannya .
Konsultasi Pinjol Dan Daftarkan Diri Kalian Sekarang Juga....!! 👇👇👇
https://daftarsekarang13[dot]upduc[dot]my[dot]id/
Ayo buruan....”
Per Jumat (8/5/2025), unggahan disukai hampir 70 akun, dibagikan ulang 3 kali, serta menuai 11 komentar.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mengakses tautan dalam unggahan Tautan tersebut tidak mengarah ke laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ojk.go.id, tetapi mengarahkan warganet untuk mendaftar melalui telegram dengan mengisi nama lengkap dan nomor telepon aktif.
Penelusuran berlanjut dengan memasukkan kata kunci “pemutihan pinjaman online” ke kolom pencarian di laman resmi OJK. Tidak ditemukan informasi tentang program itu.
TurnBackHoax kemudian mengecek akun Instagram resmi OJK “ojkindonesia”. OJK dalam salah satu unggahannya telah membantah adanya program itu.
“OJK tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang pemutihan data pinjaman online. Hati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan OJK. #CekDulu kebenaran informasi yang kamu terima ke Kontak OJK 157,” tulis OJK pada Sabtu (3/5/2025).
Penelusuran berlanjut dengan memasukkan kata kunci “pemutihan pinjaman online” ke kolom pencarian di laman resmi OJK. Tidak ditemukan informasi tentang program itu.
TurnBackHoax kemudian mengecek akun Instagram resmi OJK “ojkindonesia”. OJK dalam salah satu unggahannya telah membantah adanya program itu.
“OJK tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang pemutihan data pinjaman online. Hati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan OJK. #CekDulu kebenaran informasi yang kamu terima ke Kontak OJK 157,” tulis OJK pada Sabtu (3/5/2025).
Kesimpulan
Unggahan berisi tautan “pendaftaran pemutihan pinjaman online” yang mengarah ke laman tak resmi itu merupakan konten palsu (fabricated content).
(Ditulis oleh Vania)
(Ditulis oleh Vania)
Rujukan
(GFD-2025-26884) [KlARIFIKASI] Makan Gratis Tercemar Bangkai Ular Terjadi di India, Bukan Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai ratusan siswa sekolah sakit setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Narasi yang beredar pada Mei 2025 itu menyebutkan, makanan yang disajikan telah terkontaminasi bangkai ular.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Informasi mengenai MBG yang tercemar bangkai ular disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna media sosial mendapat informasi itu dari artikel dan tangkapan layar artikel.
Artikel itu disertai foto menampilkan bangkai ular di atas makanan.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (5/5/2025):
Waduh! Ratusan Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG Terkontaminasi Bangkai Ular
Narasi yang beredar pada Mei 2025 itu menyebutkan, makanan yang disajikan telah terkontaminasi bangkai ular.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut keliru.
Informasi mengenai MBG yang tercemar bangkai ular disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Pengguna media sosial mendapat informasi itu dari artikel dan tangkapan layar artikel.
Artikel itu disertai foto menampilkan bangkai ular di atas makanan.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (5/5/2025):
Waduh! Ratusan Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG Terkontaminasi Bangkai Ular
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek gambar tersebut menggunakan reverse image search.
Hasilnya pencarian di Google mengarahkan ke salah satu artikel di Mashriq TV, 11 Januari 2023.
Artikel tersebut membahas mengenai insiden keracunan massal di sebuah sekolah dasar di India.
Siswa mengalami muntah hingga dilarikan ke rumah sakit. Penyebabnya, makan siang yang mereka konsumsi terkontaminasi bangkai ular.
Berita lainnya mengenai makan siang terkontaminasi bangkai ular ditemukan di Ensonhaber dan BBC, pada Jumat (2/5/2025).
Ada sekitar 500 anak yang mengonsumsi makan siang gratis dari sekolahnya. Kemudian lebih dari 100 di antaranya jatuh sakit.
Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) mengatakan, juru masak tetap menyajikan makan siang setelah mengeluarkan bangkai ular yang ada di dalamnya.
Narasi yang beredar menggunakan istilah MBG, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan memberikan makan bergizi gratis pada anak sekolah.
Ketika diklik, artikel membahas insiden keracunan makanan di Mokama, Bihar, India dan bukan program MBG yang dijalankan di Indonesia.
Sejauh ini tidak ditemukan insiden kontaminasi bangkai ular dalam makanan dari program MBG pemerintah Indonesia.
Hasilnya pencarian di Google mengarahkan ke salah satu artikel di Mashriq TV, 11 Januari 2023.
Artikel tersebut membahas mengenai insiden keracunan massal di sebuah sekolah dasar di India.
Siswa mengalami muntah hingga dilarikan ke rumah sakit. Penyebabnya, makan siang yang mereka konsumsi terkontaminasi bangkai ular.
Berita lainnya mengenai makan siang terkontaminasi bangkai ular ditemukan di Ensonhaber dan BBC, pada Jumat (2/5/2025).
Ada sekitar 500 anak yang mengonsumsi makan siang gratis dari sekolahnya. Kemudian lebih dari 100 di antaranya jatuh sakit.
Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) mengatakan, juru masak tetap menyajikan makan siang setelah mengeluarkan bangkai ular yang ada di dalamnya.
Narasi yang beredar menggunakan istilah MBG, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan memberikan makan bergizi gratis pada anak sekolah.
Ketika diklik, artikel membahas insiden keracunan makanan di Mokama, Bihar, India dan bukan program MBG yang dijalankan di Indonesia.
Sejauh ini tidak ditemukan insiden kontaminasi bangkai ular dalam makanan dari program MBG pemerintah Indonesia.
Kesimpulan
Narasi mengenai MBG tercemar bangkai ular tidak benar.
Peristiwa keracunan yang dimaksud yakni makan siang gratis di sebuah sekolah di Mokama, Bihar, India pada Jumat (2/5/2025).
Artikel yang disebarkan menggunakan istilah MBG untuk peristiwa di India, sehingga berpotensi memicu kekeliruan informasi di media sosial.
Peristiwa keracunan yang dimaksud yakni makan siang gratis di sebuah sekolah di Mokama, Bihar, India pada Jumat (2/5/2025).
Artikel yang disebarkan menggunakan istilah MBG untuk peristiwa di India, sehingga berpotensi memicu kekeliruan informasi di media sosial.
Rujukan
- https://www.facebook.com/mame.slamet.5/posts/pfbid035FbN4u2zAThywUuc9TDa4LRzbtP78gYccGNUrcR7t2oiAzq49LcgrYYumGRLpicl
- https://www.facebook.com/adi.mul.88625/posts/pfbid02xXqPfZ3D49znKzfhjgGkjJwdWG6LoLyjwJDnm32759xv9V62HVimn2nd71eCaHV3l
- https://www.facebook.com/dirham.hajia.52/posts/pfbid02Y7Nzgx8J6kaFFhEieVkK2wpXiNHszXxwWSK1qbv2XZTHgWJkn4TqeSgcP9RAkGuHl
- https://www.facebook.com/repelitaonline/posts/pfbid0ogz7V3hirsfZ5QT4urp9xXZ2PYh4wXGWge5KifBt1CLwrUNmnZj9FrB4avUELnfel
- https://www.google.com/search?sca_esv=05e16821a1d41d04&lns_surface=26&hl=en-ID&sxsrf=AHTn8zoVjSS-U5M8VckEahfwOgWlzpYVKQ:1746600232620&q=&vsrid=CMWF8YjP-ubAdhACGAEiJDA5OTlmNDZjLTExMzgtNDhjMC1hMmY0LWExYTk0YjlhOGU3MQ&vsint=CAIqDAoCCAcSAggKGAEgATojChYNAAAAPxUAAAA_HQAAgD8lAACAPzABEIsCGJkCJQAAgD8&lns_mode=un&source=lns.web.gsbubb&vsdim=267,281&gsessionid=tO8CQeHNUO4eRQBcHCJf_7spqM5dkPM8p75uub7nB1g77tlioOa10A&lsessionid=7b8kMIh-v01ZcGejLYJz8UeHKGKcRHtXDNNxwITGPyLOG1zrvwTy8Q&udm=44&fbs=ABzOT_C0S77sAKZ6Af8H_FSzFyz0LWTeaMFGYUN_GsbYbXPme6XT2hs7_pibKteZs0B3kp8PSuiz&sa=X&ved=2ahUKEwjmhLjz4JCNAxW9kK8BHekkOKEQs6gLegQIDBAB&biw=1074&bih=790&dpr=1.2
- https://mashriqtv.pk/en/2023/01/11/snake-emerged-from-a-school-lunch-in-india/
- https://www.ensonhaber.com/dunya/hindistanda-okul-yemeginden-yilan-kalintisi-cikti
- https://www.bbc.com/news/articles/c4g2qe008v6o
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26883) [HOAKS] Video Presiden AS Donald Trump Dukung India Musnahkan Pakistan
Sumber:Tanggal publish: 07/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang memperlihatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dukungan untuk India.
Trump mengatakan bahwa ia tidak menginginkan perang. Namun, jika Pakistan menyerang India, ia mendukung India memusnahkan Pakistan.
Video itu beredar sebelum India menyerang Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari. Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hasil manipulasi.
Video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada 2 Mei 2025.
Berikut ucapan Trump dalam video:
I don't want war. I want peace. But if Pakistan attacks India, I will support India erase Pakistan and warn China. I love India people.
(Saya tidak menginginkan perang. Saya ingin perdamaian. Namun jika Pakistan menyerang India, saya mendukung India memusnahkan Pakistan dan memperingatkan China. Saya cinta rakyat India.)
Screenshot Hoaks, video Trump dukung India musnahkan Pakistan
Trump mengatakan bahwa ia tidak menginginkan perang. Namun, jika Pakistan menyerang India, ia mendukung India memusnahkan Pakistan.
Video itu beredar sebelum India menyerang Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari. Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hasil manipulasi.
Video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada 2 Mei 2025.
Berikut ucapan Trump dalam video:
I don't want war. I want peace. But if Pakistan attacks India, I will support India erase Pakistan and warn China. I love India people.
(Saya tidak menginginkan perang. Saya ingin perdamaian. Namun jika Pakistan menyerang India, saya mendukung India memusnahkan Pakistan dan memperingatkan China. Saya cinta rakyat India.)
Screenshot Hoaks, video Trump dukung India musnahkan Pakistan
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek video pernyataan Trump dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube CNBC. Video itu diunggah pada 16 September 2016 dengan judul "Donald Trump: We Must Replace Globalism With Americanism".
Video yang sama juga dipublikasikan oleh C-SPAN pada 15 September 2016.
Dalam video tersebut, Trump yang saat itu menjadi calon Presiden AS berbicara tentang rencananya untuk menjadikan Amerika sebagai pusat ekonomi dunia dan menciptakan 25 juta lapangan pekerjaan.
Dalam kesempatan tersebut, Trump tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Sementara itu, pemeriksa fakta AFP menemukan kejanggalan di mana dagu dan leher Trump dalam video bergerak tidak wajar, yang menunjukkan manipulasi artificial intelligence (AI).
Setelah diperiksa dengan perangkat analisa suara dan gerak bibir terkini yang dikembangkan oleh University of Buffalo, video itu terdeteksi sebagai hasil manipulasi.
Hasilnya, video yang sama ditemukan di kanal YouTube CNBC. Video itu diunggah pada 16 September 2016 dengan judul "Donald Trump: We Must Replace Globalism With Americanism".
Video yang sama juga dipublikasikan oleh C-SPAN pada 15 September 2016.
Dalam video tersebut, Trump yang saat itu menjadi calon Presiden AS berbicara tentang rencananya untuk menjadikan Amerika sebagai pusat ekonomi dunia dan menciptakan 25 juta lapangan pekerjaan.
Dalam kesempatan tersebut, Trump tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Sementara itu, pemeriksa fakta AFP menemukan kejanggalan di mana dagu dan leher Trump dalam video bergerak tidak wajar, yang menunjukkan manipulasi artificial intelligence (AI).
Setelah diperiksa dengan perangkat analisa suara dan gerak bibir terkini yang dikembangkan oleh University of Buffalo, video itu terdeteksi sebagai hasil manipulasi.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Trump mendukung India memusnahkan Pakistan adalah hoaks.
Video itu merupakan hasil manipulasi. Video asli adalah momen Trump berkampanye pada September 2016. Ia tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Video itu merupakan hasil manipulasi. Video asli adalah momen Trump berkampanye pada September 2016. Ia tidak menyebut India atau Pakistan dalam pidatonya.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=682955161361630
- https://www.facebook.com/watch/?v=2222056344981565&t=7
- https://www.facebook.com/reel/639108819286046
- https://www.youtube.com/watch?v=dYgY6QUulP4
- https://www.c-span.org/program/campaign-2016/donald-trump-and-mike-pence-at-the-new-york-economic-club/454553
- https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.44AA6KD
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 138/6218