• (GFD-2025-29354) Cek Fakta: Tidak Benar Tarif Parkir Bandara Soekarno Hatta Naik Jadi Rp 150 Ribu per 30 Menit

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/10/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang mengklaim biaya parkir di Bandara Soekarno Hatta naik menjadi Rp 150 ribu per 30 menit. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 26 September 2025.
    Dalam postingannya terdapat foto di Bandara Soekarno Hatta dengan papan bertuliskan:
    "Lajur 1: Tarif Drop Off & Pick Up Premium
    Rp 150.000 / 30 menit pertama (dibayar di pintu masuk)
    Rp 150 ribu / 30 menit berikutnya (dibayar di pintu keluar)."
    Postingan itu disertai narasi:
    _*BIAYA PARKIR DI BANDARA RP150.000/30 MENIT*_Di infokan bagi yg mengantar atau menjemput di Bandara Soekarno Hatta.
    Per tgl 1 sept 2025 sudah diberlakukan tarif parkir (penjemputan atau drop off only) jalur khusus atau premium (Terminal 1, 2 di terasnya, untuk terminal 3 di bawah).
    Jalur 1 tersebut akan dikenakan tarif 150.000 per 30 menit (walau drop off saja).
    Makin Gilaaa aja ... !!!"
    Lalu benarkah postingan pesan berantai yang mengklaim biaya parkir di Bandara Soekarno Hatta naik menjadi Rp 150 ribu per 30 menit?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan foto yang identik dengan postingan. Foto itu diunggah akun @commercialcare di Instagram pada 27 Agustus 2025.
    Dalam postingan tersebut dijelaskan bahwa tarif yang beredar merupakan layanan premium Bandara Internasional Soekarno Hatta. Tarif ini tidak berlaku bagi semua kendaraan yang akan parkir di Bandara Soetta.
    Layanan ini akan memberikan beberapa kemudahan seperti akses naik dan turun di depan gate keberangkatan/ kedatangan, masuk-keluar kendaraan dengan cepat dan area eksklusif yang aman.
    Selain itu layanan ini juga hanya berada di lobby keberangkatan dan kedatangan di Terminal 1A dan 1B saja.
    Simak video lengkapnya dalam postingan berikut ini:
    Di sisi lain dalam akun resmi Bandara Soekarno Hatta di Instagram, @soekarnohattaairport yang sudah bercentang biru atau terverifikasi tidak ada pengumuman tarif parkir baru.
    Tarif parkir yang berlaku masih sama sejak 7 Maret 2024. Simak tarif selengkapnya di postingan berikut ini:

    Kesimpulan


    Postingan pesan berantai yang mengklaim biaya parkir di Bandara Soekarno Hatta naik menjadi Rp 150 ribu per 30 menit adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29353) Keliru: Anak DN Aidit Dalang Kerusuhan Demonstrasi Agustus 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/10/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di Facebook [arsip] dengan klaim bahwa anak DN Aidit berada di balik kerusuhan demonstrasi akhir Agustus 2025.

    Video itu menampilkan seorang pria dikelilingi sejumlah orang berpakaian hitam, sedang menjawab pertanyaan jurnalis. Pria di tengah disebut sebagai Idham Aidit, putra mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia 1951-1966. Dalam video, ia menyebut nama Prabowo Subianto yang menolak hasil Pemilu.



    Namun, benarkah anak DN Aidit yang menjadi dalang kerusuhan dalam rangkaian demonstrasi akhir Agustus 2025?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, pria dalam video tersebut bukan Idhan Aidit, putra DN Aidit.



    Video serupa sebelumnya pernah tayang di kanal YouTube sayed junaidi rizaldi [arsip] pada 29 Mei 2019. Pria yang diklaim anak DN Aidit itu adalah Benny Rhamdani, pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.

    Video itu sebenarnya terkait Pemilu 2019. Saat itu, kemenangan Jokowi ditolak kubu Prabowo dan massa pendukungnya menggelar aksi di depan Bawaslu yang berakhir ricuh. Benny bersama Rembuk Nasional Aktivis 98 menuding Prabowo berada di balik kerusuhan.



    Metro TV pada 2019 juga menayangkan Benny dan rekan-rekannya dari kelompok Rembug Aktivis 98 melaporkan Prabowo, Amien Rais dan Titiek Soeharto ke Bareskrim Polri. Benny menuding mereka aktor di balik kerusuhan 21-22 Mei 2019.



    Menurut Jawa Pos, DN Aidit tidak memiliki anak bernama Idham Aidit. Anak-anak Aidit adalah Ibarruri Putri Alam, Ilya, Iwan, Ilham, dan Irfan. Irfan telah wafat, sementara selain Ilham, semuanya kini berkewarganegaraan lain.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan, klaim bahwa anak DN Aidit menjadi dalang kerusuhan demonstrasi akhir Agustus 2025 adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29352) Keliru: Video Polisi Cegah Warga Penunggak Pajak Kendaraan Membeli BBM Bersubsidi

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/10/2025

    Berita

    SEBUAH video beredar di X dan Instagram [arsip] dengan klaim suasana penjagaan stasiun pengisian bahan bakar umum untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi.

    Rekaman itu memperlihatkan sejumlah polisi berjaga di SPBU. Narasi yang menyebar menyebut aparat melarang warga yang menunggak pajak kendaraan bermotor membeli BBM bersubsidi. “Rakyat dipersulit lagi. Kendaraan mati pajak tidak boleh isi BBM,” begitu isi klaimnya.



    Namun, benarkah polisi memeriksa pajak kendaraan sebelum pengisian BBM?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu lewat pencarian gambar terbalik, penelusuran lokasi dengan Google Street View, dan perbandingan dengan sumber kredibel. Hasilnya, polisi berjaga bukan untuk membatasi pembelian BBM berdasarkan pajak kendaraan.



    Foto serupa pernah dimuat Batarapos.com pada 29 Mei 2025. Lokasi SPBU berada di Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Anggota polisi yang ada pada gambar juga berasal dari Polsek Mangkutana. Saat itu, mereka sedang menertibkan antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM. Mereka dilibatkan karena warga tak tertib dan sebagian menggunakan tangki rakitan berkapasitas besar.



    Penelusuran menggunakan Google Street View menemukan kesamaan bangunan dalam video dengan SPBU Tomoni di Kecamatan Mangkutana. Temuan ini sesuai dengan artikel Batarapos.com sebelumnya.

    Melansir Antara, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono membantah polisi membatasi pembelian BBM berdasarkan pajak kendaraan. Ia menegaskan pemerintah pusat belum memberlakukan aturan semacam itu. “Silakan isi BBM, tidak ada larangan seperti itu,” ujarnya pada Jumat, 26 September 2025.

    Pertamina melalui akun Instagram juga menegaskan kabar bahwa kendaraan mati pajak dilarang mengisi BBM di SPBU adalah tidak benar.

    Sementara Humas Polres Luwu Timur melalui pesan di Instagram turut menyatakan bahwa video tersebut tidak benar karena narasi dan suara diubah. “Video (versi) asli menampilkan personel sedang melakukan pengamanan dan pengaturan antrean di SPBU,” tulisnya kepada Tempo, 1 Oktober 2025.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan klaim bahwa video polisi memeriksa pajak kendaraan sebelum membeli BBM di SPBU adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-29351) Keliru: Riset Dugem Bikin Hidup Lebih Lama

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/09/2025

    Berita

    UNGGAHAN di Instagram [arsip] menyebut penggemar clubbing atau dugem bisa hidup 5-7 tahun lebih lama. Klaim itu dikaitkan dengan riset di Eropa terhadap 7.500 orang dewasa selama 12 tahun. Pengunjung klub disebut punya kadar kortisol 23 persen lebih rendah, variabilitas detak jantung 31 persen lebih tinggi, dan skor interaksi sosial 40 persen lebih baik sehingga dianggap berpengaruh pada umur panjang. 



    Benarkah ada riset di Eropa yang membuktikan orang gemar dugem hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo menelusuri klaim manfaat kesehatan dari clubbing dengan mesin pencari Google, mewawancarai dokter, dan memeriksa jurnal-jurnal kredibel. Hasilnya tidak ditemukan jurnal ilmiah atau penelitian di Eropa yang mendukung klaim tersebut.

    Klaim tentang dugem yang disebut bisa memperpanjang umur beredar luas di Instagram dan Facebook tanpa menyertakan jurnal, penulis, atau institusi yang jelas. Dari penelusuran Tempo, klaim itu pertama kali muncul di akun Instagram @WorldHouseCommunity pada 17 Juni 2025. Akun itu mengunggah foto dengan mengutip “penelitian baru dari European Society of Lifestyle Medicine". 

    Namun, organisasi bernama European Society of Lifestyle Medicine tidak pernah ada. Yang ada hanya European Lifestyle Medicine Organization (ELMO) dan European Lifestyle Medicine Council (ELMC), tapi keduanya tidak pernah meneliti soal clubbing.

    Akun @WorldHouseCommunity sendiri punya rekam jejak menyebarkan klaim kesehatan palsu terkait musik dan dugem. Selain “dugem memperpanjang umur,” akun ini juga pernah mengunggah narasi soal “pasangan yang pergi dugem lebih awet” hingga “house music memperlambat penuaan.”

    Manfaat Interaksi Sosial

    Berbagai studi menunjukkan interaksi sosial yang kuat berhubungan dengan penurunan risiko kematian. Namun, tidak ada penelitian yang menjadikan dugem sebagai faktor umur panjang meski aktivitas itu melibatkan interaksi sosial.

    Meta-analisis di jurnal PLOS Medicine atas 308.849 partisipan menemukan, orang dengan hubungan sosial lebih kuat memiliki peluang hidup 50 persen lebih tinggi dibanding mereka yang lemah hubungannya. 

    Dikutip dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, studi besar di Cina pada 2023 dengan lebih dari 28 ribu partisipan berusia rata-rata 89 tahun juga membuktikan, semakin sering orang bersosialisasi, semakin lama mereka hidup. Semua kelompok yang bersosialisasi hidup lebih lama dibanding mereka yang sama sekali tidak melakukannya.

    Riset terhadap populasi berusia panjang di Pulau Sardinia, Italia, memperlihatkan bahwa ikatan keluarga dan teman yang erat, ditambah aktivitas fisik, berkontribusi pada umur panjang. Lisa Berkman, Direktur Harvard Center for Population and Development Studies, menegaskan stres akibat isolasi bisa melemahkan kekebalan tubuh dan membuat orang lebih rentan terhadap penyakit menular.

    Adapun riset soal dugem hanya menyebut manfaat dalam bentuk conscious clubbing, yakni aktivitas tanpa alkohol dan narkoba. Studi tahun 2022 menemukan, conscious clubbing dapat meningkatkan kesehatan, membantu pemulihan dari ketergantungan zat dan trauma, serta memberi rasa makna dan kebersamaan bagi komunitasnya.

    Koneksi Sosial Berbeda dengan Clubbing atau Dugem

    Clubbing atau dugem tidak bisa dikategorikan sebagai bentuk interaksi sosial bermakna yang membuat orang panjang umur. Sebab, mencari koneksi sosial di kehidupan malam dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental, di antaranya kemungkinan peningkatan penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. 

    Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Windy Tiandini, mengatakan bahwa secara fisik, clubbing kerap melibatkan begadang, yang berarti membuat seseorang beraktivitas pada waktu seharusnya tidur. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dan kurang istirahat, yang menghambat proses regenerasi dan penyembuhan sel-sel tubuh yang seharusnya terjadi saat tidur. “Sering begadang berarti hormon stres dan gula darah akan meningkat, yang membuat seseorang lebih mudah sakit karena kurang tidur dan tidak segar di pagi hari,” ujarnya.

    Secara mental, kurang tidur yang diakibatkan oleh clubbing juga bisa menjadi gejala atau awal dari gangguan jiwa. Ketika kesehatan mental terganggu, sulit untuk mencapai kehidupan yang panjang dan sehat. “Nah, kalau sudah ada gangguan terhadap kesehatan mentalnya, bagaimana kita mau bisa hidup panjang?” kata dia.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, klaim bahwa harapan hidup para penggemar clubbing atau disebut “dugem” (dunia gemerlap) diproyeksikan 5-7 tahun lebih panjang adalah keliru.

    Rujukan