• (GFD-2025-25616) [HOAKS] Lowongan Kerja di PT Pertamina Training and Consulting

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial muncul unggahan yang mengeklaim PT Pertamina Training and Consulting membuka lowongan kerja. Unggahan itu beredar pada Februari 2025.

    Dalam narasinya, lowongan kerja dibuka untuk posisi admin finance, tenaga daily check up, (DCU), dan administrasi umum.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Informasi soal lowongan kerja PT Pertamina Training and Consulting muncul di media sosial pada bulan Februari 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan tautan dan poster dengan keterangan sebagai berikut:

    Open Recruitment

    PT Pertamina Training & ConsultingUntuk Semua Jurusan

    Anak BUMN PT Pertamina (Persero)

    Posisi Yang Dibuka

    1. Admin Finance (WNI, Maksimal 35 Tahun, Semua Jurusan)2. Tenaga DCU (WNI, Maksimal 35 Tahun, Jurusan Keperawatan)3. Administrasi (WNI, Maksimal 35 Tahun, Semua Jurusan)

    - Persyaratan Lengkap, Lokasi & Cara Melamar Buka Link Di Bawah- Lowongan Kerja Ini Tidak Memungut Biaya ApapunPersyaratan Lengkap, Lokasi & Cara Melamar:

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, lowongan kerja mengatasnamakan PT Pertamina Training and Consulting

    Hasil Cek Fakta

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso memastikan informasi soal lowongan kerja PT Pertamina Training and Consulting tersebut adalah hoaks.

    Menurut Fadjar, lowongan kerja  PT Pertamina Training and Consulting bisa dilihat di laman https://recruitment.pertamina-ptc.com/guest/joblist. 

    "Iya ini hoaks. Pertamina Training and Consulting merupakan anak usaha Pertamina,"kata Fadjar kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2025). 

    Fadjar mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap unggahan lowongan kerja mengatasnamakan Pertamina yang beredar di media sosial.

    Dia menduga bahwa unggahan itu mengarah pada penipuan. 

    "Informasi lowongan resmi hanya melalui website dan media sosial resmi Pertamina," ucap Fadjar. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-25615) [KLARIFIKASI] Video Ini adalah Erupsi Semeru 2021, Bukan Kejadian 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang dinarasikan kepulan asap menjelang meletusnya gunung berapi. Tampak kepulan asap tebal di dekat permukiman.

    Video tersebut dibagikan pada Februari 2025, tetapi tidak disertai keterangan lokasi kejadian.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi video perlu diperjelas dengan konteks utuh agar tidak menimbulkan misinformasi.

    Video yang dinarasikan kepulan asap sebelum gunung berapi meletus dibagikan oleh akun Facebook ini pada Selasa (11/2/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Assllmuallikum.asap gunung mau meletus

    Screenshot Klarifikasi, video ini adalah erupsi Semeru pada 2021, bukan kejadian 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mencari informasi lebih lanjut dengan menelusuri visual tersebut menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video yang sama telah diunggah akun TikTok @batamnews pada 5 Desember 2021 dengan judul "Detik-detik Kepanikan Warga saat Gunung Semeru Meletus".

    Dengan demikian, video itu memperlihatkan peristiwa yang terjadi pada 2021 dan bukan gambar aktual yang baru saja terjadi.

    Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, erupsi pada 4 Desember 2021 pukul 02.46 WIB.

    Tercatat 51 orang meninggal, 169 luka-luka dan 22 orang hilang akibat letusan Gunung Semeru pada 2021.

    Kesimpulan

    Video yang dinarasikan kepulan asap sebelum gunung berapi perlu diberi konteks tambahan agar tidak menimbulkan misinformasi.

    Video tersebut adalah erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada Desember 2021, bukan peristiwa pada Februari 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25614) [HOAKS] Makan Ikan Lele Berbahaya

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial muncul ajakan untuk tidak mengonsumsi ikan lele, yang beredar awal Februari 2025.

    Tidak ada alasan yang disertakan, tetapi larangan memakan ikan lele menyebar di media sosial.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar merupakan hoaks.

    Larangan mengonsumsi ikan lele disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (10/2/2025):

    Jangan makan ikan lele mulai sekarang!! Hati2 bun kemarin tetangga ku kena ini hbis makan ikan lele sekilo, hari ini beli lngsung ku buang takut bgt kejadian kyk tetangga

    Ahli Gizi dari FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan, ikan lele tidak berbahaya dan baik untuk dikonsumsi.

    "Ikan lele baik karena albuminnya cukup tinggi. Sayangnya kita belum kreatif dalam mengolah ikan lele," kata Toto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2025).

    Albumin memiliki manfaat untuk membantu pembentukan jaringan sel baru dan mempercepat pemulihan jaringan sel dalam tubuh.

    Toto menyayangkan pengolahan ikan lele yang dinilai masih kurang. Padahal, kandungan nutrisi ikan lele tergolong stabil meski telah diolah.

    "Komposisi ikan lele dan ikan lainnya, memiliki komposisi nutrisi yang lebih stabil usai diolah," ujarnya.

    "Per 100 gram ikan lele, ada kandungan protein sekitar 15 gram, lemak tak jenuh sekitar 12 gram, dan lemak garda sekitar 5 gram. Lalu, mengandung banyak vitamin dan mineral," imbuhnya.

    Dilansir Healthline, ikan lele mengandung vitamin B12, omega-3, omega-6, dan rendah kalori dan natrium.

    Pengguna Facebook turut menyebarkan tautan yang diklaim memuat penjelasan mengapa ikan lele berbahaya.

    Namun, tautan itu justru mengarah ke e-commerce. Ada indikasi bahwa unggahan ini merupakan bentuk clickbait untuk mengeklik tautan ke e-commerce itu.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Larangan mengonsumsi ikan lele merupakan hoaks.

    Ahli gizi memastikan ikan lele aman untuk dikonsumsi, selama tidak tercemar. Ikan lele memiliki kandungan protein, lemak tak jenuh, dan vitamin B12 yang baik bagi tubuh.

    Tautan dan narasi yang disebarkan merupakan upaya untuk mempromosikan produk di e-commerce dengan kata-kata bombastis.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25613) [HOAKS] Ikan Pari Bahaya Dikonsumsi

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Ikan pari diklaim berbahaya jika dimasak dan dikonsumsi oleh manusia. Klaim ini muncul dalam narasi unggahan media sosial pada Februari 2025.

    Tidak ada alasan yang dipaparkan, tetapi larangan mengonsumsi ikan pari beredar luas di media sosial.

    Berdasarkan penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi yang mengeklaim ikan pari berbahaya untuk dikonsumsi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (11/2/2025):

    Mulai dari sekarang jangan masak ikan pariii!Jika sudah terlanjur, langsung buang

    Bah4ya makan ikan parii!! jangan sampe kalian mnyesal terlambat tauu!!! Nyesel banget baru tau bun habis beli ikan parii sekilo langsung ku buang cek di bawah ini alesannya bun janji jangan kagettttt bun

    Selama tidak tercemar, ikan pari dapat dikonsumsi oleh manusia.

    Ekor ikan pari memang beracun, sehingga bagian itu tidak disarankan untuk dikonsumsi.

    Namun, bagian ikan pari lainnya dapat dimakan.

    Ahli Gizi dari FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo menjelaskan, ikan pari merupakan sumber protein yang baik.

    "Sebanyak 100 gram ikan pari asap itu proteinnya antara 20-30 gram. Tinggi sekali. Dan dia punya lemak tak jenuh, omega-6, omega-3, dan omega-9," kata Toto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2025).

    Ikan pari, menurut Toto, dapat menjadi alternatif protein karena daya simpannya cukup lama ketika sudah diasap.

    Selain protein, ikan pari asap memiliki kalori yang cukup besar, yakni 160 kalori.

    Sebagai hewan laut, ikan pari juga memiliki yodium dan kaya akan vitamin.

    Dilansir Anuvaad Solution, ikan pari mengandung vitamin A dan B9 yang tinggi. Ada pula kandungan asam folat dan selenium tinggi, serta menjadi sumber energi yang baik.

    Pengguna Facebook yang menyebarkan larangan makan ikan pari, turut menyebarkan sejumlah tautan.

    Namun tautan itu justru mengarah ke produk-produk yang ada di suatu e-commerce.

    Tautan dan narasi yang disebarkan merupakan upaya untuk mempromosikan produk di e-commerce dengan kata-kata bombastis.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim ikan pari berbahaya untuk dikonsumsi merupakan hoaks.

    Ekor ikan pari beracun dan berbahaya dikonsumsi, tetapi bagian lainnya dapat diolah dan menjadi sumber protein yang baik.

    Narasi yang beredar merupakan upaya memancing pengguna media sosial, untuk mengeklik tautan yang mengarah ke produk e-commerce.

     

    Rujukan