KOMPAS.com - Beredar unggahan yang mengeklaim mahasiswa penghina Presiden Prabowo Subianto ditangkap dan meminta maaf ke publik.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com narasi itu adalah hoaks.
Narasi soal mahasiswa penghina Presiden Prabowo Subianto ditangkap dan meminta maaf ke publik salah satunya dibagikan akun Facebook ini dan ini.
Akun tersebut membagikan tangkapan layar yang menampilkan beberapa orang tengah memberikan keterangan pers.
Tangkapan layar itu diberi keterangan sebagai berikut:
sekarang nangis meminta maafresmi mahasiswa yang mengh1na Prabowo di tangkap dan meminta maaf kepada Publik.
(GFD-2025-26217) [HOAKS] Mahasiswa Penghina Prabowo Ditangkap dan Minta Maaf
Sumber:Tanggal publish: 18/03/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar tersebut menggunakan Google Lens. Hasilnya, ditemukan video mirip di kanal YouTube Okezone ini.
Orang yang ada dalam video adalah pengurus BEM FISIP Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam video, mereka menyampaikan soal teror di media sosial yang dialami pengurus BEM Unair pada akhir tahun 2024.
Teror itu mereka terima setelah membuat karangan bunga satire untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 22 Oktober 2024.
Sebelumnya, BEM FISIP Unair juga sempat dibekukan pihak kampus akibat kritik tersebut.
Namun, tidak ada penangkapan terhadap pengurus BEM Unair. Selain itu, pengurus BEM Unair juga tidak meminta maaf kepada publik karena mengkritik Prabowo.
Orang yang ada dalam video adalah pengurus BEM FISIP Universitas Airlangga Surabaya.
Dalam video, mereka menyampaikan soal teror di media sosial yang dialami pengurus BEM Unair pada akhir tahun 2024.
Teror itu mereka terima setelah membuat karangan bunga satire untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 22 Oktober 2024.
Sebelumnya, BEM FISIP Unair juga sempat dibekukan pihak kampus akibat kritik tersebut.
Namun, tidak ada penangkapan terhadap pengurus BEM Unair. Selain itu, pengurus BEM Unair juga tidak meminta maaf kepada publik karena mengkritik Prabowo.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim mahasiswa penghina Prabowo ditangkap dan meminta maaf kepada publik tidak benar atau hoaks.
Orang yang ada dalam video adalah pengurus BEM FISIP Unair. Foto yang beredar adalah tangkapan layar video ketika mereka menyampaikan soal teror terhadap pengurus BEM Unair usai mengkritik Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam video, BEM Unair tidak meminta maaf karena mengkritik Prabowo.
Orang yang ada dalam video adalah pengurus BEM FISIP Unair. Foto yang beredar adalah tangkapan layar video ketika mereka menyampaikan soal teror terhadap pengurus BEM Unair usai mengkritik Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam video, BEM Unair tidak meminta maaf karena mengkritik Prabowo.
Rujukan
(GFD-2025-26216) Salah Konteks Video Anggota DPR Terima Amplop saat Rapat
Sumber:Tanggal publish: 19/03/2025
Berita
tirto.id - Kasus dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga menjadi bahasan yang menghebohkan masyarakat. Sejak akhir Februari 2025 lalu, pemberitaan terkait perusahaan energi milik negara tersebut selalu mencuri perhatian.
Sampai pertengahan Maret 2025, berbagai narasi seputar korupsi Pertamina masih menjadi bahan perbincangan publik. Sebuah unggahan di media sosial sempat menjadi ramai karena menyebut ada adanya dugaan suap saat rapat Komisi VI DPR RI dengan Pertamina.
"Perhatikan yg baju batik stlh tanda tangan,dia langsung ambil amplop yg di slipkan di map dgn cepat ia menyimpannya ke bawah meja. suappp....suapp...,bayarrr....bayarrr....," begitu tulis unggahan akun Facebook bernama "Kallaras" (arsip), Rabu(12 Maret 2025).
Bersama unggahan tersebut, terdapat sebuah video yang menunjukkan sosok pria berbatik kuning di pinggir kiri video, yang terlihat menandatangani sebuah sebuah dokumen dalam map, kemudian menarik secarik amplop di dalamnya.
"Setelah ttd mencurigakan saat rapat DPR Komisi VI dan Pertamina. Amplop kuning terselip dan disimpan di kolong meja," begitu tulis keterangan dalam video.
Sampai dengan Selasa (18/3/2025), unggahan tersebut mengumpulkan lebih dari 650 tanda suka dan 378 komentar. Video ini juga mengumpulkan 175 ribu penonton.
Tirto menemukan video yang mirip di akun "Berita Viral Terkini" (arsip) dan "Mardigu WP" (arsip), dengan fokus lebih ke bagian pria berbatik kuning. Video tersebut juga cukup ramai mendapat perhatian masyarakat. Beberapa komentar teratas dari unggahan tersebut terkesan memercayai narasi pembagian amplop di tengah rapat tersebut.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar narasi yang adanya suap saat rapat Komisi VI DPR RI?
Sampai pertengahan Maret 2025, berbagai narasi seputar korupsi Pertamina masih menjadi bahan perbincangan publik. Sebuah unggahan di media sosial sempat menjadi ramai karena menyebut ada adanya dugaan suap saat rapat Komisi VI DPR RI dengan Pertamina.
"Perhatikan yg baju batik stlh tanda tangan,dia langsung ambil amplop yg di slipkan di map dgn cepat ia menyimpannya ke bawah meja. suappp....suapp...,bayarrr....bayarrr....," begitu tulis unggahan akun Facebook bernama "Kallaras" (arsip), Rabu(12 Maret 2025).
Bersama unggahan tersebut, terdapat sebuah video yang menunjukkan sosok pria berbatik kuning di pinggir kiri video, yang terlihat menandatangani sebuah sebuah dokumen dalam map, kemudian menarik secarik amplop di dalamnya.
"Setelah ttd mencurigakan saat rapat DPR Komisi VI dan Pertamina. Amplop kuning terselip dan disimpan di kolong meja," begitu tulis keterangan dalam video.
Sampai dengan Selasa (18/3/2025), unggahan tersebut mengumpulkan lebih dari 650 tanda suka dan 378 komentar. Video ini juga mengumpulkan 175 ribu penonton.
Tirto menemukan video yang mirip di akun "Berita Viral Terkini" (arsip) dan "Mardigu WP" (arsip), dengan fokus lebih ke bagian pria berbatik kuning. Video tersebut juga cukup ramai mendapat perhatian masyarakat. Beberapa komentar teratas dari unggahan tersebut terkesan memercayai narasi pembagian amplop di tengah rapat tersebut.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar narasi yang adanya suap saat rapat Komisi VI DPR RI?
Hasil Cek Fakta
Tirto mencoba mencari informasi soal kebenaran video suap amplop dalam rapat dengar DPR dengan Pertamina tersebut. Kami menemukan video aslinya dalam kanal TVR Parlemen berikut.
Rapat tersebut terjadi pada Selasa (11/3/2025). Klip yang dicurigai terjadinya suap terjadi di garis waktu sekitar 1 jam 53 menit, terlihat pria berbatik kuning baru hadir. Lalu sekitar satu menit kemudian, terlihat pria berbatik kuning tersebut didatangi pria lain yang membawa map. Kemudian kejadian seperti narasi yang viral di media sosial terjadi. Bisa dikatakan bahwa video tersebut asli dan tidak mengalami penyuntingan.
Pencarian Tirto mengarahkan ke klarifikasi dari DPR. Wakil Ketua Komisi VI, Andre Rosiade, mengklarifikasi perihal adanya pemberian amplop kepada Anggota Komisi VI DPR RI saat rapat kerja dengan Pertamina. Dalam penjelasannya Andre menyebut kalau amplop yang menjadi bahan perbincangan di media sosial bukanlah suap. Amplop tersebut berisi surat perintah perjalanan dinas (SPPD) yang menurutnya hak bagi tiap anggota DPR RI.
"Padahal, saya ingin sampaikan bahwa amplop cokelat yang diterima anggota Komisi VI itu, dengan bapak berbatik kuning itu, itu adalah amplop yang merupakan uang SPPD di mana bapak batik baju kuning itu menandatangani SPPD itu soal perjalanan dinasnya " kata Andre Rosiade, dalam pernyataannya di sela rapat dengan direksi PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Hulu Energi, Rabu (12/3/2025).
Tayangan tersebut juga tersedia di kanal TVR Parlemen, sehari setelah klip tersebut ramai di media sosial. Klarifikasi dari DPR ditampilkan pada sekitar menit 57.
Pria berbatik kuning yang menerima amplop tersebut diketahui adalah Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron. Andre menjelaskan amplop tersebut baru sempat diambil Herman setelah melakukan perjalanan dinas pekan seblumnya. Sementara itu, Herman mengaku terkejut bahwa kejadian tersebut viral di media sosial. Dia beranggapan, ada pihak yang mencoba memfitnahnya ataupun Komisi VI DPR secara keseluruhan.
"Maka saya tidak pernah ada pemikiran jelek, tidak berpikir apapun saya tanda tangan di sini dan saya terima SPPD di meja sini. Jadi kalau kemudian muncul di medsos seolah-olah terjadi rapat dengan sesuatu yang disebut itu, itu sebuah fitnah yang keji," tutur Herman.
Dia juga mengimbau orang yang menyebarkan narasi tersebut di media sosial untuk menghapus konten tersebut. "Saya klarifikasi juga di media sosial kalau itu tidak benar, tapi kadang medsos itu kejam. Tapi menurut saya di bulan puasa ini marilah kembali ke jalan yang benar. Karena ya tidak mungkin saya tanda tangan yang lain sebagainya di sini. Itulah kepolosan saya, saya biasa saja, itu adalah hak yang harus diterima semua anggota, yang tidak perlu ditutup-tutupi,” tambah Herman lagi.
Rapat tersebut terjadi pada Selasa (11/3/2025). Klip yang dicurigai terjadinya suap terjadi di garis waktu sekitar 1 jam 53 menit, terlihat pria berbatik kuning baru hadir. Lalu sekitar satu menit kemudian, terlihat pria berbatik kuning tersebut didatangi pria lain yang membawa map. Kemudian kejadian seperti narasi yang viral di media sosial terjadi. Bisa dikatakan bahwa video tersebut asli dan tidak mengalami penyuntingan.
Pencarian Tirto mengarahkan ke klarifikasi dari DPR. Wakil Ketua Komisi VI, Andre Rosiade, mengklarifikasi perihal adanya pemberian amplop kepada Anggota Komisi VI DPR RI saat rapat kerja dengan Pertamina. Dalam penjelasannya Andre menyebut kalau amplop yang menjadi bahan perbincangan di media sosial bukanlah suap. Amplop tersebut berisi surat perintah perjalanan dinas (SPPD) yang menurutnya hak bagi tiap anggota DPR RI.
"Padahal, saya ingin sampaikan bahwa amplop cokelat yang diterima anggota Komisi VI itu, dengan bapak berbatik kuning itu, itu adalah amplop yang merupakan uang SPPD di mana bapak batik baju kuning itu menandatangani SPPD itu soal perjalanan dinasnya " kata Andre Rosiade, dalam pernyataannya di sela rapat dengan direksi PT Perusahaan Gas Negara dan PT Pertamina Hulu Energi, Rabu (12/3/2025).
Tayangan tersebut juga tersedia di kanal TVR Parlemen, sehari setelah klip tersebut ramai di media sosial. Klarifikasi dari DPR ditampilkan pada sekitar menit 57.
Pria berbatik kuning yang menerima amplop tersebut diketahui adalah Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron. Andre menjelaskan amplop tersebut baru sempat diambil Herman setelah melakukan perjalanan dinas pekan seblumnya. Sementara itu, Herman mengaku terkejut bahwa kejadian tersebut viral di media sosial. Dia beranggapan, ada pihak yang mencoba memfitnahnya ataupun Komisi VI DPR secara keseluruhan.
"Maka saya tidak pernah ada pemikiran jelek, tidak berpikir apapun saya tanda tangan di sini dan saya terima SPPD di meja sini. Jadi kalau kemudian muncul di medsos seolah-olah terjadi rapat dengan sesuatu yang disebut itu, itu sebuah fitnah yang keji," tutur Herman.
Dia juga mengimbau orang yang menyebarkan narasi tersebut di media sosial untuk menghapus konten tersebut. "Saya klarifikasi juga di media sosial kalau itu tidak benar, tapi kadang medsos itu kejam. Tapi menurut saya di bulan puasa ini marilah kembali ke jalan yang benar. Karena ya tidak mungkin saya tanda tangan yang lain sebagainya di sini. Itulah kepolosan saya, saya biasa saja, itu adalah hak yang harus diterima semua anggota, yang tidak perlu ditutup-tutupi,” tambah Herman lagi.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi adanya amplop yang diberikan saat rapat DPR dengan Pertamina bersifat menyesatkan tanpa tambahan keterangan (missing context).
Video yang beredar di media sosial memang benar dari rapat dengar DPR dengan Pertamina. Namun, amplop yang diberikan adalah uang surat perintah perjalanan dinas (SPPD) yang belum sempat diambil.
Wakil Ketua Komisi VI, Andre Rosiade dan pria berbatik kuning, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, telah memberi klarifikasi terkait hal ini dalam rapat DPR keesokan harinya.
Video yang beredar di media sosial memang benar dari rapat dengar DPR dengan Pertamina. Namun, amplop yang diberikan adalah uang surat perintah perjalanan dinas (SPPD) yang belum sempat diambil.
Wakil Ketua Komisi VI, Andre Rosiade dan pria berbatik kuning, anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, telah memberi klarifikasi terkait hal ini dalam rapat DPR keesokan harinya.
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?v=1661863901121786&_rdc=1&_rdr#
- https://archive.ph/wip/EFWS4
- https://web.facebook.com/reel/638418688833182
- https://archive.ph/wip/N3TZj
- https://web.facebook.com/reel/1299390114497021
- https://archive.ph/wip/Wpb4R
- https://www.youtube.com/watch?v=e_aDJI3n9P4
- https://tirto.id/dpr-bantah-terima-amplop-cokelat-saat-rapat-dengan-pertamina-g9mo
- https://www.youtube.com/watch?v=JX7l5eSDOig
(GFD-2025-26215) [HOAKS] Sri Mulyani Resmi Mundur sebagai Menkeu dalam Unggahan 16 Maret 2025
Sumber:Tanggal publish: 18/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar dalam unggahan media sosial mengeklaim Sri Mulyani resmi mundur dari jabatan Menteri Keuangan.
Video itu muncul pada posting media sosial yang tayang 16 Maret 2025. Namun, setelah ditelusuri video tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang mengeklaim Sri Mulyani resmi mundur dari jabatan Menteri Keuangan salah satunya dibagikan akun Threads ini dan Instagram ini.
Dalam video, Sri Mulyani tengah dikerubungi wartawan yang mencoba mewawancarainya. Video diberi keterangan sebagai berikut:
Resmi menteri srimulyani mundur dari kabinet Prabowo
Sri Mulyani menteri presiden Prabowo mundur dari kementerian Prabowo karena ada perselisihan dengan pak Prabowo
Video itu muncul pada posting media sosial yang tayang 16 Maret 2025. Namun, setelah ditelusuri video tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang mengeklaim Sri Mulyani resmi mundur dari jabatan Menteri Keuangan salah satunya dibagikan akun Threads ini dan Instagram ini.
Dalam video, Sri Mulyani tengah dikerubungi wartawan yang mencoba mewawancarainya. Video diberi keterangan sebagai berikut:
Resmi menteri srimulyani mundur dari kabinet Prabowo
Sri Mulyani menteri presiden Prabowo mundur dari kementerian Prabowo karena ada perselisihan dengan pak Prabowo
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, video tersebut sudah beredar sejak Januari 2024, sebelum Prabowo menjadi presiden. Video identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini.
Video itu menampilkan momen ketika Sri Mulyani ditanya wartawan soal isu diri akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, pada akhirnya Sri Mulyani tidak mundur sebagai Menteri Keuangan sampai Jokowi purnatugas sebagai presiden.
Sementara, di era Presiden Prabowo, sampai saat ini belum ada informasi valid Sri Mulyani mundur dari Kabinet Merah Putih.
Sri Mulyani sempat dikabarkan akan mundur dari jabatan Menteri Keuangan setelah ia bertemu dengan Prabowo di Istana Kepresidenan pada 12 Maret 2025.
Akan tetapi, ketika ditanya soal isu pengunduran dirinya, Sri Mulyani tidak memberi tanggapan.
Diberitakan Kompas.com, Sri Mulyani mengaku bertemu dengan Prabowo pada 12 Maret 2025 untuk melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di lain sisi, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad membantah isu soal Sri Mulyani mundur sebagai Menteri Keuangan.
Menurut Dasco, setelah dicek ke pihak pemerintah, tidak ada rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Dasco menilai isu mengenai pengunduran diri Sri Mulyani tidak memiliki dasar yang kuat.
"Kemarin yang saya tahu, pertemuan (antara Prabowo dan Sri Mulyani) adalah pertemuan berbuka puasa sambil membahas keadaan ekonomi terkini," ujar Dasco Jumat (14/3/2025).
Video itu menampilkan momen ketika Sri Mulyani ditanya wartawan soal isu diri akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, pada akhirnya Sri Mulyani tidak mundur sebagai Menteri Keuangan sampai Jokowi purnatugas sebagai presiden.
Sementara, di era Presiden Prabowo, sampai saat ini belum ada informasi valid Sri Mulyani mundur dari Kabinet Merah Putih.
Sri Mulyani sempat dikabarkan akan mundur dari jabatan Menteri Keuangan setelah ia bertemu dengan Prabowo di Istana Kepresidenan pada 12 Maret 2025.
Akan tetapi, ketika ditanya soal isu pengunduran dirinya, Sri Mulyani tidak memberi tanggapan.
Diberitakan Kompas.com, Sri Mulyani mengaku bertemu dengan Prabowo pada 12 Maret 2025 untuk melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di lain sisi, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad membantah isu soal Sri Mulyani mundur sebagai Menteri Keuangan.
Menurut Dasco, setelah dicek ke pihak pemerintah, tidak ada rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Dasco menilai isu mengenai pengunduran diri Sri Mulyani tidak memiliki dasar yang kuat.
"Kemarin yang saya tahu, pertemuan (antara Prabowo dan Sri Mulyani) adalah pertemuan berbuka puasa sambil membahas keadaan ekonomi terkini," ujar Dasco Jumat (14/3/2025).
Kesimpulan
Video yang mengeklaim Sri Mulyani resmi mundur dari jabatan Menteri Keuangan pada 16 Maret 2025 tidak benar atau hoaks.
Adapun video itu diambil pada Januari 2024, sebelum Sri Mulyani menjabat Menteri Keuangan di era Presiden Prabowo.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sri Mulyani mundur dari jabatan Menteri Keuangan di era Presiden Prabowo. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, tidak ada rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Adapun video itu diambil pada Januari 2024, sebelum Sri Mulyani menjabat Menteri Keuangan di era Presiden Prabowo.
Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Sri Mulyani mundur dari jabatan Menteri Keuangan di era Presiden Prabowo. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, tidak ada rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Rujukan
- https://www.threads.net/@nekbong_nek/post/DHP89cZukg-/media?xmt=AQGzziPEEO0oHyuqqWkiwauCpIT5tPYzAj87Lceiwgfsrg
- https://www.instagram.com/reel/DHP89cZukg-/?utm_source=ig_web_copy_link
- https://youtu.be/Jg87DRtvXYg?si=4nWIf1ORDcQMPiIz
- https://nasional.kompas.com/read/2025/03/17/12044591/dasco-sebut-prabowo-belum-ada-rencana-reshuffle-sri-mulyani
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-26214) [HOAKS] Bantuan Dana BPJS Kesehatan 2025 Senilai Rp 3.550.000
Sumber:Tanggal publish: 17/03/2025
Berita
KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan disebut menyalurkan bantuan dana Rp 3.550.000 pada 2025.
Narasi tersebut dibagikan sejumlah akun Facebook dan disertai tautan yang diklaim untuk mendapatkan bantuan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.
Informasi penyaluran bantuan dana Rp 3.550.000 mengatasnamakan BPJS Kesehatan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada Senin (17/3/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
PROGRAM BANTUAN BPJS 2025
INFO RESMI. !!!
BPJS INDONESIA PUSAT MENGELUARKAN DANA BANTUAN PERIODE 2025
Penerima Dana Bantuan Terbatas, Penerima Dana Bantuan Berhak Rp 3.550.000 /Orang.
Silahkan anda klik tautan untuk cek & klaim
Screenshot Hoaks, bantuan dana Rp 3.550.000 atas nama BPJS Kesehatan
Narasi tersebut dibagikan sejumlah akun Facebook dan disertai tautan yang diklaim untuk mendapatkan bantuan.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.
Informasi penyaluran bantuan dana Rp 3.550.000 mengatasnamakan BPJS Kesehatan dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini pada Senin (17/3/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
PROGRAM BANTUAN BPJS 2025
INFO RESMI. !!!
BPJS INDONESIA PUSAT MENGELUARKAN DANA BANTUAN PERIODE 2025
Penerima Dana Bantuan Terbatas, Penerima Dana Bantuan Berhak Rp 3.550.000 /Orang.
Silahkan anda klik tautan untuk cek & klaim
Screenshot Hoaks, bantuan dana Rp 3.550.000 atas nama BPJS Kesehatan
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi BPJS Kesehatan untuk mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut.
Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, informasi bantuan dana Rp 3.550.000 tersebut hoaks dan penipuan.
"Tidak ada bantuan dan program seperti hal tersebut. Masyarakat agar berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan BPJS Kesehatan," kata Rizzky kepada Kompas.com, Senin (17/3/2025).
Rizzky mengimbau masyarakat untuk menghubungi saluran komunikasi resmi apabila memiliki pertanyaan atau keluhan terkait BPJS Kesehatan.
Berikut saluran komunikasi resmi BPJS Kesehatan:
Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, informasi bantuan dana Rp 3.550.000 tersebut hoaks dan penipuan.
"Tidak ada bantuan dan program seperti hal tersebut. Masyarakat agar berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan BPJS Kesehatan," kata Rizzky kepada Kompas.com, Senin (17/3/2025).
Rizzky mengimbau masyarakat untuk menghubungi saluran komunikasi resmi apabila memiliki pertanyaan atau keluhan terkait BPJS Kesehatan.
Berikut saluran komunikasi resmi BPJS Kesehatan:
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi penyaluran bantuan dana Rp 3.550.000 mengatasnamakan BPJS Kesehatan yang beredar di Facebook adalah hoaks.
Informasi tersebut dibantah oleh Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah. Dia mengatakan bahwa informasi itu hoaks dan penipuan.
Informasi tersebut dibantah oleh Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah. Dia mengatakan bahwa informasi itu hoaks dan penipuan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0BEDJ8jwSJRDSB67DGtkzKe7wYpjKwqbXajGHcsrbSTJ9PgkLhnVvM5rXFoGGr6FMl&id=61569572520061
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0TkK63Wb93brzULSgePcnrn7vG39pRpsBGnzS5x8zwpRwDmLjw2vmm1YABQi4dULhl&id=61569572520061
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02zoQTDvRE8HwViTLW1hW5DVkLEz4BcdQ3zWWJHjZr7gx4nNUVnEJJZyoTQerTJy1Ml&id=61569572520061
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 120/6034