Jakarta:Baru baru ini, beredar sebuah unggahan di TikTok yang menarasikan Presiden Prabowo Subianto memberikan pengumuman soal perpanjangan dan pembuatan Surat Izin Mengemudi ( SIM ) gratis.Informasi tersebut diunggah oleh akun TikTok @media.online32 pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Berikut narasi lengkapnya.
"Prabowo resmi mengumumkan tentang pembuatan SIM A/B/C secara online dan gratis akhir tahun 31 Desember 2024. Segera daftar dan buat SIM secara online gratis di akhir tahun ini 31 Desember. Dikutip dari Korlantas Polri."
Lantas, apakah informasi tersebut benar? Ini cek faktanya .
(GFD-2024-24759) Cek Fakta: Prabowo Umumkan Pembuatan SIM Online Gratis, Ini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 24/12/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran tim cek fakta Medcom.id , unggahan yang dinarasikan Presiden Prabowo umumkan pembuatan dan perpanjang SIM online gratis tidaklah benar.
Usai informasi tersebut viral,National Traffic Management Center (NTMC) Korps Lalu Lintas Polri dalam akun X (Twitter) resminya memberikan klarifikasi, bahwa informasi terkait adanya pembuatan dan perpanjangan SIM gratis yang berlaku seumur hidup secara online adalah berita bohong alias hoaks.
“Telah beredar di media sosial, yang menyatakan bahwa ada program atau kebijakan baru yang memberikan SIM tanpa biaya atau berlaku seumur hidup, informasi tersebut tidak benar,” tulis akun tersebut.
Sebagai informasi, perpanjangan SIM kini dapat dilakukan secara online melalui aplikasi Digital Korlantas Polri dengan fitur SINAR (SIM Nasional Presisi), dengan mengunggah sejumlah dokumen seperti SIM lama, e-KTP, pas foto berlatar biru, hasil tes psikologi dan kesehatan, serta tanda tangan di atas kertas polos. Setelah proses selesai, SIM akan dikirim langsung ke alamat rumah.
Usai informasi tersebut viral,National Traffic Management Center (NTMC) Korps Lalu Lintas Polri dalam akun X (Twitter) resminya memberikan klarifikasi, bahwa informasi terkait adanya pembuatan dan perpanjangan SIM gratis yang berlaku seumur hidup secara online adalah berita bohong alias hoaks.
“Telah beredar di media sosial, yang menyatakan bahwa ada program atau kebijakan baru yang memberikan SIM tanpa biaya atau berlaku seumur hidup, informasi tersebut tidak benar,” tulis akun tersebut.
Sebagai informasi, perpanjangan SIM kini dapat dilakukan secara online melalui aplikasi Digital Korlantas Polri dengan fitur SINAR (SIM Nasional Presisi), dengan mengunggah sejumlah dokumen seperti SIM lama, e-KTP, pas foto berlatar biru, hasil tes psikologi dan kesehatan, serta tanda tangan di atas kertas polos. Setelah proses selesai, SIM akan dikirim langsung ke alamat rumah.
Kesimpulan
Unggahan yang menyebut Presiden Prabowo umumkan perpanjang dan pembuatan SIM online gratis adalah hoaks, karena tidak memuat informasi yang benar. Konten ini masuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan).
Misleading dibuat secara sengaja dengan maksud menggiring opini sesuai kehendak pembuat informasi. Misleading content dibentuk dengan menampilkan informasi untuk mengarahkan opini pembaca agar sesuai dengan keinginan pembuatnya.
Misleading dibuat secara sengaja dengan maksud menggiring opini sesuai kehendak pembuat informasi. Misleading content dibentuk dengan menampilkan informasi untuk mengarahkan opini pembaca agar sesuai dengan keinginan pembuatnya.
Rujukan
(GFD-2024-24758) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini Prabowo Tunjuk Jokowi Jadi Ketum Partai Gerindra
Sumber:Tanggal publish: 24/12/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 14 Desember 2024.
Foto tersebut memperlihatkan Prabowo sedang memberikan keterangan di depan wartawan. Ia didampingi oleh Jokowi. Keduanya mengenakan batik lengan panjang. Foto itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Prabowo telah menunjuk Jokowi menjadi Ketum Partai Gerindra.
"PRABOWO TUNJUK JOKOWI KETUM GERINDRA BANTEN PANIK," demikian narasi dalam foto tersebut.
"Kalo 2 Pahlawan ini sudah bersatu, sengkuni pasti pada ketar ketir..🤣🤣
tau gak yang lengserkan Gus Dur Mega cs dan yang kalah pilpres di 2x SBY di musuhin sampe skrg tau gak yang hianati batu tulis siapa? dan tau gak PDIP menang di 2014 dan 2019 karena ada Pakde Jokowi.. dan tau gak di 2024 PDIP di kasih 16% itu tandanya di 2029 PDIP ancur..
setahuku PDI menang 2 kali setelah rakyat tahu yg dijagokan presiden bapak Jokowi, berarti Jokowi pilihan rakyat bukan partainya..✌️😅😅," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 58 kali direspons dan mendapat 87 komentar dari warganet.
Benarkah dalam foto itu Prabowo menujuk Jokowi menjadi ketum Partai Gerindra? Berikut penelusurannya.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs Google Images.
Hasilnya ditemukan foto identik pada artikel "Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo" yang dimuat situs tribunnews.com pada 6 Desember 2024.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Foto tersebut merupakan peristiwa pertemuan antara Prabowo dan Jokowi di kediaman Prabowo, Jakarta pada Jumat 6 Desember 2024.
"Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (6/12/2024) malam. Pertemuan tersebut sebagai kunjungan balasan Presiden ke-7 RI Joko Widodo usai Presiden Prabowo Subianto menemuinya di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu," demikian keterangan dalam foto tersebut.
Penelusuran juga dilakukan dengan memasukkan kata kunci "prabowo tunjuk jokowi ketum gerindra" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
Kesimpulan
Foto yang diklaim Prabowo Subianto menunjuk Presiden ke-7 RI Jokowi menjadi ketua umum Partai Gerindra ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut merupakan pertemuan Prabowo dan Jokowi di Kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (6/12/2024) malam. Selain itu, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
Rujukan
(GFD-2024-24757) Menyesatkan, Poster Waspada Penculikan Anak dengan Modus sebagai Penjual, Pengemis, dan Ibu Hamil
Sumber:Tanggal publish: 24/12/2024
Berita
Sebuah poster digital beredar di Facebook [ arsip ] yang diklaim sebagai poster peringatan untuk mewaspadai penculikan anak yang dikeluarkan oleh Polresta Sidoarjo. Poster itu disertai logo kepolisian dan nomor telepon kantor polisi.
Dikatakan bahwa orang tua harus waspada dalam menjaga anak-anak mereka, karena adanya upaya penculikan dengan modus sebagai penjual, pengemis, ibu hamil, orang gila, dan lain-lain. “Waspada jaga anak" bermain apa penculik anak banyak penyamarannya.pura" jadi sales lah,,dari kesehatan lah padahal modus,” demikian teks di dalam poster.
Namun, benarkah gambar itu merupakan pengumuman peringatan dari Polresta Sidoarjo?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo. Meski begitu memang terjadi peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir.
Polresta Sidoarjo melalui akun Instagram tertanggal 28 November 2019, sesungguhnya sudah mengumumkan bahwa poster yang beredar tersebut bukan dari mereka alias hoaks. “Selebaran yang beredar di medsos tentang dugaan aksi penculikan di wilayah Sidoarjo adalah HOAX,” bunyi keterangan tersebut.
Dilansir Antara, gambar polisi dalam poster atau selebaran tersebut adalah sosok Kombes Pol Zain Dwi Nugroho yang saat itu menjabat sebagai Kapolresta Sidoarjo. Zain pun telah membantah narasi yang beredar melalui poster tersebut.
"Dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan, hasil klarifikasi dan pengecekan ke lokasi bahwa tidak ada kejadian percobaan penculikan anak. Informasi yang beredar adalah informasi yang tidak benar atau berita hoaks," katanya dalam video yang diunggah di akun Instagram Polresta Sidoarjo.
Narasi serupa juga pernah beredar tahun 2017, yang sesungguhnya juga telah dibantah, sebagaimana dilaporkan Detik.com. Saat itu, Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Teguh Setiawan mengatakan belum ada informasi dari jajaran mereka tentang kasus penculikan.
Dia mengimbau masyarakat tidak langsung menyebarkan poster tersebut, melainkan memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Dikatakannya secara umum masyarakat diminta waspada terhadap penyebaran hoaks. "Menurut kami berita tersebut adalah bohong," kata Teguh.
Meski poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo, tetapi kasus penculikan anak memang cukup tinggi sehingga seluruh pihak tetap harus waspada. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) seperti ditulis Tempo menyoroti tren peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun lalu, platform Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) menerima laporan sebanyak 28 kasus penculikan, penjualan, dan perdagangan anak. Sebanyak 89 anak menjadi korban dalam kasus-kasus tersebut.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding data pembanding yang dikumpulkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam catatan KPAI, sedikitnya 28 anak menjadi korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak pada 2021. Data ini sebetulnya juga menunjukkan tren peningkatan karena KPAI mencatat sedikitnya 34 anak menjadi korban penculikan dan 17 anak menjadi korban penjualan dan/atau perdagangan anak pada 2022. Adapun dalam kurun dua bulan terakhir, Januari-Februari 2023, KPAI sudah mencatat sebanyak 14 anak menjadi korban penculikan.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Polresta Sidoarjo pernah mempublikasikan poster peringatan mewaspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar adalah klaimmenyesatkan.
Pihak Polresta Sidoarjo telah membantah narasi yang mengatakan mereka menyebarkan peringatan waspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar tersebut. Meski begitu, jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir meningkat sehingga perlu perhatian dari seluruh pihak.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=602635605782068&set=a.117916967587270
- https://mvau.lt/media/b54c1d28-b787-47fc-9d67-0cac46800ade
- https://www.instagram.com/polresta_sidoarjo/p/B5ZnzUKn5yc/
- https://www.antaranews.com/berita/1196328/hoaks-selebaran-waspadai-penculikan-anak-dari-polresta-sidoarjo#google_vignette
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3441568/kabar-viral-penculik-anak-berkeliaran-di-sidoarjo-hoax
- https://www.tempo.co/politik/meredam-tingginya-kasus-penculikan-anak-827766
(GFD-2024-24756) Menyesatkan, Video Ormas Melakukan Razia Atribut Natal 2024
Sumber:Tanggal publish: 24/12/2024
Berita
Sebuah video beredar di Instagram [ arsip ] dan akun Facebook ini dan ini, yang diklaim memperlihatkan kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang sedang melakukan razia atribut perayaan Natal 2024.
Video yang diunggah sekitar tanggal 21 Desember 2024 itu memperlihatkan beberapa orang berjubah putih dan mengenakan penutup kepala dari kain putih, berhadapan dengan seorang polisi. Mereka diklaim berdebat tentang aktivitas razia. “Ormas ini mau razia atribut Natal namun dicegah polisi malah ngajak perang,” tulis akun yang membagikan video itu.
Namun, benarkah video itu memperlihatkan ormas yang melakukan razia atribut Natal 2024?
Hasil Cek Fakta
Dengan menggunakan pencarian gambar menggunakan Google Images, hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut tidak terjadi menjelang Natal 25 Desember 2024, melainkan pada 2016.
Foto serupa ditemukan dalam berita Detik.com tertanggal 22 Desember 2016 yang berjudul “Kisah Viral Polres Sragen Cegah Ormas Masuk Swalayan Terkait Atribut Natal.”
Video itu bersumber dari saluran YouTube Sukowati Channel. Peristiwa itu terjadi di depan swalayan Mitra Sragen, Jalan Raya Sukowati No 156c, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu, 21 Desember 2016.
Konteks video tersebut adalah saat Ketua DPC FPI Sragen Mala Kunaifi dan sejumlah anggotanya hendak melakukan razia atribut perayaan Natal di swalayan tersebut. Namun mereka dihalangi polisi di depan pintu masuk swalayan.
Mala mengatakan dia ingin memastikan tidak ada umat Islam di sana, misalnya pegawai swalayan yang dipaksa mengenakan atribut Natal. Kapolres Sragen yang saat itu dijabat AKBP Cahyo Widiarso, pun datang. Setelah berdebat beberapa saat, kelompok FPI itu pun pergi.
Informasi yang sama juga dipublikasikan Solopos. Berdasarkan pantauan mereka, kelompok FPI tersebut sempat meminta Polres dan Kodim untuk menyertakan mereka dalam razia namun ditolak. Mereka juga tampak hendak melakukan razia di swalayan lain, namun mengurungkan niat itu karena melihat penjagaan polisi yang ketat.
Sementara jelang Hari Raya Natal 2024, sejumlah pemberitaan mengabarkan razia oleh penegak hukum untuk meminimalisir kriminalitas. Belum ditemukan adanya ormas yang melakukan razia atausweeping.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan video razia atribut perayaan Natal 2024 oleh kelompok ormas, adalah klaim yangmenyesatkan.
Video itu memperlihatkan kelompok FPI yang ingin melakukan razia terkait atribut Natal tahun 2016, di sebuah swalayan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang kemudian gagal karena dihentikan oleh kepolisian.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/DD1GfsGytGx/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading
- https://mvau.lt/media/1111b5f5-6227-4f58-9779-432d09b06fa5
- https://www.facebook.com/watch/?v=512651108474320
- https://www.facebook.com/reel/515593551514081
- https://news.detik.com/berita/d-3378052/kisah-viral-polres-sragen-cegah-ormas-masuk-swalayan-terkait-atribut-natal
- https://solopos.espos.id/ini-rekaman-detik-detik-kapolres-sragen-hardik-ketua-fpi-778545
Halaman: 141/5692